Setelah Gao Leihua membuka matanya, ia mendapati dirinya masih berada di ujung "Jalan Jialuo". Saat itu, busur listrik putih tipis itu berputar-putar di sekelilingnya seperti anak-anak yang mengerubungi sang Ayah.
“Tepat! Semua yang tadi hanyalah mimpi.” Gao Leihua menghela napas pelan. Semua yang dialaminya tadi hanyalah ilusi belaka. Yang memimpin mimpinya ini seharusnya adalah busur listrik putih ini. Gao Leihua memandang busur listrik putih di sisinya.
Entah mengapa, saat memandang busur listrik ini, tiba-tiba timbul perasaan aneh. Gao Leihua merasakan bahwa tadi, seolah-olah busur listrik ini membantunya?! Busur listrik ini secara aktif membantunya memasuki ilusi tadi, lalu membantu meningkatkan levelnya?
Tebakan Gao Leihua benar. Tak ada yang menyangka bahwa "Xinmo Jie" - eksistensi puncak dalam Bencana Langit - ternyata membantu seseorang meningkatkan diri. Pengalaman Gao Leihua ini sebenarnya adalah Xinmo Jie yang sedang membantunya naik level.
Bagaimana mungkin Bencana Langit secara sukarela membantu meningkatkan level? Apakah Bencana Langit memiliki kesadaran?
Tentang masalah ini, para dewa telah berdiskusi lama, namun tidak ada jawaban pasti. Tak seorang pun tahu apakah Bencana Langit memiliki kecerdasan.
Di antara para dewa alam surga, ada yang menduga Bencana Langit memang cerdas. Ini terlihat dari situasi saat para dewa menghadapi Bencana Langit - mereka tidak hanya bertahan, tetapi merasakan sensasi seperti bertarung dengan ahli bela diri. Bencana Langit seolah memiliki kesadaran sendiri.
Pengalaman Gao Leihua kali ini semakin membuktikan bahwa Bencana Langit memiliki tingkat kecerdasan tertentu. Meski belum diketahui sejauh mana kecerdasannya, yang pasti mereka memiliki proses berpikir.
Mengenai alasan "godaan iblis hati" ini membantu Gao Leihua, mungkin karena mereka merupakan bagian yang terpisah dari "Tribulasi Es-Petir" dalam tubuhnya. Bagaimanapun, "Tribulasi Iblis Langit" ini pernah tinggal cukup lama dalam diri Gao Leihua.
“Huu!” Gao Leihua membuka matanya, lalu tersenyum ke suatu lokasi di "Jalan Kala".
Di sisi lain, dari layar cahaya Zeus·Cahaya dan Dewi Kehidupan, Gao Leihua terlihat seperti sedang melambaikan tangan kepada mereka berdua.
“Ah? Dia ketahuan kita?” seru Zeus·Cahaya terkejut saat melihat senyum Gao Leihua.
“Mungkin memang ketahuan, bisa juga hanya kebetulan,” jawab Dewi Kehidupan dengan bersikap serius, tapi ucapannya terdengar tak bermakna...
“Huu, baiklah.” Gao Leihua menghela nafas, lalu melambaikan tangan pada busur listrik putih yang masih melilit tubuhnya.
“Ayah, apakah kami akan keluar sekarang?” Mengsi menggoyang-goyangkan lengan Gao Leihua sambil bertanya.
“Hm.” Gao Leihua mengangguk. Dalam benaknya muncul semua yang terjadi dalam mimpi.
Mengingat kembali kejadian dalam mimpi, Gao Leihua tetap menggendong Mengsi dengan tenang sambil melayang di "Jalan Kala".
Setelah hening sejenak, Gao Leihua menatap ke atas.
"Ruang, potong." Empat kata keluar dengan tenang dari mulut Gao Leihua.
Tiba-tiba, sebuah jalur ruang hitam pekat muncul tiba-tiba di hadapannya. Jalur ruang gelap itu bagaikan lubang hitam, dalam tak terlihat dasarnya.
"Hehe." Gao Leihua tersenyum hehe, lalu melangkahkan kaki masuk ke dalam jalur ruang ini...
Gao Leihua tidak tahu bahwa gerakannya membuat Zeus·Cahaya dari Dewa sekali lagi terkejut.
