Pulau udara Kuil Dewa Petir berjarak sangat jauh dari pulau udara Gao Leihua yang berada di "Sepuluh Area Terlarang - Rawa Iblis". Dengan demikian, dalam hal melanjutkan perjalanan, kami terpaksa mengandalkan kembali status Naga Perak Bersayap Empat dari Slime Emas Qiuqiu.
Sementara itu, siluman pohon hutan itu tentu tidak memiliki hak untuk duduk di punggung Qiuqiu. Makhluk itu ditendang oleh Gao Leihua ke dalam ruang hewan peliharaan. Ruang hewan peliharaan ini merupakan kekuatan ruang tambahan yang muncul setelah menandatangani kontrak tuan-hamba.
Kecepatan Qiuqiu dalam wujud Naga Perak Bersayap Empat sungguh mengejutkan. Hanya dengan jarak setengah hari, kami telah menempuh hampir separuh total perjalanan. Tampaknya jika terus berlanjut seperti ini, dalam setengah hari lagi seharusnya kami bisa mencapai "Rawa Iblis".
"Tempat apa ini?" Gao Leihua berdiri di punggung Qiuqiu sambil melanjutkan pandangannya ke bawah.
“Ayah, di sana adalah 'Kekaisaran Shen Di' yang terkenal dengan prajurit-prajurit handal di antara negara-negara manusia. Prajurit Kekaisaran Shen Di termasuk kelas satu di dunia, mereka bahkan memiliki dua Pendekar Pedang Suci tingkat kesucian.” Shajia memang pantas pernah menjadi Paus selama beberapa hari, hanya dengan mengamati topografi sekitar, ia langsung menyebutkan nama tempat ini beserta situasi umumnya.
“Baik, kita sudah berjalan setengah hari, bagaimana kalau turun beristirahat sebentar sebelum melanjutkan perjalanan?” Gao Leihua memalingkan kepala ke arah Shajia, Bixi, dan pemanah perempuan Lan Li.
“Hm, aku tidak keberatan.” Shajia tersenyum, meskipun sepanjang pagi dihabiskan di punggung Bola-Bola, tetap saja bepergian dengan mengendarai naga merupakan hal yang melelahkan.
“Graa~~ Graa~~ Istirahat~~ Istirahat~~” Bola-Bola di bawah mengeluarkan sorakan yang memekakkan telinga.
Tanpa menunggu jawaban Gao Leihua, Bola-Bola sudah tergesa-gesa terjun bebas ke bawah.
Gao Leihua pasrah menggelengkan kepala. Sementara Shajia dan Bixi di belakang Lao Gao memperlihatkan senyum tipis.
Untuk menghindari keterkejutan berlebihan pada manusia di bawah akibat kemunculan Bola-Bola, makhluk itu mengubah wujud kembali menjadi Slime Emas saat mencapai ketinggian tertentu.
Begitu kembali ke bentuk Slime Emas, pantat kecil Bola-Bola langsung mendarat di posisi emasnya - bahu Lao Gao.
Keempat orang itu mengandalkan kekuatan sendiri untuk melayang di udara sebelum akhirnya mendarat diam-diam di tempat sepi.
Setelah menginjakkan kaki ke daratan, Shajia yang paling familiar dengan topografi benua segera menengadah mengamati sekeliling.
"Eh, ini kota kecil Tentara bayaran Kekaisaran Shen Di?" Shajia memandangi permukiman itu sambil berseru.
"Kenapa? Tempat ini terkenal?" tanya Gao Leihua yang melihat ekspresi terkejut di wajah Shajia.
"Hm, tempat ini memang cukup terkenal. Tapi terkenal dalam hal negatif, hehe. Harus diketahui, ini salah satu lokasi paling kacau di benua. Secara nominal masuk wilayah Kekaisaran Shen Di, tapi bahkan tidak ada satu pun pasukan yang ditempatkan di sini," Shajia menjelaskan pada Gao Leihua.
Kekaisaran Shen Di memiliki karakter masyarakat yang garang dengan budaya bela diri yang berkembang pesat. Bahkan para wanita di sini menguasai jurus-jurus bela diri tingkat tinggi. Bisa dibilang ini negara dengan jumlah prajurit terbanyak di benua.
Melimpahnya praktisi ilmu perang memicu pertumbuhan profesi tentara bayaran. Karena prinsip "orang sejenis berkumpul", tak terhitung tentara bayaran membentuk kota kecil spesial bernama "Kota Tentara Bayaran" di kekaisaran ini.
