Kehidupan di dunia iblis berjalan baik, kecuali belakangan muncul aksesori Penguasa Iblis yang menempel terus.
Setiap pagi ia pergi berlatih pedang, saat kembali di siang hari, akan bertemu dengan si aksesori. Mereka berdua lalu pergi jalan-jalan di jalanan dunia iblis, makan-makan bersama.
Sang Penguasa Iblis sangat gemar membelikannya tumpukan barang. Cukup dengan satu tatapan darinya, malam itu juga barang-barang akan muncul di ranjang istana iblis. Entah itu kalung Ying Luo mahal, giok kekaisaran, atau artefak magis berharga - si iblis ini ingin menyuapkan semuanya paksa kepadanya. Beruntung ini terjadi di dunia iblis bukan dunia manusia, sehingga masih bisa memaksakan diri mengembalikan barang-barang tersebut.
Di malam hari, dia pergi ke kasino bawah tanah.
Dia tidak lagi membiarkannya berlatih 《Ming Xin Jue》 dengan cara menyiksa diri sendiri.
Mengingat si iblis ini sudah bisa secara refleks mengaktifkan ilmunya ketika dipanggil "Yan Yan" untuk membatasi diri, selisih waktu ini cukup baginya untuk menyelamatkan nyawa.
Tapi Raja Iblis jelas masih ingin terus berlatih.
Dia tidak tenang, toh si iblis ini menganggap dirinya tidak akan merasakan sakit - bukankah menderita sedikit tak masalah? Asalkan bisa memastikan keamanannya, dia pasti akan melakukannya.
Tapi dia sama sekali tidak bisa menghindarinya ke kasino, karena saat mengetahui niat si iblis ini, dia langsung mengganti Jurang Setan tempat latihan pedangnya dengan kasino bawah tanah. Ketika Raja Iblis melewati lagi, akan terlihat bayangannya muncul di atas panggung batu.
Iblis: “……”
Raja Iblis dalam hati: Tsk, benar-benar manja!
Sambil tidak bisa menahan sudut mulutnya yang melengkung gila-gilaan.
Iblis ini langsung mencari posisi strategis untuk menonton, bahkan mempertaruhkan uang besar, bertaruh pada kemenangannya di setiap ronde.
Praktik pertarungan nyata adalah titik lemahnya, namun melalui duel berulang kali, ia berhasil mengembalikan sensasi kehidupan sebelumnya.
Serangan Bangsa Iblis bersifat frontal dan brutal, hampir setiap jurus mematikan, ditambah gaya bertarung barbar mereka yang didukung kekuatan super.
Pedang Kunlun-nya berdengung penuh semangat, posturnya lentur seperti bilah musim gugur yang meliuk dengan sudut tak terduga di udara. Empat tingkat pertama "Ilmu Pedang Kunlun" telah ia kuasai sepenuhnya, gerakannya tak terprediksi bagai penampakan, pedangnya cepat-tepat-kejam laksana vetala putih pencabut nyawa.
Perlahan, baju putih khas sang cultivator pedang mulai terkenal di kasino bawah tanah dunia iblis.
Terutama karena cultivator berbaju putih ini selalu datang berdampingan dengan seorang iblis.
Tapi bangsa iblis itu sendiri tidak bertarung, hanya khusus bertaruh pada kemenangannya, hingga mendapat untung berlimpah.
Di mata para iblis, tindakan seperti ini jelas-jelas memanfaatkan wanita!
Bangsa Iblis paling menghina banci kota. Mereka mencemooh dengan sinis melihat wajah parasit yang gemar memanfaatkan wanita itu.
Beberapa iblis ingin cari masalah dengan si banci kota.
Si banci kota menatap: "Ya?"
Baru mereka sadar banci kota itu mirip Yang Mulia mereka, terutama saat mata phoenix merahnya memicing dengan gelora pembunuhan di mata - semakin mirip!
Seketika bulu kuduk para iblis meremang, tercerai-berai seperti burung ketakutan.
Desas-desus beredar di antara mereka: Yang Mulia mereka, sepertinya mulai jadi banci kota.
Sorot mata mereka pada Yang Mulia langsung berubah canggung tapi iri. Kabarnya, kekasih Penguasa Iblis bisa menang ribuan Lingshi semalam lewat judi! Di mana ada makanan enak seperti ini? Pengen makan!
