"Tikus Tanah" Cole gelisah menatap ke luar jendela.
Meskipun tempat setan ini terus-menerus diguyur salju Yuki, langitnya seperti tertutup selimut kotor nenek yang bertahun-tahun tak dicuci, lembap dan keabu-abuan, ia masih punya cara lain untuk melakukan penilaian jam.
Itu adalah latihan milisi. Selama cuaca memungkinkan, mereka akan berlari melintasi alun-alun pusat kota setiap pagi pada jam Sparrow (8 pagi). Para brengsek ini melakukannya bahkan sebelum Bulan Iblis tiba, dan sekarang masih terus melakukannya. Tidakkah mereka tahu bahwa hal terpenting di musim dingin adalah menghemat stamina? Saat benar-benar harus kabur menyelamatkan nyawa, kalian mungkin akan memohon pada dewa untuk menganugerahkan dua kaki ekstra. Tapi berkat kebodohan mereka, dia bisa memperkirakan waktu perkiraan keberangkatan.
Benar, dia ingin melarikan diri dari kota kecil terkutuk ini! Meskipun perintah Yang Mulia Pangeran Kedua adalah terus menyamar di Perbatasan Kota, mengobservasi pergerakan Pangeran Keempat Roland Wimbledon, dan mengirim intelijen kembali ke Kota Golden Spike, dia tidak tahan tinggal lebih lama lagi.
Hanya dalam setengah bulan lagi, dirinya mungkin akan menjadi kurban bagi Iblis bersama penduduk setempat.
Ini sama sekali bukan bualan kosong!
Sejak musim dingin tiba, hal-hal aneh terus bermunculan di sini. Orang lain mungkin belum menyadarinya - tidak mengherankan, kebanyakan warga kota adalah orang kampungan yang tidak berpendidikan. Selain makanan, mereka tidak peduli apapun, bahkan tidak menghormati dewa. Tapi dia berbeda. Dia adalah "tikus tanah" Cole! Mendengarkan informasi dan mencuri intelijen adalah keahliannya. Itulah mengapa Yang Mulia Tifeco memilihnya untuk tugas ini.
Tembok kota yang tiba-tiba muncul dalam semalam, tongkat besi yang bersuara aneh dan bisa mengalahkan makhluk jahat - tentu semua ini tidak ada apa-apanya dibanding penemuan paling mengejutkannya.
Pangeran Keempat Kerajaan yang terhormat ternyata memelihara penyihir perempuan secara terbuka!
Betapa "baik"-nya Takdir, adakah hal yang lebih keterlaluan dari ini? Jika bukan karena sang Pangeran dikendalikan Iblis, mustahil dia bisa memikirkan alasan lain!
Sekalipun sang Pangeran ingin mencoba sensasi dengan penyihir perempuan, mengurungnya di dalam kastil untuk dimainkan sesuka hati bukanlah hal baru bagi Cole - para bangsawan dengan selera aneh memang sering menyembunyikan siluman perempuan yang bisa dieksploitasi sampai mati tanpa konsekuensi. Tapi memamerkan secara terbuka adalah cerita yang berbeda.
Ini bukan persepsi semata, tapi saksi mata!
Berpegang pada prinsip "siapa yang membayar, dia yang dilayani", Cole sering berjalan-jalan di dekat tembok kota saat salju tidak lebat. Di sanalah dia sering melihat siluet Pangeran Keempat. Sejak awal dia heran, apa yang membuat Pangeran playboy tak berguna ini berani bertahan di Perbatasan Kota alih-alih kabur ketakutan ke Benteng Longsong? Sekarang dia sepenuhnya paham - Roland Wimbledon sudah lama digantikan oleh Iblis!
Matanya menyaksikan tembok kota dirobohkan oleh makhluk jahat raksasa, dibunuh oleh Iblis dengan suara menggelegar bagai guruh. Kemudian gerombolan makhluk jahat diserap kobaran api neraka yang dipanggil oleh seorang penyihir perempuan. Yang membuatnya terkesiap, penyihir itu bahkan merebahkan diri dalam pelukan sang Pangeran - dan seluruh pasukan milisi tidak ada yang memprotes!
Setelah itu, ia terus mendengar kabar angin dari tetangga tentang adanya penyihir perempuan lain yang memiliki kemampuan penyembuhan. Kisah seperti putranya sendiri yang terluka lalu disembuhkan, atau nenek tua di seberang jalan yang terpeleset dan patah kaki juga disembuhkan – semua ini dianggapnya sebagai ucapan penghinaan! Menerima pengobatan dari penyihir? Apa bedanya dengan dikendalikan Iblis?
Yang membuat Cole bertekad bulat adalah kejadian dua hari lalu. Ia melihat langsung seorang penyihir perempuan terbang keluar dari kastil Pangeran, mengelilingi benteng dua kali sebelum kembali. Pastor muda di gereja sering berkata, penyihir yang tergoda Iblis hanya bisa mendapatkan satu kemampuan. Namun setidaknya ia melihat unsur api dan terbang, ditambah kabar tentang penyihir penyembuh – artinya di kota kecil ini telah berkumpul tiga penyihir sekaligus!
