“Bagaimana mungkin para boneka ini tetap kuat tanpa kendali Tuannya?” Sebuah tangan besar dari belakang menutupi mulut Stark. Pisau Hukuman yang sudah hafal jalannya meluncur di leher Stark. Seketika, darah suci keemasan memancur deras dari luka selebar garis merah.
Setelah pisau itu menyelesaikan tugasnya, Gao Leihua melemparkan tubuh Stark ke daratan. Gerakan menyayat leher ini telah ia latih ribuan kali, disempurnakan melalui nyawa tak terhitung musuh. Gao Leihua yakin: Tak ada yang selamat dari tusukan mautnya! Keyakinan ini lahir dari pengakuan akan kekuatan sejatinya.
“Tidak mungkin, bagaimana mungkin ini!” Sambil menutup tenggorokan berdarahnya, Stark menatap tak percaya ke arah Gao Leihua di udara. Dia tidak bisa menerima kenyataan bahwa dirinya yang tadi masih unggul, cuma dalam sekejap mata sudah dibunuh pria ini?
Ini mustahil, sama sekali mustahil! Meski pria ini mendapatkan , meski legenda mengatakan bisa meningkatkan kekuatan penguasa satu tingkat. Tapi tetap tidak mungkin membuat bajingan ini tiba-tiba menjadi sekuat ini! Kalaupun naik satu tingkat, tak mungkin orang yang tadi masih kabur dari anak buahnya, tiba-tiba menjadi sebegitu kuat! Kecuali... Stark memikirkan satu-satunya kemungkinan terakhir.
Kecuali, pria ini sejak awal sudah beberapa kali lipat lebih kuat darinya! Kecuali, inilah kekuatan sebenarnya yang seharusnya dimiliki pria ini...
Berdiri di atas tubuh naga sambil menyeret Pisau Hukuman, Gao Leihua memandang sinis ke arah Stark yang terjatuh. Karena kecerobohannya sendiri, dia dibuat kewalahan. Belakangan ini tanpa disadari, dia mulai kehilangan ketajaman yang dulu dimilikinya.
“Jangan-jangan aku sudah tua.” Gao Leihua mengejek diri sendiri sambil tersenyum ringan, mengibaskan kepalanya pelan.
Dalam proses terjun bebas, benak Stark dipenuhi keputusasaan. Sama sekali tak terbayangkan olehnya kekalahan ini datang begitu cepat dan menyedihkan. Sejak pria ini mulai serius, hanya beberapa jurus saja sudah membuat nyawanya mentok di ujung tanduk.
Teknik pengganti seketika! Ya, teknik pengganti seketika, bagaimana bisa aku lupa barang ini? Bola mata Stark berkedip-kedip memancarkan harapan terakhir. Meskipun lehernya ditusuk pisau oleh Gao Leihua, asalkan bisa kabur ke markas, masih ada harapan untuk hidup. Bagaimanapun dia bukan manusia - meski luka di leher ini mematikan, tetap ada kemungkinan bertahan hidup. Kabur! Pikiran Stark melonjak antusias sembari diam-diam mulai mengaktifkan teknik pengganti.
“Ingin menggunakan teknik pengganti yang tadi itu?” Suara Gao Leihua bergema di telinga Stark, seolah muncul langsung dalam benaknya. Tatapan terakhir Stark pada Gao Leihua hanya menangkap sepasang pupil iris hitam.
Pupil hitam itu membuat Stark merasakan kilatan dingin. Bagaikan bisa menembus niat tersembunyi dalam hatinya, baru saja niat itu muncul, langsung diungkapkannya.
“Kau pikir metode yang sama bisa terus berjatuhan di hadapanku?” Gao Leihua bersuara dingin.
Meski terbongkar, Stark tetap memaksakan teknik pengganti. Target penggantian kali ini... sebuah boneka yang tersimpan di Penjara Iblis, tempat tinggalnya.
Getaran energi nyaris tak terasa mengalir di tubuh Stark, gelombang energi yang muncul saat bertukar posisi dengan boneka pengganti.
“Hmph.” Gao Leihua mendengus dingin. Untuk membuka teknik pengganti, tak perlu tindakan rumit. Cukup bunuh dia sebelum penggantian terjadi! Postur tubuh Gao Leihua melesat seperti anak panah yang dilepaskan dari busur menuju Stark.
