Bulan purnama, kabut tipis.
Di balik kesunyian malam, cahaya bulan yang laksana air menyampirkan gaun malam perak ke Hutan Peri yang beku.
Lonceng Sihir Raksasa di Hutan Peri berbunyi tepat waktu, gemuruh senja yang damai membawa frekuensi tertentu, bergema lembut di angkasa hutan.
Di bawah pepohonan raksasa Hutan Peri, banyak monster legendaris terbaring dengan tenang.
Kepingan salju kristal turun melayang menutupi tubuh para monster, namun mereka sama sekali tak merasakannya. Saat ini, semua tampak begitu damai.
Karena jiwa-jiwa mereka telah meninggalkan tubuh seberat ini. Hanya arwah yang bisa mencapai ketenangan seperti ini.
Di dalam istana yang tersembunyi di tengah hutan.
Tiga monster BOSS (tidak salah lagi kali ini!), memandang Gao Leihua dengan panik.
Meskipun di hadapan mereka, senyum Gao Leihua terlihat ramah, tiga raksasa monster sepakat bahwa senyuman itu justru lebih menyeramkan daripada ekspresi datarnya.
Sejak mendengar nama Gao Leihua, para pemimpin monster itu sudah merasa pahit di hati.
Gao Leihua memang bukan pria yang bisa dengan mudah disegel. Meski ketiganya sudah sedikit mempersiapkan diri, mereka tidak menyangka Gao Leihua akan muncul di hadapan mereka secepat ini.
Apa yang harus kami lakukan sekarang? Tiga raksasa monster saling bertukar kode mata diam-diam.
Niat mereka tidak baik, lebih baik menyerang duluan!
Ketiga pemimpin monster itu secara diam-diam mulai memusatkan tenaga, bersiap untuk bergerak.
"Kalian, lebih baik jangan bergerak dulu. Jika tidak, aku tidak akan segan mengakhiri nyawa kalian lebih awal." Gao Leihua melirik ketiga monster itu dengan santai, berkata datar. Bola mata hitam yang tajam berhenti satu detik lebih lama saat melirik harimau kegelapan yang bertubuh tembem.
Satu detik ekstra itu membuat harimau kegelapan yang dipanggil Da Pan itu ketakutan. Saat mata hitam itu menatapnya, hawa dingin yang menusuk tulang mengalir bolak-balik di tulang punggung monster bernama Da Pan.
Ini membuat harimau kegelapan teringat ucapan mesum yang baru saja keluar dari mulutnya. Dia tidak tahu apakah Gao Leihua mendengar kata-kata itu. Saat ini, harimau kegelapan itu ingin sekali menyobek mulutnya sendiri.
"Lebih baik diam di sana dengan baik." Ucapan sederhana Gao Leihua langsung membuat niat tiga raksasa monster legendaris untuk melukai orang menghilang seperti asap.
Perkataan Gao Leihua seolah bisa melihat niat tersembunyi di hati mereka, membuat mereka merasakan ketidakberdayaan yang mendalam.
"Mau lihat hadiah yang kubawa untuk kalian?" Gao Leihua tersenyum.
Pandangan tiga raksasa monster legendaris tertuju pada nampan di tangan Gao Leihua.
Unicorn jatuh dari tiga raksasa itu gelisah menginjak-injak kaki depannya, sepertinya dia teringat sesuatu.
Sebenarnya tidak perlu dibuka, dia sudah menebak benda apa yang ada di piring itu. Dari empat pemimpin besar, Golden Bimeng Tǔdòu terlambat datang. Meskipun kecepatan Tǔdòu lambat, sampai saat ini seharusnya sudah tiba. Satu-satunya kemungkinan adalah Tǔdòu telah tewas. Dengan demikian, isi nampan itu semakin jelas tertebak.
Gao Leihua mengulurkan tangan, membuka kain hitam yang menutupi nampan logam. Terlihatlah kepala Golden Bimeng yang bermata lebar, masih menyiratkan ketidakrelaan dan kebingungan yang tak terpecahkan.
"Tǔdòu!" raung Harimau Kegelapan yang bertubuh tembem dengan suara parau penuh kesedihan saat melihat kepala berlumuran darah itu.
"Kau iblis terkutuk! Aku akan menghancurkanmu!" geram Harimau Kegelapan gemuk itu. Dengan jurus "Harimau Kelaparan Menerjang Domba", cakar tajamnya memancarkan kilauan dingin yang menggetarkan.
Dug!
