01.
Iblis kecil itu mengusap pipinya yang panas, lama tak sadarkan diri.
Iblis kecil: Apa aku masih bermimpi?
Ingin ditanyakannya maksudnya, tapi sang gadis tak lagi menghiraukannya.
Malam itu badai mengamuk di luar. Gadis itu meringkuk di dekat api unggun dengan jubah, berhadapan dengan sang pemuda. Matanya berbinar mengawasinya, sementara si iblis kecil pura-pura santai bersila di atap, padahan sudut bibirnya semakin merekah.
Dia sangat ingin menyentuh lagi bagian yang dia cium, tapi merasa itu tidak sopan lalu menahan diri.
Saat dia memejamkan mata dan napasnya mulai teratur, si iblis kecil mendekat. Matanya menatap wajah gadis itu lama sekali sebelum akhirnya menirukan caranya dengan kikuk, mencium pipinya perlahan.
Ketika gadis itu bergerak, iblis yang merasa bersalah ini hendak kabur. Tapi sepersekian detik kemudian tubuhnya sudah terpeluk erat pinggangnya. Gadis itu tertawa terpendam dalam dekapan, seperti rubah kecil yang menemukan celah.
"Ini bukan Kunlun Jianzong," bisiknya, "ngapain kau diam-diam begitu?"
Wajah iblis kecil berubah pucat. Dengan geram ia melototi gadis itu.
"Apa maksudmu menciumku?!" hardiknya kasar.
"Yan Yan," balas gadis itu sambil menyipitkan mata, "lalu apa maksudmu mencuri ciumku tadi?"
Sang gadis berbisik sinis: "Maksudku... sama persis dengan maksudmu."
Sudut mulut Iblis kecil itu melengkung gila-gilaan, matanya berbinar-binar saat menatapnya.
Setelah lama bercanda, pemuda itu bersandar ke belakang lalu merangkulnya ke dalam dekapan seperti masa kecil, mengatur kembali api unggun di luar sebelum akhirnya memejamkan mata bersama.
Postur pemuda itu kini telah tumbuh menjulang, melebihi tinggi rata-rata manusia biasa. Dekapannya yang hangat secara sempurna menahan terpaan angin dingin di luar.
02.
Mereka beristirahat di kuil runtuh selama dua hari.
Saat hujan reda, Iblis kecil tiba-tiba bertanya: "Ayahmu... apakah ingin membunuhmu?"
Gadis itu tertegun.
"Aku dibesarkan di arena budak," ujar Iblis kecil. "Niat membunuh di mata seseorang—aku bisa melihatnya sekilas."
Sebagai Bangsa Iblis, instingnya tajam menangkap gelora pembunuh dan permusuhan. Sejak lama ia merasakan sorotan mata Chao Taichu yang tak wajar, namun mengingat statusnya sebagai ayah kandungnya, Iblis kecil ragu mengungkapkannya.
——Sampai dia berada dalam bahaya di dunia iblis.
Gadis itu diam-diam, Iblis kecil mengira dia tak percaya. Saat baru saja ingin mengatakan sesuatu——
Gadis itu pelan-pelan membuka mulut:
"Yan Yan, apakah aku sedikit nakal?"
"Sepertinya aku tak punya perasaan padanya. Kadang saat memandanginya, malah ingin membunuhnya."
Ini pertama kalinya dia memuntahkan perasaan dalam hatinya pada orang lain.
Gadis belasan tahun itu bertanya dengan kebingungan:
"Aku juga tidak menyukai Zhao Xiao Tu, tidak menyukai Su Liuyun."
"Kadang saat melihat mereka, aku ingin mereka menghilang dari dunia lain ini."
Ucapan ini tak mengerti dunia namun penuh kekejaman.
Iblis kecil menyipitkan mata phoenix merahnya memandanginya. Saat gadis itu mengira dia akan menyebutnya terlalu kejam——
Senyuman Iblis kecil semakin melebar.
——Dia tidak menyukai Su Liuyun!
Iblis kecil: Dia hanya menyukai Aku seorang!
Pemuda iblis itu malas-malasan mengikuti di belakangnya:
"Siapa yang kau ingin bunuh, beri tahu Aku. Akan Aku yang membunuhnya."
“Jangan mengotori tanganmu sendiri。”
……
Ada pepatah mengatakan dekat dengan merah akan ikut merah, dekat dengan tinta akan terpengaruh hitam. Gadis kecil dan iblis kecil yang tumbuh besar berdampingan sejak masa kanak-kanak ini telah mengalami perubahan drastis dalam pola pikir.
Taktiknya tidak kejam, sering memberikan keringanan karena mempertimbangkan perasaan orang lain, sehingga kerap dirugikan. Tapi si iblis kecil bertindak dengan gaya Lei Ting yang tegas dan tak kenal ampun. Perlahan gadis itu menyadari, cara kerja seperti ini ternyata lebih efektif;
Sebagai gadis yang dibesarkan di menara gading, dia memiliki hati yang baik dan jarang berprasangka buruk terhadap orang.
Namun si iblis kecil yang sejak kecil bergulat di arena budak telah menyaksikan terlalu banyak kejahatan. Percakapan mereka tentang masa lalu membuatnya paham lebih dini tentang betapa berbahayanya hati manusia.
Dia membenci kejahatan seperti membenci musuh, tapi keberadaan si iblis kecil membuatnya tidak lagi ekstrim.
……
Gadis yang cerdas ini tetap mempertahankan kebaikan hatinya dan kepedulian pada dunia. Namun di balik esensi yang tak berubah ini, gaya bertindaknya telah mengalami transformasi radikal.
Gadis itu pintar, tenang, pergelangan tangannya sudah mulai menunjukkan jiwa kesatria.
