Ribuan lentera malam abadi menyala, namun menyinarkan kilau air mata yang berkedip di matanya.
Sambil berjalan, air matanya jatuh membasahi pipi.
Dia berpikir: Yan Xueyi, si pembohong besar.
Melewati jalan gunung panjang itu, gaun pengantin merah menyalanya bagai api yang membara dalam kegelapan. Ekspresi di wajahnya perlahan memudar, dengan Pedang Kunlun terhunus di tangan, tanpa keraguan lagi dia terbang menuju Jurang Setan.
Saat membuka kitab "Kunlun Jianjue", arwah leluhur seketika muncul: "Kini Jurang Setan tak kalah mengerikan dari masa Perang Manusia-Iblis dulu, kau benar-benar akan masuk?"
Dengan pedang terhunus, matanya menatap gerombolan iblis yang menggeliat keluar bagai hantu-hantu menyeramkan merayap ke dunia manusia.
Sejak Jurang Setan retak, aura setan di sini sepuluh kali lebih pekat daripada sebelumnya. Jumlah Bangsa Iblis yang lahir di dalamnya meningkat secara eksponensial, bahkan jumlah Bangsa Iblis kelas tinggi mulai meroket. Tak ada yang tahu sekuat apa Bangsa Iblis yang bisa lahir dari model pembiakkan racun ini. Mungkin beberapa di antaranya sudah setara dengan cultivator Yuan Bayi manusia.
Zhao Jin Sui kini sudah mencapai tahap setengah langkah menuju dewa, tapi lawan tandingannya terlalu sedikit. Ke mana mencari begitu banyak cultivator Yuan Bayi untuk latihan?
——Hanya di pusat Jurang Setan!
Namun perkataan leluhur juga benar. Jurang Setan kini lebih mengerikan dan berbahaya dibanding masa mana pun.
Bagai jurang kegelapan yang siap menelan siapa saja kapan saja.
Dengan gerakan kasar, dia langsung menarik gaun pengantinnya. Ujung rok yang rumit diikatkannya erat di betis.
Dia melepaskan sehelai sutra merah, mengikat rambut terujungnya menjadi kuda poni tinggi. Tanpa sepatah kata, Pedang Kunlun di tangan, dia langsung menerobos masuk ke Jurang Setan.
Pedang Kunlun di tangannya memancarkan cahaya emas yang menyilaukan, bagai kunang-kunang yang terjun ke dalam kegelapan, dengan cepat menarik aura setan tak terhitung yang bergelora menghampirinya!
Akhirnya, dia berhasil membunuh hingga ke pusat Jurang Setan.
Langkahnya terhenti sejenak. Dalam kegelapan total, dia berhadapan dengan banyak Bangsa Iblis kelas tinggi bermata merah menyala. Terlahir dari aura setan yang kacau, mereka terus saling menelan untuk menjadi kuat. Di bawah pengaruh aura setan pekat Jurang Setan, mereka semua berada dalam kondisi meledak, sama sekali tidak memiliki kesadaran.
Dia memencet erat Pedang Kunlun, melompat ke udara. Segera setelah itu, mereka mulai bergerak!
……
Jumlah Bangsa Iblis kelas tinggi di Jurang Setan baru-baru ini meningkat drastis. Dia bahkan pernah bertemu anggota Bangsa Iblis dengan kultivasi mendekati tahap Yuan Bayi sempurna. Tidak selalu mulus, karena iblis tidak mengenal etika pertarungan. Sebagian besar waktu mereka berebutan menyerang, beberapa kali nyawanya nyaris melayang di tepi kematian.
Leluhur juga tidak menghentikannya. Saat dia menghadapi bahaya, leluhur tetap menyimpan tangan di dada sambil duduk menyaksikan keramaian.
Latihannya terlalu keras. Selain Ilmu Pedang Kunlun, hampir seluruh pengetahuannya diajarkan tanpa reserve. Dia belajar dengan sangat serius, tapi leluhur segera menyadari: gadis ini sedang memodifikasi ilmu pedangnya.