Harimau Kegelapan baru saja menerjang setengah jalan, tiba-tiba tubuhnya terbang mundur secara tiba-tiba.
Dengan dahsyat membentur dinding istana, tubuh gemuknya menghantam hingga membentuk lubang di dinding.
Tak terlihat Gao Leihua menggerakkan tangan, dia masih tersenyum di depan meja rapat.
Kecepatan seperti apa ini? Harimau Kegelapan satunya dan Unicorn Jatuh semakin membeku dalam hati.
Dug! Kembali terdengar suara jernih, tubuh Harimau Kegelapan yang tertanam di dinding mulai memancarkan suara ledakan.
Kemudian, seluruh tubuhnya meledak berkeping-keping.
Di lubang dinding, sebutir kedewaan yang melilit aura iblis perlahan mengambang...
Inikah wujud sejati penguasa/elit atas? Harimau Kegelapan dan Unicorn Jatuh itu berpikir.
Kekuatan tingkat Dewa manusia-binatang ternyata begitu menggelikan di mata pria berambut putih ini. Cuma satu jurus, bagai menghancurkan semut dengan mudah.
“Orang selalu harus bertanggung jawab atas perkataan mereka sendiri.” Gao Leihua berkata dengan tenang. Maksudnya jelas - kematian harimau kegelapan yang tembem ini berkaitan langsung dengan ucapan yang pernah dilontarkannya sebelumnya.
Setelah berbicara, Gao Leihua menatap unicorn jatuh dan harimau kegelapan yang satunya lagi.
Kedua monster itu memperlihatkan ketakutan di mata mereka, menundukkan kepala tak berani menatap langsung ke arah Gao Leihua.
“Aku sama sekali tidak punya simpati pada kalian para monster.” Gao Leihua tersenyum licik: “Begini saja, lakukan satu hal untukku, dan aku akan membebaskan jalan hidup kalian.”
“Silakan bicara.” Unicorn jatuh dan harimau kegelapan sama sekali tidak berani melawan.
“Pergilah dan suruh semua monster yang sedang menyerang untuk mundur.” Perintah Gao Leihua.
“Kami akan segera mengurus hal ini.” Dua monster BOSS menjawab dengan panik.
Selain menyetujui, apa lagi yang bisa mereka lakukan? Pilihannya hanya dua: patuhi atau mati.
Kedua BOSS monster itu tidak punya pilihan lain selain menerima tawaran tersebut.
“Hal ini cukup dikerjakan satu orang saja. Dari kalian berdua, salah satu pergi ke Pulau An Ye di Tujuh Pulau Lautan untuk memanggil Golden Bimon itu. Ada beberapa hal yang perlu ku bicarakan dengannya.” Gao Leihua berkata. Tidak diragukan lagi, yang dimaksud "Golden Bimon" oleh Gao Leihua tak lain adalah bos para monster legendaris yaitu "Xiao Jin".
“Kau tahu tentang 'Pulau An Ye'?” Mata kedua pemimpin besar monster itu memperlihatkan ekspresi panik. Mengapa Gao Leihua seolah tahu segalanya? Ini membuat mereka merasa tidak punya sedikit pun rahasia di hadapannya.
“Tak perlu peduli bagaimana aku tahu. Pergilah dan panggil Golden Bimon Beast itu. Katakan padanya Gao Leihua yang memanggilnya.” Gao Leihua berkata dengan dingin. Tentang kabar Pulau An Ye ini, Gao Leihua sudah mengetahuinya sejak lama. Dulu jika bukan karena harus mengerami telur, Lao Gao sudah lama menyerbu pulau itu.
"Aku yang akan memanggil Bos Xiao Jin, kecepatan lariku lebih cepat. Setelah memanggil Bos Xiao Jin, di mana kami harus menemui Anda?" Unicorn jatuh melangkah maju mengambil misi ini.
"Di mana baiknya kita bertemu?" Gao Leihua berpikir sejenak, lalu tiba-tiba mengubah keputusannya: "Sudahlah, tak perlu menyuruhnya datang. Suruh dia menungguku di Pulau An Ye. Nanti aku yang akan menemuinya."
"Baik," Unicorn jatuh menjawab.
"Baik, sudah diputuskan. Kalau begitu, harimau kegelapan ini akan ikut denganku, suruh semua monster legendaris mundur." Gao Leihua menatap harimau kegelapan itu.
