Celah pada cangkang kristal itu sangat kecil, hingga semua orang yang hadir di lokasi tidak bisa melacaknya. Tapi celah ini justru merupakan langkah pertama sang anak untuk keluar dari cangkang, buah usaha pertama dari perjuangan mereka.
Hingga bertahun-tahun kemudian, Poseidon sang Raja Lautan tetap membanggakan lapisan cangkang kristal cucunya itu, yang tercatat sebagai cangkang paling garang dalam sejarah suku laut.
Tapi anak-anak Lao Gao justru membenci mati lapisan kristal itu. Alasannya: "Barang sialan itu terlalu keras! Kami sampai menghabiskan tenaga menyusu hanya untuk membuka retakan, harus istirahat lama, baru bisa melanjutkan merangkak keluar..."
"Sepertinya monster legendaris ingin melakukan sesuatu pada suku laut. Perintahkan untuk menyelidiki dengan cermat, laporkan setiap gerakan mereka setiap saat," titah Poseidon. "Sekaligus suruh semua personel non-tempur mundur dari medan perang sejauh mungkin."
"Baik, Yang Mulia Sang Raja Lautan." Para pengawal suku laut pun mundur untuk melaporkan perintah sang kaisar.
Setelah menyampaikan serangkaian hal yang harus dilakukan, Poseidon menghela napas. Dalam benaknya, dia meninjau kembali dengan seksama gerakan-gerakan monster laut belakangan ini.
"Gerakan tak terduga monster laut kali ini, pasti ada yang menyuruh mereka," bisik Poseidon.
"Ini jelas. Tanpa perintah manusia, bagaimana mungkin monster berantakan bisa melakukan pemberontakan." Dewi Kehidupan berdiri, mata indahnya memancarkan kilau dingin: "Waspada, Xiao Dunzi, bersiaplah."
"Ada apa?" tanya Poseidon.
"Ada tamu datang." Dewi Kehidupan menyeringai sinis.
Poseidon terkejut, tak ada sedikit pun getaran energi di sekelilingnya, bahkan dia sendiri tidak merasakan keanehan.
"Keluar! Dengan kemampuan remeh itu jangan coba-coba menggangguku," ejek Dewi Kehidupan dengan wajah meremehkan. Beberapa dewa kecil dengan trik teknis receh berani mengacau di hadapannya?
“Dewi Kehidupan yang terhormat, maafkan tingkah kami. Kami hanya tak ingin mengganggu Anda.” Suara tawa sinis terdengar.
Lalu, aura mirip "Iblis" membeberkan diri. Memenuhi seluruh ruangan.
Mengikuti aura "Iblis" itu, tiga siluet samar perlahan memasuki pintu besar.
Anehnya, meski membawa aura Iblis, tubuh mereka adalah tubuh dewa-dewa standar.
Seolah-olah——gabungan Iblis dan Dewa?!
Poseidon mengerutkan alis. Tiga bajingan ini mengingatkannya pada "dewa angin" yang muncul di pernikahan Jingxin dan Gao Leihua dulu. Sosok yang dipenggal Leihua itu juga memiliki aura serupa: bukan dewa sejati, bukan Iblis murni.
Begitu aura "Iblis" ini muncul, Jingxin mengernyit. Aura dingin dan jahat ini membuatnya merasa mual.
Bzz~~
Merasakan ketidaknyamanan ibu, telur kristal di tangan Jingxin bergetar halus. Melindungi ibu adalah kewajiban mutlak anak-anak.
Aura iblis ini membuat ibu tidak nyaman, telur kristal pun murka. Dari celah tipis itu, sepasang pupil hitam pekat berkilau layak bintang di kegelapan.
Lalu, anak-anak itu bertindak.
Hampir seketika, daya tarik yang kolosal memancar dari celah mikroskopis itu.
Seluruh aura 'iblis' yang memenuhi ruangan tersedot deras bagai paus menghirup air, masuk seluruhnya ke celah telur kristal.
Medan energi hancur, aura yang terpancar malah direbut paksa.