"Ini, bagaimana caranya dia bisa melakukan ini?" Zeus·Cahaya terkejut memandang Gao Leihua: "Ketika kecepatan mencapai tingkat yang tidak bisa ditahan oleh dimensi, memang bisa membuka ruang. Dengan kecepatannya dia pasti mampu. Tapi, apakah ekspresinya saat ini menunjukkan dia memaksakan membuka ruang..."
“Heh.” Dewi Kehidupan tersenyum tipis melihat situasi ini. Dia berdiri dan berjalan ke luar: "Baiklah, Zeus. Waktu sudah larut, aku harus pulang." Saat berjalan keluar, sudut bibirnya memperlihatkan senyuman tipis. Mungkin, benar-benar ada seseorang yang berhasil menembus perisai pelindung yang dia buat.
Di dalam jalur ruang yang gelap gulita ini, Gao Leihua mengendurkan tubuhnya sepenuhnya, membiarkan tubuhnya bergerak maju dengan kecepatan luar biasa di dalam jalur ruang.
Saat berada di jalur ruang ini, Gao Leihua merasakan sensasi yang sangat ajaib! Seolah-olah, dia bisa menguasai segala sesuatu di dalam jalur ruang ini, mengendalikan kekuatan ruang. Hanya saja saat menggunakan kekuatan ruang ini, masih terasa sedikit kikuk. Mungkin karena ini pertama kalinya menggunakan kekuatan jenis ini.
Tampaknya, dirinya harus meluangkan waktu untuk benar-benar memahami kekuatan baru yang dikuasainya ini. Gao Leihua bertanya-tanya dalam hati.
……
Jalur ruang memang pantas disebut metode transportasi tercepat. Dalam waktu kurang dari tiga empat menit, Gao Leihua sudah berhasil keluar dari jalur ruang tersebut.
Setelah melangkah keluar dari jalur ruang, kaki Gao Leihua menginjak hamparan salju berwarna perak. Saat menginjakkan kaki, lapisan salju tebal langsung menyelimuti betis Lao Gao.
"Hmph~~" Setelah keluar dari jalur ruang, Lao Gao langsung mengerang. Tampaknya ada penyimpangan lokasi teleportasi yang cukup besar. Target awal Gao Leihua sebenarnya ingin langsung kembali ke Kekaisaran Cahaya. Tak disangka sekarang malah tak tahu terkirim ke mana.
Setelah keluar dari jalur ruang, zirah ketat di tubuhnya meresap seperti air, akhirnya berubah kembali menjadi wujud Slime Emas Qiuqiu.
Setelah kembali ke wujud aslinya, Qiuqiu langsung menempel di bahu Gao Leihua.
"Hehe." Gao Leihua menepuk-nepuk Qiuqiu dengan lembut. Karena energi yang dibutuhkan untuk penggabungan tadi ditanggung oleh Gao Leihua, sekarang Qiuqiu terlihat sangat bersemangat.
Menepuk Bola-Bola, Gao Leihua membuka mulutnya dan menghembuskan kabut nafas. Karena suhu udara di sini sangat rendah, udara yang dihembuskan itu tak lama kemudian membeku menjadi serpihan es.
"Hmph, masa sampai segitunya? Tempat apa ini?" Sudut bibir Gao Leihua berkedut tak terkendali. Memandangi serpihan es yang jatuh dari nafasnya, Lao Gao merasa dadanya membeku.
"Wu~ Shi~ Lai~ Mu~~" Cuaca dingin membuat Bola-Bola mengerang kesal, lalu menyelip ke dalam pelukan Gao Leihua. Slime Emas ini tidak nyaman dengan tempat dingin, lebih memilih lokasi yang hangat.
"Hehe." Gao Leihua tersenyum tipis, lalu menengadah mengamati sekeliling. Dari pandangan pertama, wilayah sekitar adalah dunia putih tak berujung.
"Ayah, di sana, kota!" Tiba-tiba Mengsi dalam pelukan menemukan sesuatu. Dengan ceria gadis kecil itu menunjuk ke kota bertembok di kejauhan sambil memanggil Gao Leihua.
“Di mana?” Gao Leihua segera memalingkan kepala mengikuti arah yang ditunjuk Mengsi. Di persambungan antara hamparan es dan garis cakrawala, terlihat bangunan mirip kota-kota.
