“Apa? Di sini masih ada orang bodoh?” Lao Gao mengawasi sekeliling, pandangannya akhirnya tertuju pada Sembilan Neraka di bahunya.
“Hm, memang, ini juga bisa dianggap bodoh.” Lao Gao mengangguk-anggukkan kepala, berkata.
“Hmph.” Bola-Bola melirik sinis, mendengus dua kali lalu tak berbicara lagi.
Selain itu, dua monster legendaris sapi perak dan kucing tua di bawah terlihat tersenyum mesum sambil membawa bata itu dan lari dengan gembira. Mereka sama sekali tidak menyadari bahwa bata itu palsu, bahkan tidak pernah terpikir. Bagaimanapun, kegembiraan mendapatkan kembali yang hilang memenuhi batin mereka. Saat ini, bagaimana mungkin makhluk-makhluk suci itu menyangka bahwa si beruban itu diam-diam telah menukar bata tersebut?
"Hehe." Gao Leihua tersenyum licik, tangan kirinya meraih ke dalam pelukan dan mengeluarkan sekantong besar bata yang masih hangat. Bata-bata yang dibuat terburu-buru ini memang masih panas. Seperti bata-bata semacam ini, berapa pun yang diinginkan para monster, Gao Leihua bisa memberikannya.
"Tapi, semua ini berkat api neraka Bola-Bola." Gao Leihua menepuk Bola-Bola. Jika bukan karena kondisi Anjing Neraka Berkepala Tiga Bola-Bola yang mengeluarkan api neraka, mana mungkin membuat bata-bata ini dengan mudah?
Bola-Bola dengan sombong mengangkat kepala kecilnya, menggesekkan diri ke tangan Gao Leihua beberapa kali.
Hehe. Gao Leihua kembali mengeluarkan sepotong batu bata abu-abu dari cincin ruang. Yang ini baru benar-benar batu bata asli. Siapa sangka bahwa batu bata sejati ini justru berada di tangan Gao Leihua?
"Hehe. Batu bata." Gao Leihua menyimpan kembali batu bata asli ini ke dalam cincin ruang.
"Kami pulang saja, lalu cari tempat yang tenang untuk menaruh bajingan ini." Gao Leihua menggendong Sembilan Neraka di pundaknya, berkata.
"Hm." Bola-Bola mengangguk, menyatakan persetujuan.
"Ngomong-ngomong, setelah mengambil batu batanya, kita harus meninggalkan satu potong pengganti." Gao Leihua tiba-tiba berseru.
"Hmm hmm!" Bola-Bola mengangguk penuh tekad, matanya berbinar tanda setuju.
Gao Leihua lalu memilih potongan yang paling mirip dari kantong besar batu bata itu, menyelipkannya ke tangan Sembilan Neraka.
Dalam keadaan pingsan, Sembilan Neraka merintih lemah. Tangannya secara refleks mencengkeram erat-erat batu bata tersebut.
“Selanjutnya, cari tempat yang tenang untuk melempar bajingan ini.” Gao Leihua menggotong Jiu You sambil terbang di udara. Ingin mencari tempat yang lebih sunyi untuk menjatuhkan Jiu You.
Namun, Gao Leihua yang menggendong Jiu You telah terbang cukup lama tanpa menemukan lokasi yang pas. Entah mengapa, Gao Leihua tak rela sembarangan menurunkan Jiu You.
Dahulu kala, Jiu You pernah berpesan pada bawahannya: "Aku punya alasan mutlak untuk sama sekali tidak melukai Gao Leihua."
Di sisi lain, Gao Leihua seolah tak ingin Jiu You mengalami cedera apapun. Karenanya meski telah menjelajah berbagai tempat, ia tetap tak bisa dengan tenang menjatuhkan Jiu You.
“Bikin pusing nih.” Gao Leihua menggaruk-garuk kepalanya.
Saat Lao Gao sedang pusing memikirkan urusan receh Jiu You ini, suara Burung Phoenix yang melengking tiba-tiba bergema dari ujung langit.
“Kriik~~” Terdengar lengkingan Phoenix yang pendek namun penuh kekuatan.
“Eh? Burung Phoenix hitam?” Gao Leihua mengarahkan pandangannya, melihat di ujung langit seekor Phoenix hitam mengepakkan sayapnya dan menyambar ke arahnya. Phoenix hitam, benar-benar langka.
