“Pulang, aku harus segera pulang!”
Gao Leihua berkata.
“Lao Gao, kalau kakak pergi, bagaimana dengan urusan Kekaisaran Manusia-Binatang di sini?”
Bola-Bola bertanya.
“Goethe!” Gao Leihua menoleh memanggil.
“Hadir.” Goethe mengangguk.
“Kau dan Kepala Suku Raksasa Anuo tinggal di sini untuk menangani urusan Kekaisaran Manusia-Binatang. Ingat, jangan sampai 10.000 prajurit itu dirugikan.” Lao Gao mewanti-wanti. Di era ini, sudah bukan zamannya lagi Gao Leihua harus menangani segalanya sendiri.
“Tidak masalah, penguasa baru.” Goethe menganggukkan kepala: “Dengan aku dan Ano di sini, tidak akan membiarkan 10.000 prajurit dirugikan.”
“Ada satu hal lagi.” Gao Leihua menjentikkan jari, menyuruh Siluman Hutan di belakangnya melemparkan "Manusia Kucing Rakun Pelos" ke tanah: “Goethe, kau kirim orang untuk mengawasi bajingan ini. Saat Yue Shi kembali, serahkan orang ini kepada Yue Shi untuk ditangani.”
“Mematuhi perintah, aku akan menyerahkan bajingan ini kepada Putra Tuan Yue Shi.” Goethe mengangguk. Menyusul, seorang Ksatria Darah berdiri dan membawa Pelos si kucing rakun turun.
“Terakhir, jika Yue Shi kembali dari suku harimau, beritahu dia tentang hal Jingxin yang sedang mengandung.” Gao Leihua menambahkan: “Jika si brengsek Dewa Hewan Rhein·Charlie itu juga ikut Yue Shi kembali, sekalian beri tahu si brengsek Dewa Hewan itu.”
“Baik.” Goethe mengangguk, mencatat semua perintah Gao Leihua.
“Dengan begini semuanya sudah beres, tempat ini kupercayakan padamu!” kata Gao Leihua dengan santai. Secara alami, dia sudah melupakan urusan Menara Babel tanggal 8 Agustus. Dibandingkan kehamilan Jingxin, apa artinya Menara Babel? Langit seluas bumi, istri yang hamil adalah prioritas utama.
“Penguasa baru tenang, di sini ada saya.” Goethe tersenyum.
“Kita pergi!” Gao Leihua menepuk Bola-Bola.
“Baik, Kakak. Aku akan mengantarmu dulu.” Pada momen seperti ini, Bola-Bola dengan patuh berubah menjadi Naga Perak Bersayap Empat.
Lao Gao tidak menggunakan teleportasi antariksa. Dia punya banyak pertanyaan untuk kakak iparnya selama perjalanan. Selain itu, dia perlu menenangkan kegembiraannya yang meluap. Saat ini, setiap kali teringat Jingxin, otaknya langsung hang karena "daya prosesor kurang".
“Aku akan menunggu kabarmu di sini.” Yuehua Tian meneguk teh sambil berkata pada Gao Leihua.
“Tidak, Kakak. Kau harus menemaniku.” Gao Leihua menarik paksa Yuehua Tian yang masih cedera lalu melompat ke punggung Bola-Bola: “Ada banyak hal yang ingin kutanyakan padamu selama perjalanan.”
Yuehua Tian melirik, tersenyum getir. Gao Leihua seolah sudah lupa, saat ini dirinya adalah "pasien terluka".
"Kak, ayo berangkat!" Slime Emas dalam wujud Naga Perak Bersayap Empat mengepakkan sayap dengan keras, aliran udara kuat tercipta membawa Gao Leihua dan Yuehua Tian melesat ke angkasa.
Setelah lepas landas, senyuman lega muncul di sudut bibir Slime Emas.
Namun seketika, senyuman itu membeku.
"Tunggu, tunggu aku!" Saat Slime Emas terbang, seekor naga perak raksasa menyusul dari Kota Rhein.
"Ah, Yin. Aku sampai lupa padanya." Gao Leihua menepuk dahinya, terlalu bersemangat sampai melupakan calon istri Slime Emas - Yin.
Di udara, otot wajah Slime Emas berkedut tak terkendali. Tak disangka dia datang.
Meski begitu, Slime Emas tetap mengerem sebentar, memberi kesempatan Naga Perak itu menyusul.
"Baiklah, Bola-Bola juga santai saja. Bagaimanapun juga, kekacauan terakhir harus ditangani Lao Gao, Bola-Bola tidak terburu-buru."
Demikianlah, dua ekor naga raksasa emas dan perak terbang di udara dengan kecepatan luar biasa.
"Kakak, sejak kapan Jingxin mengandung?"
Lao Gao bertanya dengan panik: "Sudah berapa lama? Seberapa besar perutnya? Apakah tubuh Jingxin masih nyaman? Apakah dia merasa tidak nyaman? Apakah ada sindrom iritasi selama kehamilan yang muncul?..."
