Dewa, cahaya senja yang dibalut sinar matahari terbenam berwarna merah darah. Persis seperti daratan Dewa, di mana-mana tercium aroma darah.
"Aku juga punya kartu truf terakhir." Saat menghadapi "Mo" yang dirasuki iblis, Bola-Bola justru menyenderkan tubuhnya ke belakang, mengembalikan wujudnya menjadi Slime Emas.
Kembali ke wujud Slime berarti Bola-Bola takkan lagi ikut serta dalam pertempuran selanjutnya.
Karena Bola-Bola tahu, segala sesuatu setelah ini sudah tak perlu ia khawatirkan lagi.
Bersamaan dengan ayunan lengan raksasa Mo yang dirasuki iblis yang menebas ke arah Bola-Bola bagai golok.
Siluet samar yang familiar menyobek ruang di samping Bola-Bola, berdiri di hadapannya. Sebuah tangan saja sudah mampu menahan tebas tangan raksasa "Mo".
“Menyebalkan, kau!” Saat memandang rambut putih yang satu-satunya di seluruh dimensi ini, dada Mo terasa seperti asam, manis, pahit, dan pedas yang tumpah. Dengan ekspresi kompleks, dia menatap siluet samar berambut putih di hadapannya. Seketika, perasaan takut tak tertahankan menggelora di dasar hati Mo.
“Kehadiranku membuatmu terkejut?” Gao Leihua tersenyum sinis. Lao Gao mengencangkan cengkeraman pada lengan kekar Mo, lalu menarik dengan keras!
Tubuh Mo tiba-tiba tak terkendali, tertarik paksa oleh tenaga Gao Leihua.
Bersamaan, tangan satunya menekan kepala Mo, menghantamkannya ke daratan dengan dahsyat!
Dug! Dahi Mo bersentuhan intim dengan daratan. Sebuah kawah besar terbentuk di permukaan tanah.
“Graa~~” Mo mengaum. Tangan-tangan Mo menopang daratan, memaksakan diri melepaskan belenggu Gao Leihua.
Begitu bebas, Mo melompat menjauh dalam sekejap, menjauhi Gao Leihua.
"Bagaimana kau bisa keluar?" Mo memandang Gao Leihua dengan panik, bukankah jalan ruang itu sudah dihancurkan oleh tangannya sendiri? Bagaimana bajingan ini bisa muncul lagi di hadapannya?
Mo semula mengira, makhluk mengerikan ini takkan pernah muncul lagi. Mo juga berharap makhluk menyeramkan ini takkan pernah kembali.
Namun, semakin kita tak ingin menghadapi sesuatu, justru semakin sering ia muncul di hadapanmu. Gao Leihua tetap datang.
Dengan begini, saat berhadapan dengan Gao Leihua, beban psikologis Mo semakin berat. Beban mentalnya sangat besar.
Begitulah asal muasal beban psikologis - jika tak terpikirkan mungkin tak masalah, tapi sekali terlintas dalam benak, takkan ada lagi tidur nyenyak yang bisa dinikmati.
Sejak dikalahkan dengan mudah oleh Gao Leihua, Mo selalu merasa terbebani secara mental setiap berhadapan dengannya. Lambat laun, tekanan ini semakin parah.
"Aku terpaksa keluar." Gao Leihua berjongkok mengangkat Bola-Bola, meletakkannya di bahunya. Bola-Bola yang lemah itu meregangkan mulutnya, lalu meringkuk di bahu Gao Leihua.
"Lagipula, jika aku tidak keluar, seluruh dunia ini entah akan kau rusak seperti apa. Kalau sampai begitu, aku akan sangat resah. Soalnya, aku sudah berjanji untuk menjaga dimensi ini dengan baik." Tangan Gao Leihua menekan tubuh Bola-Bola, seberkas "kekuatan fundamental" yang sangat murni dipindahkan ke dalam tubuhnya. Itu adalah energi yang diambil Gao Leihua dari sumber utama seluruh dimensi.
"Menjaga dimensi ini? Maksudmu kau ingin mengelola dimensi ini? Siapa kau ini sampai berani begitu?" Mo mengaum dengan suara serak, postur tubuhnya sekarang mirip anak kecil yang mainannya direbut.
Tiba-tiba, Mo meledak dalam kemarahan. Postur tubuhnya bagaikan naga air yang melesat dari dalam air, membentuk jejak indah nan mistis, meluncur kencang ke arah Gao Leihua.