Sudah pasti Iblis telah mengubah kastil pangeran menjadi sarang pertemuan para iblis. Penduduk setempat pun perlahan dikendalikan. Ia harus segera melarikan diri. Bagaimanapun, ia memegang rahasia pembangunan cepat tembok perbatasan. Asalkan menyerahkan serbuk alkimia yang dicuri dari tembok kota ini kepada Pangeran Kedua, bukan hukuman yang akan diterima, melainkan hadiah besar.
Cole semakin menyesal, mengapa dulu tidak ikut para bangsawan yang mengungsi kembali ke Benteng Longsong.
Untuk pergi dari sini sekarang, jalur darat jelas mustahil. Salju selama musim dingin telah menutupi semua jalan. Satu-satunya kesempatan adalah melalui kapal dagang Willow Leaf yang akan berangkat via jalur air.
Menurut observasi Cole, setiap hari pertama bulan, kapal dari Willow Leaf akan datang membawa mangsa. Setelah dua hingga tiga jam bongkar muat, kapal itu akan mengangkat layar dan berangkat dari dermaga. Ia harus menyelinap naik kapal saat itu, atau menunggu hingga bulan depan.
Dan hari ini, tepat di hari pertama bulan.
"Satu, dua, tiga, empat. Satu dua tiga empat." Tiba-tiba Cole mendengar teriakan familiar. Di luar jendela, sekelompok anak muda berbaju zirah kulit coklat berlarian penuh semangat. Andai tidak tahu konspirasi Iblis, pasti ia akan tertipu oleh pemandangan penuh vitalitas ini.
Sudah waktunya berangkat, pikirnya.
Memakai mantel bulu dan mengencangkan ikat pinggang, Cole keluar dari pondok kayu. Tetangga yang sedang menjemur ikan kering di luar menyapanya, "Pergi pagi-pagi begini?"
Harus diakui, meski pangeran Perbatasan Kota dikendalikan Iblis, kehidupan rakyat bodoh ini justru membaik. Mereka bahkan berani menjemur ikan kering di luar - padahal jika kelaparan, ikan sekeras batu pun bisa mereka telan mentah-mentah.
Tapi Cole tak sempat menjawab. Dia mengintip ke arah barat di mana regu milisi telah menghilang, lalu berjalan menuju dermaga. Para penduduk mengira dia adik laki-laki Besi Paddle yang datang dari Fallen Dragon Ridge menjenguk saudara - tentu saja itu semua karangannya. Sebelum membunuh Besi Paddle, dia telah mengorek nama dan alamat korban, lalu menyamar sebagai adiknya di sini. Soal identitas palsu itu, dia tak peduli apakah para brengsek itu percaya atau tidak.
Salju di jalan batu yang disapu beberapa hari lalu kini hampir menutupi bagian atas sepatu. Dia menjaga langkah berjarak sama untuk menghemat stamina - jejak kaki yang ditinggalkan tak perlu dikhawatirkan, paling lama sehari tumpukan salju akan menyelimutinya lagi. Mungkin saat dia tiba di Kota Golden Spike, mereka masih terkecoh.
Saat mendekati dermaga, Cole akhirnya melihat kapal layar Willow Leaf yang telah lama dinantinya.
Karung-karung gandum sedang diangkut dari palka, dikelilingi pengawal. Cole merogoh kantongnya - tersisa dua naga emas dan enam belas serigala perak, seluruh hartanya. Enam penjaga, mungkin tak tertarik dengan serigala perak, tapi naga emasnya tak cukup dibagi. Matanya beralih ke para kuli angkut. Tumpukan barang membentuk titik buta pandangan. Memukul hingga pusing seorang kuli lalu menggantikannya adalah keahliannya. Jika bisa menyelinap naik kapal, yakinlah sang Kapten akan tergoda naga emas, menyembunyikannya, dan membawanya pergi.
Persis ketika Cole hendak bergerak, terdengar teriakan dari belakang.
Di hatinya, dia berpikir ini tidak baik. Menoleh ke belakang, dia melihat beberapa anggota milisi berlari ke arahnya, sementara orang di sampingnya juga mendekat. Jelas dia sudah terkepung.
Melihat tidak ada harapan melarikan diri, Cole segera mengangkat kedua tangannya dan bersujud. Dalam profesinya ini, jangan pernah melawan dengan keras kepala. Cukup memuntahkan semua informasi majikan, biasanya bisa selamat. Atau... mereka bahkan mungkin mempekerjakan dirinya kembali dengan harga lebih tinggi.
"Uang diterima sesuai, pekerjaan dilakukan sesuai" juga menjadi prinsip "Tǔbōshǔ" Cole.
Hanya saja dia tidak mengerti, bagaimana caranya dia bisa terdeteksi?
