01.
Zhao Jin Sui terbangun dari tidurnya, mendapati dirinya kembali ke masa kecil.
Dia menyangga dagu sambil memandangi langkah kecilnya, menoleh melihat cermin perunggu, lalu melihat seorang gadis kecil berwajah bakpao. Chao Zhaoyue masih asyik bermain di luar, Nenek Yu duduk di ambang pintu menjaga bubur beras spiritual, di sebelah kakinya tergeletak seekor anak anjing yang sedang mendengkur hu hu.
Hari-hari kembali menjadi anak kecil di Gunung Ming Yue terasa sulit dijalani.
Terutama karena Chao Zhaoyue sedang dalam fase yang dibenci manusia dan dijauhi anjing, setiap hari menarik sanggul kecilnya; juga harus menerima tuduhan Chao Taichu, yang paling menyebalkan, Takdir yang terhormat ini kini harus mengerjakan PR——
Dua kali lipat.
Termasuk bagian sang Kakak korban utama.
Sambil menjepit pulpen di mulut, dia melipat kaki kecilnya sambil memeluk buku catatan, mulai menyusun sebuah rencana seratus tahun.
Sang Kakak korban utama merebutnya dan langsung tertawa terbahak-bahak——
Rencana Langkah Kecil: 50 tahun merencanakan kudeta, 60 tahun menghajar Chao Taichu dengan jurus tinju, 100 tahun terbang ke surga menjadi takdir.
Adik perempuan berkaki pendek wajah memerah, mengejarnya sambil berusaha merebut kembali rencananya.
Dengan serius ia menopang dagu sambil berpikir: Tapi, hal pertama yang harus dilakukannya adalah pergi menemukan Iblis kecil yang kini berada dalam kesulitan besar.
Namun ia menyadari, mulai banyak hal yang terlupakan - kenangan yang bukan milik Suisui sekarang, berbalik arah dan menghilang.
Khawatir akan melupakan segalanya sebelum menemukan si Iblis kecil, ia pun melakukan satu hal.
Mengeluarkan Lingshi tabungannya, ia menemukan Paviliun Harta Karun dan membeli sebuah artefak magis.
——Sebuah artefak yang bisa menyamarkan tanduk iblis dan aura setan.
Tak lama kemudian, Xiao Suisui sudah lupa alasan membeli kalung ini. Ia mengeluh pada Kakak bahwa uang sakunya habis sampai tak bisa beli permen, tapi entah mengapa, tak terpikir olehnya untuk menggadaikan kalung itu.
Sepertinya benda ini sangat-sangat penting, jauh lebih berarti dibanding permen yang selalu dirindukannya atau pedang kecil yang sudah lama diinginkannya.
Hingga suatu hari, saat menemukan seekor iblis kecil di perjalanan, secara refleks ia mengeluarkan kalung itu.
Xiao Suisui berpikir: Hmm, kebetulan ya!
02.Iblis kecil telah hidup di arena pertarungan binatang buas sejak kecil.
Di situ gelap gulita tanpa cahaya, semua budak iblis dikurung seperti ternak dalam sangkar. Tanpa peduli berapa usia mereka, setiap hari dilempar ke arena untuk bertarung menghibur orang.
Di sini, kematian menjadi hal biasa. Para budak hidup dalam keputusasaan yang mati rasa, setiap hari berkelai babak belur demi sepotong mantou keras.
Tapi di antara gerombolan budak iblis ini, si iblis kecil terlihat tak selaras. Usianya paling muda, tapi paling ganas—bagaikan serigala kecil yang menyimpan kekejaman tak terucap, sampai-sampai penjaga mereka pun takut pada iblis kecil ini.
“Ketika budak-budak lain mengharapkan pembeli baik yang akan membelinya, Iblis kecil justru meringkuk dalam sangkar. Di matanya yang indah berbentuk phoenix merah, seolah berkobar api hitam.”
Orang bertanya padanya: “Iblis kecil, apa kau tidak berharap juga?”
Iblis kecil pun menjawab dengan lambat——
“Aku... aku hanya ingin membunuh habis semua orang di luar sana.”
Di dalam tubuh kecilnya seolah tersembunyi seekor binatang buas yang siap menerkam kapan saja.
Iblis kecil hidup dalam kesendirian dan ketidakselarasan.
Tapi benarkah ia tidak berharap meninggalkan tempat ini?
Saat melihat salju turun di luar, Iblis kecil yang babak belur itu kadang berpikir: seperti apakah dunia luar sebenarnya?
