Di bawah kharisma hukum ruang, Gao Leihua seketika menghabisi "Serigala Raksasa Langit Biru".
"Huu~" Setelah menghabisi serigala raksasa Langit Biru Moore dengan satu jurus, Gao Leihua turun dari udara. Tubuhnya berdiri di samping tiang segel sambil terengah-engah ringan.
“Sial, konsumsi kekuatan juga terlalu besar.” Gao Leihua menggerutu pahit dalam hati. Tak disangka hukum ruang ini begitu menguras kekuatan mengerikan.
Soalnya dirinya baru beberapa hari ini memahami hukum ruang, jadi penggunaannya masih kikuk. Hasilnya, konsumsi kekuatan mengerikan saat memanipulasi ruang kali ini jauh melampaui imajinasi Gao Leihua. Saat ini, kekuatan mengerikan dalam tubuh Lao Gao seolah dihisap kering oleh pompa air.
Kekuatan yang dibutuhkan untuk mengendalikan hukum ruang memang besar luar biasa. Bahkan, kalau bukan karena Gao Leihua menggunakan metode produksi kekuatan mengerikan secara terus-menerus berdasarkan metode peredaran Qi, mungkin serangan terakhir "Penghancuran Ruang" tidak akan bisa digunakan.
Konsumsi intensitas seperti ini, sekalipun suatu hari nanti ada dewa-dewa yang secara tak wajar mencapai tingkat Raja Dewa, tetap tidak akan punya modal untuk menggunakan hukum ruang ini. Perlu diketahui, tidak setiap dewa memiliki metode pemulihan kekuatan mengerikan yang abnormal seperti milik Gao Leihua.
Saat ini, setelah Gao Leihua menghabisi Serigala Langit Raksasa, tiga monster di seberang - Beruang Bumi, Ular Angin, dan Siluman Pohon Hutan - saling berpandangan.
Meskipun ketiga monster ini juga merasakan bahwa pria berambut putih itu sepertinya sudah kehabisan tenaga, namun ketiga monster besar ini masih ragu-ragu untuk menerjang. Bagaimanapun juga, jurus "Penghancuran Ruang" yang digunakan Gao Leihua tadi memberi dampak psikologis yang sangat besar bagi mereka.
"Tinggal tiga lagi, bagaimana? Kalian bertiga mau menyerang bersama?" Gao Leihua menatap ke atas, tersenyum memperlihatkan gigi ke arah ketiga monster itu. Sementara itu, energi ilahi dalam tubuhnya mulai pulih dengan kecepatan maksimal mengikuti pola operasi 《Jalan Petir Ungu》.
Ketiga monster saling berpandangan. Menyerang? Melihat tubuh Gao Leihua yang limbung tak stabil, Beruang Bumi mengatupkan giginya. Akhirnya, dia mengangkat cakar kanannya, dalam hatinya sudah mulai muncul niat untuk menyerang.
"Jika kalian ingin menyerang, lebih baik lakukan sekarang." Senyum tipis mengambang di sudut bibir Gao Leihua: "Aku beri tahu satu hal. Saat ini adalah momen terlemahku. Jika tidak memanfaatkan kesempatan ini, dalam beberapa saat kalian tak akan punya secuil peluang."
Krak! Langkah Beruang Bumi yang sedang maju tiba-tiba terhenti.
Konspirasi! Dua aksara besar itu muncul di benak Beruang Bumi. Manusia selalu makhluk paling licik, pasti ini jebakan. Mungkin bajingan ini sengaja memancing kita menyerang agar bisa menghancurkan kita dengan mudah seperti terhadap Serigala Langit! Memikirkan ini, Beruang Bumi yang otaknya memang tidak cemerlang segera menekan niat menyerang yang baru saja muncul.
Hmm, memandang tiga monster yang tak berani menyerang ini, Gao Leihua menyeringai dingin. Dengan tenang ia menutup matanya, mulai mengembalikan kekuatannya tanpa rasa khawatir.
Demikianlah, kedua belah pihak yang sedang bertempur saling berhadapan dalam diam. Tiga monster legendaris itu tidak juga menyerang, sementara Gao Leihua hanya diam-diam memulihkan kekuatannya.
Keadaan ini berlangsung cukup lama......