Di punggung Burung Phoenix hitam ini berdiri sosok jenjang. Sosok jenjang ini sedang asyik memainkan belati pendek di tangannya, belati itu terus berputar dan berubah bentuk.
Sosok jenjang ini adalah "Ming", salah satu dari dua asisten terpercaya Sembilan Neraka. Ming awalnya adalah dewa asing yang dipuja para pembunuh bayaran. Belati pendeknya adalah ular paling mematikan di alam semesta, mampu merenggut nyawa tanpa disadari.
"Sembilan Neraka~~~" Ming meneriakkan dengan keras setelah melihat Sembilan Neraka di punggung Gao Leihua. Sekaligus, dia mengenali pria yang menggendong Sembilan Neraka itu——Gao Leihua. Bagaimanapun juga, rambut putih khas labelnya selalu sulit dilupakan.
"Kriiieeekkk~~" Burung Phoenix hitam itu kembali mengeluarkan lengkingan panjang, suaranya dipenuhi amarah yang menyala-nyala.
Seketika, kedua sayap Phoenix Hitam mengembang sekuat tenaga, tubuh Phoenix berubah menjadi aura-aura iblis hitam yang menyebar ke segala arah.
Dug! Aura iblis hitam itu tiba-tiba menghilang seluruhnya. Terlihatlah wujud asli Phoenix Hitam —— sebuah siluet berambut kusut muncul di hadapan Gao Leihua. Ini adalah anak buah andalan Jiu You yang lain —— Ye.
Ming dan Ye telah menemani Jiu You sejak era para dewa, merupakan anak buah paling setia dan paling dipercayainya.
Kedua siluet itu mendekati Gao Leihua dengan kecepatan luar biasa.
"Hehe, ada yang datang," Gao Leihua menyipitkan matanya memandangi dua sosok itu, berkata pada Bola-Bola.
"Hm, hm." Bola-Bola tersenyum licik, menunjuk ke arah Jiu You yang digendong di punggung Gao Leihua.
"Sepertinya mereka mencari Jiu You." Gao Leihua menepuk tubuh Jiu You yang digendongnya, namun karena posisinya sedang menggendong, tepukan itu tepat mendarat di area pinggul: "Bagus juga, jadi aku tak perlu repot mencari tempat untuk menitipkan bajingan ini. Sekarang juga akan kuserahkan Jiu You pada mereka."
Gao Leihua berkata.
Ketika Lao Gao dengan santai menepuk pinggul Sembilan Neraka beberapa kali, wajah Ming dan Ye berubah dari mendung menjadi gelap, ekspresi mereka yang awalnya sudah buruk semakin suram.
"Wuih, pantat bajingan ini cukup elastis." Gao Leihua menepuk pantat Sembilan Neraka lalu berkata.
"Brengsek! Berani-beraninya kau menepuk pantat Sembilan Neraka!"
Ming mengatupkan gigi berkata, belati pendek di tangannya berputar dengan cepat.
"Tak termaafkan!"
Fenghuang Hitam "Ye" berkata.
"Brengsek! Kembalikan Sembilan Neraka kepada kami!"
Ming dan Ye meneriakkan sesuatu kepada Gao Leihua, sosok mereka mendekati Gao Leihua.
"Sial! Awalnya ingin mengembalikan Sembilan Neraka kepada kedua bajingan ini, tapi teriakan mereka membuat Gao Leihua tak rela menyerahkannya begitu saja."
“Bego, kalian pikir aku akan mengembalikannya begitu saja? Aku bakal kehilangan muka!” Bola-Bola di bahu Lao Gao mengeluarkan suara aneh, benar-benar menyatu dengan Gao Leihua, langsung menyuarakan isi hati tuannya.
“Dengarkan baik-baik, lebih baik kembalikan Sembilan Neraka kepada kami.”
Ming dan Ye memandang penuh amarah ke arah Gao Leihua.
“Jika tidak, atas nama Tuan Iblis Setan, kau akan menyesal!”
Ming dan Ye tampak sangat percaya diri. Beberapa bulan yang lalu mereka pernah bertemu Gao Leihua. Saat itu Gao Leihua masih hanya Dewa Junior. Meskipun waktu itu dia berhasil mengalahkan Chong Mo si bajingan menjijikkan, Ye dan Ming yakin jika mereka berdua bersatu, pasti takkan kalah!