Melihat kota ini, Gao Leihua berkata: "Syukurlah, akhirnya tak perlu mendirikan kemah di hamparan salju." Lagipula dengan adanya kota, bisa diketahui posisi spesifik mereka saat ini. Dengan demikian, proses teleportasi kembali ke Kekaisaran Cahaya menjadi lebih sederhana.
Dengan mengangkat Mengsi ke bahunya, Gao Leihua tersenyum menuju kota tersebut. Cara berjalan Gao Leihua saat ini sangat mencolok——dirinya bergerak menggunakan teknik lompatan ruang!
Untuk mempercepat penguasaan atas kekuatan hukum ruang, Gao Leihua menggunakan setiap detik tanpa menyia-nyiakan waktu sedikitpun.
Hanya ketika hampir mencapai pinggiran kota barulah Gao Leihua kembali berjalan dengan kaki normal.
Sesampainya di gerbang kota, Gao Leihua menurunkan Mengsi lalu menggandeng tangannya memasuki kota.
Sepanjang perjalanan, Gao Leihua menangkap suasana tak wajar di kota ini. Setiap orang tampak panik dengan ekspresi gelisah.
Khususnya para penjaga di pintu gerbang kota, ekspresi mereka menunjukkan siaga tinggi seolah-olah menghadapi musuh yang sangat kuat.
Dengan penuh kecurigaan, Gao Leihua membawa Mengsi memasuki kota. Sepanjang perjalanan, Mengsi tampak sangat antusias. Gadis kecil itu menggandeng tangan Gao Leihua sambil berkeliling di sekitar kota.
"Ayah, aku mau barang itu." Mengsi menarik-narik tangan besar Gao Leihua, akhirnya menunjuk ke sebuah warung kecil yang menjual sesuatu mirip tanggulu di Bumi.
Gao Leihua juga memandang barang tersebut. Bentuknya memang sangat mirip dengan tanggulu dalam ingatannya - rangkaian mutiara bulat yang tersusun seperti sate. Namun di warung ini, barang tersebut memiliki struktur kristal es yang berkilauan seperti salju.
"Bos, saya pesan dua tusuk." Gao Leihua mendekati warung itu sambil tersenyum, masih menggandeng tangan Mengsi.
"Siap, Saudara!" Si bos menjawab dengan suara lengkingan mantap, mengeluarkan dua tusuk tanggulu kristal es dari konter dan menyerahkannya kepada Gao Leihua.
Mengsi yang berada di pelukan Gao Leihua segera mengulurkan tangan kecilnya, menerima barang kristal es itu dengan cepat lalu sangat tidak sabar memasukkannya ke mulut.
"Saudara, terima kasih atas pembeliannya. Total empat keping tembaga." Si pedagang mengulurkan tangannya menghadap Gao Leihua.
"Baik, empat keping tembaga benar kan." Gao Leihua merogoh tubuhnya sendiri, kemudian membuka cincin ruangnya untuk memeriksa. Akhirnya, setetes keringat dingin meluncur dari pelipis Gao Leihua. Bahkan saat menghadapi musuh terkuat sekalipun, Lao Gao tidak pernah panik seperti ini.
"Hmph!!" Keringat dingin Gao Leihua tiba-tiba terus-menerus menetes. Alasan Gao Leihua berkeringat dingin adalah karena dia tiba-tiba menyadari, saat ini tidak ada satu pun keping tembaga di tubuhnya.
“Tanpa sadar, uang di tubuhnya sudah habis. Bahkan satu keping pun tidak tersisa. Di dalam cincin ruangnya memang terdapat banyak barang berharga, tetapi nilai barang-barang ini pondasi dasarnya sudah tidak bisa ditimbang dengan uang. Harus diketahui, rakyat jelata tak bersalah, tapi menyimpan giok adalah kejahatan. Barang-barang di dalam cincin ruang Gao Leihua, cukup keluarkan satu saja, pasti akan jadi rebutan seluruh orang di benua ini.”
“Ada apa? Saudara?” Saat itu, bos melihat Gao Leihua mengelus-elus tubuhnya, lalu bertanya.
“Heh.” Gao Leihua tertawa kering sejenak.
“Ekspresi Saudara, apakah tidak membawa uang?” Bos tersenyum memandang Gao Leihua.