Iblis kecil itu penuh kekejaman, nakal, pada dasarnya adalah anggota ganas dari Bangsa Iblis.
Mereka menumpahkan perasaan di kuil runtuh, membicarakan banyak rencana masa depan.
Siapa yang terkejut, gadis dan pemuda yang sama sekali baru berusia belasan tahun ini, di malam hujan ini, justru membahas masalah perebutan kekuasaan.
Mereka berdampingan, berbincang lancar tentang masa depan.
Gadis itu tiba-tiba tersenyum: "Yan Yan, sepertinya aku mirip antagonis dalam novel."
Iblis kecil berkata dengan tenang: "Kalau begitu, aku akan jadi anjing peliharaan di sisi antagonis, bagaimana?"
Gadis itu memperbaiki dengan serius: "Bukan anjing peliharaan, tapi kekasih hati."
Iblis kecil: "……"
Sudut mulut iblis kecil terangkat dengan gila-gilaan.
Kekasih hati, ya!
Karena Chao Taichu tidak datang mencari, kedua orang ini jalan-jalan berhenti sesekali, bermain di luar selama setengah bulan.
Iblis kecil pergi ke dunia iblis dalam perjalanan. Di hati iblis kecil ada seseorang yang ingin dilindungi, tapi dia segera menyadari bahwa seorang pengawal kecil hanya bisa memberikan kontribusi yang sangat terbatas padanya.
Iblis kecil mengalami kebangkitan sebagian warisan Dewa Kegelapan di jalan, lalu mulai melakukan kontak perlahan dengan dunia iblis.
Juga memunguti seekor ular kecil yang hanya bisa mengeluarkan suara hik hik hik.
Dia pergi ke Paviliun Harta Karun yang pernah dikunjunginya waktu kecil, membeli artefak magis penyamaran yang lebih berharga.
Dengan begitu, iblis kecil bisa melanjutkan untuk tetap berada di sisinya.
Hanya saja saat akan pergi, gadis itu berpikir dengan bingung:
Mengapa dulu dia harus menghabiskan uang saku selama bertahun-tahun untuk membeli artefak magis yang mungkin sama sekali tidak akan terpakai?
03.
Setelah kembali ke Kunlun Jianzong dari kuil runtuh, kecuali membawa pulang ular kecil yang polos, sepertinya tidak ada perubahan sama sekali.
Tidak ada yang menyangka, Putri Mahkota yang dingin dan tak tersentuh bersama Anjing galaknya menyimpan ambisi besar. Perlahan gadis yang semakin dewasa ini mulai menunjukkan kesabaran dan ketekunan yang mengejutkan, merajut jaring besar dengan halus.
Namun di luar itu, kehidupan mereka kembali tenang.
Hanya saja perasaan yang terungkap di kuil runtuh itu, setelah kembali ke Gunung Kunlun, sepertinya mulai berubah menjadi aneh.
Iblis kecil tidak lagi mengintipnya diam-diam, sering kali melewatinya dengan pandangan lurus; Saat dia membacakan buku untuknya, dia selalu duduk tegak dengan serius bagai sedang menunjukkan kesungguhannya menyimak; Ketika mereka turun gunung, si Iblis kecil tidak lagi menyelinap menggenggam tangannya.
Tapi setiap kali malam sunyi tiba——
Begitu dia masuk ke kamar, tubuhnya langsung ditarik masuk ke dalam kegelapan.
Iblis kecil itu dengan kasar mengangkat dagunya lalu menciumnya dengan ganas. Anjing galak yang sudah patuh ini masih menyimpan naluri binatang Bangsa Iblis, saat menciumnya dengan penuh kegilaan, geram dan penuh nafsu merampas.
Dia tidak bisa menahan keluhan, "Kau selalu membuat bibirku lecet saat berciuman. Kau terlalu kikuk!"
Iblis kecil itu melotot dengan wajah galak, dalam hatinya bergolak:
"Aku mau berciuman sesukaku!"
Namun keesokan harinya, si iblis kecil menyelinapkan Buku Panduan Cinta Romantis seolah tak terjadi apa-apa, berniat mempelajari teknik berciuman tingkat tinggi.
Perempuan itu bertanya, "Untuk apa kau baca ini?"
Merasa lebih pintar darinya, dengan penuh keyakinan dia bersumpah akan mengajarinya. Saat berciuman, gigi dan bibir mereka saling menyentuh lembut penuh kehangatan.
Iblis kecil itu mengerutkan dahi, bertanya——
"Ciumanmu seperti digigit nyamuk. Apa kau belum makan?"
Perempuan itu: "……"
Siang hari mereka berpura-pura tak akrab, sampai banyak yang mengira mereka berselisih. Bahkan Chao Zhaoyue tak tahan turun tangan, ingin menjadi penengah untuk menyelesaikan konflik antara mereka.
Saat dihardik, si iblis kecil hanya: "……"
Iblis kecil juga melihat gadis itu menggunakan buku untuk menghalangi wajahnya, tahu pasti sekarang dia sedang tersenyum bahagia, langsung menggeretakkan gigi.
Maka pada malam itu, saat Chao Zhaoyue tidur di pohon, terdengar suara dari bawah.
Saat menunduk melihat——
Gadis dan iblis kecil duduk mengobrol di bawah pohon, bahkan dengan natural bertukar ciuman.
Chao Zhaoyue：“……”
04.
Dia tak ingin Chao Taichu terlalu cepat memfokuskan perhatian pada iblis kecil, maka di depan orang, mereka berubah asing layaknya atasan-bawahan, tanpa lagi keakraban seperti waktu kecil.