Setelah dirasuki iblis, kecepatan Mo benar-benar luar biasa! Begitu cepatnya hingga Raja Kegelapan Berdarah, Rhein·Charlie dan yang lain sama sekali tak bisa mengenali gerakannya.
Meski kecepatan Mo memang tinggi, tapi Gao Leihua yang sejak awal dikenal karena kecepatannya, mungkinkah lebih lambat darinya?
Sebuah lengan yang berkekuatan muncul mendadak, Plak! Menepuk bagian atas kepala Mo.
Dug! Seluruh tubuh Mo terhempas ke tanah. Tepukan ini begitu kuat, secara paksa menekan kepala kecil Mo masuk ke dalam tanah, meninggalkan lubang baru di tanah Dewa.
Dua kali berturut-turut dihujamkan ke tanah, Mo seketika seperti binatang buas yang ditendang di bagian sakit.
"Graahh!" Mo bagai hewan yang dipaksa tertunduk, mengeluarkan gelombang amukan sambil meronta sekuat tenaga.
"Berdasarkan apa kau berhak mengelola dunia ini?! Dunia ini diciptakan Ayahku, apa artinya kau?!" Mata Mo memerah sambil meronta mati-matian. Tapi di bawah kendali Gao Leihua, seluruh kekuatan mengerikan Mo bagai menghilang, tak tersisa sedikitpun tenaga.
"Karena," Gao Leihua menekan kepala Mo dengan satu tangan, berbisik pelan, "Jika bukan karena ulahmu yang berisik dan memaksa, dimensi ini seharusnya memang menjadi wilayah pengelolaanmu."
“Aku tidak cocok, mungkinkah kau yang cocok!” Mo tiba-tiba mendapat aliran kekuatan baru, dengan susah payah mendorong tangan Gao Leihua yang menekan kepalanya.
Setelah terlepas dari belengguan Gao Leihua, Mo tidak langsung menyerang.
Dia mundur perlahan, kembali ke sisi lima "monster yang dirasuki iblis" yang tersisa.
Sesampainya di dekat lima "monster yang dirasuki iblis" itu, Mo tanpa ragu menarik salah satu monster dan menggigit lehernya dengan garang.
Lima kali berturut-turut, semua monster yang dirasuki iblis itu dihisap hingga menjadi mumi kering.
"Kau membuatku muak." Gao Leihua menatap Mo dengan tatapan kejam.
"Wuih, lebih baik kalian semua takut padaku." Mo mengusap darah di sudut bibirnya, tersenyum sadis.
Energi "Iblis" yang liar nyaris membuat tubuh Mo meledak dari dalam.
"Graa~~" Mo mengulurkan lehernya dan melolong seperti binatang buas.
Sekaligus, gumpalan cahaya hitam pekat mulai terbentuk di mulutnya.
Gumpalan cahaya yang memancarkan energi kematian itu, tak ada yang meragukan kekuatan mematikan yang terkandung di dalamnya.
"Auuuu!" Mo menjerit keras, sorotan energi hitam melesat lurus ke arah Gao Leihua.
Sorotan energi dahsyat itu menghancurkan segala sesuatu yang disentuh kilatan cahaya hitamnya, mengubah segalanya menjadi debu.
Gao Leihua memandang sorotan energi yang menyerbunya, lalu menggelengkan kepala. Di luar dugaan semua orang, dia sama sekali tidak menghindar atau berusaha menahan serangan itu.
"Saudara Gao Leihua!"
"Guru!"
"Ayah!"
Sang Kaisar tak gelisah, malah para kasim yang mati kebingungan!
Lao Gao tenang-tenang saja, justru orang-orang di sekitarnya yang hampir mati kebakaran jenggot!
Braak! Sorotan energi hitam yang dahsyat itu mengenai tubuh Gao Leihua dengan sempurna.
"Ber, berhasil?!" Mo membuka mulutnya tak percaya, bahkan dirinya sendiri ragu apakah ini mimpi. Tapi sepertinya memang mengenai sasaran.
"Lumayan, dari segi aura bisa kuberi nilai enam puluh," kata Gao Leihua dengan datar.
Kilatan cahaya dan debu berhamburan, Gao Leihua masih tenang berdiri di titik awalnya.
Tak terluka sedikitpun! Bahkan jubah pendekar putih bersihnya tak mengalami kerusakan sedikitpun.