Seperti tingkat embun beku, sebenarnya serangan ribuan pedang itu tidak ada dalam "Pedang Kunlun". Itu adalah pencerahan yang dia dapatkan sendiri di Tanah Terlarang;
Pisau esnya juga dimodifikasi. Itu adalah tebasan es yang dia sempurnakan di dunia kecil Pohon Bodhi Dewata;
……
Dia berkata: "Leluhur, kau bilang dia adalah kegelapan hatimu. Pemahamannya tentang 'Ilmu Pedang Kunlun' tidak kalah darimu. Jika tidak kusempurnakan, bagaimana aku bisa mengalahkannya?"
Leluhur mengizinkan dengan diam-diam.
Dan sebenarnya dia tahu: si brengsek ini bukan hanya ingin memodifikasi, tapi juga ingin melampauinya.
Menggunakan ilmu pedang ciptaannya sendiri ingin mengalahkan "dia", dia bergumam dalam hati: Si brengsek ini, berani benar berkhayal.
Jurang Setan hanya dipenuhi raungan mengerikan dan aura hitam muram, tanpa cahaya, secara alami juga tanpa konsep waktu.
Dia tidak ingat sudah berapa lama saling bunuh di dalam sana, mungkin setengah tahun, mungkin lebih lama. Tubuhnya memiliki energi Bodhi yang terus memulihkan lukanya; Saat lelah dia mengaktifkan Kultivasi Zlonceng Emas, duduk bersila di sudut ruangan untuk istirahat; Membuka mata, langsung kembali terjun ke dalam aura setan chaos itu, saling bunuh dengan gila-gilaan.
Seolah kembali ke puluhan tahun setelah kematian Chao Zhaoyue di kehidupan sebelumnya, dia berlatih siang-malam di Gunung Ming Yue tanpa makan-minum, gila-gilaan mencari tandingan, seakan hanya pertarungan berdarah dan latihan yang bisa membuat hatinya kembali damai.
Sampai suatu saat, dalam keadaan berkunang-kunang ia menyadari luka di tubuhnya yang bahkan energi Bodhi tak bisa memulihkan, barulah ia meninggalkan Jurang Setan. Cahaya redup dunia iblis memaksanya memicingkan mata, hingga ketika melihat tanah tertutup salju, barulah ia teringat:
Asalnya sudah setahun berlalu.
Ia tak ingin kembali ke Lembah Feishuang dalam keadaan seperti ini, tapi saat berdiri di luar Jurang Setan, tiba-tiba ia sadar tak tahu harus ke mana.
Akhirnya, ia memutuskan pergi ke ibu kota iblis.
Di dalam ibu kota iblis yang kosong melompong, hanya ada aura setan yang mengamuk dan ribuan makhluk rendahan kelas rendah melayang-layang di udara. Mereka membuat kota ini terlihat penuh bayangan hantu, tapi di kota kosong ini masih ada satu tempat yang menggantungkan lampu malam abadi yang tidak akan padam.
Istana Iblis tertutup perlindungan magis, sama sekali berbeda dengan pemandangan di luar yang berdebu dan rusak. Di tembok istana masih mekar sulur iblis yang bersinar terang.
Dia kembali ke istana tempat mereka dulu tinggal bersama. Buku masih setengah terbuka, bahkan api karma masih berdesis membakar, semuanya terasa seperti kemarin—namun kini terasa seperti zaman yang berbeda.
Di Jurang Setan, dia tak merasa ngantuk atau lelah. Hatinya hanya fokus pada latihan, bagai roda gigi yang berputar tanpa henti siang-malam. Saat kembali ke sini, barulah ia menyadari bahwa selama setahun ini tak pernah benar-benar beristirahat. Rasa letih yang mendalam menyergap hatinya. Akhirnya ia merebahkan diri di tempat tidur sambil memeluk pedang, larut dalam mimpi yang dalam.
Namun tiba-tiba dari belakangnya, muncul gumpalan aura hitam pekat.
Aura hitam itu perlahan membentuk sosok manusia—dengan tanduk iblis yang patah dan mata phoenix merah yang penuh kecurigaan. Itulah sang Raja Iblis.
Yan Xueyi pernah menanamkan sebuah kegelapan hati dalam dirinya. Sebelum Kepergian untuk melewati tribulasi, Dewa Kegelapan meninggalkan sebagian kultivasi dan persepsi spiritualnya di dalam kegelapan hati itu.
Ini adalah langkah terakhirnya.