Begitu tak ada orang, keduanya akan menampakkan wujud asli.
Mereka tak sadar akan berdekatan.
Gadis itu suka memeluk pinggang pemuda, sementara pemuda mengerutkan dahi memandanginya, bertanya apa cacat ini?
Dengan senyum manis dia menjawab: "Karena pinggangmu ramping ah."
Iblis kecil mengira gadis itu menyebutnya banci kota si payah, langsung kesal dan mendengus dingin. Ia menggenggam tangan gadis itu dan memaksanya meraba perutnya. Di situ terdapat otot perut berotot penuh kekuatan ledakan, keganasan Iblis kecil jelas bukan cultivator jurus-jurus hias biasa yang bisa disamakan.
Gadis itu tersenyum lebar sambil menggodanya, bahkan hendak menggelitik bagian gatalnya.
Tapi semakin digodai, tangan gadis yang menggelitik tiba-tiba membeku. Keduanya pun hening.
Napas Iblis kecil mulai terdengar tersengal-sengal.
Pemuda bermata phoenix merah itu berkata dengan marah: "Siapa yang suruh kau meraba sembarangan?"
Gadis itu mengedipkan mata dan menjawab tulus: "Kau sendiri."
Iblis kecil: "..."
Iblis kecil terpaksa mandi air dingin. Sambil mengeringkan rambut terurai yang masih basah, ia melototi gadis itu.
Hari itu, mereka mulai menyadari sepertinya sesuatu telah berubah.
Mereka tak lagi sesekali tidur bersama.
Gadis itu di kamarnya sering hanya memakai satu potong baju tidur. Begitu iblis kecil melihatnya, ia langsung mengerutkan dahi dan menyelimutkannya dengan jubah.
Perubahan-perubahan kecil dan remeh ini sedang berkembang secara subtil dalam hubungan mereka.
Mereka sama-sama menyadari——
Mereka telah dewasa.
Tubuhnya yang ramping bagai bambu memancarkan aura sejuk yang tak tersentuh. Kecantikannya membuat setiap orang yang melihatnya tak kuasa mengalihkan pandangan——gadis kecil itu tak lagi sama.
Banyak yang menaruh hati, tapi di matanya seolah hanya ada pedang. Tak seorangpun tersisa.
Surat-surat cinta yang dikirimkan ke tangan iblis kecil segera dibakar habis dengan wajahnya yang hitam legam. Gadis itu mengejeknya berhati sempit, membuat si iblis kecil menatapnya dengan tatapan licik sambil menariknya mendekat untuk dicium paksa.
Ia tak pernah menyembunyikan rasa iri dan keinginan menguasai yang menggila dalam dirinya.
Iblis kecil juga punya banyak pengagum——tapi meski wajahnya cantik, reputasinya terkenal kejam dan bengis. Siapa yang berani mengungkapkan perasaan padanya?
Iblis kecil sama sekali tak peduli dengan semua itu. Di matanya dan hatinya, hanya ada satu orang sejak dulu.
05.
Chao Taichu mungkin menganggap usianya masih terlalu muda, jadi tidak banyak berjaga-jaga. Di puncak kejayaannya selama puluhan tahun, ketika Sekte Pedang Kunlun belum merosot, ia sering bepergian keluar sekte mengajak Chao Xiaotu berkelana dan menghadiri acara sosial. Urusan sekte justru diserahkan pada Chao Jinsui.
Jika dia tidak waspada pada ayahnya, tentu tak akan melakukan persiapan apapun. Tapi setelah nyaris terjatuh ke Jurang Setan waktu itu, dia mulai diam-diam menyusun rencana dengan si Iblis kecil. Meski Chao Taichu punya kendali kuat atas sekte, kepergiannya justru memberi banyak kesempatan padanya.
Begitulah, mata-mata mereka berdua di Kunlun Jianzong semakin banyak. Perlahan, semua pergerakan sekte telah berada dalam kendali penuh.
Tapi tak satu pun dari mereka menyangka, yang pertama bertindak terhadapnya bukan Chao Taichu, melainkan Su Liuyun.
Su Liuyun selalu menyukai Zhao Jin Sui, namun tahun demi tahun berlalu, sikap gadis itu padanya semakin membeku.
Ia mempercepat puluhan tahun, menyadari satu hal: Mustahil dia jatuh cinta padanya.
Suatu hari, mata-mata si Iblis kecil mendapat kabar: Keluarga Su diam-diam mengirimkan sesuatu untuk Su Liuyun, menghindari pemeriksaan, dan masuk ke Kunlun Jianzong.
Iblis kecil tahu Su Liuyun tak pernah berhenti mengincarnya. Tapi saat dia mendatangi Su Liuyun, tak terpikir untuk langsung membunuhnya secepat ini.
Namun ketika ia mendengar Su Liuyun di Bunga Persik bersama anggota klan Su bawahannya, terang-terangan merencanakan tulang pedang bawaan, membicarakan guna-guna cinta omong kosong itu——
Aura setan si Iblis kecil mengamuk.
Sebengis apa pun Bangsa Iblis berpura-padi jadi manusia, kebengisan dalam darahnya takkan hilang—terutama saat menyentuh titik sensitifnya.
Saat Iblis kecil mendengar Su Liuyun membicarakan gadis itu dengan nada bicara seperti itu, matanya dipenuhi aura hitam pekat.
Dia membantai semua anggota Keluarga Su di sini.
Iblis kecil membunuh, bahkan dengan tenang menggunakan api karma untuk menghapus semua jejak.
Tapi saat dia muncul di Gunung Ming Yue dengan tubuh berlumuran darah, Iblis kecil ragu.
