Gao Leihua paling benci pada orang-orang yang suka menindas dengan kekuasaan, tapi di dunia manapun selalu ada kelompok seperti ini. Mereka hanya berani lawan yang lemah, dan tidak tahan melihat orang lain lebih kuat dari mereka. Begitu ada yang sedikit lebih kuat, mereka akan berusaha menghancurkan keunggulan itu. Seperti belasan negara besar di hadapan ini, ketika Kekaisaran Meng pimpinan Yue Shi menunjukkan kekuatan, kelompok bajingan ini mencari segala cara untuk mengacaukan Kekaisaran Meng.
Yang paling membuat kesal, negara yang ingin mereka kacaukan adalah negara Yue Shi. Ini membuat Lao Gao naik darah.
"Sialan, si beruban! Kau ingat baik-baik!" Sikap Gao Leihua membuat si gemuk Lofe·Jin memandangnya dengan kebencian: "Tak lama lagi pasukan Kekaisaran Bisnis akan menginjakkan kaki di tanah Kekaisaran Manusia-Binatang! Aib yang kuterima hari ini akan kukembalikan padamu berlipat-lipat!"
"Apa yang terjadi! Kenapa ribut sekali?" Sesosok tubuh yang seluruhnya tertutup zirah berat memasuki "Auditorium Penerimaan Tamu", di belakangnya membawa satu batalyon pengawal serigala yang bersenjata lengkap.
"Bajingan ini juga datang ya." Tetua suku kambing Lao Yang memperlihatkan ekspresi merendahkan saat melihat kaleng-kaleng besi berzirah berat ini. Dari sorot matanya jelas terlihat, tentara lapis baja ini sangat tidak disukai.
"Ada apa? Ributnya bukan main." Setelah masuk, si kaleng besi ini menyapu pandangannya ke seluruh auditorium sambil berseru keras.
"Bagaimana ini bisa terjadi? Keributan seperti apa lagi ini?" Tubuh besi berlapis zirah itu menggerutu sambil menatap tajam ke arah kerumunan, tangan kirinya sudah menggenggam gagang pedang pendeknya.
Berikutnya, melalui helm yang menutupi kepalanya, dia segera melihat empat mayat yang sudah babak belur di lantai.
Sial, ternyata ada yang dibunuh. Di tempat yang kujaga keamanannya, ada yang berani membunuh. Kaleng besi mengatupkan giginya, matanya menyapu semua orang di auditorium, akhirnya mengarahkan pandangan ke prajurit Suku Singa Emas.
"Lagi-lagi ulah kalian Suku Singa, ya?" Kaleng besi menunjuk prajurit Singa Emas, bergumam geram: "Kalian bajingan Suku Singa Emas, jangan kira jadi prajurit bisa berbuat semaunya! Ini Kekaisaran Manusia-Binatang, kalian pendatang dari luar selalu membuat masalah untuk Kekaisaran Meng!"
"Hmph!" Prajurit Suku Singa Emas di sebelah kiri mendengus keras mendengarnya.
"Su-sudahlah. Percuma berbicara dengan bajingan-bajingan ini." Mendengar dengusan itu, aura keperkasaannya langsung melemah.
"Meludah!" Singa Emas meludah dengan sikap merendahkan. Bajingan di hadapannya ini adalah prajurit serigala dari ras manusia-binatang. Si bajingan ini diangkat oleh mantan paus harimau "Hu Meng" sebagai Komandan Tertinggi Penjaga Kota "Rhein" - ibukota bangsa binatang. Sebenarnya keamanan Kota Rhein seharusnya menjadi tanggung jawab prajurit suku singa, namun Hu Meng dari suku harimau sengaja menempatkan prajurit serigala ini di sini dengan niatan terselubung.
Karena memang diangkat langsung oleh paus harimau, si bajingan ini selalu memihak suku harimau. Setelah suku harimau dan singa memisahkan diri, Kaisar Binatang yang baru Yue Shi segera melancarkan hukuman kolektif.
Sejak saat itu si brengsek ini terus-menerus mencari masalah dengan "Suku Singa Emas" di Kota Rhein. Meski takut akan kekuatan Suku Singa Emas sehingga tidak berani bertindak kasar, tapi mulut dan perilakunya tak pernah bersih.
