Merampok baju? Dua puluh lebih bajingan yang marah besar ini turun hanya untuk merampok bajuku? Apakah mereka semua gila?!
Pertama-tama yang terlintas di benak Gao Leihua adalah apakah dua puluh lebih orang ini bermasalah di otak. Sepanjang hidupnya, ia benar-benar belum pernah menyaksikan hal tak masuk akal seperti ini: sekitar dua puluh orang mengepung untuk merampok satu orang, namun akhirnya hanya ingin merampok satu baju. Kecuali ada yang sengaja mencari masalah, siapa yang mau mengerahkan pasukan besar-besaran hanya untuk sehelai baju?!
Begitu terpikir kemungkinan adanya provokasi, mata Gao Leihua segera menyapu sekeliling. Tak lama, indra keenamnya menangkap aura tersembunyi di puncak bukit kecil tak jauh. Jika tidak berkonsentrasi, mungkin benar-benar akan luput merasakan keberadaan ini.
Namun beruntung, penduduk dunia ini tak memiliki kemampuan menyembunyikan aura sehebat Gao Leihua. Dengan indra keenamnya, akhirnya terendus pula sosok yang bersembunyi di puncak bukit itu——kandidat calon Dewa Angin yang baru saja meninggalkan mereka, Kaga Feng!
“Tepat! Memang si nak ini.” Gao Leihua tersenyum sinis, lalu berkata pada Dewi Cahaya di sampingnya: “Harus kuakui, Daiyu Lin Guangming. Tata kelola di dunia dewa kalian benar-benar kacau. Di bawah langit cerah, di siang bolong, ada yang berani merampok terang-terangan seperti ini.”
“Hmph!” Wajah mungil Dewi Cahaya berkerut saat mendengar ucapan Lao Gao, gigi peraknya sudah gemeretuk. Dasar! Jika dia tahu siapa yang berani merampok di hadapannya, orang itu pasti mati!!
“Tapi, sekarang siapa yang merampok siapa, masih jadi misteri.” Gao Leihua terkikik, sambil tubuhnya berputar dan menepuk dengan keras tubuh "Penjaga Tipe Galess". Tujuh robot ini memang bandel.
“Sekarang, biar kalian tahu siapa pelaksana sebenarnya dalam perampokan ini!” Usai berkata, Lao Gao mengayunkan tangan kanannya, sembilan puluh sembilan sinar darah menjulang ke langit. Seluruh 99 Ksatria Darah berhasil dipanggilnya.
Di sisi lain, dalam hati Kaga Feng yang bersembunyi di puncak bukit kecil, rasa tidak enak menggelayut saat menyaksikan ratusan sinar darah yang dipanggil Gao Leihua. Tujuh "Guardian Tipe Galess" yang diandalkannya kini tergeletak dengan suara plak-plak. Percikan api sesekali meledak dari tubuh mesin-mesin ini, jelas menunjukkan mereka sementara kehilangan kemampuan bergerak.
Ditambah dengan kemunculan mendadak ratusan bayangan darah merah menyala di sekitar pria berambut putih, membuat Kaga Feng semakin gelisah.
"Bukannya kalian yang mau merampokku?" Gao Leihua menyeringai licik, "Kau berani merampok baju atasku, akan kurenggut celana dalammu! Balas dendam dengan cara yang sama!"
"Houw!" Ksatria Darah yang terhubung batin dengan Gao Leihua langsung menggetarkan tubuh harimau mereka, sembilan puluh sembilan aura penguasa meledak bagai tsunami.
"Hei!! Orang-orang di depan, berhenti untukku! Dengar baik-baik, gunung ini kubuka, pohon ini kutanam! Ingin melewati jalan ini, tinggalkan harta penebus. Saat ini, merampok, semua orang tinggalkan celana dalam kalian!!" Ksatria Darah membuka mulut, serempak meneriakkan kalimat memekakkan telinga yang membuat Dewi Cahaya terjatuh.
"Heh, hehe, heh." Sudut bibir Dewi Cahaya terus berkedut, ia memalingkan kepala menatap Gao Leihua. Pria ini benar-benar terlalu konyol.