Dewa Kegelapan tidak bertindak gegabah. Dengan cara ini, sekalipun dia tidak kembali, kegelapan hati sebagai serpihan dirinya bisa menggantikan keberadaannya, sehingga dia tidak akan merasakan sakit. Di dalam kegelapan hati juga tersimpan sebagian kultivasi yang bisa menjaga kandungan nyawanya di momen krusial. Dengan mata berbinar di depan dan kegelapan hati di belakang, Dewa Kegelapan telah menyiapkan dua rencana cadangan.
Setahun setelah Dewa Kegelapan melewati tribulasi, Yan Xueyi yang berwujud kegelapan hati akhirnya sadar.
Seharusnya dia tidak muncul saat ini. Dia tahu perintahnya sendiri - pilihan terbaik adalah muncul saat dirinya tidak bisa kembali, sehingga bisa menyembunyikan fakta tentang tribulasi secara tanpa cela.
Raja Iblis mengira dirinya bisa tahan banting dan larut dalam karakter.
Tapi jelas, dia terlalu tinggi menganggap kemampuannya sendiri.
Dia menunduk mengawasinya: Bibir keringnya retak halus, raut wajah pucat akibat kehilangan darah. Baju putihnya yang dulu tak ternoda, kini ternoda darah, robek hanya diikatkan asal di tubuhnya, tak terbendung memalukannya, bahkan jari-jarinya penuh luka.
Raja Iblis mengunci erat bibirnya, mengawasinya dalam-dalam selama setengah hari. Dia mengira setelah kepergiannya, sang gadis akan merawat diri dengan baik, tapi tidak. Dia berlatih pedang dengan gila-gilaan, bahkan makan minum pun terlupa, mana sempat mengurus diri?
Raut wajahnya gelap, antara kesal padanya namun juga menyalahkan diri sendiri.
Akhirnya, gumpalan aura setan dengan raut wajah gelap itu melayang keluar dari kamar, mengambil sapu tangan, ember air, dan Elixir. Ia duduk di sampingnya, menarik tangan perempuan itu lalu membersihkannya dengan kikuk. Gerakannya kaku dan ceroboh. Awalnya ia khawatir perempuan itu akan terbangun, tapi ternyata dia tertidur sangat lelap tanpa tanda-tanda akan sadar.
Lama ia memandanginya, lalu menunduk dan menciumnya berulang di bibir keringnya.
Ia tak bisa menahan pikiran: Baru setahun saja, bagaimana bisa dia membuat dirinya menjadi seperti hantu?
Inginnya mencari Chao Zhaoyue, tapi langkahnya terhenti seketika.
——Tidak usah, lebih baik aku sendiri yang mengurusnya.
Pikirnya lagi: Apakah setahun ini dia sama sekali tidak makan?
Sebelum perempuan itu siuman, kegelapan hati itu telah menghilang.
Dia tidur selama tiga hari. Tidak ada mimpi yang dialaminya, hanya merasa tidurnya sangat nyenyak. Saat terbangun, dia melihat cahaya lampu Malam Abadi, masih sedikit tidak terbiasa dengan keberadaan cahaya itu. Dengan mata menyipit, dia meniup lampu Malam Abadi hingga padam. Baru kemudian dia tiba-tiba menyadari: kebiasaan ini sangat mirip dengannya.
Namun ketika kesadarannya kembali, dia tiba-tiba merasa ada yang tidak beres.
Dia menunduk memeriksa tubuhnya. Bajunya bersih rapi, sudah berganti pakaian bersih. Bahkan luka-luka kecil di tangannya telah dibalut, apalagi luka robek di tubuhnya. Di bawah pengaruh Elixir dan energi Bodhi, kini bahkan rasa sakit pun telah menghilang.
Dalam keadaan setengah sadar, dia mengangkat kepala. Refleks tangannya langsung mencari keberadaan dia.
Tapi dia segera menyadari: Yan Yan sedang menjalani tribulasi, bagaimana mungkin muncul di sini? Tapi perlindungan magis ini, kamar tidur ini, hanya mereka berdua yang bisa masuk.
Langkah kakinya terhenti.
Tiba-tiba dia tersadar, selama setahun di Jurang Setan ini kehidupannya sama sekali tidak seperti manusia. Akhirnya, dia kembali menghabiskan tiga hari di Istana Iblis.