Waah! Tiga siluet samar yang masuk tadi serempak memuntahkan darah segar. Ketiganya mengalami luka yang cukup parah.
Namun dibanding luka fisik yang tidak seberapa, kombinasi medan energi mereka yang dihancurkan dengan mudah justru memberi pukulan psikologis yang lebih mematikan.
Tiga siluet samar itu seketika panik menatap ke dalam rumah. Mereka sangat paham, tadi Dewi Kehidupan tidak menyerang. Mungkinkah masih ada sosok luar biasa lain?
"Kalian siapa!" Postur tubuh Poseidon yang setinggi menara hitam melangkah maju, suaranya berat penuh ancaman.
"Tak perlu ditanya, ini cuma beberapa perwira pengintai pelopor saja," Dewi Kehidupan berkata datar di samping.
"Kebijaksanaan Dewi Kehidupan tak tertandingi." Siluet tengah di antara ketiganya mengangguk lemah.
"Sepertinya para monster legendaris mulai memperhatikan lokasi kita." Dewi Kehidupan tetap tenang.
"Hmph, berani datang, jangan harap bisa pulang!" Poseidon memperlihatkan senyum sadis.
……
……
Jingxin sama sekali tidak mempedulikan situasi di sekitarnya.
Seluruh perhatiannya tertuju pada telur kristal miliknya.
Jari-jari jenjang Jingxin mengelus cangkang kristal. Baru saja, ia jelas merasakan si kecil inilah yang menyerap aura iblis tadi.
"Wu~ wu~" Setelah menyerap aura gelap, telur kristal itu mengeluarkan suara nyaman seperti erangan kecil.
Segera setelah itu, celah halus itu mulai perlahan retak!
Pupil iris biru es Jingxin segera menatap tajam ke celah itu, sementara itu Jingxin merasakan detak jantungnya mulai berdegup kencang.
Celah di hadapannya semakin melebar.
Secara bersamaan, tanpa disadari, awan kemuliaan pelangi perlahan mengambang. Memenuhi seluruh ruangan. Aura immortal yang segar dan alami pun berhamburan.
Di dalam awan kemuliaan, perlahan terkonsentrasi siluet samar dua Dewa.
"Kriiik~~" Suara lengkingan Phoenix yang jernih. Meski melengking, suaranya tetap merdu.
"Auuuu~~" Lalu terdengar lolongan panjang bagai gemuruh. Hanya lengkingan Naga yang bisa menggema di langit kesembilan, sekaligus menyambar hingga ke kedalaman bumi.
Suara Phoenix dan Naga memenuhi seluruh ruangan seketika.
Pandangan semua orang tertuju pada Jingxin dan telur kristal itu.
Namun saat ini postur tubuh Jingxin sama sekali diselimuti lapisan awan kemuliaan itu, hanya terlihat siluet samar.
Dalam awan kemuliaan, siluet naga dan phoenix saling melilit, memburu, dan bermain-main...
Long (Naga), bukan naga dari benua ini. Melainkan Naga Sejati yang merupakan produksi eksklusif Tiongkok.
Feng (Phoenix), juga bukan burung api dari benua ini. Tapi Burung Phoenix yang merepresentasikan kemuliaan dan kecantikan.
Naga dan Phoenix membawa kemujuran, fenomena ini hanya muncul dalam legenda Bumi. Dalam mitos Tiongkok, penampakan naga-phoenix melambangkan keberuntungan serta menandakan anak yang akan lahir ditakdirkan berbeda dari yang lain.
Aura harmoni tiba-tiba menyelimuti seluruh ruangan.
Keadaan seperti ini belum pernah terjadi di benua ini. Bahkan Dewi Kehidupan pun pertama kali menyaksikan adegan seperti ini.
Di tengah hamparan awan kemuliaan ini, semua orang merasakan kenyamanan tak terkira.
Tentu saja, ketiga makhluk yang bukan dewa maupun iblis itu merupakan pengecualian. Awan kemuliaan bagi mereka justru merupakan panggilan maut. Awan penuh aura immortal ini mematikan bagi mereka yang terkontaminasi energi gelap...