Saat ini, dua puluh hamba dewa kuil angin yang sebelumnya marah besar kini tertegun. Sekitar dua puluh orang berbaris rapat, waspada mengamati sembilan puluh sembilan siluet samar yang tiba-tiba muncul. Berdasarkan kekuatan mereka sebagai Pembunuh Dewa Tingkat Delapan, mereka merasakan kekuatan para Ksatria Darah ini.
Kekuatan 100-an Ksatria Darah ini tidak kalah dari dua puluh orang mereka. Yang terpenting, ada sesuatu yang dimiliki Ksatria Darah namun tak dimiliki mereka——aura pembunuhan! Tidak seperti mereka yang ibarat bunga rumah kaca, meski berkekuatan Delapan Tingkat namun kemampuan tempurnya kosong.
Ksatria Darah yang terlahir ulang dari lautan darah dulunya adalah prajurit terkuat. Aura mereka membuat dua puluh hamba dewa ini gemetar. Terlalu lama Dewa menikmati perdamaian sejak pemberontakan Setan·Kegelapan putra kedua dewa pencipta dunia. Melihat 100-an Ksatria Darah, tak satu pun dari dua puluh hamba dewa ini berani menghadapi.
Jika hamba dewa ragu-ragu, bukan berarti Ksatria Darah juga akan diam!
"Graa~~" Raungan Ksatria Darah menggema saat mereka menerjang dua puluh hamba dewa dengan ganas. Target mereka——celana dalam di balik jubah suci para hamba dewa!
Pakaian di dunia dewa tergolong unik, mereka mengenakan jubah putih seragam tanpa memandang jenis kelamin. Di dalam jubah tersebut hanya ada celana dalam, itulah pakaian resmi para hamba dewa.
Para Ksatria Darah menerjang kerumunan dua puluh orang itu, hampir lima ksatria menekan satu hamba dewa. Lalu memaksakan merampok... celana dalam mereka.
"Lapor, Tuan. Ditemukan anggota perempuan di antara target, perintah untuk menanggalkan pakaian?" Seorang Ksatria Darah bertubuh besar menahan seorang hamba dewa perempuan yang mungkin hanya ikut-ikutan, sambil menoleh bertanya pada Gao Leihua. Sejak kunjungan terakhir ke Hutan Peri, para Ksatria Darah secara kolektif lupa melakukan reset sistem setelah melihat Blood Elf. Meski tidak banyak memori yang pulih, kecerdasan mereka sudah meningkat signifikan dibanding mesin pembunuh sebelumnya. Walau belum mencapai level kewarasan dan intelegensi Jenderal Kavaleri Darah Goethe sang Dewa Api yang sedang menjabat, tapi sudah cukup baik.
"Lepaskan!" Gao Leihua menjawab sambil lalu. Saat itu, dia sedang berjongkok di samping mesin "Penjaga Tipe Galess", meneliti konstruksi robot ini. Mendengar perkataan Ksatria Darah, Gao Leihua langsung merespons tanpa berpikir. Bahkan, dia sama sekali tidak mendengar dengan jelas apa yang dikatakan ksatria tersebut.
"Siap, Tuan!" Ksatria Darah bertubuh besar itu membalas dengan suara lantang, lalu tanpa ampun memasukkan tangannya ke dalam jubah hamba dewa perempuan tersebut.
Terdengar suara Hiss~~, sehelai celana dalam putih berhasil ditarik dari balik jubah hamba dewa itu oleh sang ksatria tinggi besar.
"Tidak, ah~~" Hamba dewa perempuan itu menutupi wajahnya sambil menjerit kencang.
Gao Leihua yang sedang asyik meneliti "Penjaga Tipe Galess" langsung tersentak bangun oleh jeritan tersebut.
"Apa yang terjadi?" Gao Leihua mengusap telinganya. Sungguh menyebalkan, jeritan tadi benar-benar menusuk gendang telinga.
“Lapor Tuan, sesuai perintah Anda, aku telah melepas celananya. Kemudian dia mengeluarkan teriakan.” Ksatria Darah yang tinggi besar melaporkan secara objektif kepada Gao Leihua.
“Hmph?!” Setelah mendengar perkataan ksatria darah ini, Gao Leihua segera menoleh dan mulut Lao Gao membentuk huruf O.
Di hadapannya, Ksatria Darah tinggi besar itu satu tangan menggendong hamba dewa perempuan yang cantik, tangan lainnya mencengkeram celana dalam putih. Tidak perlu dijelaskan pun sudah jelas apa yang terjadi.