Dia membentangkan kertas surat dan menulis sepucuk surat untuk Chao Zhaoyue. Bagi cultivator, bukankah bertapa selama satu dua tahun adalah hal yang wajar? Sebelum meninggalkan Lembah Feishuang, dia sudah memberi tahu Chao Zhaoyue terlebih dahulu.
Setelah menyelesaikan surat, dia pergi ke pasar dunia kultivasi membeli beberapa Elixir dan bahan makanan. Setelah beristirahat sejenak dan memastikan tak ada keanehan di sekitarnya, barulah dia melangkah kembali ke Jurang Setan.
Zhao Jin Sui bisa merasakan kemajuan yang nyata dalam dirinya.
Dari Yuan Bayi sempurna ke tingkat dewa, langkah ini tak terhitung orang gagal mencapainya meski menghabiskan bertahun-tahun. Bahkan di kehidupan sebelumnya Zhao Jin Sui yang memiliki hati Dao bawaan alami pun membutuhkan waktu lima belas tahun penuh untuk melintasi jurang perbedaan itu.
Sekalipun dia memiliki persepsi dari banyak kehidupan di dalam Pohon Bodhi Dewata, ditambah pengalaman kehidupan sebelumnya, bahkan sebagian kemampuan takdir, dia tetap harus melalui pertempuran nyata tak terhitung. Bagai pedang legendaris yang harus ditempa ribuan kali untuk memancarkan cahaya pedang jernih nan tajam.
Kali ini, begitu masuk, tiga bulan lagi berlalu.
Raja Iblis yang diam-diam mengawasinya akhirnya tak tahan. Sebagai aura hitam, dia menyamar di antara iblis-iblis lain di udara, memandangi perempuan itu yang terus berlatih bagai tak peduli nyawa.
Awalnya dia berbisik pada diri: "Menahan amarah kecil demi rencana besar."
Kemudian dia mencoba membujuk diri: "Tunggu saja sampai dia tidur, baru muncul merawatnya."
Tapi——
Perempuan itu sama sekali tak beristirahat.
Raja Iblis pun meledak. Memanfaatkan kesempatan, dia menyelinap di antara gerombolan iblis, menghajarnya sampai pingsan, lalu menggotongnya kembali ke Istana Iblis.
Saat sadar, tubuhnya sudah terbaring di ranjang megah Istana Iblis.
Ia duduk di ranjang dengan berkunang-kunang, meraih pedangnya, lalu kembali ke Jurang Setan.
Sebulan kemudian, ia dipukul sampai pingsan dan muncul kembali di ranjang.
——Persis seperti bertemu hantu memukul tembok.
Saat bangun, ia duduk tegak mengenakan baju tidur putih, rambut terurai. Mata almondnya yang jernih menatap kosong ke udara sejenak, lalu tiba-tiba tersenyum tipis.
Ia memutar kepala melihat bunga di luar jendela. Bunga-bunga yang mekar memukau itu seolah khawatir, serentak mengeluarkan kepala untuk mengawasinya.
Ia teringat kegelapan hati yang pernah ditinggalkannya di tubuhnya. Sebagai pemimpin muda sekte bertahun-tahun, hanya dengan petunjuk tersembunyi saja, ia langsung menebak ini adalah langkah terakhir yang disiapkannya.
Ia berpikir: Yan Xueyi, apa kau pikir jika kau tak kembali dan mati, dengan meninggalkan kegelapan hati ini, aku tak akan sedih?
Beginilah, dia takkan pernah tahu apa yang terjadi padanya, hanya akan menjadi Tian Dao di langit kesembilan sesuai keinginannya.
Seperti kehidupan sebelumnya, selama ratusan tahun hanya dia yang menyukainya. Kemudian dia berpura-pura begitu baik, seolah-olah benar-benar tidak menyukainya dan selalu bersitegang dengannya—semata karena dia tahu rasa sukanya akan membawa masalah dan membuat situasinya sulit.
Karakter iblis ini memiliki cacat properti yang besar. Sejujurnya, Dewa Kegelapan adalah golok antara Langit dan Bumi, dia tak menganggap penderitaan sebagai hal berarti.
Tiba-tiba dia berkata: "Aku pengen makan bubur beras spiritual."
Udara sepi tanpa jawaban.
Tapi malam itu, setelah mandi, dia melihat bubur beras spiritual berhawa panas di meja teh.
