"Jika kau tidak tenang, biar aku yang menggantikanmu menjaga anak ini." Dewi Kehidupan memandang Gao Leihua, melanjutkan: "Dengan begini, kau bisa pergi ke Menara Babel dengan tenang."
"Kau mau menjaga anakku?" Gao Leihua terkejut, namun seketika hatinya mulai bergejolak.
Sang Ibu Kehidupan adalah dewi penguasa kehidupan. Mempercayakan anak kepada Dewi Kehidupan jelas lebih aman daripada siapa pun. Nyatanya, tak ada makhluk di dunia ini yang lebih cocok merawat bayi selain Dewi Kehidupan.
Setelah beban mengasuh anak terlepas, kekuatan mengerikan penciptaan dunia dan Prinsip Penciptaan di Menara Babel mulai memancarkan daya tarik mematikan bagi Gao Leihua.
Prinsip Penciptaan dan kekuatan ini membuka peluang menjadi dewa pencipta dunia kedua! Inilah kesempatan teramat kecil bagi Gao Leihua untuk kembali ke Bumi - mungkin bahkan satu-satunya.
Dalam hati Gao Leihua bergolak bagai dua pasukan yang berperang.
Criiit~~ Pintu terdorong perlahan oleh seseorang.
Jingxin membawa beberapa anak memasuki istana peristirahatan. Percakapan dalam rumah tadi semuanya terdengar olehnya.
"Jingxin, kau datang." Gao Leihua memandang Jingxin, berkata.
"Hm." Jingxin melangkah mendekati Gao Leihua: "Lei, apakah kau sangat ingin pergi?"
Gao Leihhua berpikir sejenak, lalu menganggukkan kepala dengan tegas.
"Kalau begitu pergilah." Bola mata Jingxin yang bagaikan air hanya menyimpan toleransi, sebuah penerimaan dan sedikit kelonggaran terhadap kekasihnya.
"Baik!" Gao Leihua menjawab dengan tegas. Jingxin adalah perempuan yang sangat teguh, Gao Leihhua pun bukan pemuda yang bertele-tele.
Mendengar persetujuan Gao Leihua, Zeus·Cahaya di sampingnya menarik napas lega.
"Kalau begitu, kita harus segera bertindak." Zeus·Cahaya berkata pada Gao Leihua: "Hari ini adalah hari terakhir Menara Babel dibuka."
"Tunggu dulu, aku harus membawa beberapa sekutu." Gao Leihhua mengelus cincin ruang di tangannya. Setelah memutuskan untuk merebut dua harta karun dalam Babel, secara alami ia ingin menyelesaikan hal ini dengan sempurna!
"Penguasa baru, bawa aku! Bawa aku!" Dewa Tukang dari Ksatria Darah di samping berteriak keras.
"Kau jangan mengganggu," Gao Leihua berkata kepada komandan Ksatria Darah yang garang ini: "Che Hou, kau dan Ksatria Darah lainnya tetap di sini dalam status siaga. Tunggu panggilanku melalui sihir pemanggilan nanti."
"Baiklah." Dewa Tukang Ksatria Darah akhirnya menyerah.
Beberapa Ksatria Darah lain mengangguk, mulai mempercepat penguasaan mereka atas "Wilayah Terlarang". Mereka tahu, jika Gao Leihua memanggil mereka nanti, satu-satunya yang berguna mungkin adalah wilayah terlarang ini!
"Ayah, bolehkah aku ikut?"
Tiba-tiba, Mengsi di belakang Jingxin mengangkat kepala dan bertanya. Dua rantai emas ungu di bahunya bergoyang lemah, menunjukkan kegugupannya.
"Kau mau ikut? Mengapa?" Gao Leihua curiga sambil berjongkok, bertanya.
"Tidak tahu, aku juga tidak tahu. Tapi aku selalu merasa, aku harus pergi." Bola mata Mengsi memandang Gao Leihua, berkaca-kaca. Tangannya memegang ujung rantai emas ungu, mengutak-atiknya dengan lembut. Dulu Gao Leihua pernah mencoba melepas dua rantai emas ungu di bahu Mengsi, tapi Mengsi sendiri tidak mau membiarkannya melakukannya.