Dia tahu gadis itu tidak menyukai Bangsa Iblis yang seenaknya membunuh, apalagi menginginkan dirinya kembali berlumuran darah seperti dulu. Gadis itu tak pernah menganggapnya sebagai golok, selalu berpesan agar Iblis kecil menjadi orang terhormat.
Iblis kecil tak takut tangan berlumuran darah.
Tapi dia takut gadis itu tahu dirinya adalah iblis yang begitu aura setannya mengamuk, tak bisa mengendalikan nafsu membunuhnya.
Iblis kecil tak ingin dia menganggapnya orang gila.
Dia mendatangi wastafel, darah di wajahnya belum dikeringkan, membuatnya terlihat lebih mengerikan. Tapi dia hanya menunduk dalam kebingungan dan mulai mencuci tangan tanpa henti.
Tapi detik berikutnya, pintu terbuka. Gadis itu mengangkat lentera dan melihat Iblis kecil yang tampak seperti Hantu Jahat.
Iblis kecil menegakkan tulang punggungnya dengan kaku, lalu menundukkan kepala dengan ekspresi datar.
Dengan suara berat namun terkendali, dia bicara:
"Aku membunuh."
"Bukan cuma satu."
"Kubantai seluruh keluarga Su di Bunga Persik."
Gadis itu tertegun sejenak, lalu berjalan mendekat dengan wajar.
Dia membasahi sapu tangan dan berbisik lembut: "Menunduklah."
Iblis kecil menahan emosinya. Saat menunduk memandanginya, dia merasakan sapu tangan lembut yang membersihkan darah kotor di wajahnya.
Raut wajah gadis itu serius dan penuh perhatian.
Dia bertanya: "Sudah diurus?"
"Sudah."
"Dengan tenang dia memerintahkan: 'Bawa pasukan, buat kesan palsu bahwa mereka telah meninggalkan Sekte Pedang Kunlun, lakukan sekarang.'"
Iblis kecil terdiam sejenak, ingin bertanya tapi ragu.
Saat dia memencet telapak tangan dan hendak pergi, terdengar suara gadis itu——
"Yan Xueyi, kau membunuh untukku."
"Aku tak akan menganggapmu salah."
"Jika kau bersalah, aku ambil separuh dosamu."
"Jika kau harus ke 18 lapisan neraka, akan kuantarkanmu."
Iblis kecil membeku di tempat.
Tak disadarinya, yang dia risaukan bukanlah soal benar-salah, juga bukan darah di tangannya; melainkan bagaimana sang gadis memandangnya. Mencintai seseorang membuat jiwa merunduk, sekalipun dia reinkarnasi Dewa Kegelapan yang tak gentar apapun, saat hati telah diserahkan untuk dihakimi, keraguan pun menyergap.
Sorot mata atau sepatah kata darinya bisa menjadi vonis mati, juga sanggup melahirkannya kembali.
“Dalam angin malam yang dingin ini, Iblis kecil tiba-tiba tertawa kecil.”
“Dia berbalik dan melangkah cepat ke arah gadis itu.”
“Dia tercengang melihatnya, Anjing galak itu langsung mengangkatnya secara horizontal dan membawanya ke dalam ruangan.”
“Dalam cahaya lentera yang redup, tubuhnya dilempar ke tempat tidur lembut. Belum sempat bertanya kenapa dia gila, roknya sudah disobek dan dia menyusup masuk.”
“Yan Yan, kau sedang apa?”
“Suaranya membeku kaku.”
“Dia mencengkeram tanduk iblisnya sambil memaki dan menendangnya.”
“Tapi Anjing galak itu benar-benar menjadi gila. Gadis itu menggigit giginya sampai suaranya berubah.”
“Tapi dalam keintiman yang gila itu, dia merasakan emosi pemuda yang belum pernah seintens ini - keinginan menguasai dan sifat agresif yang tak tersamarkan.”
“Perlahan dia mulai rileks, tangan lembutnya membelai tanduk iblis itu.”
Akhirnya, hujan lebat tiba-tiba reda.
Dengan malas-malasan ia terjatuh di bahu sang Anjing galak, mendengar suara parau penuh sedih:
“Suisui, aku takut kau mencuaiku.”
Sebagai bangsa iblis, kerusuhan aura setan membuatnya tak bisa mengontrol diri. Urat nadinya mengalirkan darah yang berbahaya dan gila, sifat bawaan yang berbeda jauh dari manusia, menjadi kelemahan paling mematikan sang Anjing galak.
Dalam hati ia bertanya: Bagaimana caranya dia bisa begitu lihai beralih antara mengamuk dan bersikap manja?
Meski begitu, ia tetap memeluknya, menggesek-gesekkan wajah: “Tak kucuekin, aku sangat menyukaimu.”
Mendengar kata-kata penghiburnya, sang Anjing galak pun perlahan menjadi tenang.
Terbaring di bahunya, ia tertidur lelap.
Sang Iblis kecil mengembalikannya ke ranjang, hendak mengurus kelanjutan masalah——
Dalam cahaya senja, suara pemuda itu berbisik:
“Aku juga sangat menyukaimu.”
06.
“Api karma si Iblis kecil sangat lihai, hampir tidak meninggalkan petunjuk tersembunyi; Sesuai perkataannya, dia juga membuat bukti palsu perjalanan Su Liuyun, sehingga masalah ini berhasil diredam untuk sementara.”
“Kunlun Jianzong tetap sunyi, tak ada yang tahu kapan kesulitan akan datang sendiri.”
“Saat kembali ke Gunung Ming Yue, fajar telah menyingsing.”
“Pemuda itu menggendongnya, tanduk iblisnya menggesek-gesekkan pipi gadis itu.”