Namun ia tahu, sebagian besar iblis di sini tidak akan bertahan sampai hari mereka melihat dunia luar.
Dia tidak pernah bermimpi diselamatkan oleh orang baik hati. Iblis kecil membenci dunia lain ini, bagaikan anak serigala kecil yang penuh luka-luka mengerikan namun masih menyimpan ekspresi garang.
Sampai suatu hari, Iblis kecil bertemu dengan anak kecil yang baik hati.
Gadis itu membelinya pulang ke rumah.
……
Iblis kecil memegang bakpao besar diam-diam menatap gadis kecil di seberang.
Gadis kecil itu berkata: "Aku masih kekurangan seorang pengawal. Kau mau ikut pergi denganku?"
Iblis kecil tahu apa tugas "pengawal"——
Banyak orang mengibarkan bendera membeli pengawal untuk membawa mereka pergi, tapi siapa yang berani mempercayai Bangsa Iblis? Sebagian besar iblis yang dibeli mati tanpa suara, ada yang tewas karena penyiksaan, ada yang dipakai untuk memberi makan makhluk spiritual, atau berlatih teknik jahat.
Iblis kecil menatap gadis kecil di seberang, dalam hatinya bergumam: Anak kecil ini, tubuhnya mungil tapi hati yang nakal.
Suaranya serak karena terlalu lama tidak makan, setelah menelan bakpao besar yang masih panas, si iblis kecil dengan mata phoenix merah membuka tudungnya dan meliriknya sebentar, lalu mengangguk perlahan.
Entah gadis itu akan mencambuknya dengan cambuk, atau memberikannya sebagai pakan binatang buas.
Asalkan membawanya pergi dari tempat hantu ini.
Begitulah yang dipikirkan si iblis kecil.
——Dengan begitu, sambil mengincar budi baiknya yang telah membawanya keluar, saat membunuhnya nanti gerakannya akan sangat cepat.
Namun tebakan si iblis kecil meleset.
Gadis itu menyuapkannya sebuah kalung, setelah dipakainya, penampilannya tak berbeda dengan orang biasa.
Dia bahkan membawanya masuk ke sekte, menjadikannya murid luar.
Memegang seragam murid, si iblis kecil memandang gadis kecil yang sedang berpamitan itu dengan bingung.
Dia bertanya: "Mengapa kau tidak memukulku?"
Xiao Suisui:？？？
Si iblis kecil tak mengerti.
Lalu untuk apa gadis itu membelinya?
Apakah beras di rumahnya terlalu banyak sampai tak ada yang mau makan?
03.
Murid luar Kunlun Jianzong mendapatkan perlakuan yang sangat baik.
Makan enak, tidur nyenyak, bahkan bisa mempelajari teknik pelarian.
Awalnya, si Iblis kecil mengira ini hanyalah arena pertarungan binatang buas lain yang sewaktu-waktu akan mengajak mereka menyerahkan diri pada kematian. Ia selalu waspada, bahkan di malam hari sekalipun, sedikit angin menerpa rumput langsung membuatnya terbangun.
Tapi perlahan, Iblis kecil menyadari: di sini selama rajin belajar teknik pelarian akan mendapat makanan, melakukan kesalahan pun tidak akan dihajar, bahkan tiap bulan diberi Lingshi.
Iblis kecil: Apakah ini surga?
Dulu Iblis kecil hidup di neraka. Baru setelah waktu yang lama ia akhirnya memahami: di dunia lain ada cara bertahan hidup yang berbeda.
Tak perlu babak belur demi sepotong mantou, tak perlu bertarung mati-matian dengan binatang buas. Cukup membuka mata ada atap yang melindungi dari hujan, saat cuaca beku ada jaket kapas untuk menghangatkan badan.
Ini sudah menjadi kehidupan yang tak pernah terbayangkan oleh Iblis kecil sebelumnya.
Dan semua ini, semata-mata karena anak kecil itu.
Iblis kecil: Di tengah malam yang tak bisa tidur, dia terus berpikir: Mengapa gadis itu menariknya keluar dari neraka?
Tidak memukulinya, tidak memanfaatkannya, memang untuk apa?
Tidakkah dia merasa rugi modal?
Iblis kecil kerap mengangkat kalung itu sambil memeriksanya, mulai bertanya pada orang lain tentang si anak kecil.
Begitu iblis kecil bertanya, yang lain serentak menjawab:
"Dia? Itu anak perempuan Pemimpin Sekte."