Lao Gao bagaikan senapan mesin, melontarkan serangkaian pertanyaan bertubi-tubi, bahkan beberapa istilah khusus dari Bumi pun keluar dari mulutnya.
"Waktu spesifiknya, seharusnya sekitar sebulan yang lalu." Yuehua Tian menjelaskan dengan sabar: "Perkiraanku, benih itu tertanam saat kalian menikah di dasar laut pada pertemuan terakhir kita."
"Tapi mungkin lebih awal," lanjut Yuehua Tian: "Perkiraanku, tidak lama lagi akan lahir. Kau tahu, masa kehamilan suku putri duyung kami hanya dua bulan."
“Sudah melahirkan? Akan segera lahir?” Tangan Gao Leihua terus-menerus menggosok-gosok, lalu dia berdiri dan mulai mondar-mandir gelisah di atas punggung Bola-Bola.
“Kalau memang akan lahir, nama apa yang akan kita berikan untuk anak itu.” Lao Gao mondar-mandir dengan wajah cemas.
“Selain itu, setelah melahirkan, suplemen apa yang harus diberikan pada Jingxin.” Pikiran Lao Gao berputar cepat. Sebagai kebiasaan profesional, menu-menu untuk ibu hamil bermunculan di benaknya seperti komputer yang diperbarui. Resep masakan dari berbagai negara saling berebut muncul dalam pikiran Gao Leihua.
“Tak perlu terburu-buru seperti ini, Jingxin baru merasakan tanda-tanda akan melahirkan. Mungkin belum saatnya.” Yuehua Tian mencoba menenangkan Gao Leihua.
“Hmph. Kakak, aku benar-benar pantas mati.” Tiba-tiba Gao Leihua mengumpat dirinya sendiri di tengah pembicaraan.
“???” Yuehua Tian juga dibuat bingung oleh ucapan Gao Leihua yang tiba-tiba ini.
“Jingxin sudah hamil sejak lebih dari sebulan lalu, tapi aku sama sekali tidak tahu.” Gao Leihua langsung duduk dengan pantatnya menghantam lantai: “Kakak, apakah aku brengsek?”
“Tidak apa-apa, kau tidak perlu takut. Aku rasa Jingxin tidak akan marah. Meskipun kau sedikit brengsek, sampai-sampai tidak tahu Jingxin sudah hamil lama, malah cuma mikir keluyuran terus. Lihat dirimu, baru beberapa hari ini pulang dari Dewa, tidak tinggal di rumah beberapa hari sudah pergi lagi. Tapi kau tidak perlu khawatir, menurut karakter adikku, dia tidak akan marah.” Yuehua Tian menepuk bahu Gao Leihua.
Yang tidak disadari, perkataan Yuehua Tian justru membuat Lao Gao semakin sedih. Sepertinya, Yuehua Tian sengaja...
“Kakak, sudah jam berapa lagi, kok masih mikirin hal-hal begitu.” Bola-Bola di bawah tiba-tiba membuka mulut: “Yang harus kau lakukan sekarang adalah cepat ke tempat Jingxin.”
“Hm, hm. Benar!” Gao Leihua menganggukkan kepala. Pengalaman pertama Lao Gao menghadapi hal seperti ini membuatnya tampak sibuk kalang kabut.
“Kalau gitu aku mulai ya!” Bola-Bala tersenyum, tanpa gerakan jelas, ruang di depan langsung bergetar. Sebuah jalur ruang muncul tepat di hadapannya.
“Target, Kekaisaran Cahaya, ibukota.” Bola-Bola yang membawa Gao Leihua dan Yuehua Tian menyelam ke dalam jalur ruang ini. Menyatu dengan Gao Leihua, dari sudut tertentu Bola-Bola juga merupakan Raja Dewa.
“Tunggu aku!” Di belakang Bola-Bola, Long (Naga) Perak mengikuti dengan erat dan ikut menyelam ke jalur ruang.
……
Saat Gao Leihua kembali ke rumahnya di Kekaisaran Cahaya, cuaca sudah mulai gelap.
Setiap kali memandang ibukota Kekaisaran Cahaya, Gao Leihua tak bisa menahan helaan nafas. Saat ini, tak terlihat sedikitpun bekas kehancuran yang disebabkan Bola-Bola beberapa waktu lalu.
Inilah kemampuan dewa pencipta dunia.
Meski saat itu Bola-Bola yang kerasukan kegilaan telah melumerkannya total, Empat Penjaga Suci Dewa Pencipta menggunakan "Bibit Perbaikan" dari sang dewa untuk mengembalikan seluruh kekaisaran ke bentuk semula. Jika bukan karena mengalami sendiri, siapa sangka kota ramai ini pernah hancur total.
Kembali ke rumah kami, hati Gao Leihua berdebar seperti rusa kecil yang gelisah.
Bola-Bola kembali berubah wujud menjadi Slime Emas, berjongkok di atas bahu Gao Leihua. Yin Long juga berubah menjadi wujud gadis berambut perak yang mengikuti di belakang Gao Leihua.