Sebenarnya setelah Yue Shi menjabat, seharusnya hal-hal ini diselesaikan. Kota Rhein seharusnya tidak dijaga oleh bajingan dari "Suku Serigala" ini. Namun karena Yue Shi baru naik jabatan belum lama, setelah menjabat hanya sempat menangani urusan-urusan besar, sedangkan masalah kecil seperti ini belum sempat dituntaskan. Makanya bajingan dari Suku Serigala ini masih bercokol di ibu kota menjabat sebagai Komandan Tertinggi Penjaga Kota.
Setelah menyadari tidak bisa mengusik prajurit Singa Emas, pandangan si Kaleng Besi beralih ke tubuh Gao Leihua.
"Siapa kau? Hei, bajingan beruban ini, dari cabang suku manusia-binatang mana? Bagaimana caranya kau sampai di sini? Mungkinkah kau tidak tahu ini adalah tempat negara-negara besar menangani 'Kasus Suku Harimau'?" Mata Kaleng Besi menatap Gao Leihua. Dua belas pilar di belakang Gao Leihua sama sekali tidak diperhatikannya.
Kaki keenam raksasa bermata satu di belakang Gao Leihua disangkanya sebagai dua belas pilar. Tapi tak ada cara, siapa suruh dia mengenakan helm super berat yang membuatnya bahkan tak bisa sedikitpun mengangkat kepala. Jadi tanpa sadar menganggap kedua belas kaki itu sebagai batang-batang pilar.
"Kaulah penjaga keamanan tempat ini dari ras manusia-binatang," mata Le Fu·Jin si gemuk menatap tajam si kaleng besi ini, lalu berkata dengan nada marah.
"Oh, Hahaha. Aku memang komandan besar serigala yang bertanggung jawab atas keamanan sini." Suara si kaleng besi tiba-tiba menjadi berminyak saat melihat si gemuk: "Duta Besar Aliansi Komersial yang agung, ada yang bisa hamba layani?"
Melihat sikap menjilatnya, bukan hanya singa emas, bahkan para duta besar dari berbagai negara pun memperlihatkan ekspresi jijik di wajah mereka.
“Siapa bajingan berambut putih ini？Dia sudah membunuh belasan pengawal istanaku！” Lefu·Jin menunjuk Gao Leihua sambil berkata, lemak tubuhnya gemetar karena kegembiraan！
“Apa, bajingan ini yang membunuh belasan pengawal istana Anda？！” Kaleng besi segera menoleh ke arah Gao Leihua：“Bajingan terkutuk, kau yang membunuh pengawal Duta Besar？”
Melihat Gao Leihua tak bergerak, Kaleng besi menganggapnya sebagai pengakuan diam-diam. Suaranya kembali berapi-api：“Bajingan sialan！Para duta besar ini mewakili negara-negara kuat manusia untuk berdiskusi tentang rencana besar suku harimau yang agung. Tindakanmu akan memicu perang！Kau sama sekali tidak tahu？”
“Duta Besar Aliansi Bisnis yang terhormat, tolong tenang. Aku juga tak tahu dari mana asal bajingan ini, tapi tenanglah, pasti akan kutangkap dia untuk Anda！” Kaleng besi melambaikan tangan ke prajurit di belakangnya：“Pengawal！Tangkap bajingan ini dan serahkan kepada Duta Besar！”
“Hmph!” Duta Aliansi Bisnis si gemuk memandang Gao Leihua dengan penuh kesombongan.
Senyum sinis, senyum merendahkan. Dua prajurit Suku Singa Emas dan pemimpin Suku Domba Lao Yang memperlihatkan senyum mengejek di sudut bibir mereka. Mereka menyaksikan drama ini dengan ekspresi seperti sedang menonton pertunjukan, mengamati si Kaleng Besi dan Pasukan Serigalanya.
Menyaksikan sepuluh anggota Pasukan Serigala berjalan mendekati Gao Leihua...
Di sisi berlawanan dari Pasukan Serigala, Lao Gao dari awal hingga akhir tidak mengucapkan sepatah kata pun. Hanya berdiri di tempat menyaksikan si Kaleng Besi dan si gemuk bermain drama berdua layaknya pertunjukan Shuanghuang.
Pasukan Serigala pertama-tama melirik dua Singa Emas itu. Melihat mereka tidak berniat menghalangi, sudut bibir para penjaga itu menyunggingkan senyum sadis. Mereka melangkah mantap menuju Gao Leihua, berniat menaklukkannya dalam satu gerakan.
