"Kau mengenal barang ini?" Gao Leihua menyerahkan jarum emasnya kepada Lei 008 sambil bertanya.
Lei 008 menerima tiang penopang lautan yang diberikan Gao Leihua. Tangannya yang kasar menggesek perlahan jarum emas itu, jari-jarinya yang bertekstur kasar membelai halus permukaan logam tersebut.
Ekspresinya terlihat seperti sedang mengelus kekasihnya. Penuh kelembutan dan perhatian.
Perlahan, kabut di mata Lei 008 mulai menghilang, digantikan kilatan tajam bagai pisau yang berkedip-kedip di bola matanya.
"Ya, 'Tiang Penopang Lautan'!" Lei 008 mengucapkan satu per satu kata dengan tegas.
"Tiang...Penopang...Lautan?!" Begitu mendengar nama itu, sudut mata Lao Gao berkedut tak terkendali. Orang yang memberi nama ini benar-benar jenius! Lagipula, nama ini terlalu buruk.
"Benar, Tiang Penopang Lautan." Ujung jari Lei 008 menekan ujung jarum emas itu dengan lembut. Kemudian ia menjelaskan kepada Gao Leihua: "Penamaan ini memiliki asal-usul. Ribuan tahun silam, kedewaan para dewa memiliki sebutan lain. Sebutan yang sudah hampir tidak digunakan lagi di masa kini."
"Kedewaan, pada zaman dahulu kala, disebut 'Dantian'!" Ksatria Darah Lei 008 melanjutkan: "Jarum emas ini khusus diproduksi untuk menembus 'Dantian' para dewa. Karena itulah dinamakan 'Tiang Penopang Lautan'!"
Perlahan ia memaparkan asal-usul penamaan jarum emas beserta fungsinya yang misterius.
Lei 008 tampak tenang, setelah menghilangkan ekspresi kaku di wajahnya, penampilannya justru memberikan kesan tekanan yang samar-samar. Terutama setelah dia menggenggam jarum emas ini di tangannya.
"Huu!" Lei 008 menghela nafas perlahan, menggelengkan kepala pelan. Seolah mengalami sakit kepala, lalu dia menutup matanya.
Gao Leihua melambaikan tangan ke para Ksatria Darah di sekelilingnya, memberi isyarat agar semua orang membuka jalan dan membiarkan Lei 008 sendirian.
Lei 008 menekan pelipisnya dengan satu tangan, sementara tangan lainnya mengelus-elus jarum emas dengan tekanan ringan dan berat bergantian.
"Tiang Penopang Lautan, Tiang Penopang Lautan."
Mulut Lei 008 terus-menerus menyebut nama ini, nama yang mulai mengaduk-aduk ingatan lamanya yang terkubur.
Tiang Penopang Lautan ini pasti merupakan benda yang paling membekas dalam ingatannya semasa hidup.
Memori yang terukir di relung jiwa perlahan mulai terbuka karena "kunci" bernama Tiang Penopang Lautan ini.
Ingatan masa lalu yang begitu besar itu mengalir deras seperti air bah menuju Lei 008.
Seketika, benak Lei 008 menjadi benar-benar kosong! Segala sesuatu selama hidupnya, berputar ulang seperti film dalam benaknya yang kosong.
Hafaist!!
Inilah namanya.
Dulu, nama ini adalah nama yang membuat para dewa-dewa merasa iri.
Bukan karena alasan lain, hanya nama ini yang merepresentasikan lebih dari 40% senjata legendaris di antara Langit dan Bumi!
Hafaist, seorang penemu dan pandai besi yang berada di puncak tertinggi seluruh dimensi!
Dia adalah pria tanpa kualifikasi dewa, namun membuat para dewa iri. Juga satu-satunya manusia yang membuat para dewa merasa iri!
Karena dia memiliki bakat penempaan yang tak tertandingi oleh siapa pun!
Di masa kehidupannya, banyak dewa-dewa yang awalnya merasa superior, terpaksa turun sendiri untuk menjalin hubungan dengannya. Tujuan mereka hanya satu - mendapatkan senjata legendaris buatan tangannya!
Di era itu, memiliki senjata buatan tangan Hafaist adalah simbol identitas tertinggi!
Haifasite, yang juga dijuluki sebagai manusia pertama yang paling berbakat menjadi dewa pada masanya.
Namun pada akhirnya, Haifasite tidak menjadi dewa.
Terobsesi dengan penempaan dan penemuan, dia tak kunjung memahami kedewaan. Untuk menjadi dewa, seseorang harus menguasai hukum dasar elemen dunia. Seorang pandai besi tak punya kesempatan memahami elemen dasar, mustahil baginya menjadi dewa.
Meski demikian, seluruh manusia tetap menyebutnya "Dewa Tukang".
Bahkan bukan hanya manusia, para dewa-dewa pun mengakui gelar "Dewa Tukang"-nya.
Walau tak jadi dewa, Haifasite membuktikan kemampuannya yang setara dewa hingga diakui semua orang!
Emas akan tetap berkilau di mana pun! Meski bukan dewa, dia tetaplah emas. Sebatang emas yang tak mungkin redum sinarnya.
"Tiang Penopang Lautan" ini adalah salah satu karya kebanggaan Haifasite semasa hidup.
Mungkin ini adalah mahakarya paling gemilang dalam seumur hidup Haifasite.
Barang ini, bisa membuat seorang manusia biasa dengan mudah melukai dewa-dewa yang merasa superior, bahkan hingga menyebabkan kematian mereka!