"Kakaknya adalah Chao Zhaoyue, ilmu pedangnya sangat lihai!"
"Dia terlahir dengan tulang pedang bawaan, sejak lahir langsung jadi pemimpin muda kita, makhluk surgawi!"
……
Iblis kecil sangat tangguh dalam bertarung. Meski masih muda, sifatnya sangat ganas.
Di dunia kultivasi prinsipnya 'yang kuat yang berkuasa'. Awal datang ke sini, iblis kecil mengira harus merebut makanan. Dia menghajar semua orang, memonopoli seember nasi, tak sengaja jadi 'kakak' di antara para bawahan kecil ini.
Tapi ada juga yang tidak enak dipandangnya, terutama karena Iblis Kecil suka menanyakan soal Putra Mahkota, beberapa orang diam-diam melontarkan sindiran tajam.
Iblis Kecil mendengar semuanya, dengan dengus dingin menarik kerah baju orang itu dan menghajarnya habis-habisan.
Tidak ada yang berani membicarakan hal ini lagi.
Tapi perasaan Iblis Kecil menjadi buruk——
Karena dia perlahan menyadari, wanita itu benar-benar orang dari langit.
Wanita itu menariknya dari neraka ke surga, sangat berarti baginya, kerinduannya tak terlampiaskan;
Tapi bagi sosok surgawi itu, hanyalah hati lembut sesaat, mungkin bahkan namanya sudah terlupakan.
Kalau tidak, mengapa tidak pernah sekalipun menanyakan kabarnya, atau meliriknya walau sekejap n?
Setelah menghajar orang, Iblis Kecil mencabut rumput di tanah sambil bergumam penuh kebencian, memetik botak sepetak rumput.
Tapi begitu dia berdiri dan kembali ke kamar, melihat bungkusan besar tergeletak di tempat tidurnya.
Di dalamnya berisi banyak makanan, bahkan diselipkan berbagai camilan.
Iblis Kecil tertegun.
Iblis kecil sepertinya tidak dilupakan oleh anak-anak kecil.
04.
Sejak kecil, Xiao Suisui menerima pendidikan yang ketat, tidak bisa bermain di luar seperti anak-anak lain, kecuali mengikuti kelas dan berlatih pedang, hanya bisa dikurung di Gunung Ming Yue untuk membaca buku.
Gadis kecil itu sering duduk di atap Gunung Ming Yue, memandang jauh ke arah para bawahan kecil yang sedang bermain petak umpet bersama-sama.
Kakaknya akan bertanya padanya, apakah mau diajak jalan-jalan?
Gadis kecil itu langsung berkata: "Kekanak-kanakan! Aku mau baca buku! Aku sama sekali tidak mau main!"
Tapi saat dibawa Kakak diam-diam turun gunung, langkah kecilnya berlari terburu-buru, tanpa bicara sepatah kata pun, sepasang mata besar yang berbinar penuh cahaya gemilang.
Karena dia adalah Putra Mahkota, tak ada yang mau berteman, anak-anak lain cukup pintar, mereka tak mau bermain dengannya.
Gadis kecil itu menyangga dagu sambil terdiam lama memandangi buku, berpikir dalam hati: Memang ada sedikit kesepian.
Teman pertama yang dibuat Xiao Suisui adalah si Iblis kecil.
Iblis kecil itu selalu mengingatkannya pada kucing kecil yang dulu dipungut Kakak pulang ke rumah. Dia juga ingin mengunjungi dan bermain dengannya, tapi tahu tak boleh sampai ayah tahu. Kalau tidak, Iblis kecil pasti tamat riwayatmu.
Diam-diam dia mengirimkan barang untuk Iblis kecil. Kadang Lingshi atau pil, kadang camilan, bahkan mantra Pedang Nasib yang sudah dicatat rapi dengan catatan belajarnya.
Setelah pertama kali mengirim barang, keesokan paginya di kaki Gunung Ming Yue tiba-tiba muncul pedang kayu kecil. Pas di genggaman tangannya, bahkan serpihan kayunya sudah dirapikan.
Awalnya dia tak tahu itu dari Iblis kecil, sampai setelah pengiriman kedua, muncul kincir angin berwarna-warni di bawah gunung.
Dia suka kincir angin yang berputar kencang ditiup angin, lalu menggantungnya di jendela; pedang kayu kecil itu disimpannya di bawah bantal.
——Dia akhirnya punya teman.
Dia menyelinap keluar dari Gunung Ming Yue bersama kakaknya untuk bermain di pasar, namun kembali terpisah dari kakaknya.
