……
Setelah selesai mewawancarai seluruh lima keluarga besar, Roland menghela napas lega.
Ia bersandar di kursi. Nightingale berinisiatif berjalan ke belakang, mengulurkan telapak tangan untuk menggosok bahunya.
Dari mengalahkan Duke hingga menduduki kastil pangeran, hanya butuh waktu satu hari.
Hal ini berjalan lebih lancar dari yang ia bayangkan. Setelah Duke gugur dalam pertempuran, sebagian besar orang memilih menyerah. Tentara bayaran bahkan beralih pihak, berderet berlutut di tanah menyatakan kesediaan untuk melayani Yang Mulia Pangeran.
Maka tentara bayaran mengawasi ksatria dan bangsawan yang menyerah, Pasukan Pertama mengawasi tentara bayaran. Rombongan besar bergerak maju ke timur, tiba di Benteng Longsong pukul tiga sore hari itu. Penjaga gerbang kota langsung membuka pintu lebar-lebar setelah melihat tengkorak Duke Lyon dan banyak bangsawan tawanan, menyambut Pangeran Keempat masuk ke kota.
Roland tidak mengumpulkan semua bangsawan di kota dengan gegap gempita untuk mengumumkan kepemilikan kota ini, melainkan langsung menuju ke kastil pangeran.
Kastil ini terletak di bagian tertinggi medan bumi pusat benteng, layaknya sebuah kota dalam kota. Saat memasuki area kastil terjadi pertempuran skala kecil. Nightingale meledakkan pintu taman dengan bungkus bahan peledak, lebih dari 20 pengawal yang tidak mengikuti Duke bertempur mencoba menghalangi Roland masuk, dibunuh oleh Pasukan Pertama. Lawan menggunakan busur tangan saat melawan, menyebabkan lima anggota tim terluka - dua diantaranya luka serius. Na Nava yang ikut dalam operasi segera menyembuhkan mereka.
Sepuluh pengawal pribadi berusaha diam-diam membawa keluarga Duke melarikan diri melalui jalan belakang kastil, terdeteksi oleh petir yang berpatroli di udara, lalu diserang dan ditangkap. Nyonya Duke dan kedua putranya menyerah tanpa perlawanan - hingga saat ini mereka masih terkecoh, sama sekali tidak mengetahui kabar kekalahan Duke.
Setelah menguasai kastil pangeran, Angkatan Darat Pertama Perbatasan Kota segera mengambil alih pertahanan area kastil. Harus diakui, kastil Duke Lyon 3-4 kali lebih besar dari kastil Perbatasan Kota dengan siluet yang jauh lebih megah. Enam menara pengawas membentuk kontur heksagonal sempurna, menara utama di bagian tengah mencapai ketinggian lima lantai - struktur tinggi yang langka di era ini. Taman dilengkapi kediaman, gudang, kandang kuda lengkap, bahkan ruang bawah tanah kastil memiliki penjara pribadi.
Tawanan bernilai dan anggota keluarga duke dimasukkan ke sel, rakyat biasa dibubarkan, tentara bayaran disita senjatanya lalu ditempatkan bertahap di kamar kosong taman. Beberapa pemimpin dipilih untuk diberikan gaji tinggi agar mengawasi diri sendiri - di mata Roland, Tambang Lereng Utara lah tempat terbaik bagi spekulan ini, tapi saat ini masih ada urusan lebih penting.
Itulah sistem Loot terpenting setelah pertempuran - biasa disebut meraba mayat.
Roland bersama para penyihir perempuan menggerebek kastil dari atas ke bawah, bahkan Batu Hukuman Dewa yang ditempatkan di kas emas dan ruang rahasia pun tak luput dari incarannya. Hasil jarahan ini sungguh menakjubkan. Hanya dari dua peti besar naga emas yang ditemukan di gudang bawah tanah saja, perkiraan konservatif menyebutkan jumlahnya mencapai lebih dari 10.000 keping. Nightingale menemukan puluhan permata sebesar bola mata di kompartemen rahasia kamar tidur, sementara Echo menemukan sebuah ruang rahasia di belakang perapian. Di dalam ruang rahasia tersebut, tidak hanya berisi berbagai kerajinan emas seperti tongkat kekuasaan, mahkota, tapi juga banyak perhiasan yang memesana, tertata rapi di rak kayu di dinding.
Inilah kekuatan finansial seorang Duke!
Roland memandang harta karun yang luar biasa besar ini, lalu membandingkannya dengan pendapatan bijih di Perbatasan Kota yang tak mencapai 500 naga emas selama musim gugur dan dingin. Di hatinya bergolak perasaan campur aduk. Daya tarik perebutan paksa terletak di sini, andai bukan berasal dari masyarakat industri yang sangat maju, mungkin dia pun akan terjerumus ke dalamnya.
Namun terlepas dari segala perasaan, barang-barang ini tetap harus diambil. Dalam masa depan yang bisa diprediksi, tenaga kerja di Perbatasan Kota akan meningkat drastis. Sebelum pertanian wilayah itu berkembang, dia membutuhkan sejumlah besar uang untuk mengimpor bahan makanan dari luar daerah.