Jarak antara Gao Leihua dan Stark sekitar 20 meter! Menurut Stark, bahkan Dewa Kecepatan dari masa lalu pun takkan mampu membunuhnya dalam seperseribu detik saat ia mengaktifkan teleportasi. Karena itu, Stark yakin teknik pengganti kali ini akan sukses!
Sayangnya, rasa kontak fisik yang membeku menghancurkan hasrat Stark!
Saat Stark menggunakan teknik pengganti ketiga kalinya hari ini, bayangan hitam melesat dari bawah tubuhnya. Bilah pisau dingin menyusuri jalur dari bawah kaki hingga ke atas bersamaan dengan bayangan itu. Stark bahkan bisa merasakan dinginnya sentuhan bilah pisau dengan tubuhnya.
Jurus pedang Gao Leihua tanpa keraguan adalah yang paling sempurna di benua ini!
Hanya satu tebasan, tubuh Stark terbelah menjadi dua di angkasa. Pembelahan sempurna, setelah tebasan ini, berat bagian kiri tubuh Stark takkan melampaui bagian kanan sedikit pun!
Tubuh yang terpotong dua itu Plak! terjatuh ke daratan. Tapi yang membingungkan, kedua bagian tubuhnya sama sekali tidak mengeluarkan setetes darah.
Mungkinkah Stark beruntung bisa lolos dari maut, berhasil menggunakan teknik avatar di saat paling genting?
Tidak, tidak! Dua bagian tubuh di tanah ini memang milik Stark. Tidak adanya darah yang mengalir bukan karena teknik avatar berhasil, melainkan luka di tubuhnya langsung dielus rata oleh kilat dari senjata "Putusan", mencegah darah dalam tubuhnya bocor sedikit pun.
……
Menunggangi naga raksasa yang terhubung batin dengannya, Gao Leihua turun perlahan dari udara.
Begitu Gao Leihua mendarat, Mengsi yang berdiri di samping langsung menerjang ke arahnya bagai harimau kelaparan yang melihat mangsa.
"Hehe." Gao Leihua segera menyangga si kecil, tangan besarnya mengelus lembut kepala Mengsi: "Kau khawatir ya." Suara Gao Leihua berbisik lembut.
"Hmm hmm." Mengsi mengerang dua kali, memeluk erat Gao Leihua. Tak mau melepasnya sedikitpun.
"Hah." Menggendong Mengsi, Gao Leihua perlahan berjalan menuju Feili yang meringkuk di sudut kecil.
"Kau baik-baik saja, teman?" Gao Leihua meraih tangan Feili, tersenyum kepadanya.
"Terima kasih, aku baik." Feili menopang tubuhnya, lengan kiri dan beberapa luka cambuk di tubuhnya mengirimkan gelombang rasa perih membakar. Tak tertahankan, Feili mengerang kesakitan.
"Hah." Gao Leihua meraih dan menarik Feili berdiri dari tanah.
"Terima kasih telah membantuku." Setelah berdiri, Feili memandang sekilas Stark yang terbelah menjadi dua.
"Apa aku membantumu?" Gao Leihua tersenyum licik, membalas bertanya.
“Kau menyelamatkanku dari pemukulan kejam.” Feli bersikap realistis, menunjuk mayat Stark yang terbelah dua.
“Oh, si brengsek itu makan barangku tanpa izinku. Aku menegurnya, tapi dia malah berani menyerangku. Jadi terpaksa kuhabiskan dia.” Gao Leihua tersenyum: “Hal ini sama sekali tidak ada hubungannya denganmu, bukan?”
Mendengar perkataan Gao Leihua, kilatan rasa syukur terpancar di mata Feli: “Terima kasih.”
“Err~~” Gao Leihua mengangkat bahu, bajingan ini terlalu pragmatis. Terhadap orang seperti Feli ini, Gao Leihua benar-benar merasa tak berdaya.
“Ngomong-ngomong Feli, apa rencanamu selanjutnya?” tiba-tiba Gao Leihua bertanya, “Apakah aman bagimu untuk kembali ke Penjara Iblis sekarang? Mengingat Stark tewas di tanganku karena mencarimu.”