Bahkan Yang Mulia yang memanfaatkan wanita pun sifatnya menjadi jauh lebih baik, perasaannya juga membaik. Belakangan ini frekuensi makian "bodoh" menurun drastis, bahkan iblis yang terpental pun berkurang.
Atasan sedang bahagia, iblis di bawah pun jarang kena marah.
Langsung arah angin berubah semalaman. Para iblis mulai berbondong-bondong merasa memanfaatkan wanita memiliki efek ajaib penenang hati.
Malam ini, ia berganti baju tidur putih bulan - baru-baru ini ia menemukan di lemarinya, baju tidur saja sudah ditumpuk puluhan potong.
Ia duduk di depan jendela membaca informasi rahasia dunia kultivasi yang diberikan paksa oleh si iblis itu.
Sejak ia bilang akan mengurus, iblis ini seolah-olah sudah melupakan kata "sebulan". Kini bahkan informasi rahasia dunia iblis dikirimkannya setiap hari, sama sekali tidak menganggapnya sebagai orang luar.
Tapi hari ini, baru saja ia membuka buku catatan, suara dari luar jendela pun terdengar.
Seekor bangau kertas kecil mengepakkan sayapnya terbang mendekat, seolah telah melalui perjalanan jauh, jatuh lemas di telapak tangannya dengan wajah murung seperti sayur layu.
Ia mengulurkan tangan mengusap-usap bangau kertas itu, baru kemudian membukanya dan mulai membaca.
Chao Zhaoyue sebenarnya sudah tiba di Kediaman Tianci sejak dua bulan lalu.
Alasan tidak ada balasan surat selama ini adalah karena ia terus gagal menemukan makam ibu mereka.
Awalnya Chao Zhaoyue mengira ini karena rentang waktu yang terlalu lama, mengingat sudah seratus tahun berlalu, huruf-huruf di nisan mungkin sudah terkelupas.
Tapi, setelah menyelidiki lebih dalam ke Kediaman Tianci hingga ke akar-akarnya, Chao Zhaoyue tidak hanya gagal menemukan kuburan, bahkan sama sekali tidak ada jejak keberadaan ibu mereka di sana.
Zhao Jin Sui tertegun.
Tiba-tiba ia teringat masa kecil ketika Chao Taichu bercerita tentang ibu mereka.
Saat berusia lima tahun, ia mendengar bahwa murid-murid lain di sekte sebenarnya memiliki ibu kandung, hanya saja mereka meninggalkan sang ibu untuk menempuh jalan kultivasi.
Dia pun lari mencari Chao Taichu untuk menanyakan soal ibu.
Chao Taichu tampak tak sabar, namun setelah dikejar-kejar berhari-hari, akhirnya dia bercerita.
Ibu mereka bermarga Xu, bernama A'Pu—nama yang terinspirasi dari kata "Bodhi". Beliau adalah putri seorang pengusaha kaya di Tianci Fu. Berkat kebetulan bertemu Chao Taichu yang saat itu tinggal beberapa tahun di Tianci Fu, lahirlah Chao Zhaoyue dan Zhao Jin Sui sebagai saudara kandung.
Saat itu Chao Taichu berkata dengan dingin:
"Seandainya bukan untuk melahirkanmu, ibumu takkan meninggal karena persalinan sulit. Jangan tanya lagi!"
Gadis kecil itu membeku di tempat. Meski masih polos, dia paham arti "mati" dan bagaimana perasaan menyebabkan kematian seseorang.
Berhari-hari dia menyembunyikan kesedihan, diam-diam menangis di ruang baca sampai ketahuan Chao Zhaoyue. Kakaknya menggendongnya di bahu, mengajak jalan-jalan ke pasar di bawah gunung untuk menghibur.
Dia mengambil sebuah novel hantu dan berkata padanya: "Chao Taichu membohongimu. Setelah mati, semua orang akan menjadi hantu. Ibu akan berubah menjadi hantu di belakangmu untuk melindungimu."
Akhirnya dia benar-benar percaya, mulai membaca cerita hantu setiap hari, lalu memberitahu semua orang: Ibuku sedang mengawasimu dari belakang.