Siluet Mengsi membuat Gao Leihua teringat pada Sembilan Neraka dari dunia iblis itu.
Mungkin sudah waktunya membiarkan Mengsi menemui Sembilan Neraka itu.
"Baik, tapi saat kau pergi, kau harus sangat memperhatikan keamanan dirimu sendiri."
Gao Leihua menepuk lembut kepala Mengsi: "Lalu, biarkan Bola-Bola dan Siluman Hutan ikut bersamaku juga."
"Eh, tunggu Guru, jangan lupakan aku!" Pria berambut acak-acakan seperti ledakan yang diam sejak awal tiba-tiba berteriak: "Guru, aku juga mau ikut!"
Bajingan berambut ledakan ini bukan lain, adalah Raja Kegelapan Berdarah itu sendiri.
“Haha, kau akhirnya mau bicara?” Gao Leihua tersenyum: “Tenang, hal-hal ini tidak akan mengurangi porsimu.”
“Hei!” Raja Kegelapan Berdarah tertawa, lalu malu-malu menggaruk kepalanya.
Sebenarnya dari awal tidak bicara, bukan karena Raja Kegelapan Berdarah tidak mau bicara. Melainkan sejak masuk ke sini, dia berada dalam kondisi termangu.
Saat di alam surga, Ibu Kehidupan memberitahunya bahwa Gao Leihua sudah menjadi sosok tingkat Raja Dewa.
Saat itu Raja Kegelapan Berdarah sama sekali tidak percaya, mengingat baru-baru ini saat bertempur habis-habisan dengannya, Gao Leihua hanyalah Dewa Petir yang baru memahami tingkat Dewa.
Raja Kegelapan Berdarah tidak menyangkal Gao Leihua adalah jenius, tapi sekalipun jenius, dia menganggap mustahil Gao Leihua mencapai tingkat Raja Dewa yang didambakan para dewa dalam waktu singkat.
Namun sejak melihat Gao Leihua, Raja Kegelapan Berdarah tertegun - Gao Leihua di hadapannya benar-benar telah mencapai tingkat Raja Dewa, asli sepenuhnya, tidak menipu tua maupun muda!
"Baiklah, personel sudah ditetapkan!" Gao Leihua berdiri menghadap Zeus·Cahaya, berkata: "Huan shou bawaku Bola-Bola, Mengsi, Siluman Hutan, ditambah Raja Kegelapan Berdarah. Akan kubawa mereka untuk menemanimu!"
"Haha, bagus! Dengan bantuan kalian, bagaikan harimau bersayap." Zeus·Cahaya merasa sangat tenang.
"Segeralah berangkat. Aku tak bisa masuk ke Babel. Gao Leihua, anak-anakmu akan kujaga bersama istrimu."
Dewi Kehidupan berkata pada Gao Leihua.
"Terima kasih, Dewi Kehidupan." Gao Leihua mengangguk: "Berangkat!"
"Hahaha, Lao Di Gao, urusan Babel mana bisa tanpa bagianku!" Suara bergemuruh terdengar, Rhein·Charlie Dewa Hewan melangkah mantap masuk.
Setelah masuk, Rhein·Charlie pertama-tama memberi hormat pada Dewi Kehidupan.
"Rhein·Charlie, angin apa yang membawamu kesini?"
Gao Leihua bertanya.
“Haha, bukannya karena urusanmu melahirkan anak itu? Sebagai senior, aku juga harus datang melihat.” Rhein·Charlie tertawa keras: “Bagaimana, kalau ke Babel bawa aku juga, boleh tidak?”
“Justru sangat kuharapkan.” Gao Leihua berkata.
“Ngomong-ngomong, Saudara Gao Leihua. Saat baru tadi, kulihat ada rubah kecil monster legendaris yang menggigit kunci Babel lalu kabur. Tentang kunci Babel itu, bagaimana rencanamu menanganinya?” Rhein·Charlie berpikir sejenak lalu bertanya.