“Hehe.” Gao Leihua tertawa kering sekali, menganggukkan kepala dengan malu. Tak disangka, Gao Leihua pun mengalami hari dimana tidak punya uang untuk membayar.
“Haha, Saudara tak perlu memperhatikan.” Bos tersenyum hehe: “Dua batang ‘tusuk kristal es’ ini anggap saja aku yang mengundang kalian. Bagaimanapun juga tidak sebanding dengan beberapa koin. Lagipula, beberapa hari lagi aku juga akan pindah. Harus meninggalkan tempat bermasalah ini. Jadi tidak terlalu memperhatikan barang-barang kecil ini.”
“Pindah? Tempat bermasalah?” Gao Leihua memandangi bos dengan bingung: “Bos, apakah ada masalah? Ada yang bisa aku bantu?” Gao Leihua tersenyum hehe: “Jangan meremehkan aku, aku adalah mage Elektrum tingkat enam.”
“Hah, tak kusangka. Saudara ternyata mage tingkat enam!” Bos tertawa terbahak: “Tapi kau tak bisa membantuku. Aku pindah bukan karena urusan pribadi. Bukan cuma aku, mungkin para warga sipil di kota ini juga akan segera mengungsi.”
“Mengapa?” Gao Leihua bertanya heran. Demi kebaikan bos yang jujur ini, ia ingin membantu.
“Karena Perang.” Bos tersenyum getir: “Perang adalah alat berebut kekuasaan para elit, tapi yang menderita rakyat kecil seperti kami.”
“Oh, Perang ya.” Gao Leihua tersenyum tipis: “Bos, tempat ini disebut apa sih?”
“Eh? Saudara tidak tahu ini tempat mana? Ini adalah Kota Beruang Es dari Kekaisaran Es. Kulit beruang kami di sini sangat terkenal lho.” Bos tertawa terbahak.
“Es dan salju, Kerajaan.” Bola mata Gao Leihua berkerut. Kerajaan Es, perang?
Saat Gao Leihua sedang mengobrol dengan bos, di tempat yang tidak jauh darinya, dua sosok kurus sedang mengamati ekspresinya dengan cermat.
Setelah mengamati cukup lama, keduanya mengangguk pelan-pelan dalam hati.
Kemudian kedua orang itu menghampiri Gao Leihua. Di lengan mereka, terukir lambang kilat.
"Kami menyampaikan penghormatan kepada Ketua." Kedua sosok itu tiba-tiba berbicara dengan suara berat setelah sampai di sisi Gao Leihua.
"Hm?" Gao Leihua awalnya memandang kedua orang ini dengan curiga. Namun ketika melihat simbol petir di lengan mereka, dia tersenyum tipis. Dia hampir melupakan bahwa dirinya adalah ketua organisasi pembunuh bayaran yang memiliki jaringan luas. Jika organisasi pembunuh bayaran ini berada di Bumi, pasti sepuluh ribu kali lebih kuat daripada kelompok seperti "Black X Party" atau "XX-gumi". Perlu diketahui, organisasi di Bumi hanya beroperasi di wilayah tertentu, sedangkan organisasinya "Lei" beraktivitas di seluruh benua.
"Hehe, kedatangan kalian berdua tepat waktu." Gao Leihua tersenyum licik sambil menatap kedua anggota organisasi itu. "Apa kalian membawa uang?"
"Hm?" Kedua anggota organisasi itu tertegun sejenak, lalu mengangguk. Mereka mengeluarkan kantong uang dari saku.
Gao Leihua menerima kantong uang itu sambil menghela nafas. Menjadi pembunuh bayaran memang membuat kaya - kantong uang kedua orang ini ternyata berisi penuh koin emas.
“Dari kantong uang, mengeluarkan beberapa koin emas dan memberikannya ke bos,” tersenyum, “Bos, tambahkan lagi barang ini untukku ya.”
“Siap, Saudara.” Sang bos tertawa lebar, lalu dengan enteng membungkus segepok besar “Bingtang Chuan’er”, menyerahkannya.
Memandang “Bingtang Chuan’er” yang berlimpah ini, Mengsi di samping Gao Leihua langsung berseri-seri...
……
Di bawah pimpinan dua anggota organisasi ini, Gao Leihua tiba di cabang organisasi “Lei” di Kota Beruang Es.