Mungkin, tiang penopang lautan ini adalah salah satu alasan di balik kematian Haifasite.
Bagaimanapun, meskipun dewa-dewa sangat menyukai senjata legendaris hasil tempaan Haifasite, mustahil mereka membiarkannya terus menciptakan benda-benda yang menyasar "dewa" ini.
Apalagi jenis yang satu ini, yang memungkinkan manusia biasa membahayakan para dewa.
Karena jika demikian, kewibawaan dewa-dewa yang selama ini dianggap superior akan menjadi reaksi memalukan...
……
Tak ada yang menyangka, setelah tak terhitung tahun berlalu, sang Dewa Tukang ternyata secara tak terduga menjadi Ksatria Darah di tangan Gao Leihua.
Bahkan, dengan beruntung memperoleh karya terakhir "tiang penopang lautan" ini, yang mengembalikan memorinya.
"Tuan!" Setelah waktu yang lama, Lei 008 membuka matanya, menatap Gao Leihua sambil membuka mulutnya. Ingin mengatakan sesuatu.
Sebelum sempat bicara, sepercik darah ungu-emas menyebar ke tubuhnya.
Ksatria Darah hidup dari darah, dan ketika Ksatria Darah berevolusi menjadi Jenderal Kavaleri Darah, mereka juga membutuhkan darah Gao Leihua.
Setelah pengalaman dengan Goethe sebelumnya, Gao Leihua tahu apa yang dibutuhkan Lei 008.
Czz~ czz~ czz~
Darah ungu-emas menyentuh tubuh Lei 008, seketika darah yang bercahaya kilat berubah menjadi kabut darah, menyelimuti tubuh besar Lei 008 di dalamnya.
Si Gede dalam kabut darah mengerang, suara krak-krak saat tubuhnya dibentuk ulang terdengar oleh semua orang di ruangan itu...
Setelah waktu yang lama, kabut darah akhirnya berhamburan.
Pertama yang terlihat——sebuah kepala botak berkilau seperti berminyak!
Sangat garang penampilan botak ini!
Jika ada sinar matahari, takkan ada yang meragukan kemampuan "memantulkan cahaya" si botak ini.
Melihat ke bawah, terlihat wajah berotot. Maaf menggunakan kata "berotot" untuk wajah. Tetapi otot di wajah ini memang terasa sangat kokoh.
"Terutama sepasang bola mata cokelat itu, bagai kilatan pedang paling tajam di alam semesta!"
Mungkin, hanya mata seperti inilah yang bisa selaras dengan tangan-tangannya, menciptakan senjata legendaris yang tak tertandingi!
"Selamat pagi, bos Gao yang terhormat." Sungguh aneh! Postur berotot Lei 008 seharusnya lebih cocok dengan pakaian pandai besi atau jubah tukang sembelih babi. Tapi dia justru mengenakan pakaian aristokrat elegan nan aneh. Bahkan memberi salam protokol aristokrat kuno paling sempurna kepada Gao Leihua.
"Hmph." Gao Leihua tiba-tiba tersedak, napasnya tercekat!
"Izinkan saya memperkenalkan diri, bos Gao. Namaku Ha Fast, dulu ada yang memanggilku 'Dewa Tukang'!" Ha Fast tampak sangat bangga dengan penampilan anehnya, terkikik-kikik licik. Jelas sekali, pakaian nyeleneh ini sengaja dipilihnya.
"Selamat, Jenderal Kavaleri Darah keduaku." Gao Leihua tersenyum licik, "Penampilanmu luar biasa."
"Benarkah Tuan berpikir demikian?" Hafast menyeringai dengan niat jahat.
"Tentu. Di kampung halamanku, penampilanmu seperti ini punya sebutan indah - 'avant-garde'." Lao Gao menepuk bahu Hafast, "Lain kali, pertahankan gaya berpakaianmu seperti ini!"
"Ini, yang lain, Hah! Penguasa baru yang agung, kasih sayangmu cukup menerangi seluruh benua. Tentang gaya berpakaianku ini untuk dilihat orang, lebih baik tidak usah." Wajah Hafast langsung berkerut menderita, sungguh dia tak ingin mempermalukan diri.
"Kembali ke topik utama, Bos." Hafast batuk beberapa kali, dengan pintar memindahkan topik pembicaraan ke arah strategi.
"Benda ini disebut tiang penopang lautan. Karya terakhirku di kehidupan sebelumnya." Bisik Hafast, nada suaranya mengandung ejekan diri dan kepasrahan.
"Barang ini terstruktur dari logam mulia. Alasan mengapa bisa membuka 'kedewaan' para dewa-dewa, sebenarnya sangat sederhana." Haifast tersenyum getir, jarinya memutar lembut bagian belakang tiang penopang lautan, lalu tak disangka membelah seluruh tiang tersebut menjadi dua bagian tepat di tengah.
Di tengah kedua bagian tiang penopang lautan yang terbelah, terdapat sebatang logam hitam.
"Rahasia, ada di sini." Haifast menjepit logam hitam itu dengan ujung jarinya: "Paduan Ruang Magnetik Tujuh Derajat, sejenis logam ajaib. Legenda mengatakan logam ini berasal dari dimensi yang sama sekali berbeda dari kita, melalui tempaan arus kacau ruang angkasa, akhirnya muncul secara kebetulan di dunia kita. Logam ajaib ini bisa menyimpan 'kekuatan mengerikan' para dewa..."