Membuat orang-orang di sekitarnya pucat pasi, sementara Chao Zhaoyue tertawa terbahak-bahak melihatnya.
Tapi, meski akal licik kakaknya tetap ada, sejak saat itu dia memang tak pernah diam-diam menangis lagi.
Zhao Jin Sui tidak mengerti——
Apa maksudnya, tidak ada orang bernama Xu Puniang?
Dia melanjutkan membaca surat itu.
Secara harfiah, tidak ada catatan tertulis apapun, baik dalam silsilah keluarga maupun dokumen resmi, tentang Xu Puniang. Keluarga Xu tak pernah memiliki putri bernama Puniang.
Chao Zhaoyue juga merasa aneh, tapi masa mereka berdua bisa keluar dari batu? Tanpa ibu, bagaimana mungkin mereka bisa terlahir?
Xu Poniang hanyalah seorang manusia biasa, itupun wanita lemah dari dunia manusia, apa mungkin bisa terseret dalam rencana besar? Yang mampu menghapus jejaknya hingga begitu bersih, Chao Zhaoyue hanya bisa memikirkan satu orang: Chao Taichu.
Tapi mengapa?
Ibu mereka sudah mati seratus tahun, yang tersisa hanya kuburan tak terurus. Chao Taichu, untuk apa melakukan hal yang tidak perlu ini?
Segudang kebingungan berkecamuk di pikirannya.
Ia memeriksa cap waktu pada surat Chao Zhaoyue, ternyata sudah ditulis lebih dari sebulan lalu.
Setelah menuliskan semua pertanyaan ini, Chao Zhaoyue memberitahunya bahwa dia akan mulai menelusuri jejak Chao Taichu.
Setelah berpikir sejenak, dia menulis surat yang secara singkat menceritakan kabar terbaru dari pihaknya, sekaligus menanyakan apakah ada petunjuk lain yang ditemukan.
Dia mengambil kembali burung kertas kecil itu, menyuntikkan energi spiritual ke dalamnya, lalu menyuruh burung kertas tersebut mengirimkan pesan.
Namun burung kertas kecil itu justru tidak menemukan arah, malah berputar-putar di udara sejenak, seolah tiba-tiba kehilangan orientasi, lalu langsung terjatuh di telapak tangannya.
Zhao Jin Sui tertegun.
Sepanjang hidup mereka sebagai saudara kandung, pengiriman pesan dengan burung kertas tak pernah mengalami masalah seperti ini.
Burung kertas ini sendiri adalah artefak magis. Kemungkinan terjadinya situasi ini hanya satu:
Burung kecil itu tak bisa menemukan Chao Zhaoyue.
Saat itu juga ia mengeluarkan lentera jiwa dari kantong penyimpanannya - milik Chao Zhaoyue. Sebelum meninggalkan Kunlun Jianzong, Chao Zhaoyue secara spontan membawa lentera jiwa mereka berdua saat berkemas.
Kini lentera jiwa-nya masih berbinar dan stabil.
Orangnya tidak mati, tapi bagaimana bisa tiba-tiba menghilang?
Ketika Raja Iblis mendorong pintu masuk, ia melihatnya termenung memandangi seekor burung kertas.
"Yan Yan, Chao Zhaoyue hilang."
Reaksi pertama Raja Iblis adalah: "Akan kusuruh iblis-iblis bawahanku membantumu mencari."
Gadis itu menggelengkan kepala, jari-jari putihnya memencet bangau kertas kecil:
"Tidak, bangau kertas ini sendiri adalah artefak magis pencari orang. Jika bangau kertas pun tak bisa menemukan, mengirim lebih banyak orang hanya sia-sia belaka."
"Aku curiga di Kediaman Tianci ada ilusi atau ruang rahasia."
"Yan Yan, aku harus pergi memeriksanya secara pribadi."
Dalam situasi Chao Zhaoyue yang hilang jejaknya, bahkan tidurnya pun tak tentram.
Lagipula masalah ibu mereka pasti ada keanehan, pasti Chao Zhaoyue telah menyelidiki sesuatu.
Yan Xueyi menatapnya, lalu segera berbalik badan pergi, jubah bulunya mengibaskan angin:
"Aku akan segera beri perintah, malam ini juga kita berangkat."