"Graaa~~" Akhirnya Beruang Bumi tak tahan lagi. Ia mengaum keras: "Bagaimanapun juga harus diserbu! Tak peduli apakah ini konspirasi atau kekuatannya sudah terkuras! Daripada membiarkannya pulih lebih banyak, lebih baik kita serang sekarang juga!"
Ular Angin dan Siluman Hutan tersulut oleh perkataannya, seketika memancarkan sinar jahat di mata mereka. Cepat atau lambat harus bertarung, lebih baik kita serbu pria ini sebelum kekuatannya pulih sepenuhnya!
"Hehe." Gao Leihua juga mengangkat kepala dan membuka matanya. Beruang Bumi ini cukup berani. Tapi baru sekarang bereaksi, sudah terlambat! Saat ini, ketiga monster legendaris itu bahkan telah kehilangan kesempatan terakhir untuk melarikan diri!
Jika sejak awal, ketiga monster legendaris ini tidak berhadap-hadapan dengannya, melainkan memilih untuk segera melarikan nyawa, Gao Leihua pun tak bisa berbuat apa-apa. Bagaimanapun, penggunaan hukum ruang tadi telah menguras terlalu banyak energi dewa-nya. Meski sisa energinya masih cukup untuk membunuh ketiga monster ini, namun jika mereka benar-benar memutuskan kabur, Gao Leihua sudah tak punya kekuatan pengejaran lagi. Kini, energi yang telah pulih membuat para bajingan ini bahkan kehilangan kesempatan untuk kabur.
Gao Leihua bukanlah dewa-dewa dunia ini. Begitu energi para dewa lokal ini terkuras, pemulihannya minimal membutuhkan waktu beberapa bulan. Bahkan beberapa dewa kuat tertentu memerlukan ratusan tahun untuk memulihkan energi yang habis total.
Sedangkan Lao Gao si pendatang dari dimensi luar ini memiliki metode "perputaran Qi" yang tak dimiliki dewa-dewa lokal. Kecepatan pemulihan energi mengerikannya sama sekali tak terbayangkan oleh para dewa dunia ini!
Saat ini, ketiga monster legendaris akhirnya mengerahkan tekad baja dan melancarkan serangan ke arah Gao Leihua!
"Keahlian Dewa Tanah, Serangan Duri Liar!" Beruang Bumi pertama kali beraksi, langkahnya mantap melesat disertai raungan menggelegar! Saat tiba di hadapan Gao Leihua, tubuh raksasanya tiba-tiba membungkuk. Kedua cakar beruangnya yang besar menghujam keras ke tanah, memunculkan barisan duri tanah berbentuk garis lurus. Duri-duri tanah ini sama sekali berbeda dengan sihir duri biasa yang digunakan para penyihir.
Barisan duri ini muncul sambil berputar-putar, terus-menerus menyusut ke bawah tanah lalu muncul kembali. Sekali tertusuk rantai duri ini, meski tak mati nyawa bisa terenggut separuh. Bisa dibilang ini adalah skill andalan Beruang Bumi yang paling dibanggakan.
"Hiss!" Ular Angin di udara melengking, mengeluarkan permata hijau bundar dari mulutnya yang langsung menerjang Gao Leihua. Benda ini sangat mirip dengan "pil daging naga air" dalam legenda Bumi, rupanya ini juga merupakan skill serangan pamungkas sang Ular Angin.
Sebagai Siluman Pohon Hutan yang termasuk spesies tumbuhan, dia tidak memiliki kemampuan serangan yang kuat. Sebagai makhluk tumbuhan, yang bisa dilakukannya hanyalah berdiri menjaga kedua rekannya. Bagaimanapun juga, spesies tumbuhan bisa dianggap sebagai elemen kayu yang memiliki efek pertahanan sangat baik terhadap petir.
Menghadapi serangan mematikan dari dua monster ini, Gao Leihua tetap berdiri di tempat tanpa menghindar atau mengelak.
Baru ketika "Paku Tanah Berputar" hampir menusuknya, Gao Leihua perlahan mengangkat kakinya lalu... menginjak dengan keras tanah di hadapannya!
Braak~~~! Tanah di depan Gao Leihua runtuh seketika. "Paku Tanah Berputar" sang Beruang Bumi ikut hancur tertindas.
Skill andalannya yang dihancurkan dengan mudah membuat Beruang Bumi menunjukkan senyum getir manusiawi.