“Cuma kalian?!” Gao Leihua tertawa terbahak, ekspresinya sangat pantas dihajar.
“Brengsek, jangan remehkan kami!” Aura iblis dari Burung Phoenix Hitam Ye bergulung-gulung seperti ombak laut menerjang Gao Leihua.
“Cekikikan.” Gao Leihua tak bergerak menghindar, membiarkan gelombang aura gelap itu menghampirinya.
“Hmph! Bunuh diri!”
Sikap arogan Gao Leihua memicu kemarahan Ye. Dengan geram, dia mengerang dan aura iblisnya menekan dengan keras bagai gelombang raksasa.
Braak...
Dentuman dahsyat memenuhi langit. Di posisi Gao Leihua, tercipta awan jamur akibat ledakan.
Tapi, aura iblis itu tak menyentuh Gao Leihua.
Sebelum serangan itu mencapainya, satu sosok muncul dengan kecepatan luar biasa di depan aura iblis, menahan serangan itu untuk Gao Leihua.
“Berhenti semua!” kata pendatang itu setelah menahan serangan, lalu memandangi Ye dan Ming dengan suara berat.
“Hm? Mematuhi perintah!!” Ming dan Ye langsung diam patuh begitu melihat sosok itu, kemudian mundur sambil menunduk tak berani bersuara.
“Kau?” Lao Gao menatap siluet samar di hadapannya, merasa familiar. Setelah mengingat-ingat, tersadar ini adalah "An" yang dulu ikut Sembilan Neraka ke pernikahannya di dasar laut.
Tapi Gao Leihua sementara belum mengetahui bahwa "An" masih punya identitas lain.
"An" adalah Setan.
"Gao Leihua, kita bertemu lagi." An berbalik memandang Lao Gao sambil tersenyum: "Bisakah Saudara Gao Leihua menyerahkan Sembilan Neraka padaku?"
"Haha." Gao Leihua menggendong Sembilan Neraka di bahunya, berkata: "Kau datang tepat waktu! Si bajingan ini kupercayakan padamu!"
"Tadi, aku menemukan Sembilan Neraka sedang diburu dua monster legendaris, lalu aku menyelamatkannya," kata Gao Leihua.
"Terima kasih." An menerima Sembilan Neraka sambil berkata dengan tulus.
"Hehe, ngomong-ngomong, takkan kau curiga akulah yang memukul Sembilan Neraka sampai pingsan?" Gao Leihua bertanya dengan niat jahat. Sambil itu, sudut mata Lao Gao melirik ke arah Ye dan Ming yang tadi menuduhnya sebagai si pembunuh penyebab pingsannya Sembilan Neraka.
Dark tersenyum tipis, menggelengkan kepala sambil berkata: "Ming dan Ye adalah bawahan paling intim Jiu You. Impulsivitas mereka berasal dari perhatian mereka terhadap Jiu You. Jadi, kumohon Saudara Gao Leihua memaafkan kecerobohan mereka."
Gao Leihua mengangkat bahu, tersenyum. Memberi isyarat bahwa dia tidak menyimpan dendam.
"Atas nama mereka, aku meminta maaf kepada Saudara Gao Leihua." Dark menerima Jiu You, memeluknya dengan erat.
"Ngomong-ngomong, bajingan ini menderita luka internal yang cukup parah." Gao Leihua berkata: "Segeralah cari tempat untuk memberinya terapi sebelum penyakitnya menjadi kronis."
"Terima kasih." Dark menganggukkan kepala: "Kalau begitu, Saudara Gao Leihua, sampai jumpa lain kali." Mendengar Jiu You terluka, Dark jelas terlihat panik. Dia segera berpamitan dan bersiap mencari tempat untuk mengobati Jiu You.
"Sampai jumpa lain kali." Gao Leihua melambaikan tangan, memahami perasaan Dark saat ini.
"Terima kasih." Dark menggendong Jiu You, membawa Ming dan Ye terbang cepat menuju kejauhan.
"Ngomong-ngomong, Gao Leihua, kau tahu tentang hal 8 Agustus?" Saat terbang lebih dari 100 meter, An tiba-tiba menoleh dan bertanya.