Dia menghampirinya: "Yan Yan, aku..."
Dia ingin bilang dia tak perlu melakukan semua ini.
Langkahnya terhenti sejenak, tersenyum: "Tidak mengganggu."
Raja Iblis itu berpikir: Mau membiarkannya pergi sendirian?
Kalau dia celaka di luar, bukankah dirinya akan jadi duda berusia belasan tahun lebih tua?
Kini situasinya di antara manusia canggung, dia sama sekali tidak merasa tenang membiarkannya pergi ke wilayah kura-kura itu.
Apalagi, seandainya sebulan kemudian bayangannya pun menghilang, bagaimana itu? Kalau dia sampai marah tidak mengakui orang, tentu dia harus menjadi iblis yang tidak pernah meninggalkannya sedetik pun!
Dia tidak tahu aktivitas psikologis kompleks si iblis ini, hanya mengangguk.
Namun, sebelum pergi, dia sengaja mencari sebentar Ran Yang:
"Ran Yang, tolong sampaikan ke Mak Comblang, minta dia membantu memperhatikan kabar Lingyun. Jika Lingyun kembali, mohon dijaga baik-baik."
Hubungan Mak Comblang dengan Lingyun cukup baik, pasti mau membantu.
Setelah berpikir, dia menambahkan: "Ran Yang, kalau di dunia iblis muncul cultivator pedang bernama Wuya..."
Dia teringat perkataan Lingyun bahwa Wuya juga karena membantunya, dibuang ke dunia iblis untuk menjalankan tugas.
Iblis yang menguping mengarahkan telinga, pandangan licik dan menyeramkan menyapu Ran Yang, membuat Ran Yang langsung menyentak seluruh tubuh.
Dia berkata: "Keluarkan dia dari dunia iblis, jangan biarkan dia kembali ke Sekte Pedang Kunlun. Biarkan dia bergabung dengan sekte mana saja."
Wuya memang berbeda dengan Lingyun. Yan Xueyi bisa menerima Lingyun dan membawanya bersama, tapi Wuya tidak. Kini dia mulai paham maksud sang iblis dulu tentang pikiran Wuya. Dengan demikian, ini sudah batas maksimal yang bisa dilakukannya.
Raut wajah Raja Iblis sedikit melunak. Pandangan mengerikan itu ditarik kembali, berubah menjadi kabut hitam yang menghilang tanpa suara.
Ran Yang mengeringkan keringat di dahinya sambil berpikir: Untung Nona Chao tidak mengatakan hal berbahaya, kalau tidak Wuya mungkin sudah tamat riwayat.
Tak lama kemudian, Ran Yang menemukan Wuya di antara mata-mata yang berhasil ditangkap dari dunia iblis.
Wuya awalnya dibuang ke dunia iblis dengan persiapan nyaris mati sembilan kali, tapi tak menyangka dia selamat dan malah ditemukan oleh seorang Panglima Iblis.
Panglima Iblis ini berbeda dengan iblis ganas lainnya, penampilannya sangat santun.
Saat mendengar ucapan panglima iblis itu, Wuya tertegun.
Pemuda itu tiba-tiba merasakan matanya berkaca-kaca, seperti khayalan ingin menangis.
Ia membasahi bibir keringnya, tiba-tiba bertanya: "Apakah Shifu bahagia di dunia iblis?"
Ran Yang berpikir: Rupanya muridnya, pantas sorot mata waspada Yang Mulia tadi.
Ran Yang menjawab: "Bahagia. Siang berlatih pedang, malam minum anggur, mana ada yang tak bahagia?"
Yang paling penting ada Yang Mulia yang rela memetik bintang maupun bulan untuknya – cuma dia sendiri tak tahu saja.
Pemuda itu menunduk berpikir: Ternyata setelah meninggilan Kunlun Jianzong, kini Shifu hidup dengan baik.
Pemuda itu tiba-tiba berkata: "Aku ingin bertemu sekali lagi dengannya."
Ran Yang: "Ah, Gurumu sedang ada urusan bersama Yang Mulia kami, sudah sejak lama meninggalkan dunia iblis."
Wuya tertegun, beberapa saat baru menundukkan kepala.