"Kau masuk duluan saja." Yuehua Tian mengelus-elus rambut emas panjangnya sendiri. Bola-Bola dan Yin saling pandang, mundur selangkah mendekati sisi Yuehua Tian, membiarkan Gao Leihua masuk sendirian.
"Hm." Gao Leihua mengangguk lemah, mengulurkan tangannya untuk mendorong pintu besar.
Ciiit. Suara pintu terdengar, pintu besar ternyata tidak terkunci. Dengan lembut Gao Leihua membuka pintu rumahnya.
"Ayah~~Ibuayah~~" Begitu pintu terbuka, seorang gadis kecil dengan sayap naga kecil berwarna biru langsung terbang keluar dan menabrak masuk ke pelukan Gao Leihua.
"Xiao Jin Sha'er ya." Gao Leihua menyambut gadis kecil yang terbang mendekat itu, menggendongnya sambil mencium pipinya dengan keras *chu*.
"Bagaimana Xiao Jin Sha'er tahu Ayah datang?" Lao Gao bertanya berbisik.
“Hmm hmm, Jin Sha'er sudah menunggu di pintu masuk sejak sore tadi untuk menyambut kepulangan Ibuayah.” Xiao Jin Sha'er berbicara dengan suara manja: “Cepat masuk Ibuayah, Ibu juga sedang menunggu di dalam.”
“Jingxin juga sedang menunggu?” Hati Lao Gao tiba-tiba berdebar. Dia memeluk erat Xiao Jin Sha'er lalu melangkah mantap masuk ke dalam rumah.
Di pelataran, saat ini dia sedikit membungkuk membelakangi Gao Leihua, angin sepoi-sepoi menerbangkan rambut biru panjang lautnya.
Di tangannya menggandeng putra bungsu Lu Dongfa, tangan rampingnya dengan lembut membersihkan tanah di celana sang anak.
Seolah mendengar teriakan Xiao Jin Sha'er, dia perlahan menoleh ke arah pintu masuk. Karena Xiao Jin Sha'er terus berjaga di pintu, dialah orang pertama yang menemukan kedatangan Gao Leihua.
"Jingxin." Ketika Jingxin memandang ke arahnya, Gao Leihua tiba-tiba merasa bingung. Perasaan ini, ketika Gao Leihua mengingatnya kemudian, tetap membuatnya heran.
"Hm." Bola mata Jingxin menatap Gao Leihua, bola mata biru lautnya menyimpan senyum tipis. Bola mata biru itu bagaikan lautan yang tenang.
Hanya sebuah tatapan penuh senyum, namun membuat Lao Gao merasa seperti menemukan pelabuhan berlindung di tengah badai. Meski terdengar berlebihan, inilah gambaran nyata yang dirasakan Lao Gao saat itu.
Saat kontak dengan bola mata biru laut Jingxin, kegelisahan dan kebingungan dalam hati Gao Leihua langsung menghilang, digantikan ketenangan yang muncul dari dasar hati.
"Sudah... kembali?" Jingxin bertanya pelan.
Gao Leihua menganggukkan kepala dengan keras, lalu berjalan mendekati Jingxin. Sementara itu, pandangannya turun ke bawah, terus menelusuri hingga ke area perut Jingxin.
Memandangi bagian yang sedikit menonjol itu, Lao Gao merasa hal paling membahagiakan dalam hidup manusia adalah momen seperti ini...
……
"Hai, Ayah, hm, ini aku, Yuehua Tian. Adik ipar sudah kembali." Di depan pintu besar, Yuehua Tian menggenggam sepotong kristal komunikasi, terus berbicara ke arah kristal tersebut.
Yin dan Bola-Bola berjongkok penasaran di samping Yuehua Tian, memandangi kristal di tangan Yuehua Tian.
Naga selalu memiliki minat khusus terhadap benda-benda berkilauan, bahkan Bola-Bola yang hanya memiliki sedikit hubungan dengan naga pun tak bisa terkecuali.
Yuehua Tian dengan sombong mengutak-atik kristal spesial di tangannya. Kristal komunikasi ini merupakan salah satu hasil penelitian terbarunya. Efektivitasnya mirip dengan walkie-talkie di darat. Belum mencapai tingkat telepon.
"Dia kembali? Bagus, akhirnya tiba sebelum besok pagi. Baik, aku dan ibumu akan datang besok." Dari sisi lain kristal komunikasi, suara bergemuruh Raja Lautan Poseidon·Yue Zhentian terdengar: "Ngomong-ngomong, apakah adik iparmu tahu bahwa suku ikan manusia kami menetas dari telur?"
"Ini, mungkin harusnya tahu." Kata Yuehua Tian: "Ini pengetahuan umum di benua, bahkan anak-anak pun tahu."
“Hm, seandainya dia tahu itu bagus. Maka besok aku bisa langsung mengajarkannya hal yang wajib dipelajari pria dari suku ikan manusia.” Poseidon·Yue Zhentian berkata……