“Dalam keadaan setengah tidur, ia mendengar seseorang bertanya:”
“‘Suatu hari, akankah kau takut padaku?’”
“Dia terbangun, memeluk erat si Iblis kecil itu sambil tersenyum menutupi sinar matahari pagi yang redup, lalu bertanya:”
“‘Lalu, akankah kau menyakitiku?’”
“‘‘Takkan pernah.’”
“‘‘Maka aku pun takkan pernah.’”
“Bab 88 Kecintaan Masa Kecil & Tunangan Masa Kecil (Selesai)”
01.
“Setelah kejadian itu, selalu ada kegelisahan dalam hatinya.”
Keluarga Su bukan vegetarian, tapi Chao Taichu juga tidak punya hati untuk melindunginya. Jika dituntut pertanggungjawaban, begitu Chao Taichu kembali ke sekte dan perselingkuhannya terbongkar, itu akan sangat sial.
Jadi, dia sudah menyiapkan rencana terburuk, bahkan mengatur jalur mundur untuk si iblis kecil.
Tapi sama sekali tidak ada kecemasan yang terpancar dari dirinya.
Hingga suatu hari, gadis itu dipanggil keluar dadakan. Si iblis kecil yang pulang lebih awal ke Gunung Ming Yue tidak sengaja menemukan cincin penyimpanan dan sepucuk surat yang belum selesai ditulis——
Rencananya, jika kebocoran terjadi, dia akan mengusirnya terlebih dahulu dari Kunlun Jianzong dan memikul tanggung jawab ini sendirian.
Si iblis kecil mengawasi kertas surat itu selama setengah hari, lalu mengembalikannya dengan sunyi.
Si iblis kecil marah: "Aku bisa membiarkannya jatuh ke titik ini?!"
Di hatinya, apakah dia hanya sampah yang bisa kabur meninggalkannya sendirian? Dia adalah pengawalnya, sekarat pun harus lebih dulu di depan matanya!
Si iblis kecil mendengus dalam hati: "Bermimpi mengusirku? Enak saja!"
Hari itu Chao Taichu kembali.
Sang pemuda memandanginya lama-lama, bertanya: "Apakah ada hal yang kau sembunyikan dariku?"
Jari-jarinya berhenti sejenak: "Yan Yan, aku..."
"Aku mungkin harus memintamu pergi sementara waktu, meninggalkan Kunlun Jianzong, pergi menghindar."
Dia agak khawatir si iblis kecil marah, sambil berbicara mengalihkan pandangan, tak berani menatapnya.
Dia takut melihat ekspresi sedih si iblis kecil.
Tapi cukup lama, sang pemuda di seberang tak menunjukkan kemarahan atau amukan. Ketika dia menoleh, mendapati si iblis kecil sedang tersenyum sinis memandanginya.
Dengan ragu dia bertanya: "Yan Yan, apa kau mengerti maksudku?"
Si iblis kecil tak mengamuk, juga tak merajuk tak mau pergi.
Setelah diam sejenak, dengan penuh pengertian dia berkata: "Besok aku akan pergi, takkan merepotkanmu."
Sikapnya yang bisa diajak bicara ini seharusnya membuatnya senang.
Tapi perilakunya yang sangat berbeda dari biasanya justru membuatnya belum bisa membiasakan diri.
Dia menunggu setengah hari, tapi si iblis kecil tidak marah atau menunjukkan ekspresi ditinggalkan;
Dengan sengaja, dia berjalan dua putaran di depan pintu kamar si iblis kecil yang sedang sunyi mengurus barang-barang, hanya meliriknya tanpa keluar merayu;
Penerimaannya yang pasrah justru membuat sang gadis merasa tidak nyaman;
Saat mengenakan jubah bulu untuk menemui Chao Taichu, hatinya bertanya: "Apakah dia sudah lama ingin meninggalkanku?";
Benar! Kemajuan kultivasi si iblis kecil kini sangat pesat. Bukan manusia biasa, alasan tinggal di Kunlun Jianzong hanya karena dirinya semata;
Lagipula, dunia luar yang lebih luas jelas lebih menarik. Keinginannya pergi bukanlah hal aneh;
Meski berhasil membujuk diri sendiri, hatinya semakin terasa sesak;
Tak ada yang tahu, si iblis kecil sebenarnya tidak berjalan kaki, melainkan terus mengikuti di belakang hingga menyaksikan gadis beraura dingin itu dengan ekspresi datar menginjak salju penuh kekesalan.
Mulut bicara tenang, tapi sebenarnya tak tega melepasnya pergi. Jelas sangat peduli, tapi tetap berpura-pura tak acuh.
Sudut mulut si Iblis kecil melengkung, hatinya berbunga-bunga.
Iblis kecil: Di hatinya ada aku!
02.
Sebelum menemui Chao Taichu, dia telah menyiapkan rencana terburuk.
Tapi saat bertemu Chao Taichu, malah dapat kabar:
Su Liuyun diserang Bangsa Iblis saat berkelana, seluruh rombongan tewas di tangan mereka.
Dia tertegun.
Keajaiban tak terduga ini langsung memecahkan masalah gentingnya——Tak perlu mengusir si Iblis kecil lagi!
Agak girang, dia bergegas kembali ke Gunung Ming Yue, khawatir terlambat menghadang si Iblis kecil.
Saat pintu didorongnya kasar, ternyata si Iblis kecil belum pergi.
Melihatnya yang panik, sudut mulut si Iblis kecil naik liar——Seolah punya ekor pasti akan dikibas-kibaskan. Langsung direngkuhnya gadis itu.
Gadis itu berpura-pura tenang:
“Masalah sudah selesai, kau tak perlu pergi.”