Rupanya pria di belakang guru itu adalah Penguasa Iblis.
Diam-diam ia berpikir: Seandainya dari awal ia bisa setia berdiri di sisi gurunya, apakah segalanya akan berbeda?
Ran Yang berkata: "Gurumu memintaku mengantarmu kembali ke dunia kultivasi, ayo pergi."
Tapi si pemuda tiba-tiba mengangkat tangan, secara kasar mengusap matanya, lalu menatap:
"Terima kasih atas pertolongannya."
"Niat baik guru telah kuterima."
"Sendirian pun, aku bisa keluar dari dunia iblis."
Kelak, ia pasti bisa membalas budi dan membantu gurunya.
Usai berkata, pendekar pedang muda ini langsung menyelam ke malam abadi dunia iblis tanpa menoleh.
Posturnya tampak memprihatinkan, namun punggungnya tetap tegak lurus.
Ran Yang memicingkan mata berpikir: Mungkin diberi waktu, pemuda ini juga akan menjadi figur, hanya saja, memang sudah terlambat selangkah.
Zhao Jin Sui bermimpi, bermimpi tentang masa lalu bertahun-tahun yang lalu.
Dia berdiri di luar Istana Taichu, mendengar suara menghina Chao Taichu "hanya anak manusia biasa yang hina", memencet telapak tangan erat-erat.
Dia kembali bermimpi bertahun-tahun lalu, saat dia dan Chao Zhaoyue masih kecil, dua anak yang ingin kabur dari rumah dengan tujuan Kediaman Tianci.
Dia dan Chao Zhaoyue ingin mencari ibu, meski hanya sebuah kuburan, ingin bersama Chao Zhaoyue menyalakan dupa untuk ibu.
Keduanya kelelahan dan kelaparan, dia tak mampu berjalan lagi, Chao Zhaoyue pun menggendongnya.
Namun saat hampir tiba di Kediaman Tianci, dalam perjalanan mereka tetap ditemukan oleh orang yang ditugaskan Chao Taichu, dua anak setengah baya itu dibuang ke Tebing Perenungan, menghadap tembok sepenuhnya setengah bulan.
Dia di bawah Tebing Perenungan memeluk lutut bertanya pada Chao Zhaoyue: "Kau pernah melihat Ibu?"
Chao Zhaoyue berkata: "Ibu terlihat sangat cantik, matanya besar, suaranya manis, juga pandai menyanyi menghibur orang tidur."
Dia berkata: "Chao Zhaoyue, kau bohong, kau hanya lebih tua sedikit dariku, pasti kau juga sudah lupa wajah ibu."
Chao Zhaoyue tersenyum: "Setelah dewasa kau tak mudah dibohongi lagi."
Mereka berdua di bawah Tebing Perenungan yang hitam legam, berdampingan menghabiskan banyak malam kelam.
Saat itu, kalimat paling sering diucapkan Chao Zhaoyue adalah: "Ibu pasti memberkati kita dari langit."
Mimpi tentang kenangan masa lalu ini membuat tidurnya tak tentram.
Seolah kembali ke malam kelam di Tebing Perenungan, bersama Chao Zhaoyue menghitung bintang di langit sambil bertanya mana yang adalah ibu.
"Ibu!"
Suaranya lemah, tapi iblis ini selalu tidur nyenyak, hampir langsung membuka mata.
Tapi di detik berikutnya dirinya malah dipeluk erat olehnya, sambil berbisik memanggil: "Ibu!"
Si iblis ini langsung kesal dalam hati: Siapa ibunya? Apa ibunya setinggi ini? Apa ibunya sekaku ini saat digendong?
Tapi suaranya yang seperti gumaman dalam mimpi itu membuat hatinya melembut.
Ia berpikir: Sudahlah, apa salahnya menjadi ibunya untuk sementara?
Saat dia terbangun setengah sadar dari tempat tidur, terdengar suara Raja Iblis di sampingnya yang sedang menepuk-nepuknya malas-malasan sambil berkata: "Ibu ada di sini."
Suaranya berat namun merdu, mengandung kelembutan aneh yang tak biasa.
Dia terkejut. Kesepian besar saat menghitung bintang dalam kegelapan mimpi tiba-tiba terasa terisi.