“Kunci Babel dicuri?” Zeus·Cahaya langsung panik. Jika kuncinya hilang, ini akan jadi masalah besar.
“Tenang, yang dicuri hanya kunci bohong.”
Gao Leihua melambaikan tangan sambil tersenyum.
“Palsu?” Rhein·Charlie mengangkat alis: “Saudara Gao, coba kau pikirkan lagi. Saat aku datang tadi, jelas-jelas kulihat kunci itu terus-menerus menyerap energi di sekeliling. Jangan-jangan kau yang keliru.”
“Haha, tenang.” Gao Leihua tersenyum misterius: “Soal menarik energi, itu mudah dipalsukan. Kunci yang dicuri itu cuma replika buatanku dengan proporsi sama persis aslinya, lalu kuukir formasi penyerap energi di atasnya.”
“Kau... membuat replika palsu berdasarkan kunci asli?”
Zeus·Cahaya bersuara keras.
“Benar.” Gao Leihua mengangguk.
“Wuih, ini bakal ribut.” Sudut bibir Zeus·Cahaya menyungging senyum getir.
“Ada masalah?” Gao Leihua bertanya. Ekspresi Zeus terlihat aneh.
“Tak apa, Zeus. Kunci palsu tetap takkan bisa melewati pos perbatasan terakhir.”
Sang Ibu Kehidupan di samping menghibur Zeus, berkata.
“Benar juga.” Zeus·Cahaya menganggukkan kepala.
Gao Leihua dan orang lain yang hadir di lokasi mengernyitkan kening, tidak tahu apa yang sedang dibicarakan Dewi Kehidupan dan Zeus·Cahaya.
“Kita juga harus cepat ke Menara Babel, kalau terlambat mungkin takkan bisa menyaksikan drama yang apik.”
Zeus·Cahaya berkata.
“Langusung dipindahkan lewat ruang saja tidak?”
Gao Leihua melambaikan tangannya, kekuatan prinsip hukum ruang mulai mengincar kesempatan.
“Tidak, jangan.” Zeus·Cahaya panik menyela: “Sekarang ini hari terakhir Menara Babel. Jika kunci palsu tidak sampai tepat waktu, waktu pembukaan Menara Babel tidak akan bertahan lama. Saat itu Menara Babel akan kembali ke dimensi ruang lain. Jadi saat ini, ruang sekitar Menara Babel sangat tidak stabil, menggunakan hukum ruang untuk berpindah sangat berbahaya. Lebih baik kita melanjutkan perjalanan biasa.”
“Baik, aku ikuti saranmu.” Gao Leihua menerima kembali telur dari tangan Sang Ibu Kehidupan, menepuknya lembut: “Tunggu aku kembali.”
Cangkang telur mirip berlian bergetar perlahan, seakan sedang berpamitan dengan sang Ayah.
"Semoga perjalanan lancar, kesayanganku."
Jingxin memeluk Gao Leihua dengan lembut, mengecup bibir kuatnya.
Gao Leihua juga menggigit lembut bibir merah manis seperti madu Jingxin: "Aku akan cepat kembali, sayang. Setelah itu, kami akan terus duduk di sini, menunggu kelahiran anak-anak."
"Hm." Jingxin menganggukkan kepala dengan kuat.
……
Beberapa menit kemudian, beberapa siluet samar melesat dari permukaan Laut Karang.
Yang terbang paling depan adalah Gao Leihua dengan kecepatan tak tertandingi. Karena kekuatan Mengsi lebih lemah, dia terpaksa digendong dalam pelukan Gao Leihua.
Bahkan terhadap kondisi ini, kecepatan Gao Leihua tetap yang tercepat di antara mereka.
Di belakangnya mengikuti Zeus·Cahaya, lalu Raja Kegelapan Berdarah dan Rhein·Charlie.
Seperti biasa, Bola-Bola berjongkok di bahu Gao Leihua.
Siluman Hutan yang paling lambat, namun dengan berkah wilayah kecepatan Gao Leihua, tetap tidak tertinggal...