Akhirnya Hummingbird meringankan bobot peti-peti harta karun, lalu Kapak Besi dan pengawal Pangeran bertugas mengawal pengiriman melalui Kota Kecil Nomor untuk membawa jarahan kembali ke kastil mereka. Mempertimbangkan waktu yang dibutuhkan untuk enchantment pada barang-barang besar, seluruh proses pengiriman diperkirakan memakan waktu sekitar tiga hari.
Ini juga alasan mengapa Roland memutuskan untuk tidak lagi menuntut naga emas sebagai tebusan pada hari kedua. Memanfaatkan seorang duke telah memberinya keuntungan yang besar, dan sekarang dia lebih membutuhkan manusia dan ternak yang hidup.
“Yang Mulia, apakah Anda benar-benar hanya akan tinggal di sini selama seminggu?” Nightingale bertanya.
“Ada apa?” Roland menutup mata, menikmati rasa kesemutan di bahunya.
“Ini adalah kota terbesar di Wilayah Barat, kan?” dia berbisik pelan, “Dibandingkan Perbatasan Kota, tidakkah Anda ingin tinggal di tempat yang lebih ramai ini?”
“Pengaruh di Benteng Longsong terlalu rumit dan tidak cocok untuk melakukan hal yang ingin kulakukan. Jika segala sesuatu tetap seperti sekarang mungkin tidak masalah, tapi jika ingin melakukan perubahan, hambatan yang dihadapi hanya akan semakin besar, dan saat ini aku tidak bisa secara kasar menghapus mereka semua sekaligus.” Roland tersenyum, “Tentu yang paling penting, rakyat di sini terlalu dipengaruhi gereja, sulit untuk menerima kalian dalam waktu singkat. Pernah kukatakan, aku berharap penyihir perempuan bisa berjalan bebas di jalanan, dan Perbatasan Kota sekarang telah mencapai hal itu.”
“Hmm,” Nightingale berkata lembut, “Anda telah memenuhi janji resmi.”
……
Pada pagi hari ketiga, Perot buru-buru membawa daftarnya, dan Roland menerimanya di aula seperti biasa.
“Yang Mulia, saya telah memilih.”
“Biarku lihat.” Roland mengambil daftar tersebut. Seperti yang diperkirakan sebelumnya, mayoritas isi daftar adalah budak tani dengan nilai 2, sekitar 800 orang, 100 sapi dan 300 kambing menghabiskan 900 poin, sisanya adalah berbagai jenis pengrajin.
“Yang Mulia, apakah ini bisa diterima?”
“Tentu, asalkan terkumpul tiga ribu nilai poin.” Roland mengembalikan daftar ke Perot, “Kapan kamu bisa mengumpulkan orang-orang dan logistik ini?”
“Hari ini juga bisa. Ini pengaturan saya berdasarkan aset dan rakyat wilayah di wilayah keluarga Emas-Perak. Tapi Yang Mulia, jika Anda ingin membawa mereka kembali ke Perbatasan Kota, mungkin butuh waktu sekitar setengah bulan.”
“Ini harus kamu selesaikan sendiri,” Roland mengetuk meja sambil berkata, “Kamu punya pengalaman mengatur rombongan pembeli untuk transportasi, kan?”
“Ya, Yang Mulia.” Perot ragu-ragu, “Bagaimana dengan ayah saya...”
“Hari ini kamu bisa membawanya pulang,” Pangeran tersenyum sambil menyerahkan gulungan perkamen kulit kambing, “Jika tidak ada masalah, tandatangani dan cap jempol di sini.”
“Ini... kontrak perwakilan?” Perot melirik bagian pembuka, suaranya mulai terdengar bergejolak semangat, “Anda setuju memberikan wewenang perwakilan ke keluarga Emas-Perak? Mohon tunggu sebentar.” Dia membentangkan gulungan perkamen dan mulai membaca kontrak dengan teliti.
Sikap hati-hati yang ditunjukkan lawan bicara membuat Roland mengangguk puas - sebagai mitra kerja, menghargai kontrak adalah persyaratan paling mendasar.
Beberapa saat kemudian, Perrot baru mengangkat kepala, “Isinya sesuai dengan yang Anda sampaikan kemarin, hanya satu hal...” Ia menunjuk ke bagian akhir kontrak, “Yang Mulia, bukankah seharusnya nama ayah saya di sini? Dialah Earl Emas-Perak, perwakilan keluarga.”
Roland tertawa, “Tentu tidak. Yang berdiskusi dengan saya tentang urusan perwakilan adalah kamu, bukan ayahmu. Jadi nama di akhir kontrak ini tentu namamu.”
Perot terdiam sejenak, bertanya dengan rasa tak percaya, "Yang Mulia, apakah maksud Anda ingin saya—"
"Benar, kau akan menggantikan posisi Duke, mengelola Benteng Longsong atas namaku." Roland mengangguk, "Jika kontrak berjalan lancar, setelah aku menjadi Raja, kau bisa terus memiliki kota ini." Ia berhenti sejenak, menahan senyumnya, "Tapi jika kau melanggar kontrak, akhirnya akan sama seperti Duke—Aku bisa menyerbu Benteng Longsong sekali, pasti bisa kedua kalinya. Bekerja keraslah, Tuan Duta Besar."