Tak bisa menahan diri, dia tertawa terkekeh.
Seluruh tubuhnya membeku kaku.
Dengan dengusan dingin ia berkata: "Entah siapa yang tadi malam merengek cari ibu, malah memaksa memeluk Aku."
Tapi sepanjang jalan, dia terus memeriksa lentera jiwa. Setelah lama tak tersenyum, kini saat dia tersenyum, Dia merasa tak ada salahnya.
Langsung dia menangkap tangan Dia, memeluk erat, menggesek-gesekkan kepala ke tubuh-Nya.
"Yan Yan, terima kasih."
Dia membeku, tapi seketika sudut mulut naik.
Dalam hati, jika Dia punya Ekor, pasti sedang dikibaskan sekarang.
Si iblis mengernyit, menepuk-nepuknya: "Sudah-sudah, jangan bertingkah manja."
——Sebenarnya Dia sangat menikmatinya.
Dalam hati, dia tak kuasa menahan tawa.
Setelah lama bergaul dengan iblis ini, pelan-pelan dia menemukan trik. Misalnya sekarang: "Yan Yan, aku lapar. Cari makanan, kita beristirahat sebentar."
Raja Iblis akan mengeluarkan suara "tsk", mencibir: "Merepotkan."
Lalu langsung beranjak pergi, sudut mulut ternyata terangkat.
Dia sangat menyukai saat dirinya dimintai tolong. Asalkan dia berpura-pura tak bisa mengurus diri dan butuh bantuan, sudut mulutnya pasti akan naik. Sambil menggerutu, dia akan menyelesaikan semua pekerjaannya;
Sebaliknya, jika dia tak membutuhkan bantuan sama sekali dan melakukan semuanya sendiri, Raja Iblis itu akan mengawasinya dengan tatapan licik, wajahnya muram sepanjang hari disertai dengusan kesal.
Setelah menyadari hal ini, dia mulai menyerahkan banyak urusan padanya. Padahal sebelumnya dia adalah pribadi yang sangat individualistis, kini semakin mahir memanfaatkannya.
Namun hari-hari seperti ini, dibandingkan masa lalu yang selalu dipenuhi rasa khawatir sendirian, ternyata terasa cukup baik.
Mereka telah tiba di pinggiran kota tak jauh dari Kediaman Tianci. Perjalanan setengah hari lagi akan sampai di gerbang kota.
Sepanjang perjalanan yang dilakukan di bawah langit malam, mereka tak sempat beristirahat dengan baik dan terus terburu-buru.
Saat Guangping menyalakan api, Raja Iblis telah kembali. Dengan tangan membawa makhluk spiritual, dia langsung melemparkannya ke Guangping lalu duduk di samping Zhao Jinsui.
Guangping sambil memasang rak panggang berkata: "Biksu miskin melihat perbintangan tadi malam, Kediaman Tianci ini sepertinya membawa pertanda buruk."
Raja Iblis: "Seorang biksu kok membaca bintang?"
Mata berbinar juga ssst-ssst-ssst: "Benar-benar!"
Guangping gelengkan kepala.
Raja Iblis bersandar di pohon, menyangga satu kaki, melemparkan buah spiritual padanya dan bersabda:
"Sui Sui, pernahkah kau berpikir ini mungkin perangkap?"
Baru saja berpisah dengan manusia, langsung terjadi masalah di Kediaman Tianci, Chao Zhaoyue hilang, seolah sengaja memancingmu ke sini.
Dengan satu tangan ia menangkap buah spiritual: "Aku sudah memikirkannya."
Katanya: "Bukankah aku membawa serta kau?"
Ucapan angkuh ini langsung membuat sudut mulut si iblis naik.
Raja Iblis: "Tenang, Aku takkan membiarkanmu celaka."
Senyum baru mengembang di bibirnya ketika terdengar suara dari tempat tak jauh.
Setelah melangkah ke Tahap Yuan Bayi menengah, panca indranya juga telah diperkuat. Segala suara dalam radius seratus meter takkan luput dari pendengarannya.
——Ada orang!
Tak jauh dari situ, sekelompok orang datang dengan langkah mewah menggotong tandu ke arah sini.