“Tapi jika kau benar-benar merasa tak betah di Kunlun Jianzong, bila ingin pergi, aku juga takkan menghalangimu.”
Meski tadi terlihat sangat khawatir, ucapannya tetap terdengar tenang dan santai.
Tapi detik berikutnya, si Iblis kecil meledak dalam tawa, rambut panjangnya bergetar tak terkendali.
Sui: “……”
Iblis kecil: “Serangan mendadak Bangsa Iblis itu, akulah dalangnya.”
Baru sekarang ia menyadari - kekhawatiran berlebihan membuatnya luput melihat fakta yang begitu jelas.
Ia mendorong tubuh si Iblis kecil yang masih tertawa terbahak, wajah memerah: “Yan Yan, kau mempermainkanku!”
Iblis kecil itu menjawab penuh keyakinan: “Siapa yang menyuruhmu ingin mengusirku duluan?”
Ia berbalik hendak pergi, si Iblis kecil segera menyusul.
Iblis kecil itu berseru penuh kemenangan: “Kau jelas-jelas tak ingin aku pergi.”
Katanya: “Tak bisakah kau jujur saja?”
Ia: “Yan Xueyi, kau menyebalkan. Tutup mulutmu!”
Iblis kecil masih ingin berkata sesuatu, tapi diseretnya dan dicium dengan murka.
Akhirnya si Iblis kecil diam.
Dia: "Kau menggangguku hanya agar aku menciummu, ya?"
Iblis kecil yang tampan mengangkat alis dengan malas-malasan, dengan muka tebal berkata:
"Betul."
03.
Karena hal ini, gadis dan anjing galaknya mulai merasakan perasaan krisis.
Kini mereka bisa bebas keluar-masuk sekte, maka Iblis kecil mulai pagi-pigi pergi dan pulang larut malam, sering ke dunia iblis untuk menelan Bangsa Iblis dan memperbesar diri. Dia juga sering berlatih bersama Iblis kecil.
Mereka pergi ke hutan lebat paling berbahaya di dunia kultivasi.
Di situ ada ular rawa mengerikan, plus berbagai bangsa iblis yang gerak-geriknya tak terduga.
Siang hari mereka istirahat sembarangan di batu besar, malam hari tidur di pohon, terus saling bunuh di hutan lebat.
Latihan siang-malam seperti ini seharusnya sangat melelahkan, tapi saat dua orang berkumpul saling mengikuti, kesepian pun menghilang, kerja keras menjadi tak berarti lagi.
Suatu kali, cuaca buruk mengurung mereka di dalam gua.
Iblis Kecil yang penuh lumpur disindirnya: "Yan Yan, kau mirip anjing besar yang tenggelam."
Iblis Kecil melototinya, tiba-tiba tersenyum nakal.
Sang pemuda mendekat, menggesekkan semua lumpur di wajahnya ke pipi sang gadis.
Saat gadis itu menunjukkan kejijikan, ia malah memaksa menciumnya.
Setelah keributan usai, mereka berdua memandang gerimis di luar sambil berpelukan saling menghangatkan.
Iblis Kecil bertanya: "Kenapa tiba-tiba sekeras ini berlatih?"
Sang gadis menjawab: "Aku tak ingin mengalami hal seperti ini lagi."
Iblis Kecil terdiam, menatapnya lama sambil berpikir: Ia tak ingin gadis itu lagi merasa terjepit saat berhadapan dengan Chao Taichu.
Pengujian kemampuan ini sangat berat.
Mereka pernah bersama-sama memasuki Jurang Setan, bertarung berdampingan di area terluar;
Kadang, menemukan satu dua ruang rahasia, sering kali bertemu binatang buas yang mengerikan.
……
Mereka semua lebih giat ingin cepat berkembang, agar bisa saling melindungi.
Namun, segalanya tidak selalu berjalan sesuai harapan.
Chao Taichu adalah si licik tua. Ia perlahan menyadari pengaruhnya dalam sekte yang mulai melampaui dirinya. Seperti serigala tua yang secara alami waspada terhadap anak serigalanya.
Sasaran pertama Chao Taichu: si Iblis kecil.
Semua tahu betapa ganas dan mengerikannya Anjing galak di sisi pemimpin muda, dengan taktik kejamnya. Chao Taichu ingin melemahkan kekuatannya, tentu pertama-tama harus menyingkirkan tangan kanannya.
Ia dipindahkan untuk menghadiri acara di Sekte Pedang Giok, namun di jalan menerima surat dari Chao Zhaoyue. Buru-buru kembali, baru tahu kabar si Iblis kecil dikurung di penjara air.
Chao Taichu berkata: "Dia membawa aura setan, pasti ada kolusi dengan Bangsa Iblis."
Tangannya mengepal erat, ujung jari terasa dingin.
Iblis kecil yang begitu hebat, sebenarnya mudah baginya untuk meloloskan diri. Tapi kalau dia pergi, tuduhan berkolusi dengan bangsa iblis ini akan jatuh ke siapa?
Saat mendengar Chao Taichu ingin menghukum mati Iblis kecil, seakan-akan dia jatuh ke jurang es.
Reaksi pertamanya adalah menghunus pedang dan membunuh Chao Taichu, tapi dia berhasil menahan diri.
Dia pergi ke penjara bawah air untuk menemui Iblis kecil.
Tubuh Iblis kecil penuh darah, tergantung dengan rantai pengikat tahanan Divine Realm di penjara itu.
Meski dalam keadaan mengenaskan, begitu melihatnya, Iblis kecil malah tersenyum.
Iblis kecil berkata dia tidak merasakan sakit.
Dia menambahkan, dibanding masa kecilnya di arena budak, luka ini tidak ada artinya.