"Ini tidak mungkin!" Mo menjerit histeris, Bagaimana mungkin? Sinar hitamnya ini jika tidak mengenai target biasa saja, tapi jika kena, meski punya kemampuan melampaui langit sekalipun pasti akan meninggalkan bekas.
"Mengapa tidak mungkin?" Gao Leihua mengangkat bahu, "Sudah kukatakan, saat ini aku yang mengelola seluruh dimensi. Seluruh dimensi itu termasuk semua energi yang kau gunakan."
"Kalau semua energi itu berada di bawah pengelolaanku, bagaimana mungkin bisa melukaiku?" Gao Leihua berkata datar.
"Mustahil! Kau bukan Bapa Dewa Pencipta, bagaimana bisa mengatur semua ini!" Mo mengamuk, "Bagaimana caramu mengatur semua ini?!"
"Faktanya memang begitu." Senyum mengejek mengembang di sudut bibir Gao Leihua.
"Aku tidak percaya!" Mo membuka mulutnya, gumpalan cahaya hitam yang sama mulai berkonsentrasi lagi.
Gao Leihua menggelengkan kepala, mengulurkan tangannya dan mengusap di hadapannya.
Braak! Sebuah gulungan lukisan putih perlahan terbentang di hadapan Gao Leihua.
"Wilayah Dewa Pencipta." Suara rendah Lao Gao bagai ribuan jin menekan dada semua orang.
Bola-Bola bisa membuka wilayah ini karena mewarisi [Prinsip Penciptaan], lalu Gao Leihua jenis ini apa?
Gulungan lukisan terkembang, seluruh isi Penjara Iblis terpampang di atasnya.
Gao Leihua mengangkat tangan, mengusap posisi Mo.
Sebuah kilat tiba-tiba muncul di mulut Mo.
Kilat emas meledakkan gumpalan hitam dalam mulut Mo.
"Auuu~~" Mo menjerit kesakitan, gumpalan hitam yang sedang berkonsentrasi di mulutnya musnah menjadi debu. Helai-helai darah 'iblis' hitam mengalir dari mulutnya.
"Selanjutnya, seluruh aura iblis di tubuhmu." Jarinya mengusap gulungan lukisan, aura iblis di tubuh Mo terkupas bagai mengurai kepompong sutra.
Mo berdiam kaku di tempat, matanya kosong tanpa cahaya.
Dug! Kehilangan segalanya, tubuh Mo rubuh ke tanah dengan gemuruh.
Tubuh Mo tumbang tak berdaya di tanah, Felli membubarkan wujud dan muncul di sisi Mo...
Gao Leihua memandang Mo yang terbaring, Dewa Pencipta pernah berkata putra ketiganya adalah anak yang malang. Tapi yang Gao Leihua lihat hanyalah sisi menjijikkannya.
"Ayah~~" Suara merdu bak burung oriole terdengar, diikuti aroma tubuh yang menghujam ke hidung. Sembilan Neraka sedang menerjang Lao Gao bagai "serigala menerkam domba".
"Hmph~~" Lao Gao tertegun sejenak, gerakan ini jelas kebiasaan Xiao Mengsi yang kini diwarisi.
Masalahnya, saat tubuh ramping Xiao Mengsi menerjang, Gao Leihua cukup membuka pelukan.
Tapi sekarang, entah tubuh Mengsi atau Sembilan Neraka yang datang, Lao Gao benar-benar bingung harus bagaimana???
Sementara itu, Rhein·Cha dan Raja Kegelapan Berdarah yang menyaksikan pertarungan dari samping menggaruk-garuk kepala mereka.
“Semua ini, sebenarnya apa yang terjadi?” Rhein·Charlie frustrasi, drama apa yang sedang dimainkan ini?
Yang paling membuat Rhein·Charlie frustrasi adalah Gao Leihua semakin bertambah 'aneh'. Belum lama ini, Rhein·Charlie masih yakin bisa bertarung ratusan kali melawan Gao Leihua. Namun sekarang, dalam waktu singkat Gao Leihua sudah menjadi lebih kuat lagi.
“Ngomong-ngomong, Saudara Gao Leihua, bagaimana kau bisa menggunakan 'Wilayah Dewa Pencipta'?” Rhein·Charlie mengutarakan kecurigaannya.
“Masalah ini, agak rumit penjelasannya.” Lao Gao tersenyum hehe, matanya menyipit seperti garis: “Singkatnya, ayah susu ini mendapat orderan baru. Tapi kali ini anak yang kujaga adalah... seluruh dimensi ini...”