Cultivator di atas tandu itu bernama Xu Tiancheng, putra ketujuh Keluarga Xu dari Tianci Fu. Menjelang perayaan ulang tahun Nian Chun Daren, karena tangan kosong tak menemukan hadiah yang sepadan, akhirnya ia memutuskan merampok di tengah jalan.
Tianci Fu bukanlah permukiman murni manusia biasa, melainkan campuran antara cultivator dan awam. Jika berhasil menangkap satu dua "domba gemuk", harta pun mengalir.
Beberapa murid Foundation Establishment di bawahnya selalu mengelilinginya bagai bulan dikitari bintang, memanggilnya "Leluhur Tiancheng".
Saat haus, banyak yang segera menyodorkan ember air. Sekali mengangkat tangan, puluhan orang langsung mengipasi angin.
Seorang bawahan berseru: "Leluhur, lihatlah ke depan!"
Sang Leluhur Tiancheng mengamati sosok di kejauhan dengan saksama:
Laki-laki itu terlihat sangat menawan, seorang banci kota yang tak terlihat tingkat kultivasinya;
Perempuan itu tampak dingin dan berkelas, sepertinya seorang wanita bangsawan yang datang ke Kediaman Tiancheng, donatur si banci kota;
Satu-satunya yang terlihat bisa bertarung adalah biksu botak itu, mungkin seorang penjaga.
Setelah menilai kemampuan tempur dengan begitu kasarnya, Leluhur Tiancheng berbisik beberapa patah kata pada anak buahnya:
"Kalian serang si biksu itu, aku yang akan menangkap banci kota paling lemah itu."
Saat para antek bawahannya mulai mengepung diam-diam, Sang Leluhur mulai bertindak.
Dengan gerakan secepat kilat, dia menepuk keras dan menerjang ke arah banci kota paling lemah itu!
Yang disangka sudah pasti berhasil, tapi si banci kota malah memandangnya dengan tatapan aneh penuh penghinaan "sepanjang hidup belum pernah lihat sesuatu sebodoh ini", lalu tanpa menghindar, menggenggam erat pergelangan tangan Leluhur Tiancheng sebelum tangan itu menyentuhnya.
Leluhur Tiancheng langsung menjerit seperti babi yang disembelih.
Setelah menyadari dirinya menendang besi panas, Leluhur Tiancheng segera membalikkan tangan untuk menangkap wanita bangsawan itu!
Detik berikutnya, sebuah tangan polos memegang pergelangan tangannya, dengan pelan memencet, membuatnya kembali menjerit seperti babi disembelih.
Setelah dihajar serangan ganda pria-wanita, "leluhur" ini ditendang hingga ambruk ke samping.
Di sisi lain, Guangping telah merangkai semua murid Foundation Establishment seperti tusuk sate. Begitu ditarik, mereka semua berjajar berlutut di samping leluhur mereka. Jika diselipkan apel, persis seperti deretan babi panggang susu.
"Leluhur Tiancheng" ini kemampuannya biasa saja, tapi sikapnya sok besar. Raja Iblis langsung merampok tandu mewahnya, duduk di tempat tidur beraroma dupa sambil menyodorkan piring buah ke sisi tangan Zhao Jin Sui.
Menghadapi preman yang lebih ganas, si preman ini panik, buru-buru memperkenalkan identitas:
"Aku sedang membawa hadiah ulang tahun untuk Tuan Nie Chun! Semua barang di sini adalah persembahan untuk beliau!"
“Maksud tersirat, kalau mereka berani bertindak, Nie Chun pasti tidak akan membiarkan mereka!”
Raja Iblis sama sekali tidak melirik, langsung menarik tangan Zhao Jin Sui, menggosok bagian yang terkena orang tadi dengan detail, seolah dia baru menyentuh makhluk kotor.
Dia membiarkannya mengeringkan tangan itu.
Menyaksikan pasangan mesra yang berpegangan tangan di hadapannya, Leluhur Tian Cheng merasa terhina, langsung membentak:
“Kalian tidak kenal Nie Chun, tapi pasti pernah dengar Nie Hai kan! Dia adalah si bos dunia iblis!”
Kali ini, Raja Iblis akhirnya menoleh padanya: “Siapa yang kau sebut penguasa dunia iblis?”