Harimau kegelapan terpaksa mengikuti di belakang Gao Leihua. Sebelum pergi, dia melirik tajam ke arah Unicorn jatuh, membenci dirinya sendiri karena kepandaiannya tak sehebat sang Unicorn. Andai saja tahu, pasti dia akan memilih misi memanggil Bos Xiao Jin. Sungguh dia tak ingin berlama-lama di dekat Gao Leihua...
……
Di dunia perak, dua siluet samar bergerak berurutan dengan kecepatan luar biasa.
“Dasar sialan, kau kan monster legendaris tingkat Dewa, kenapa kecepatanmu bisa segini lambat?” Di tengah jalan, Lao Gao sudah tak terhitung kali memalingkan kepala sambil mengaum seperti singa.
“Huuu, cis huu~~” Harimau kegelapan itu tersengal-sengal, tak berani bersuara sedikitpun, hanya bisa mengatupkan gigi dan memaksakan kecepatannya.
Sebenarnya, hati harimau kegelapan ini sedang menangis darah. Kecepatannya sebenarnya tidak bisa dibilang lambat, bahkan di antara semua monster legendaris tingkat Dewa, kecepatannya termasuk yang masuk dalam peringkat. Tapi mana mungkin bisa menyaingi Gao Leihua? Yang paling membuat frustrasi, Gao Leihua terus-menerus mendesaknya untuk mempercepat laju.
Harimau kegelapan tentu tidak tahu isi pikiran Gao Leihua.
“Setelah monster-monster ini mundur dan semua diaturkan dengan baik. Urusan di dunia ini akan beres.” Gao Leihua melangkah sambil berpikir, asalkan semua urusan di dunia ini telah beres, dia bisa pensiun dengan sukses.
Di benaknya terbayang perjanjian dengan Dewa Pencipta.
"Selesaikan kekacauan di dunia ini, aku akan beritahu caranya membuka jalur antara dua dimensi." Itu yang diucapkan dewa pencipta dunia kepada Gao Leihua.
Asalkan bisa menyelesaikan kekacauan di dunia ini, sang dewa pencipta akan memberi tahu Gao Leihua metode untuk melintasi dua dimensi!
Setelah itu, dia bisa menjelaskan segalanya kepada Jingxin dengan detail. Gao Leihua berpikir dalam hati.
Tapi, apakah Jingxin mau ikut dengannya ke Bumi nanti?
Gao Leihua tiba-tiba tidak yakin.
Lao Gao berasal dari Bumi, karena itu dia rindu kampung halamannya dan ingin pulang.
Tapi akar kehidupan Jingxin ada di sini, apakah dia rela meninggalkan semua ini dan ikut ke Bumi?
Gao Leihua menggelengkan kepala.
"Sudahlah, nanti kita lihat." Bisik Gao Leihua pelan. Jika Jingxin mau, mereka akan pulang. Jika tidak, dia juga tidak tahu harus bagaimana. Bagaimanapun, dia sudah bukan seperti dulu saat pertama datang ke dunia ini - di benua ini, dia sekarang sudah memiliki rumah.
Di sisi lain, Bola-Bola dan Mengsi, bersama Raja Kegelapan Berdarah serta Rhein·Charlie, sudah lebih dulu pergi ke Laut Karang. Mereka akan memberi tahu Jingxin bahwa Gao Leihua telah kembali, agar dia tidak khawatir.
"Kalau kali ini aku bisa pulang." Lao Gao menggeretakkan giginya, mengeluarkan senyum sinis beruntun.
Beberapa si tua menyebalkan itu, Lao Gao takkan pernah melupakan mereka seumur hidup.
Lao Gao pernah bilang, dia memahami tingkah beberapa si tua itu. Tapi, pemahaman adalah satu hal! Fakta bahwa para si tua itu ingin Gao Leihua mati adalah kebenaran yang tak terbantahkan! Satu hal satu penyelesaian, dendam ini jika tidak dibalas, bukanlah sikap pria sejati!
Kalian ingin aku Gao Leihua mati, tapi aku justru masih hidup, bahkan hidup dengan sangat baik!
"Haha! Brengsek! Untung Langit punya mata! XX-nya OO-nya, beberapa si tua itu, tunggulah! Kalau aku bisa pulang, tidak memotong JJ kalian menjadi 10.000 keping, aku bukan Gao Leihua! Wa krak-krak~~" Saat memikirkan hal yang menggembirakan ini, Gao Leihua tiba-tiba tertawa terbahak-bahak seperti orang gila.
Hanya Harimau Kegelapan yang malang, dalam tawa histeris Gao Leihua, bagaikan bunga kecil yang dihancurkan badai, gemetar ketakutan...