Duduk di situ, dengan lambat dan seksama dia menghabiskan mangkuk itu.
Dia tetap berlatih dengan gila-gilaan, tapi mulai sering kembali ke Istana Iblis, ingat makan, berusaha hidup layaknya manusia. Sesekali dia menyebutkan makanan yang diinginkannya, lalu saat kembali berikutnya, Istana Iblis yang ajaib ini akan menyajikan makanan yang diinginkannya.
Suatu kali, tiba-tiba dia berkata: "Aku ingin dengar cerita hantu sebelum tidur."
Sebenarnya, dia hanya sedikit ingin mendengar suaranya.
Raja Iblis melayang di udara, mengawasinya dari kejauhan, dalam hati bertekad: "Aku pasti tidak akan bocor kali ini."
Setelah menunggu lama tanpa suara yang dinanti, saat hampir tertidur, terdengar suara familiar yang agak canggung: "Pada zaman dahulu kala, ada hantu wanita yang khusus mencungkil jantung..."
Meski bersumpah mati-matian tidak akan bocor, Yan Xueyi takkan pernah bisa menolak permintaan bulan kecilnya.
Waktu berlalu cepat dalam latihan kultivasi. Di ujung tahun kedua, dia menemukan si Mata Berbinar di Jurang Setan. Kultivasi Mata Berbinar melesat bagai roket, tapi begitu melihatnya langsung meledak dalam isakan mengguncang jiwa, dengan gigih mengais pergelangan tangannya dan menolak turun.
Dengan sengaja dia membeli ratusan kati daging makhluk spiritual di pasar untuknya, baru bisa menghentikan banjir air mata Mata Berbinar yang menggenangi Gunung Emas.
Pada malam itu, saat dia terlelap, tiba-tiba terdengar suara yang seolah-olah sedang berbisik menghardik mata berbinar.
Istana Iblis yang sunyi senyap kembali dipenuhi keramaian.
Dia membuka mata dan melihat kepingan salju berjatuhan di luar jendela.
Dia merenung: Apakah ini tahun baru sudah tiba kah?
Akhirnya, persepsi spiritual leluhur mulai memudar.
Pada suatu hari, leluhur berkata:
"Aku akan kembali ke tempat tidur panjang, persepsi spiritual ini segera lenyap."
“Maksudku, waktu sudah hampir tiba untukmu mencapai tingkat dewa.”
Shiyeye memberikan banyak nasihat padanya. Sebagian besar waktu dia terlihat seperti guru yang terlalu tegas, tapi saat ini dengan bertele-tele memberikan penjelasan tanpa henti, baru benar-benar menyerupai kakek biasa.
Dia juga memberitahunya bahwa kegelapan hatinya sebenarnya sudah memberi diri sebuah nama sejak sepuluh ribu tahun lalu ketika mengalahkannya——Tianmo.
Kegelapan hati Takdir ya, namanya Tianmo.
Dia berkata banyak hal, bayangannya perlahan memudar.
Akhirnya dia berdiri: "Leluhur Kakek."
"Kakek akan menantimu di lukisan dinding."
Dengan senyum dia memandanginya, melambaikan tangan padanya, lalu menghilang.
Setelah Shiyeye pergi, Zhao Jin Sui juga merasakan firasat akan segera bertapa untuk mencapai tingkat dewa, maka dia meninggalkan Jurang Setan.
Dia menulis sepucuk surat untuk Chao Zhaoyue, juga membeli banyak daging makhluk spiritual untuk persediaan Si Mata Berbinar.
Kemudian datang ke ruang bawah tanah Istana Iblis, memasang perlindungan.
Begitu dia mulai bertapa, kegelapan hati pun ikut terbenam dalam tidur panjang bersamanya.
……
Dingin datang panas pergi, daun-daun kering tersimpan di musim dingin.
Ibu kota iblis semakin tahun semakin runtuh, jaring laba-laba merambati bekas ibu kota yang pernah gemerlap. Di Istana Iblis yang masih megah, sulur iblis sudah berganti beberapa kali.
Lima tahun kemudian.
Di atas ibu kota iblis yang sunyi panjang, sebuah halilintar mengguntur menyambar, kilat membelah langit hitam legam dunia iblis, disusul hujan deras yang membasuh debu-debu ibu kota dengan rintik berdesir.