Dia tersenyum balas memandanginya, lalu setelah beberapa saat berkata:
"Yan Yan, pergilah."
Keduanya diam-diam saling memandang.
Dia berbalik membelakanginya, berkata:
"Pergilah ke dunia iblis, jadilah lebih kuat dan lebih hebat, baru kembali mencariku."
Iblis kecil memandanginya ingin mengatakan sesuatu, tapi tiba-tiba menyadari——
Air mata mengalir di wajahnya.
Diam-diam.
Setelah lama, pemuda itu tersenyum berkata: "Itu baik."
Beberapa perpisahan adalah demi pertemuan yang lebih indah.
Persahabatan muda, janji seharga seribu koin emas.
Jadi takkan ada yang bersedih, mereka hanya mengejar masa depan yang lebih cerah, menanti hari saat musim semi tiba dan bunga bermekaran, untuk bertemu kembali.
04.
Hidup di dunia iblis tak sebanding Gunung Ming Yue, di sini hanya ada saling bunuh dan menelan, ditambah malam abadi tanpa akhir. Kembali ke dunia iblis, si iblis kecil mengumpulkan banyak anak buah, mulai gencar memperluas pengaruh. Perlahan reputasinya tersebar, para iblis dari Bangsa Iblis pelan-pelan mulai memanggilnya "Penguasa Iblis".
Tapi tak ada yang menyangka, di sela-sela pertempuran, Penguasa Iblis muda nan ganas yang memegang kuas sambil mengerutkan dahi berpikir, bukanlah urusan besar—
Melainkan bagaimana cara mengirim surat padanya dengan sedikit manja.
Setiap kali punya waktu, Penguasa Iblis langsung menulis surat untuknya.
Dari hal remeh seperti "hari ini makan apa", sampai rahasia dunia iblis;
Tidak hanya mengeluh tentang bawahannya padanya, terkadang juga mengeluh tentang cuaca dunia iblis;
Inti pesan: Aku mengalami angin dan hujan menggeram di dunia iblis, hidup sangat sengsara, butuh beberapa kata-kata manis.
Surat kepercayaan panjang berupa burung kertas kecil ini dikirimkan, setiap suratnya akan direspon sesuai harapannya - pertama membalas dengan segudang kata manis, kemudian perlahan mulai bercerita tentang kehidupannya sendiri.
Pemimpin muda yang dingin dan sedikit bicara, di hadapannya seolah tertular kebiasaan bertele-tele.
Penguasa Iblis akan membaca narasinya dalam surat sementara sudut mulutnya melengkung liar, dibaca berulang-ulang.
Mereka jarang bertemu, namun saling berbagi fragmen-fragmen remeh kehidupan sehari-hari, seolah tak pernah berpisah dari sisi satu sama lain.
Kemudian, suatu kali, dia menulis dalam surat: Yan Yan, aku mulai merindukanmu.
Mereka saling memandang dari kejauhan melalui kerumunan orang.
Penguasa Iblis berkata: "Lama tidak bertemu."
Pemimpin muda berbaju putih juga tersenyum: "Sudah lama mendengar reputasi besar."
Sorot mata mereka terjalin, saling menatap lama.
Murid-murid baru di tahap pemula, sudah tak mengenali anjing galak yang pernah menyertai pemimpin muda.
Mereka menghunus pedang, bertarung.
Saat sampai di daerah sepi, Penguasa Iblis muda langsung menariknya ke dalam pelukannya, menyusupkan jarinya ke rambut terujurnya memaksa sang gadis menatap, lalu langsung menciumnya.
Kerinduan yang mendalam, keinginan menguasai yang membara menjelma menjadi ciuman berapi-api, hampir melelehkannya.
Lama setelahnya, dia tergopoh-gopoh mendorongnya pergi, hanya untuk ditarik kembali ke pelukan itu, disambut ciuman kedua.
Dia memarahinya seperti anjing gila, sang pria tertawa: "Anjing gila ini sangat merindukanmu."
Gadis itu pun terdiam, memeluk erat pinggangnya.
Mereka berhubungan intim cukup lama.
Sebelum Kepergian, Penguasa Iblis menyerahkan sesuatu padanya.
Saat dibuka, terlihat sebotol Elixir——
Elixir yang bisa membuat saluran energi cultivator perlahan tersumbat, kultivasi merosot pelan-pelan.
Kekuatan Penguasa Iblis terus berkembang, pemuda dulu telah tumbuh menjadi dewasa yang mampu melindunginya dari badai; sementara kultivasinya kini melesat bagai roket.
Kini, jendela sejarah sudah matang.
05.
Setelah kembali, dia mulai sering menyajikan sup nutrisi Elixir untuk Chao Taichu.
Dengan teladan kesetiaan Zhao Xiao Tu di depan mata, Chao Taichu awalnya tidak menaruh kecurigaan.
Pada malam hujan lebat bagai banjir, burung kertas kecil Chao Zhaoyue tiba-tiba mendarat di telapak tangannya.
Chao Zhaoyue memintanya kabur - Chao Taichu telah ketahuan.
Tapi dia hanya dengan tenang memberi tahu Anjing galaknya, lalu meninggalkan Gunung Ming Yue.
Dia dikepung di depan pintu Istana Taichu.
Chao Taichu berniat membunuhnya - semua murid yang datang hari ini adalah pilihan terbaik dengan kesetiaan mutlak.
Dia menghunus pedang, menghadang di depan Chao Zhaoyue.
Di bawah cahaya lilin yang bergoyang dalam hujan, darah menggenang membentuk lingkaran demi lingkaran di tanah.
Saat lebih banyak orang hendak menyerang, Kunlun Jianzong terkepung.