“Kota Tentara bayaran ini juga dikenal sebagai Ibukota Kemerosotan. Tempat ini adalah wilayah tiga tidak ikut campur, para petualang dari berbagai penjuru dunia, tentara bayaran, dan beberapa pengembara suka berkumpul di sini. Di sini, kau bisa menikmati hal paling mewah di benua - baik makanan terlezat maupun wanita tercantik. Asalkan kau punya uang.”
“Karena tidak ada pengelolaan pasukan resmi, tempat ini sangat kacau. Berbagai kekuatan saling bersilangan, bisa dibilang campuran kompleks dari tiga aliran agama dan sembilan kelompok. Untuk bertahan di sini, entah kau harus memiliki kekuatan tak terbantahkan, atau kekayaan besar. Jika tidak punya keduanya, kehidupanmu akan sulit, karena ini adalah tempat yang sama sekali tidak memiliki hukum.”
“Jadi, sebisa mungkin jangan cari masalah. Lagipula kita hanya melintas, istirahat sebentar lalu pergi. Membuat masalah tidak akan memberi manfaat bagi kita.” Shajia tersenyum pada Gao Leihua.
"Hm, Shajia memang bicara masuk akal. Sebisa mungkin jangan cari masalah dengan orang lain. Tapi, kalau ada yang mulai mengganggu kami, menurutmu apa yang harus kami lakukan?" Tiba-tiba Gao Leihua memalingkan kepala ke Shajia sambil tersenyum.
"Hehe, Ayah. Bukankah tadi sudah kukatakan? Di tempat ini Hukum tidak berlaku. Kekuatan dan kekayaan adalah hukum sebenarnya di sini." Shajia tersenyum licik. Seketika, tubuhnya berbalik dengan gesit. Tangan kirinya yang kuat menjepit ke arah belakang Bilisi dengan ganas.
Di sana, sebuah tangan gemuk seperti kaki babi sedang mempertahankan posisi "Shao Lin Long Zhua Shou". Target tangan babi ini adalah pinggul menggoda santa wanita Bilisi.
Shajia sudah mengawasi bajingan ini sejak tadi. Persis setelah dirinya mengucapkan "sebisa mungkin jangan cari masalah" pada ayahnya, si brengosan ini langsung berani mengulurkan tangan gemuk penuh dosanya ke arah Bilisi.
"Cekikikan." Kilauan haus darah berkedip di mata Shajia: "Saudara, pendengaranmu tampak cukup tajam. Tapi seperti kukatakan, kami tidak suka masalah, tapi bukan berarti kami takut pada masalah."
Senyum sinis tipis mengembang di sudut bibir Shajia, jari-jarinya perlahan mengepal erat.
"Aah~~" Jerit kesakitan seperti babi disembelih menggema, pemilik tangan gemuk itu menjerit histeris. Suara jeritannya persis seperti babi yang hendak dipotong, membuat siapapun yang mendengarnya ingin menitikkan air mata, menyayat hati...
"Cekikikan, punya nyali tapi tanpa kekuatan bukanlah hal baik." Jari Shajia mengerahkan tenaga, dengan paksa memuntir pergelangan tangan pria berminyak di hadapannya hingga lepas.
Teriakan babi gemuk ini tidak menarik perhatian orang-orang di sekitarnya. Orang-orang yang lalu lalang hanya melirik gerakan Shajia sebelum melanjutkan langkah mereka seolah tak terjadi apa-apa. Memang tak ada cara, kejadian seperti ini terjadi puluhan ribu kali setiap hari di Kota Tentara Bayaran. Bagi penduduk sini, hal semacam ini sama seperti tawar-menawar di pasar sayur yang tak mampu menarik minat mereka sedikitpun.
Braak!~ Dengan mengayunkan tangan kanannya, Shajia melempar tubuh gemuk itu seperti membuang babi mati.
Insiden ini hanyalah selingan kecil. Sama sekali tidak memberi pengaruh apapun pada Gao Leihua dan yang lain.
Hanya Bixi dan Lan Li dua gadis ini yang mulai memperhatikan sekitar. Diwaspadai agar tak ada yang mengambil keuntungan dalam kekacauan.
Setelah berkeliling Kota Tentara Bayaran, mereka menemukan penginapan yang terhitung bersih. Gao Leihua bersama Shajia dan keempat orangnya masuk ke dalam.
Memilih tempat bersih untuk duduk, Gao Leihua kemudian berdiri mendatangi pelayan untuk memesan beberapa hidangan.
Setelah semua hidangan tersaji, keempat orang Gao Leihua mulai menikmati makanan mewah yang layak selama beberapa hari ini.
"Rasanya bagus." Gao Leihua menjepit sepotong daging sapi dengan sumpit dan mengunyahnya. Jika Gao Leihua sendiri memuji, tentu rasanya pasti luar biasa.