Saat berencana mencari toko buku di pasar untuk membaca sebentar sebelum kembali ke Gunung Ming Yue bersama Chao Zhaoyue, tiba-tiba saat berbalik badan dia melihat Iblis kecil yang sedang menjepit rumput di mulut dengan wajah kesal menunggu.
Tubuhnya semakin tinggi, tidak lagi terlihat menyedihkan seperti saat dikurung. Iblis kecil itu berwajah sangat tampan, meski terkesan galak. Ekspresi datarnya mengingatkan pada anak serigala.
Namun begitu melihatnya, sorot mata Iblis kecil yang awalnya galak tiba-tiba berbinar.
Ia menariknya ke gang kecil, lalu bertanya: "Kenapa kakakmu meninggalkanmu sendirian?"
Gadis itu menjawab: "Kata kakak, anak laki-laki tidak boleh main dengan gadis kecil."
Iblis kecil itu mencemooh dengan sinis.
Dia berjanji akan mengajaknya bermain langsung lain kali. Mata gadis itu berbinar sambil mengangguk penuh semangat.
Iblis kecil yang sok jagoan jalanan dan tampak percaya diri, sebenarnya sebelumnya terkungkung di arena pertarungan binatang buas, sama sekali tak punya pengalaman hidup—murni anak kampungan; gadis kecil yang hidup dalam kemewahan dan terlihat berpengalaman, sebenarnya hanya terkurung di Gunung Ming Yue sambil membaca buku dan berlatih pedang—juga seorang anak kampungan.
Dua anak kampungan kecil ini berkumpul—
Saat makan apel karamel bersama, dia bilang ini makanan terlezat di dunia, dia pun mengangguk setuju sampai kepala seperti mau copot;
Menonton pertunjukan wayang kulit kuno, keduanya tertegun bagai patung, lama tak bisa bergerak;
Pulang sambil bergandengan tangan, dua anak kampungan ini merasa hari ini telah membuka wawasan, berjanji next time mau main bersama lagi.
Meski Sekte Pedang Kunlun menerapkan peraturan ketat, mereka jarang dapat izin keluar main.
Tapi sejak punya teman baru, dia tak lagi nempelin sang Kakak Korban. Hatinya selalu merindukan si Iblis kecil, rajin mengirim surat.
Surat-surat panjang berlembar-lembar terus dikirimkannya.
Iblis kecil setiap kali membalas suratnya dengan sangat dingin: dua tanduk iblis.
Karena Iblis kecil——dia tidak bisa baca tulis.
05.
Iblis kecil merenung resah di depan surat.
Dia tak ingin orang lain melihat suratnya, tapi kalau tak ada yang membacakan, bagaimana memahami isi tulisannya?
Iblis kecil: Tak bisakah dia menggambar? Aku tak mengerti satu katapun!
Saat murid-murid TK Sekte Pedang Kunlun yang baru berusia 3-4 tahun mulai kelas dasar, Iblis kecil yang menyeramkan itu mendorong pintu dengan keras, lalu dengan sikap penuh kewibawaan duduk di sudut ruangan, manis penurut mendengarkan pelajaran.
Si kecil-si kecil itu mengintip pemuda itu, satu per satu dilototinya: Berani menertawakanku, akan kurebut semua permen kalian!
Iblis kecil dengan kikuk memegang kuas kaligrafi, menyimak dengan serius coretan tak berarti yang tak dipahaminya.
——Karena dia juga ingin membalas suratnya.
Akhirnya, surat balasan Iblis kecil untuknya berisi sesuatu.
Sebuah jawaban dingin namun berantakan: Oh.
Ada kesan remeh yang dibuat dengan penuh perhatian dan dipaksakan.
Dengan tersenyum, dia terjatuh di atas meja sambil membalas surat untuknya: "Kau sudah bisa menulis ya!"
Iblis kecil yang terbongkar: "……"
Bertepatan dengan ulang tahun Iblis kecil yang segera tiba, dengan coretan tak beraturan dia menulis surat panjang pertama dalam hidupnya——
Sebanyak dua puluh karakter!
Iblis kecil merobek, menulis, lalu merobek lagi. Dengan sungguh-sungguh selama tiga hari baru bisa memberikan "surat undangan" itu padanya.
Dulu Iblis kecil tak pernah merasa kelahirannya layak dirayakan. Sebab di arena budak, hidupnya tak berdaya dan penuh keputusasaan. Selain kebencian pada dunia lain ini, pemuda kecil itu tak tahu apa lagi yang tersisa.