“Apa yang harus kulakukan?” Feli terdiam sejenak, pandangannya tak lepas dari potongan mayat Stark di tanah.
“Aku, aku ingin, aku, sepertinya harus kembali.” Feili menundukkan kepala sambil berpikir lama, kemudian berbisik pelan.
“Kembali?” Gao Leihua mengerutkan alisnya: “Kembali ke Penjara Iblis?”
“Ya, kembali ke Penjara Iblis.” Feili mengangguk, menjawab.
“Apa pantas kembali sekarang? Mungkinkah harus pulang nanti?” Gao Leihua memandang mayat di daratan. Sebenarnya dari sikap Stark terhadap Feili, bisa dilihat status Feili di Penjara Iblis tidak tinggi. Kini Stark yang mencari Feili sudah tewas, jika Feili kembali, mungkin akan ada masalah.
“Aku harus kembali. Di sana, ada mimpiku.” Feili tersenyum getir, diam-diam mendekati jasad Stark.
“Gao Leihua, sebenarnya, aku sangat kagum padamu.” Feili tiba-tiba mengucapkan kalimat yang tak bisa dipahami.
“Kagum padaku? Kagum apa?” Gao Leihua bertanya dengan bingung.
"Aku iri padamu, Gao Leihua, atas kemampuan kuat yang kamu miliki. Aku iri pada para Dewa seperti kalian yang memiliki kekuatan hebat." Feili menundukkan kepala, rambut di pelipisnya menutupi matanya: "Aku benar-benar berharap bisa memiliki kemampuan seperti para Dewa kuat semacam kalian. Dengan itu, mungkin aku bisa melakukan hal yang ingin kulakukan dengan bebas." Ucapan Feili terdengar pahit. Dulu, demi mimpi inilah dia tanpa ragu memasuki Penjara Iblis. Sayangnya dia tidak berhasil. Akhirnya dia menjadi produk gagal kelas rendah.
"Untuk membuat diriku menjadi lebih kuat, aku memasuki Penjara Iblis." Feili berjongkok di samping mayat Stark, bercerita pada Gao Leihua: "Karena konon di Penjara Iblis sedang dilakukan beberapa uji coba aneh, uji coba yang bisa membuat orang menjadi kuat."
"Menjadi kuat?" Gao Leihua menangkap sesuatu yang samar dalam hati. Uji coba, menjadi kuat. Jangan-jangan di Penjara Iblis ini benar-benar sedang dilakukan eksperimen menyatukan Dewa dan Iblis menjadi satu entitas? Gao Leihua bergumam dalam hati.
"Sayangnya, aku gagal. Aku menjadi produk gagal kelas paling rendah." Suara Feili terdengar lirih: "Tapi, aku masih punya harapan. Karena aku tidak kehilangan kewarasan seperti produk gagal lainnya. Jadi, aku ingin kembali."
"Karena itu, aku harus pulang." Feili menghela napas pelan. Meski harapannya tipis, dia tak rela menyerah. Berjongkok di samping mayat Stark, dengan susah payah Feili menyatukan dua bagian mayat itu.
"Kau mau membawa mayatnya kembali?" Gao Leihua memandang Feili dengan tenang, bertanya.
"Benar. Mayat anggota Penjara Iblis tak boleh berada di luar." Feili mengangguk, menjawab.
Tak boleh berada di luar? Gao Leihua mengerutkan alis. Tepat! Pasti ada konspirasi di Penjara Iblis ini.
"Sungguh bahagia bisa mengenalmu, Gao." Ekspresi Feili berbinar-binar saat berbicara pada Gao Leihua.
“Aku juga.” Gao Leihua tersenyum.
“Kita akan bertemu lagi jika ada kesempatan.” Feili melambaikan tangan sambil membawa mayat Stark di tanah menuju arah Penjara Iblis, perlahan menghilang dari pandangan Gao Leihua.
Gao Leihua memandang punggung Feili yang menjauh, berpikir sejenak.
“Kita juga harus pergi.” Gao Leihua berkata pada Mengsi.
“Ke mana?” tanya Mengsi.
“Penjara Iblis.” Gao Leihua tersenyum licik...