——Anjing galaknya telah tiba.
Ketika dia menatap ke arah orang lain lagi, mereka semua serentak mundur.
Tak ada yang menyangka, Putra Mahkota yang tampak lembut dan berwatak sabar juga memiliki sisi mengerikan seperti ini.
Tidak ada serah terima tanpa pertumpahan darah, persis seperti kebangkitan serigala baru dalam komunitas yang selalu disertai bau darah.
Dalam gemuruh hujan lebat, dia mendorong pintu Istana Taichu.
……
Penguasa Iblis sudah lama tidak kembali ke Kunlun Jianzong.
Dia menunggu di luar pintu cukup lama——
Persis seperti masa kecilnya saat dia pergi ke kelas, si iblis kecil menjepit rumput di bibir sambil menunggunya.
Penguasa Iblis mendengar suara dialog di dalam, dia seolah memaksa banyak rahasia terungkap - takdir, A'Pu, perselisihan sengit yang meletus di dalam ruangan tapi dengan cepat sunyi.
Penguasa Iblis mendorong pintu terbuka, melihat wajah gadis itu penuh darah. Baju putih dan pedangnya masih meneteskan darah segar ke bawah.
Ini membuatnya terlihat seperti dewa yang tanpa keinginan, atau juga seperti dewa yang jatuh menjadi iblis.
Bukan pertama kali dia membunuh, tapi pertama kalinya membunuh begitu banyak orang.
Dan objek terakhir yang dia tindak adalah ayahnya sendiri.
Dia bukan cultivator yang telah berlatih ratusan atau ribuan tahun. Meski mengira hatinya sudah keras, saat benar-benar melakukannya, dia hanya bisa terdiam menatap tangan penuh darahnya.
Tiba-tiba si iblis kecil menariknya. Sepanjang jalan dia menariknya kembali ke Gunung Ming Yue.
Persis seperti dulu dia memperlakukannya, pemuda itu menempelkan handuk hangat ke pipinya. Tangan besarnya mengangkat dagu gadis itu, dengan tenang membersihkan kotoran darah di wajahnya.
Kemudian menangkap tangannya dan mencelupkannya ke ember air untuk dicuci.
Pemuda itu tersenyum: "Dengan begini, bukankah sudah bersih?"
Lama tak berjumpa, sorot matanya padaku serakah dan fokus.
Di bawah pengawasannya yang intens, perlahan aku tenang, merasakan genggaman tangannya seolah darah di tanganku benar-benar telah dibersihkannya.
Ku melangkah mendekat, memeluknya erat sambil menggesek-gesekkan wajah ke tubuhnya.
Iblis kecil itu tersenyum lebar hingga sudut mulutnya melengkung liar.
Bertanya apa yang sedang kulakukan?
Kuraih pinggangnya, jawab singkat: "Dengan sedikit manja."
——Di tahun-tahun tanpa dirinya, aku belajar menjadi jujur.
06.
Saat Penguasa Iblis berada di dunia gelap, kerap bermimpi tentang masa lalu mereka.
Bermimpi dirinya masih si Iblis kecil yang semena-mena, tak mau dengar nasihatnya, hanya suka menatapinya terpana; dalam mimpi, si Iblis kecil itu bersinar dengan sorot mata tajam, menjepit akar kehidupan di mulut, menarik Xiao Suisui berlarian di jalanan ramai; dia membohonginya untuk memanggil 'Kakak', lalu Xiao Suisui pun dengan polos memanggilnya 'Kakak Yan Yan' sambil tersenyum...
Waktu masa kecil dalam mimpi terlalu indah, namun saat terbangun hanya bisa melihat malam abadi dunia iblis.
Dia hanya menyisakan satu iblis, ditemani seekor ular kecil yang belum dewasa.
Setiap kali itu, iblis kecil yang tak bisa tidur akan mengeluarkan surat darinya, membacanya berulang-ulang untuk meredakan kesepian dan kesedihan yang mendalam.
Dia berpikir: Akan kembali, seperti waktu kecil dulu kembali ke sisinya.
Tahun demi tahun, di dunia iblis masih bisa bertahan, namun kini setelah bertemu dengannya, iblis kecil tak lagi mampu mengendalikan gelora kerinduan.
Tak mau berpisah setengah langkah, sorot matanya menjadi serakah. Jika dia bisa mengecil, iblis kecil pasti akan menyelipkannya di saku, sesekali mengeluarkan untuk dilihat.
Dia juga merindukannya, hanya tak seberapa ekspresif seperti iblis kecil, maka membiarkan perilaku permen karetnya.
——Lagipula sejak kecil memang begitu, dia sudah terbiasa.
Mereka tidak pernah meninggalkan sedetik pun, tidur bersama sampai matahari sudah setinggi tiga galah.
Kembali ke Gunung Ming Yue, mereka seolah kembali ke masa kecil——
Satu orang membaca buku; satu orang memandangnya.
Gadis dengan aura sejuk itu menaruh kembali bukunya, tiba-tiba mendekat dan mencium Anjing galak yang berjaga di sisinya.
Anjing galak itu dicium tanpa alasan jelas, tertegun sejenak.
Anjing galak berpikir: Terlalu manja.
Tapi sambil berpikir demikian, dengan jujur ia segera mendekat lagi.
……
Perpisahan bertahun-tahun ini sepertinya tak menjauhkan hati mereka.
Beberapa puluh tahun lalu maupun nanti, takkan ada perbedaan.
Bagaimanapun, kecintaan masa kecil & tunangan masa kecil, dua insan yang tulus tanpa kecurigaan——sejak puluhan tahun lalu, mereka telah menjadi bagian jiwa yang paling intim di dunia.