Setelah serangan Beruang Bumi, permata hijau kebiruan milik Ular Angin pun mencapai hadapan Gao Leihua.
Saat menghadapi bola biru kehijauan ini, gerakan Gao Leihua membuat tiga monster legendaris mengamuk.
Lao Gao mengulurkan tangan kanannya, tidak menghindar malah langsung menyambar bola itu.
Melihat tindakan Lao Gao, ular angin awalnya berseri-seri. Perlu diketahui bola dalam tubuhnya bukanlah barang biasa. Semua ular super kelas atas di dunia ini memiliki bola semacam ini. Bola ini akan membesar seiring pertumbuhan mereka. Semakin besar bolanya, semakin mematikan kekuatannya! Bola seukuran waskom miliknya ini bahkan mampu mengeluarkan prinsip kosmis tak terbatas!
Sebenarnya tak ada yang tahu asal-usul bola ini di dunia. Bagaimanapun juga, ini bisa dianggap sebagai "senjata dewa" bawaan lahir spesies ular. Sekali tersentuh bola ini, bahkan dewa kuat pun takkan bisa menahan. Ular angin di masa lampau yang sangat jauh pernah menggunakan "bola ular" ini untuk mengalahkan dewa manusia. Saat itu ular angin masih berstatus Pembunuh Dewa tingkat Delapan.
Tapi kejadian yang terjadi berikutnya justru membuat "Ular Angin" ketakutan. Karena "bola ular"-nya yang berkekuatan maha dahsyat itu ternyata direbut oleh pria ini dalam sekali genggaman.
Gao Leihua mengulurkan tangannya, menggenggam bola sebesar waskom ini. "Bola Ular" itu terus-menerus menabrak di telapak tangan Gao Leihua, berusaha melepaskan diri dari cengkeraman tangan besarnya.
"Masih ingin kabur?" Gao Leihua tersenyum licik, semburan Kekuatan Dewa Petir mengalir dari telapak tangannya, menghantam "bola ular" itu.
Yang mengejutkan Lao Gao, "bola ular" itu justru langsung diam seketika setelah tersambar petir.
"Bentuknya mirip inti dalam ya?" Gao Leihua tertawa terbahak, lalu dengan santai menyimpan "bola ular" itu ke dalam cincin ruang.
Begitu "bola ular" memasuki cincin ruang, hubungan alami antara "bola ular" dan Ular Angin diputuskan dengan kejam.
Setelah kehilangan "bola ular", Ular Angin langsung merasa kepala pusing dan penglihatan berkunang-kunang. Dug! Tubuh raksasanya terjatuh dari udara, menghantam daratan.
“Masih ada kalian dua ekor.” Gao Leihua memalingkan kepala memandang dua makhluk legendaris ini.
“Gao Leihua.” Tiba-tiba, Jennifer Aniston di dalam Pilar Segel bersuara: “Jika memungkinkan, cobalah gunakan kontrak untuk menerima tiga monster legendaris ini. Makhluk berkedewaan seperti ini sangat langka, mungkin bisa menjadi pendorong besar bagimu.”
Menerima mereka? Setelah mendengar saran Jennifer Aniston, Gao Leihua menganggukkan kepala. Lalu menatap tiga monster raksasa ini.
“Kalian sudah dengar ucapannya.” Senyum tipis mengembang di sudut bibir Gao Leihua: “Buat perjanjian jual tubuh, aku akan beri kalian jalan hidup. Bagaimana?”
“Graa~~ Aku Beruang Bumi yang menjangkau langit-bumi, mustahil melakukan hal hina ini!” Beruang Bumi mengaum. Sebagai makhluk agung, tak mungkin menjadi budak manusia remeh!
Hampir bersamaan dengan berakhirnya ucapan Beruang Bumi, sebilah pedang panjang merah darah dengan sinar berkilauan menggores leher Beruang Bumi dengan anggun.
Braak~~~ Kepala beruang besar itu jatuh dari angkasa ke tanah.
"Pahami situasi kalian sebelum bicara padaku! Dengarkan baik-baik, aku tidak sedang bernegosiasi!" Gao Leihua menyimpan Pisau Hukuman, lalu menunjuk dua monster tersisa sambil meneriakkan slogan epik dari Bumi: "Yang tunduk padaku akan jaya, yang melawan... MATI!!! Kehidupan atau kematian, pilihan ada di tangan kalian..."