Saat regu pendekar serigala itu sampai di hadapan Lao Gao... Tiba-tiba dua belas tangan raksasa mendarat dari langit!
Plak! Plak! Plak! Suara terus bergema.
Lalu, daging dan darah menari-nari. Sepuluh tumpukan ampas daging baru muncul di tanah...
"Kau, kau, ini, ini apa?" Kaleng-kaleng itu berusaha menatap ke atas. Tiba-tiba, dia melihat enam siluet perkasa bagai Dewa. Oh Dewa Hewan, barang apa ini! Erangan putus asa keluar dari mulut kaleng-kaleng itu. Seumur hidup Komandan Serigala tak pernah melihat makhluk raksasa seperti ini!
"Tersipu malu, Tuan Gao Leihua, membuat Anda melihat hal memalukan ini." Si Tua Domba tersenyum: "Saat Suku Harimau menguasai bangsa manusia-binatang, masih banyak anak buah setia yang tersisa. Contohnya gerombolan serigala ini."
Gao Leihua melangkah maju beberapa langkah, mengulurkan tangannya dan menepuk tubuh kaleng-kaleng itu.
Silauan kilat menyambar-nyambar di Auditorium Utama! Setelah kilat mereda, kaleng besi itu lenyap - dihantam jadi abu beterbangan oleh serangan petir tadi.
"Saat ini, kalian, bisa meninggalkan tempat ini." Gao Leihua berkata pada si gemuk Lefu·Jin.
"Hmph!" Si gemuk mendengus marah sambil bangkit dari kursinya: "Kambing tua, kaulah sebenarnya pemilik negosiasi ini. Berikan aku pertanggungjawaban yang masuk akal! Kalian membunuh pengawalku di tempat, apa maksudnya ini!"
"Haha!" Kambing tua mengelus janggut kambing kecilnya yang menggairahkan: "Haha, maksud apa? Kehendak Tuan Gao Leihua adalah kehendak Kerajaan Bimon! Jika kalian ingin perang, maka berperanglah! Sejak berdiri, Kekaisaran Bimon pernah takut pada siapa?"
"Baik! Bagus sekali! Kalau begitu, bersiaplah bertemu kami di medan perang!" Si gemuk menggigit gigi sambil berdiri, lalu berjalan keluar dengan wajah merah padam.
Utusan-utusan dari negara-negara lain pun ikut berdiri, mengikuti si gemuk keluar.
"Bodoh~~ Kekaisaran Bimon tidak akan pernah takut pada perang." Kambing tua menyeringai melihat punggung para duta besar itu.
“Sialan, beberapa negara ini sudah punya niat jahat terhadap kita sejak awal. Beri tahu beberapa oknum di militer untuk bersiap-siap. Negara-negara manusia ini bisa menyerang kapan saja.” Lao Yang berdiri dan berkata kepada dua prajurit Suku Singa Emas di belakangnya: “Sayang sekali, aku gagal menyelesaikan tugas yang diamanatkan Yang Mulia.”
“Tenang, kau tidak perlu mempersiapkan apapun.” Gao Leihua memalingkan kepala: “Aku berjanji, tidak akan ada satu penjajah pun yang menginjakkan kaki di wilayah Kekaisaran Meng.”
“Benarkah tidak perlu persiapan?” Lao Yang bertanya heran.
“Percayalah padanya, jika dia bilang tidak perlu persiapan berarti sama sekali tidak ada masalah.” Tangan prajurit Suku Singa Emas menepuk bahu Lao Yang sambil tersenyum: “Selanjutnya, kita tinggal menyaksikan drama yang apik. Tuan ini adalah penguasa kuat yang sangat protektif terhadap bawahannya, kekuatannya melampaui imajinasimu. Dan tak seorang pun bisa mengincar anak-anaknya. Ini yang dikatakan Dewa Hewan kepada kita.”
“Tadi beberapa utusan negara besar ini terus-menerus menyatakan berniat jahat terhadap Kekaisaran Manusia-Binatang Meng kita, sementara Yang Mulia kita adalah anak dari Yang Mulia ini. Mengikuti karakter Yang Mulia ini, hal selanjutnya tentu tak perlu kujelaskan lagi...”