Tapi kini, tiba-tiba Iblis kecil merasa kelahirannya seolah-olah tak semuanya buruk.
Dia mengajaknya bertemu di kaki Gunung Ming Yue saat senja. Setelah menabung Lingshi selama tiga bulan, dia ingin jalan-jalan ke bawah gunung dan makan mi panjang umur bersamanya.
——Di hati Iblis kecil, semangkuk mi panjang umur dengan tambahan telur adalah hadiah ulang tahun terbaik di dunia ini.
Dia ingin merayakan kelahiran baru bersama sang gadis.
Tapi Iblis kecil menunggu dan menunggu, sampai hari ulang tahun tiba, tak satu pun balasan surat datang darinya.
Iblis kecil menunggu di kaki Gunung Ming Yue dari senja hingga larut malam. Yang datang justru demam karena kedinginan, bukan sang gadis.
Iblis kecil bergumam: "Aku tidak akan merayakan ulang tahun lagi!"
Dia memutuskan untuk memutuskan hubungan dengan si kecil lobak itu!
06.
Iblis kecil bersin selama berhari-hari, menenggak dua porsi obat pahit, tapi tenggorokannya masih terasa seperti terbakar api.
Saat itu, di papan pengumuman bukit belakang tempat tinggal murid luar, muncul sebuah pemberitahuan——
Pemimpin Muda akan memilih pelayan.
Ini kesempatan langsung dari sektor luar ke bagian dalam Sekte! Apalagi langsung mengikuti Pemimpin Muda!
Murid-murid luar bergairah, masing-masing mengasah kuku ingin mencoba peruntungan.
Iblis kecil yang lewat beberapa kali hanya menjepit sebatang rumput di mulut, pandangan tetap lurus ke depan.
Asisten di sampingnya bertanya: "Si bos, kau tidak ikut?"
"Benar! Si bos kan lihai, pasti terpilih!"
Sang iblis kecil mendengus dingin: "Aku tidak mau pergi!"
"Siapa yang mau jadi anjing peliharaannya?"
Tapi tak lama kemudian, hal ini mulai berubah arah.
Sesepuh besar berkata karena usia pemimpin muda yang masih kecil, perlu pengawal. Chao Taichu diam-diam menyetujuinya, sehingga kabar angin perlahan menyebar.
Bahkan di antara murid luar sekte, mulai riuh berdiskusi:
"Ngapain pilih anak kecil jadi pemimpin muda? Menurutku lebih baik pilih kakaknya!"
"Bakatnya bagus pun tak ada artinya. Berapa banyak jenius yang tewas? Menurutku, punya ayah berkuasa lebih penting."
"Tapi kalau bukan karena usianya masih kecil, kita pun takkan dapat kesempatan jadi pengawal..."
……
Tekanan yang harus ditanggung pemimpin muda Kunlun Jianzong sejak kecil tak terbayangkan orang lain. Meski kecepatan latihannya luar biasa dan kerja kerasnya tak kenal lelah, tetap sulit mendapat pengakuan.
Sebagian besar waktu, Chao Zhaoyue selalu melindunginya, tapi gosip dan ejekan sinis terus mengikuti bayangan.
Sedangkan ayahnya tidak menyukainya, dan tidak membantu membangun wibawanya, membuat segalanya semakin sulit.
Iblis kecil kini sudah lebih banyak mengenali karakter, di malam hari sering menyalakan lampu dan membaca susah payah satu per satu. Baru sekarang dia tahu, anak kecil yang berkilau itu sebenarnya kesulitan melangkah.
Iblis kecil marah karena dia tidak mau peduli padanya, tidak membalas suratnya, tapi saat mendengar orang lain membicarakannya seperti itu, sorot mata si iblis kecil berubah.
Seketika berubah dari sikap santai menjadi ganas dan dingin seperti saat masih di arena pertarungan binatang buas dulu.
Iblis kecil langsung datang ke hadapan mereka, menangkap kerah baju orang yang suaranya paling keras tadi.
Beberapa murid luar yang sudah lama tidak terima itu segera berebutan menyerang.
Tapi jurus-jurus hias yang dipelajari di sektor luar sekte, mana bisa menandingi keahlian si iblis kecil yang tak terhitung kali bertarung di medan hidup-mati?
Iblis kecil dulu bertarung dengan jurus mematikan, berperang habis-habisan, menyimpan kebengisan. Orang itu matanya melotot, hampir tercekik.