Begitu tiba di cabang, seorang pria paruh baya segera bergegas mendatangi.
“Ada perintah apa dari Ketua yang datang ke sini?” Pria paruh baya ini adalah penanggung jawab Kota Beruang Es. Mendengar kabar kedatangan Gao Leihua, ia datang dengan kecepatan maksimal. Tentang kewibawaan ketua baru berambut putih ini, organisasi Lei yang memiliki kemampuan intelijen kuat tentu sudah mengetahuinya. Kekuatan ketua baru ini telah mencapai puncak kemanusiaan. Perkiraan konservatif menyatakan setidaknya sudah melampaui tingkat kesucian.
Berkat kekuatan fenomenal ketua baru dan jaringan hubungan seluas imajinasi Superman. Perkembangan organisasi belakangan ini mencapai kecepatan tak terbayangkan. Bahkan kini cabang organisasi telah muncul di kalangan peri dan bangsa binatang. Ini adalah pencapaian yang belum pernah terjadi sepanjang sejarah.
"Huh. Aku hanya kebetulan melintas. Lalu dengar kabar di tempat ini akan terjadi perang?" Gao Lei duduk di kursi, bertanya.
"Benar, Ketua." Kepala divisi menjawab dengan penuh hormat: "Kerajaan Es baru-baru ini mengalami serangkaian perang."
"Negara apa yang berani menyerang Kekaisaran Es?" Sinar dingin berkilat sesaat di mata Gao Leihua.
"Bukan, Ketua." Kepala divisi menjawab: "Ini kekacauan internal, Ketua."
"Kekacauan internal?" Gao Leihua mengerutkan alis: "Jelaskan lebih detail."
“Begini keadaannya. Sebagian besar penyebab kekacauan internal ini adalah karena kebijakan penekanan keras dari Putri Ketiga.” Kepala divisi menjelaskan: “Sejak Putri Ketiga kembali dari dataran es bersama Tuan Ketua sebelumnya, dia menggunakan siasat untuk menghabisi Putri Kedua Xue Yi'er. Secara bersamaan, dia meningkatkan tekanan terhadap Tetua Agung Kuil Es dan Salju. Pada akhirnya, Tetua Agung dan Tetua Kedua yang kehilangan putrinya mulai merencanakan pemberontakan. Beberapa hari ini, mereka memanfaatkan kondisi tubuh Putri Ketiga yang sedang lemah untuk melancarkan pemberontakan. Saat ini pasukan pemberontak telah berhasil merebut empat kota utama berturut-turut.”
“Xiao San sedang sakit?” Gao Leihua bertanya.
“Benar, selama beberapa bulan terakhir Putri Ketiga tidak pernah muncul karena kondisi kesehatannya. Yang sekarang memegang kendali adalah Yang Mulia Ratu.” Kepala divisi menjawab.
“Sudahlah, aku mengerti. Beri tahu lokasi pasukan pemberontak.” Gao Leihua berdiri perlahan, berbisik: “Xiao San, biarkan aku membantumu untuk terakhir kalinya.”
“Ketua, posisi pasukan pemberontak berada di 'Kota Naga Es' yang berjarak 600 kilometer dari Beruang Es. Jika dalam beberapa hari Kota Naga Es juga dihancurkan, orang-orang di Kota Beruang Es akan mulai melarikan diri.”
“Aku, tahu.” Gao Leihua berdiri: “Kali ini jasamu akan kucatat. Ingat, lain kali jagalah Putri Ketiga Kekaisaran Es dengan baik atas namaku.”
“Siap, Ketua.” Kepala cabang menjawab: “Apakah Ketua hendak ke wilayah pemberontak? Jika iya, hamba akan mengirim pemandu untuk Anda.”
“Pilihlah dua anggota yang membawaku kemarin sebagai pemandu.” Gao Leihua asal menunjuk dua anggota yang mengantarnya.
“Siap! Ketua!” Kedua anggota itu langsung menjawab dengan semangat……
Bagi perang antarnegara, kekuatan satu individu bagai debu. Bahkan penguasa kuat tingkat kesucian sekalipun, dalam perang besar fungsi mereka hanyalah meningkatkan semangat pasukan.
Tapi, tidak ada yang mutlak di dunia ini……