“Kau yang melepas?” Gao Leihua tersenyum licik dan bertanya.
“Sesuai perintah Tuan, saya yang melepas.” Ksatria Darah menjawab dengan serius.
“Bagus, sangat kuat.” Tiba-tiba Gao Leihua tertawa licik: “Sebutkan nomormu, prajuritku yang heroik!”
“Lei008! Tuan!” Ksatria Darah tinggi besar Lei008 berseru keras menyebut nomornya.
"Bagus, prajurit heroikku Lei 008. Gadis di tanganmu ini kuserahkan padamu untuk diselesaikan." Gao Leihua tersenyum: "Yang harus kau lakukan adalah membuatnya berhenti menjerit."
"Siap, Tuan! Saya jamin akan menyelesaikan misi." Setelah berkata demikian, Lei 008 menundukkan kepala dan menatap tajam perempuan yang dipegangnya.
"Grrr, perempuan! Aku peringatkan kau, tutup mulutmu! Atau aku tidak bisa menjamin apa yang akan kulakukan!" Lei 008 meneriakkan ancamannya pada perempuan itu.
Seolah ketakutan oleh ekspresi Ksatria Darah ini, pelayan dewi itu segera menutup mulutnya. Dengan wajah lemah, ia memandangi sang ksatria.
"Lepaskan dia, kalian para iblis!" Terdengar jeritan sedih dari pelayan Kuil Angin yang tampan yang sedang dirampok para Ksatria Darah. Alam semesta mininya tiba-tiba berbinar dahsyat saat melihat pakaian dalam pelayan dewi itu direnggut!
"Entah dari mana datangnya kekuatan, dia mendorong dengan kasar beberapa Ksatria Darah di sekitarnya, lalu menyerbu ke arah Lei 008: 'Lepaskan dia, bajingan sialan! Kalian akan menyesal!'"
Lei 008 memandang dengan merendahkan pria yang menyerbunya.
"Tuan, tingkat bahaya koefisien 4, membuat permohonan untuk pembunuhan di tempat!" Ksatria Darah jangkung Lei 008 berkata dingin kepada Gao Leihua.
"Biarkan dia hidup, tapi izinkan melukai parah." Gao Leihua pergi tanpa menoleh. Saat ini, Lao Gao sibuk mempelajari tubuh "Penjaga Tipe Galus" dengan tangan-tangannya yang seperti alat presisi, sesekali melepas beberapa komponen dari tubuh Penjaga tersebut...
"Lepaskan dia! Lepaskan dia!" Pria tampan itu meneriakkan teriakan penuh amarah, melompat tinggi dan menyerang Ksatria Darah Lei 008.
"Memahami." Lei 008 menjawab setelah mendengar perkataan Gao Leihua. Kemudian mengulurkan tangan kanannya yang masih menggenggam celana dalam ke arah pria tampan itu.
Dug! Bum~~Braak! Tiga suara berturut-turut bergema.
"Dug" adalah bunyi kepalan Lei 008 yang menghantam tubuh hamba dewa yang tampan; "Bum" adalah suara darah yang memancar deras dari mulut sang hamba; sedangkan "Braak" terakhir adalah dentuman tubuh hamba dewa yang jatuh ke tanah dengan dahsyat.
"Berhenti! Apa yang kalian rencanakan? Demi Langit, ini bukan kekacauan! Kalian..." Dari kejauhan, suara melengking perempuan semakin mendekat.
Persis seperti polisi di film-film Bumi yang selalu terlambat datang. Personel pemelihara keadilan di dunia dewa ini pun selalu tiba belakangan.
"Tuan, selamatkan hamba!" Begitu mendengar suara melengking itu, hamba dewi yang sedang dalam cengkeraman Lei 008 seolah melihat harapan, ia menjerit histeris.
"Cui'er?!" Sang Dewi pemilik suara melengking itu mendengar tangisan hambanya, kecepatan geraknya tiba-tiba bertambah.
Dewi Cahaya di sisi Lao Gao mendengar suara melengking itu. Setelah mendengar suara perempuan bernada tinggi ini, ekspresi jijik muncul di wajahnya, kilatan kebencian berkedip di matanya...
