Roland memandang Perot dengan penuh minat, tiba-tiba tertawa, "Kau orang pertama yang bertanya seperti ini padaku," Ia mengambil cangkir dan meminum air, berkata dengan nada santai, "Benteng Longsong jelas-jelas milikku, meski aku tak berada di sini. Namun, aku memang membutuhkan seseorang atau sebuah keluarga untuk mengelola benteng ini atas namaku. Jadi, yang seharusnya kau tanyakan bukanlah tebusan, melainkan 「biaya perwakilan」."
Perwakilan... Perot tidak asing dengan istilah ini. Para pedagang yang tajam mata biasanya akan mengincar bangsawan yang memiliki produksi besar di wilayahnya tapi tak punya waktu atau meremehkan perdagangan, lalu menjual barang-barang mereka. Untuk mendapatkan hak ini, mereka harus membayar uang muka sebagai jaminan.
"Berapa naga emas yang Yang Mulia inginkan?" Dia menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri.
"Ini proses jangka panjang, jadi tak perlu dibayar sekaligus," Roland berhenti sejenak, "Tiga puluh persen pajak benteng tiap bulan, plus logistik senilai 1000 angka, sisanya untukmu."
Tidak terlalu berlebihan, pikir Perot. Selama dia bisa sepenuhnya menguasai Benteng Longsong, harga seperti ini bahkan bisa disebut adil. Lawan bicaranya tidak bercanda - Yang Mulia Pangeran benar-benar serius dengan rencana ini.
“Kesempatan yang langka,” Perot berkata dalam hati. Dia dan Pangeran bukanlah musuh. Duke telah benar-benar kalah, anak-anaknya akan kehilangan hak waris tahta. Jika aliansi enam keluarga besar pun tidak bisa mengalahkan Pangeran, siapa lagi yang bisa menghalanginya menguasai Wilayah Barat secara nyata? Bergabung dengan kekuatan dominan adalah prinsip dasar kelangsungan hidup bangsawan. Jika bisa mendapatkan persetujuan Yang Mulia Pangeran lebih dulu dibanding empat keluarga lain, Keluarga Emas-Perak akan menjadi dinasti bangsawan terbesar di wilayah barat.
“Yang Mulia, mengapa Yang Mulia tidak tinggal di sini? Kastil ini jauh lebih besar dibanding Kota Perbatasan.”
“Sebenarnya kau ingin bertanya, mengapa aku tidak mengelola benteng ini sendiri?” Roland tersenyum melihat Perot yang tampak canggung. “Banyak alasannya. Misalnya, jaringan pengaruh di sini terlalu rumit. Merapikan hubungan antar pihak saja akan memakan waktu lama, apalagi mencari keuntungan. Dengan mendukung bangsawan lokal, pasti dia lebih paham mengelola wilayah ini. Ini transaksi saling menguntungkan. Masih banyak alasan lain, bisa kau renungkan perlahan.” Sang Pangeran memutar-mutar cangkir perak. “Ngomong-ngomong, jika kau kupilih sebagai wakil, tentu kau tidak akan membalaskan dendam Duke padaku?”
“Tentu tidak, Yang Mulia!” Meski pertanyaan terakhir itu terdengar tiba-tiba, Perot segera menjawab.
Duke sudah tiada. Yang dipikirkan lima keluarga besar pertama-tama tentu bagaimana membagi wilayahnya. Soal balas dendam, siapa yang peduli?
Namun Perot juga tahu, alasan-alasan yang disebutkan Yang Mulia ini bukanlah penyebab sebenarnya. Pengaruh yang terlalu rumit dan sulit diatur? Di hadapan kekuatan yang luar biasa, ia sepenuhnya bisa mencabut rumput sampai ke akarnya terhadap pengaruh penentang yang memimpin. Paling lama hanya butuh satu hingga dua tahun, semua bangsawan akan melupakan pecundang Lyon, seperti yang dilakukan Lyon di masa lalu. Tapi waktu dua tahun mutlak tidak cukup untuk membangun Perbatasan Kota menjadi metropolis sebesar Benteng Longsong.
Pasti ada rencana yang lebih dalam dari Pangeran Roland.
"Kalau begitu baiklah, tentang kota ini..."
"Saya bersedia menjadi perwakilan Anda, Yang Mulia!" seru Perot spontan, namun segera ekspresinya berubah ragu, "Tapi Raja—maksudku, Kakakmu ini, belum tentu menerima hasil ini. Jika Ia menunjuk duke baru untuk Wilayah Barat, aku tak mampu melawan ibu kota kerajaan."
"Kau juga tak perlu melawan," Roland melemparkan dua surat di hadapannya. "Baca ini, dan dokumen yang kutemukan di perpustakaan Duke Lyon."
Perot cepat-cepat menyelesaikan isi surat itu, menarik napas tajam tak terkendali.
Surat pertama tampak seperti surat rahasia, Raja baru Tifico bertempur dengan Ratu Biru Waters di Kota Elang dan mengalami kekalahan besar? Isi surat kedua lebih mengejutkan, dokumen yang hanya ditulis setengah ini telah mengungkapkan niat Duke Lyon untuk mencaplok Wilayah Utara dan mendeklarasikan diri sebagai Raja. Karena tidak ada penutup, tidak diketahui kepada siapa dokumen kertas ini ingin dikirimkan.