Kali ini Gao Leihua tak perlu khawatir tak bisa membayar, di pelukannya masih tersimpan koin emas yang diambil dari dua anggota organisasi saat di "Kekaisaran Es (Kekaisaran Es)".
Penginapan memang tempat termudah mendapatkan kabar. Apalagi di tempat campur aduk seperti ini, informasi yang didapat terhubung ke segala penjuru.
Saat Lao Gao dan yang lain sedang asyik menikmati makan siang mewah itu, suara obrolan yang beruntun mulai terdengar oleh mereka.
"Hei, apa kau sudah dengar? Suku Harimau dari bangsa manusia-binatang itu konon ingin merdeka?" kata Tentara Bayaran A.
"Ah, kupikir apa. Kampungan! Kami sudah tahu kabar itu beberapa hari lalu," sergah Pengembara B menyambung.
"Ha? Kalian sudah tahu?!"
"Tidak hanya itu, aku tahu masih ada lebih banyak lagi." Pengembara berkata sangat misterius: "Konon, kemerdekaan suku harimau kali ini bukanlah kemerdekaan sederhana. Katanya, ada beberapa negara manusia yang diam-diam mendukung kemerdekaan suku harimau."
"Oh, mungkinkah mereka tidak takut serangan balasan Kekaisaran Manusia-Binatang? Konon Kekaisaran Manusia-Binatang baru saja kedatangan sepuluh tingkat kesucian penuh. Sekarang siapa berani cari masalah dengan bangsa binatang?" Tentara bayaran bertanya dengan bingung, kekuatan Kekaisaran Manusia-Binatang saat ini samar-samar terasa seperti peringkat pertama dunia.
"Kau belum paham." Pengembara Yi berkata dengan penuh kesombongan: "Dengar, justru karena Kekaisaran Manusia-Binatang bajingan itu jadi begitu kuat, beberapa negara manusia jadi tidak tahan duduk diam. Makanya mereka cari segala cara untuk memecahbelahkan Kekaisaran Manusia-Binatang. Soal serangan balasan dari Kekaisaran, selama belum ketahuan ya belum bisa disebut balas dendam. Lagipula Kekaisaran Manusia-Binatang sedang sibuk menyelenggarakan 'Pertemuan Sihir dan Bela Diri', semua mata di seluruh benua tertuju pada mereka. Mau membalas dendam pun mereka tak berdaya."
"Kalau begitu, kemerdekaan suku harimau sudah pasti stabil?" Seorang prajurit di samping bertanya dengan ragu.
“Ini tidak diketahui, semuanya tergantung pada tindakan Kaisar Binatang Kekaisaran Manusia-Binatang saat ini. Konon kaisar binatang yang sekarang sangat hebat, meskipun masih anak-anak belasan tahun, tapi telah mengatur seluruh Kekaisaran Manusia-Binatang dengan rapi. Menurutku pemisahan Suku Harimau dari Kekaisaran Manusia-Binatang tidak akan mudah.” Pengembara B berbisik pelan: “Sepertinya beberapa negara besar manusia tidak ingin membiarkan Kekaisaran Manusia-Binatang hidup tenang.”
……
Alis Gao Leihua berkerut membentuk segumpal.
“Ngomong-ngomong Shajia, apa sebenarnya Pertemuan Sihir dan Bela Diri itu?” Setelah merenung sejenak, Gao Leihua menatap ke atas dan bertanya.
“Ini adalah acara berskala benua.” Shajia tahu betul kurangnya pengetahuan ayahnya tentang dunia ini, sehingga menjelaskan konsep Pertemuan Sihir dan Bela Diri secara sederhana. Gao Leihua sekarang sudah jauh lebih paham dibanding saat pertama kali datang ke dunia ini. Perlu diketahui, di awal kedatangannya dulu, Gao Leihua sama sekali tidak mengerti berbagai hal di benua ini.
Gao Leihua menganggukkan kepala, kira-kira memahami apa itu Pertemuan Sihir dan Bela Diri. Jika dikonversi ke acara di Bumi, mungkin setara dengan level event global seperti "Olimpiade". Dengan tambahan lapisan kekhawatiran ini, keputusan Yue Shi menjadi semakin sulit di hari-hari seperti ini.
"Ada apa, Ayah." Shajia menangkap energi aneh dari Gao Leihua, bertanya berbisik: "Apa Ayah khawatir tentang Adik Kedua?"