……
Sudah tiga hari sejak Menara Babel runtuh.
Monster-monster laut perlahan merangkak naik ke daratan. Ini menjadi kabar buruk bagi penduduk benua.
Di dalam Kuil Cahaya Kekaisaran Cahaya.
Shajia mondar-mandir di dalam kuil dengan sepasang sayap yang sudah memudar, sementara Santa Wanita Bilisi duduk tenang di sampingnya.
"Paman Goethe, masih tidak bisa menghubungi Ayah?" Shajia terlihat cemas. Situasi benua yang semakin memburuk membuatnya merasa kehilangan sandaran.
"Putra Tuan, komunikasi dengan penguasa baru tetap terputus." Goethe menghela nafas getir. "Sejak beberapa hari lalu, hubungan dengan beliau benar-benar terputus."
"Jangan-jangan Ayah mengalami sesuatu..." Shajia mengerutkan alisnya.
"Tentang hal ini, Putra Tuan tidak perlu khawatir sama sekali." Ekspresi Goethe berubah drastis, dengan cepat menampilkan raut seperti dukun palsu, "Kekuatan Penguasa Agung yang agung itu, di dunia ini berapa banyak yang bisa melukai-Nya? Meskipun hubungan saya dengan-Nya telah terputus, masih ada perasaan samar yang tersisa. Sang Penguasa sama sekali tidak dalam bahaya."
Mohon maafkan Goethe yang berlagak seperti dukun, karena dia pun tidak punya pilihan lain.
"Aku hanya berharap Ayah segera kembali." Shajia tersenyum getir.
"Putra Tuan," Goethe berpikir sejenak, "Aku tidak tahu apakah ini pantas untuk diucapkan. Tuan pernah mengatakan sebelumnya, beliau berharap Putra Tuan tidak terlalu bergantung padanya. Beliau lebih ingin melihat Putra Tuan tampil lebih mandiri."
"Elang yang bersembunyi di bawah sayap selamanya hanya akan menjadi anak elang. Hanya dengan menggetarkan sayap dan terbang tinggi atas usahanya sendiri, barulah bisa disebut elang jantan."
"Aku pun mengerti hal itu." Shajia menunjukkan senyuman yang lebih buruk dari tangisan, "Tapi... aku sudah berusaha maksimal."
“Shajia.” Bilisi si santa wanita di samping berdiri dan berkata: “Apa kau ingin mencoba bergabung dengan saudaramu Yue Shi dan yang lainnya?”
“Itu juga pernah kupikirkan, tapi saat ini pergi bergabung dengan mereka mustahil. Selain alasan lain, rakyat biasa tidak mungkin semua mundur ke Kekaisaran Bimon, itu tidak praktis.” Kata Shajia, semua pertimbangan sudah dianalisisnya: “Dan, buru-buru ke sana sekarang hanya akan menambah beban mereka. Aku tidak ingin menjadi beban mereka.”
“Lalu apa yang harus kami lakukan sekarang?” Bisik Bilisi si santa wanita.
“Aku juga tidak tahu. Saat ini aku hanya bisa berharap Langit memberiku kejutan. Semoga kejutan itu datang tepat waktu.” Ucap Shajia dengan nuansa misterius.
“Lapor~~” Tiba-tiba seorang pengawal Kuil Suci datang: “Yang Mulia Paus, Yang Mulia Kaisar Kekaisaran Cahaya, Yang Mulia Solopard dari Akademi Sihir Saint Peter, dan Robinhan meminta audiensi.”
“Persilakan mereka masuk.” Perintah Shajia.
"Raja yang sedang menjabat di Kekaisaran Cahaya, Ivan, naik ke kursi singgasana setelah kakak laki-lakinya digugurkan oleh Lao Gao."
Kedua kepala Sekolah Sihir dan Ilmu Beladiri Saint Peter merupakan pilar utama umat manusia.