“Dia segera memahami maksud Yang Mulia Pangeran—tidak perlu melawan, karena Raja baru sudah kewalahan dengan urusannya sendiri. Jika tidak, Duke pasti tidak akan berpikir untuk mendeklarasikan kemerdekaan. Pasukan elit ksatria-nya cukup untuk menguasai Wilayah Barat, tapi masih kalah dibandingkan Ordo Ksatria ibu kota kerajaan.”
“Surat rahasia mungkin palsu, tapi dokumen ini benar-benar tulisan Osmond Lane. Kecuali Pangeran menemukan penyihir perempuan yang bisa meniru tulisan orang... Dia berpikir sejenak, lalu menyangkal dugaan ini.”
“Lawan sama sekali tidak perlu repot-repot menipu dirinya. Menjadi perwakilan Benteng Longsong bukanlah transaksi sepihak. Jika dia tidak bisa memantapkan kaki yang kokoh di benteng, Yang Mulia Pangeran juga tidak akan mendapat keuntungan. Selain itu, Duke yang ditunjuk Tifico pasti akan menjadi musuh Pangeran Keempat.”
“Emas-perak Bunga harus melampaui Empat Keluarga Besar, harus mengandalkan dukungan Pangeran. Sebaliknya, untuk memastikan perjanjian keuntungan mereka tidak dibatalkan, Pangeran juga harus membuat keluarga Helmon tetap kokoh di posisi ini.”
“Memikirkan ini, Perot perlahan berdiri dan membungkuk hormat ke Roland, 'Keluarga Helmon siap melayani Yang Mulia.'”
“'Bagus,' yang terakhir mengangguk, 'Tapi masa kini belum bisa memutuskan kamu sebagai perwakilan. Pertama aku akan menanyakan beberapa hal.'”
“'Silakan Yang Mulia bertanya.'”
“'Bagaimana rencanamu menghadapi kekuatan yang menentangmu?'”
“'Berapa perkiraan pajak bulananmu? Bagaimana menjamin logistik dengan angka 1000?'”
“'Jika aku meminta kamu mengembangkan perdagangan secara besar-besaran, langkah apa yang akan diambil?'”
“……”
"Perot awalnya mengira Yang Mulia hanya ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk memahami intelijen para bangsawan di Wilayah Barat, tak menyangka beliau akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan aneh seperti ini, seolah sedang menguji taktik pemerintahan dan kewajaran dagangnya."
Serangkaian pertanyaan dilontarkan, Perot pusing memikirkan jawaban satu per satu, sementara ekspresi Yang Mulia semakin menunjukkan kepuasan. Akhirnya beliau bertepuk tangan, berkata, "Cukup, untuk hari ini sampai di sini. Setelah kau menentukan tebusan senilai tiga ribu angka, boleh datang menebus Yang Mulia Earl. Tenang, beberapa hari ini akan kuhormati beliau dengan layanan terbaik."
"Yang Mulia, tentang hak agen..."
"Juga akan diumumkan hari itu." Roland memberi isyarat pada ksatria untuk mengantar tamu pergi.
Dengan perasaan campur aduk, Perot meninggalkan aula, lalu melihat Carter mengembalikan Batu Hukuman Dewa yang sebelumnya disita ke tangannya - masih berwarna biru jernih tembus pandang, bernilai lima puluh butir naga emas.
……
"Bagaimana?" Roland menatap Nightingale yang mulai menampakkan bentuk di sampingnya.
"Hmm, sebagian besar ucapannya tulus," dia mengangkat bahu, "jauh lebih jujur dibanding beberapa orang sebelumnya. Ngomong-ngomong, apakah pantas Menggunakan kalimat yang sama pada setiap orang? Surat-surat itu juga berisi catatan rahasia, bukan?"
“Bukan setiap orang,” Pangeran memeriksa daftar di tangannya, “Mereka semua berasal dari lima keluarga besar. Yang cocok mengelola benteng atas namaku hanyalah bangsawan-bangsawan besar ini. Mereka yang kemampuannya tidak cukup kuat, meski duduk di posisi ini, takkan bisa membuat benteng berputar. Hanya akan membuat berbagai pengaruh terjerumus dalam perang saudara tak berujung. Adapun kabar kekalahan Tifico Wimbledon di Kota Elang, itu bukan rahasia besar. Lambat laun ini akan menyebar ke seluruh Greycastle. Yang kulakukan hanyalah mempercepat penyebarannya.”
Dan kedua kabar ini datang di waktu yang tepat, pikirnya. Jika bukan karena kekalahan telak Pangeran Kedua, mencari agen pasti akan memakan waktu lebih lama — jika memakai cara paksa, hasilnya mungkin tak akan sebaik ini.
“Jadi…Anda memilih dia?”
“Jika tak ada krisis.” Roland tersenyum, “Dia orang pertama yang aktif menanyakan hal ini. Inisiatif subjektif selalu menjadi kualitas terpenting seorang staf. Dan tak kusangka, di antara lima keluarga besar ada yang begitu ahli administrasi dan perdagangan. Kukira mereka hanya bisa menunggang kuda dan saling bunuh.”
Ia menemukan nama Perot Helmond di daftar, lalu menggambar lingkaran kecil dengan pena bulu.