Ekspresi garang ini membuat orang terkejut sejenak.
Tapi sangat efektif——
Tak ada lagi yang berani mendekat.
Pemuda bermata phoenix merah menatap mereka bagai raja serigala di padang gersang menunjukkan taring, sorot matanya licik sekali: "Siapa yang berani mengatai dia lagi, Aku bunuh kalian."
Ia berbalik lalu mengelupas pengumuman itu.
Asisten pribadi: "Si bos, bukannya kau bilang tak mau jadi anjing peliharaannya?"
Ia melototi asisten di sampingnya:
"Anjing peliharaan apaan, pengawal! Pengawal ngerti gak?!"
07.
Karena berlatih keterlaluan, dia kena sakit parah, sepenuhnya setengah bulan tak turun ranjang.
Dia kira sudah mengingkari janji, si iblis kecil pasti takkan peduli lagi padanya.
Dengan wajah tak bahagia, gadis itu menatap mangkuk obat sambil bertanya pada Chao Zhaoyue: "Kakak, apakah aku tidak akan punya teman lagi mulai sekarang?"
Kakaknya mengangkat alis: "Kalau anak itu tidak mau main denganmu, aku akan menghajarnya sampai menjerit-jerit memanggil ayah-ibu."
Gadis kecil itu tersenyum, namun ada sedikut kekecewaan di hatinya.
Ia ingin menulis surat untuk iblis kecil itu, tapi khawatir kemampuan membacanya terbatas sehingga tidak mengerti latar belakang ceritanya.
Ia ingin menemui iblis kecil itu hari ini juga dan menjelaskan segalanya langsung berhadapan muka.
Tapi Chao Zhaoyue berkata: "Chao Taichu akan memilih pengawal untukmu, apakah teman baikmu itu akan datang?"
Gadis itu baru tersadar, hatinya sedikit kecewa: Belum sempat dijelaskan, pasti iblis kecil itu dengan tegas menolak untuk hadir.
Namun ketika mengikuti kakaknya sampai ke lokasi, di antara kerumunan orang, pandangan pertamanya langsung tertuju pada iblis kecil itu.
Mata gadis kecil itu berbinar-binar, bibirnya terkunci rapat sambil terus tersenyum mengawasi iblis kecil.
Iblis kecil itu pura-pura tidak melihatnya.
Dalam hati iblis kecil itu bergumam: Mengawasi aku sambil tertawa apa! Bodoh banget sih.
Hatinya sempit, masih menyimpan dendam.
Ia menariknya diam-diam sambil bertanya: "Yan Yan, kenapa kau datang?"
Iblis kecil: "Perlakuan di bagian dalam Sekte lebih baik, Lingshi banyak. Aku kan tidak bodoh."
Sama sekali bukan karena dia!
Tapi dia terus tersenyum manis ke arahnya.
Entah mengapa, setiap dia tersenyum padanya, sosok dinginnya mulai goyah. Sudut mulutnya nyaris terangkat.
Akhirnya ia memutar kepala dan melototi dia.
Ia berpikir: Biarlah dia pilih siapa saja, aku tak peduli.
Tapi jika dia memilih orang lain—
Iblis kecil bergumam: Aku akan menyergap tengah malam dan menghajarnya habis-habisan.
Iblis kecil: Tidak, sepuluh kali hajaran!
Kesempatan murid luar masuk ke bagian dalam Sekte sangat langka. Pendaftar membludak, persaingan sengit.
Setelah melewati berbagai rintangan dan mengalahkan semua lawan, ketika akhirnya berdiri tersungkur dari kepungan, dia melihatnya tersenyum padanya.
——Sangat bodoh.
Entah mengapa, sebelumnya Iblis kecil telah bertarung begitu banyak kali di arena pertarungan binatang buas, berkali-kali berkelana di tepi hidup dan mati. Meskipun menang dengan cara paling berdarah atau paling gemilang, ia tak pernah merasakan sedikit pun rasa bangga.
Namun saat melihat senyumannya, Iblis kecil mengeringkan darah di sudut mulut. Tiba-tiba, rasa bangga yang tiba-tiba muncul menghantuinya. Secara refleks ia ingin membalas senyuman itu, tapi teringat mereka masih bertengkar, ia segera memalingkan kepala dengan canggung.
Iblis kecil kesal dalam hati: Tidak apa-apa tersenyum secantik itu buat apa?
Bagaimana caranya bisa terus bertengkar dengannya?