"Hm? Hal 8 Agustus?" Gao Leihua bertanya balik: "Yang mana?"
"Masalah Menara Babel." An memalingkan wajahnya.
"Hmm. Bisa dibilang tahu sedikit." Gao Leihua menggaruk kepalanya dengan malu sambil mengangguk.
"Kalau begitu, kita bertemu di Menara Babel." An tertawa: "Seingatku, kau juga pernah dirasuki iblis, kan?"
"Di dalam Menara Babel, ada sesuatu yang kita berdua butuhkan. Tentang transformasi iblis kita, kurasa kau harus datang nanti." Kata An.
"Yang kubutuhkan?" Gao Leihua menggaruk kepala: "Jika ada yang kubutuhkan, akan kuperhatikan untuk pergi ke Menara Babel."
"Kalau begitu kita sepakat. Kunantikan tanggal 8 Agustus." An tertawa terbahak: "Sampai jumpa di Menara Babel, Saudara Gao Leihua."
"Aku juga menantikan hari itu." Gao Leihua tersenyum.
……
Yang menantikan 8 Agustus, bukan hanya Gao Leihua dan An saja.
"Masih ada monster legendaris tingkat Dewa, dewa-dewa dari dunia para dewa, serta 'Iblis' bawahan si Gelap yang sedang mempersiapkan diri dengan saksama. Mereka semua menantikan datangnya hari itu.
Monster-monster legendaris Delapan Tingkat sedang berusaha keras mempersiapkan diri. Terhadap Menara Babel, mereka memiliki keyakinan besar karena memegang sebuah kunci di tangan mereka.
Sementara para 'Iblis' juga memiliki satu kunci di tangan mereka.
Baik 'Monster Legendaris' maupun 'Iblis' sama-sama yakin bahwa kunci yang mereka pegang adalah asli.
Tapi sama sekali tidak menyangka bahwa kunci sejati justru berada di tangan Gao Leihua.
Perkiraan tak ada yang pernah membayangkan, bagaimana jadinya jika sampai di rintangan terakhir Menara Babel namun tak memiliki kunci?
Satu-satunya kepastian adalah, tanpa kunci maka takkan bisa mendapatkan barang di dalam Menara Babel.
Bagaimana jika, seandainya, Gao Leihua tidak datang ke Menara Babel pada tanggal 8 Agustus itu?
Cekikikan, mungkin seluruh dewa dan iblis di dunia ini akan menjadi gila-gilaan...
……
"Baiklah, urusan sudah selesai. Mari kita pergi," kata Gao Leihua.
“Hm.” Bola-Bola mengusap mata, terus berjongkok di bahu Lao Gao sambil mengantuk.
“Hehe.” Gao Leihua tersenyum tipis, terbang menuju posisi Siluman Hutan.
Di sana, binatang kontrak Siluman Hutan setia menjalankan perintah Gao Leihua, menjaga manusia-binatang rakun "Pelosi" dengan ketat.
“Penguasa baru, akhirnya Anda kembali.” Melihat kedatangan Gao Leihua, siluman itu buru-buru menghampiri memberi hormat.
“Ayo pergi, urusan selesai. Kita kembali ke Kekaisaran Manusia-Binatang dulu.” Gao Leihua mengangguk, berkata pada Siluman Hutan.
「Panggilan darurat untuk penguasa. Goethe menghubungi penguasa.」Suara Goethe bergema dalam hati Gao Leihua. Melalui kontrak, Ksatria Darah bisa berbicara padanya kapan saja dan di mana saja.
“Ada apa, Goethe?” tanya Gao Leihua, mengingat Goethe yang ditugaskan menjaga sepuluh ribu prajurit manusia-binatang di Kekaisaran: “Mungkinkah ada yang berani mengincar pasukan kita lagi?”
“Tentu saja tidak, Penguasa baru terlalu khawatir.” Goethe tertawa: “Ada tamu yang datang, di Kekaisaran Manusia-Binatang.”
“Tamu ini membawa kabar yang sangat penting. Kabar baik.”
“Jadi dia berharap Anda segera kembali, dia ingin memberitahu kabar baik ini langsung pada Anda. Dan, dia meminta Anda mempersiapkan mental, jangan sampai pingsan karena bahagia...”