"Yang Mulia Paus, bagaimana situasinya?" Setelah masuk, Kepala Sekolah Solopard menyebut gelar kehormatan Shajia. Meskipun Shajia adalah mantan muridnya, statusnya sekarang sebagai Paus.
"Situasinya cukup mengkhawatirkan." Shajia mengeluarkan peta seluruh benua: "Dulu, monster-monster ini sudah menguasai seluruh lokasi permukiman manusia. Sekarang setelah memberontak, hampir semua negara manusia dipenuhi monster hingga tak mungkin diwaspadai."
"Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Kepala Sekolah Solopard.
"Sudah lama kupikirkan, hanya ada satu solusi - temukan sumber pemberontakan para monster ini!" Shajia berkata dengan tegas: "Aku tak percaya mereka bisa tiba-tiba kacau tanpa alasan!"
"Bagaimana cara mencarinya?" Sorotan tajam terpancar dari mata Kepala Panti Asuhan Solopard. Belakangan ini kekuatannya meningkat pesat berkat pertandingan sebelumnya dengan Gao Leihua.
"Aku sedang menunggu." Shajia bersandar di kursinya. Santa Bilisi berdiri di belakangnya, jari-jari rampingnya menekan pelipis sang Paus dengan lembut.
"Aku menunggu kabar dari organisasi Lei." Shajia berkata tegas, "Saat ini hanya mereka yang bisa diandalkan. Tak ada sumber informasi yang lebih akurat di seluruh benua."
"Bagaimana jika mereka pun tak menemukan alasannya?" Tanya Solopard.
"Kalau begitu..." Shajia menarik sudut bibirnya dengan getir, "Aku harus mengandalkan ayahku yang mahakuasa itu."
"Lapor~~Yang Mulia Paus, ada kabar. Kabar dari organisasi Lei!" Seperti kata pepatah 'Bicara tentang Cao Cao, Cao Cao pun datang', seorang pengawal Kuil Suci dengan cepat berlari mendekat sambil berteriak.
"Kabar dari organisasi Lei? Cepat bacakan!" Shajia langsung berdiri, semangatnya berkobar-kobar.
“Cepat, cepat!” Bahkan Kepala Panti Asuhan Solopard dan Robinhan tidak bisa menahan kegembiraan.
“Yang Mulia Paus, meskipun ini kabar dari organisasi Lei, tapi bukan kabar baik.” Pengawal Kuil itu hampir ingin menangis melihat wajah bersemangat para orang penting ini: “Kabar terbaru dari organisasi Lei, binatang laut, binatang laut sudah naik ke darat!”
“Apa?!” Shajia bersuara keras.
“Binatang laut, monster laut! Monster laut juga sudah naik ke darat, lebih kuat dan lebih mengerikan daripada monster darat!”
“Sampai mana binatang laut itu?” Santa wanita Bilisi bertanya dengan panik.
“Mendarat dari perairan Kerajaan Shaluo, langsung menekan Kekaisaran Cahaya kita. Menurut kabar terakhir, kota-kota Kekaisaran Cahaya kita sudah terus menerus kalah, saat ini diperkirakan binatang laut sudah tidak jauh dari ibukota Kekaisaran Cahaya...”
Dug! Shajia langsung ambruk di kursi.
"Sialan, kali ini, perkiraan benar-benar akan dihancurkan." Shajia bergumam dalam hati. Seribu kali menghitung, Shajia benar-benar tidak menyangka monster laut juga ikut campur.
Saat ini, Gao Leihua tidak ada kabar, Ksatria Darah dan Raksasa Bermata Satu dari Kegelapan pergi membantu Yue Shi dan yang lain.
Shajia benar-benar tidak bisa memikirkan, siapa lagi yang bisa membantunya...
……
Di perbatasan Kekaisaran Cahaya, satu regu pasukan berkuda berbaju zirah hitam sedang bergerak dengan kecepatan luar biasa.
Seluruh tubuh pasukan berkuda ini memancarkan aura "iblis" yang sangat pekat.
Pemimpinnya adalah seorang wanita berbaju hitam yang sangat cantik...