"Benar." Gao Leihua mengangguk. Yue Shi adalah yang paling tenang di antara anak-anaknya. Meski masih muda, gaya bertindaknya sudah seperti orang dewasa. Tapi sebagaimana dikatakan tentara bayaran pengembara ini, sebagai kaisar suku manusia-binatang, terlalu banyak hal yang harus Yue Shi pertimbangkan. Semakin banyak pertimbangan, semakin ragu-ragu dia saat ingin bertindak. Apa pilihannya nanti? Langsung menumpas kekacauan internal suku harimau tanpa mempedulikan negara-negara manusia, atau bertahan sementara dan menyelesaikan "Pertemuan Sihir dan Bela Diri" dulu?
"Dirinya sendiri, apakah seharusnya bertindak membantu putra mereka?" Gao Leihua berpikir dalam hati.
"Ayo pergi." Melihat semua orang sudah hampir selesai makan, Gao Leihua berdiri dan berkata.
Shajia dan yang lain menganggukkan kepala, lalu mengikuti di belakang Gao Leihua berdiri dan berjalan menuju pintu masuk.
Ketika Gao Leihua sampai di pintu masuk, dia tiba-tiba berhenti. Karena Lao Gao tiba-tiba mendengar percakapan beberapa tentara bayaran dan petualang di pintu masuk.
"Hei, sudahkah kau dengar? Ular angin yang memiliki kekuatan dewa itu di Kerajaan Ideru (sebuah negara yang memuja Dewa Angin) beberapa hari lalu, pagi ini muncul di angkasa atas kita." Tentara bayaran senior itu berkata kepada petualang.
"Apa yang kamu maksud adalah ular angin yang disebut orang Kerajaan Ideru sebagai avatar Dewa Angin itu?" tanya petualang itu.
Ular angin? Begitu mendengar dua kata ini, Gao Leihua segera berhenti.
"Boleh saya tanya," Gao Leihua tersenyum lebar kepada tentara bayaran senior itu, "apa yang terjadi dengan ular angin itu?"
"Saudara ini orang pendatang, ya?" Tentara bayaran itu mengamati Gao Leihua, lalu tertawa.
"Iya, betul." Gao Leihua menganggukkan kepala.
"Ha, dari pertanyaanmu langsung ketahuan. Peristiwa ini sudah tersebar luas di sini. Ular angin itu memang punya latar belakang istimewa. Beberapa hari lalu pernah muncul di Kerajaan Idru dan menunjukkan kekuatan layaknya dewa. Penduduk Idru menganggapnya sebagai avatar Dewa Angin. Sekitar senja kemarin, makhluk itu melewati daerah kami dari arah sana." Dengan ramah, tentara bayaran itu mengajak Gao Leihua ke jalan sambil menunjuk sebuah arah.
Memandang arah yang ditunjuk tentara bayaran senior itu, hati Gao Leihua berdesir. Karena arah tersebut persis berasal dari Kuil Dewa Petir.
"Kalau arah tujuannya ke mana, Kakak?" tanya Gao Leihua lagi.
“Haha, ini masih perlu ditanya? Secara alami bergerak lurus maju. Ngomong-ngomong, ular angin itu kecepatannya luar biasa! Hanya sekejap mata sudah menghilang dari pandangan kami.” Tentara bayaran tersenyum kepada Gao Leihua.
Gao Leihua kini bisa memastikan, ular angin itu adalah ular yang berhasil kabur dari anak buahnya. Arah pelarian ular angin itu kebetulan sama dengan tujuan Gao Leihua - Rawa Iblis!
“Kakak, terima kasih.” Gao Leihua mengeluarkan beberapa koin emas dan menyerahkannya ke tentara bayaran itu: “Ini anggap saja uang minum (alkohol) dari adikmu untuk kakak.”
“Haha!” Tentara bayaran senior itu tidak sungkan, dengan mantap menerima beberapa koin emas dari Gao Leihua.
Dalam tawa tentara bayaran senior itu, Gao Leihua dengan cepat membawa tiga pria Shajia ke tempat yang tidak diketahui orang.
Dari perkataan tentara bayaran tadi, Gao Leihua menangkap beberapa hal. Sepertinya monster-monster legendaris yang memiliki kedewaan ini sedang menggunakan metode tertentu untuk mencoba menguasai negara-negara manusia. Entah apa rencana tersembunyi para monster ini.
Namun, semua pertanyaan akan terjawab melalui ular angin tersebut! Sudut bibir Gao Leihua melengkung sinis. Binatang itu memang layak sial. Dari sekian banyak tempat di dunia, dia malah memilih kabur ke Rawa Iblis! Ini sesuai dengan pepatah kampung halaman Lao Gao: Surga terbuka kau tak mau, neraka tak berpintu malah kau terobos masuk!!...