Dalam angin topan dan hujan lebat, gemuruh bergema tak henti. Serangan petir yang belum pernah sebesar ini membuat para iblis linglung di sekitar ibu kota seolah menyadari kengerian ujian langit itu, berhamburan melarikan diri dari kota; Burung-burung dan binatang liar dengan gila-gilaan mengalir keluar bagai banjir.
Segera, ujian petir tingkat dewa pun dimulai!
Sebanyak delapan puluh satu petir langit, membelah selama tiga hari tiga malam, seolah ingin membelah alam semesta wilayah dunia iblis ini. Di bawah hiruk-pikuk sebesar itu, dalam radius seratus li sekitar ibu kota iblis, tak ada lagi jejak iblis maupun binatang.
Sampai awan petir akhirnya berangsur menghilang.
Di tanah lapang depan Istana Iblis, seorang cultivator pedang berambut hitam panjang membuka matanya. Tekanan aura mengerikan membanjir keluar.
Di dalam matanya, kilauan emas seolah berkedip-kedip.
Aura yang melonjak drastis pelan-pelan mereda. Saat tekanan terakhir akhirnya lenyap, penampilannya tak ada bedanya dengan orang biasa sama sekali.
Ia berdiri, rambutnya kini telah memanjang sampai ke pergelangan kakinya.
Ia kembali ke dalam Istana Iblis, membangunkan Si Mata Berbinar yang selama tiga hari di ruang bawah tanah tak juga sadar meski terus-menerus mendengar suara petir.
"Sudah waktunya untuk pergi."
Di udara, seolah ada sesosok iblis yang malas-malasan mengeluarkan suara "ya"——
Atau mungkin juga tidak.
……
Secara logis, gerakan sebesar Tribulasi Petir Penyempurnaan Dewa tidak mungkin luput dari perhatian. Namun di dunia iblis, sudah tidak ada manusia hidup—hanya iblis gila yang linglung dan haus melahap. Sementara komunitas kultivasi justru terjerumus dalam kekacauan terparah sepanjang lima tahun ini. Maka hanya satu orang yang menyadari tribulasi mengerikan ini.
Kuil Lanruo.
Dewa Kegelapan mengangkat kepalanya, menatap langit. Kilatan kegelapan pekat muncul di matanya: "Sudah mencapai tingkat Dewa?"
Dalam beberapa tahun terakhir, Dewa Kegelapan gila-gilaan mencari jejak Zhao Jin Sui. Setelah dihancurkan oleh Dewa Kegelapan, seharusnya dia bersembunyi untuk memulihkan tenaga—paling tidak butuh puluhan tahun untuk kembali ke kondisi semula.
Tapi Dewa Kegelapan menyadari: Zhao Jin Sui terus memperkuat dirinya sendiri!
Menunggu puluhan tahun lagi, mungkin dia takkan lagi menjadi tandingannya. Maka Tianmo memutuskan mengambil risiko besar selama masa kekosongan Dewa Kegelapan kembali ke posisi semula. Dengan tergesa ingin cepat pulih, memanfaatkan kekacauan dunia, langsung mulai mengumpulkan daya hidup untuk memulihkan kekuatan sekaligus, lalu mencari Zhao Jin Sui untuk membunuhnya.
Tapi sepanjang waktu ini, dia tak menemukan bayangan Zhao Jin Sui.
Sampai saat wanita ini mencapai tingkat dewa, Tianmo merasakan serangan petir mengerikan itu.
Dia berbalik, mengangkat tangan. Dari belakang, puluhan pengikut berjubah putih meninggalkan Kuil Lanruo, berkerumun keluar!
……
Cultivator pedang berbaju putih mengenakan topi lebar. Namun saat baru saja melangkah keluar dari ibu kota iblis, seekor bangau kertas kecil terburu-buru terbang mendekat.
Di atasnya tertera tulisan ceroboh Chao Zhaoyue: 【Jangan kembali ke Lembah Feishuang!】
Zhao Jin Sui menunduk, melihat deretan bangau kertas kecil berjajar rapi di tanah, semua sabar menunggunya.
Dia membuka setiap satu, menemukan tulisan yang sama persis di atasnya: 【Jangan kembali ke Lembah Feishuang!】
Ia menekan tepi topi lebih rendah, akhirnya langkahnya berbelok menuju pasar dunia kultivasi terdekat dari wilayah iblis.
Sebelum bertapa, dia masih sering ke sini untuk mengisi ulang logistik. Tapi ketika memasuki tempat ini lima tahun kemudian, kakinya terpaku.
Pasar yang dulu ramai kini sudah kosong, dipenuhi jaring laba-laba yang rusak, tak terlihat bayangan manusia sama sekali.
Dia mencari beberapa tempat lagi, semuanya menunjukkan pemandangan rusak yang sama. Hanya saat menemukan kabupaten Dacheng terdekat, baru terlihat tanda kehidupan.
"Dengar kabar? Beberapa kota kecil lagi yang dibantai!"
"Ah, masih anehkah hal ini? Kini iblis ada di mana-mana!"
"Benar! Entah berapa lama kota kita bisa bertahan!"
……
Langkahnya terhenti sejenak saat melewati beberapa cultivator Kristal Emas berpakaian compang-camping yang duduk di sudut sambil menghela napas, lalu masuk ke toko pakaian jadi.
Dalam lima tahun terakhir, dunia kultivasi mengalami perubahan drastis. Ribuan makhluk rendahan dari Jurang Setan berhamburan keluar, membanjiri dunia kultivasi. Kota-kota kecil dan sekte minor tak berdaya melawan, satu per satu menghilang. Sebagian besar cultivator berkumpul di kota-kota besar, bekerja sama untuk bertahan dengan susah payah.
——Itu pun terjadi saat pasukan utama dunia iblis masih tersegel oleh Dewa Kegelapan selama lima belas tahun.
Zhao Jin Sui telah menyaksikan pemandangan ini di kehidupan sebelumnya, namun melihatnya lagi tetap membuatnya tertegun.
Matanya menyapu para wanita di jalanan. Ia berganti pakaian kain kasar serupa, mengeluarkan topi jerami dari sudut ruangan, melemparkan spirit stone kualitas menengah ke pemilik toko, lalu mengenakan topi itu sambil melangkah keluar.
Mata berbinar dari lengan bajunya menyembul: "Kau ingin kembali ke Lembah Feishuang?" Ia menurunkan tepi topi, menjawab dengan tenang dan santai: "Ya."
Dia menyentuh ujung kaki, menyusut menjadi inci, dan segera mencapai dekat Lembah Feishuang.
Sebenarnya sejak reinkarnasi Zhao Jin Sui, butuh waktu lama untuk membiasakan diri dengan tingkat kultivasi di kehidupan ini. Kini ketika sensasi cultivator tingkat dewa dari kehidupan sebelumnya kembali, barulah dia berpikir: Dia tetap menyukai perasaan ini.
Seolah-olah segala sesuatu di dunia ini berada dalam kendalinya.
Pikiran berubah sebentar, bisa menjelajah ribuan li;
Ujung jari bergerak sedikit, mampu menyimpan energi spiritual tak terhingga, tak perlu khawatir lagi tentang kehabisan energi.
Seolah semua energi spiritual antara Langit dan Bumi bisa diambil dan digunakan sesuka hati.
——Inilah alasan mengapa para cultivator tak terhitung jumlahnya mengejar tingkat dewa.
Begitu pikirannya berubah, dia sudah muncul di ranting pohon di pegunungan.
Mata berbinar itu pun tak lagi bicara, di dalam lengan bajunya, kepala kecilnya menegak dengan waspada.
Di luar Lembah Feishuang, yang terlihat seperti hutan lebat yang sunyi, sebenarnya menyembunyikan ribuan cultivator berbaju putih di balik kesunyian. Meski aura mereka tersamarkan dengan baik, Zhao Jin Sui yang kini telah mencapai tingkat dewa dan memperoleh sebagian kekuatan takdir, dengan sorot mata sekilas hampir bisa memahami latar belakang musuhnya.
Pasukan yang mengepung Lembah Feishuang mencapai lebih dari seribu orang, dengan level kultivasi terendah di Kristal Emas dan tertinggi di Yuan Bayi. Cultivator Yuan Bayi saja berjumlah belasan orang——sebelum Zhao Jin Sui bertapa, jumlah cultivator Yuan Bayi di seluruh dunia kultivasi baru mencapai angka segini; tapi lima tahun kemudian, hanya yang berjaga di sini saja sudah sebanyak ini.
Zhao Jin Sui sudah lama menduga bahwa begitu jalan iblis pulih, mereka akan berhasrat gila untuk membunuhnya. Tapi yang tak disangkanya, rencana pertama mereka justru tertuju pada Lembah Feishuang.
Dia ingin memasukkan persepsi spiritualnya ke dalam Lembah Feishuang untuk menyelidiki, namun terhalang di luar——dia merasakan energi Bodhi yang kuat, mengisolasi sepenuhnya Lembah Feishuang dari dunia luar.
Zhao Jin Sui menarik kembali persepsi spiritualnya. Di telapak tangannya muncul seekor bangau kertas kecil, setelah dilapisi energi Bodhi, burung kertas itu terbang menuju Lembah Feishuang.
Hal apa yang terjadi sampai bisa melibatkan Pohon Bodhi Dewata!
Dia khawatir apakah Zhao Zhaoyue dan yang lain mengalami masalah, perlahan kegelisahan mulai menggerogoti hatinya.
Seolah merasakan gejolak emosinya, Mata Berbinar menenangkannya dengan membungkukkan kepala ke telapak tangannya.
Embun beku di wajahnya baru sedikit mencair——
Tapi, kapan sih ular kecil Mata Berbinar ini belajar merayu?
Dia menunduk memandang Mata Berbinar. Reptil itu langsung kaku, dengan santai memutar tanduk iblis yang mirip miliknya.
Dia tahu siapa dalangnya.
Hatinya perlahan menjadi tenang, bahkan sempat mencolek tanduk iblisnya, langsung dilototi si ular kecil yang menoleh ke belakang.
Beberapa saat kemudian, bangau kertas kecil itu kembali terbang keluar.
Dibukanya surat itu, namun raut wajahnya semakin berkerut serius——
Di tahun pertama ia bertapa, jalan iblis sudah bangkit. Dugaan leluhur tepat—si iblis licik ini punya tiga sarang. Setelah Chao Taichu tewas, sisa pengaruhnya masih ada di Kuil Lanruo. Namun karena tak kunjung menemukan Zhao Jin Sui, mereka berniat menghancurkan Lembah Feishuang.
Chao Zhaoyue menulis dalam suratnya:
"Siang itu, belasan cultivator Yuan Bayi membawa pasukan muncul di pinggiran Lembah Feishuang."
"Syukurlah Ibu berhasil menarik Lembah Feishuang ke dunia Pohon Bodhi Dewata di saat genting, memisahkannya dari dunia luar. Sejak itu, kusegel lembah ini dan tak izinkan siapa pun masuk."
Beberapa kalimat datar itu menyembunyikan situasi kritis yang nyaris merenggut nyawa kala itu.
“Aku tidak menyangka, pengepungan ini berlangsung selama lima tahun.”
Sang Raja Iblis tak bisa menemukannya, hanya bisa menyerang Lembah Feishuang. Selama lima tahun ini, selalu ada orang di luar Lembah Feishuang - begitu Zhao Jin Sui muncul di luar, kabar itu akan langsung sampai ke pihak lawan.
Chao Zhaoyue tak bisa melepas orang keluar, juga tak berani mengizinkan orang masuk.
Selama lima tahun, mereka tak melangkah keluar setapak pun. Jika bukan karena Lembah Feishuang yang swasembada, pasti mereka sudah tak bertahan.
Bahkan, jika bukan karena perlindungan Pohon Bodhi Dewata dulu, mungkin Lembah Feishuang sudah hancur saat serangan pertama Sang Raja Iblis.
Dengan tenang ia menutup burung kertas kecil itu.
Di balik ketenangannya, gelora pembunuhan yang dahsyat mulai mengkristal di dadanya.
Selama tiga tahun di Jurang Setan, gelora pembunuhan yang ditempa siang-malam tak surut sedikit pun meski ia bertapa. Malah semakin mengeras seiring pencapaian tingkat dewa-nya, menambahkan aura dingin menusuk tulang pada sikapnya yang semula tenang.
"Bagaikan pedang yang telah diasah, cahaya dinginnya menusuk."
Ia berdiri dari pucuk pohon dengan pedang terhunus.
Pandangannya tertuju ke arah Kuil Lanruo.
