Saat fajar menyingsing, Roland diseret Nightingale keluar dari selimut - ingat terakhir kali hal ini terjadi adalah saat Na Nava ketahuan status penyihirnya oleh Tigu Payne.
"Apa yang terjadi? Apakah ada penyihir baru ditemukan di kota?" tanyanya sambil menggosok mata.
"Tidak, Yang Mulia!" Nightingale berteriak dengan semangat, "Anna... kemampuan Anna berubah lagi!"
"Lagi?" Roland belum sepenuhnya sadar dari kantuknya, "Bukankah dia sudah dewasa?"
"Ini perubahan lagi setelah dewasa, aku belum pernah melihat bentuk energi sihir yang begitu mengejutkan, persis seperti benda fisik." Nightingale membawakan baskom cuci muka, "Buku Gulungan dan Wendy juga belum pernah mendengar hal seperti ini, Yang Mulia segera pergi melihat, semua orang sedang menunggu di kantor!"
Roland mencuci muka dengan sembarangan, mengenakan pakaian dan mengikuti Nightingale ke lantai dua. Masuk ke kantor, sebelas penyihir perempuan langsung memusatkan tatapan padanya. Mata Anna terlihat agak bengkak, sepertinya tidak tidur semalaman.
"Siapa yang bisa memberitahuku, sebenarnya apa yang terjadi?"
Yang pertama berbicara tetap Nightingale, "Pagi tadi saat melewati kamar Anna, kulihat dia tertidur di depan meja dengan tumpukan besi di atasnya. Aku hendak membangunkannya, tapi saat mendekat baru kusadari energi sihir dalam tubuhnya telah berubah menjadi..." Dia berhenti sejenak, seolah mencari cara untuk mendeskripsikan, "...berubah menjadi bentuk tetap, seperti kubus yang terus berputar."
"Kubus?" Roland mendekati Anna, mengamatinya dengan seksama - selain terlihat sedikit lelah secara rohani, tidak ada perbedaan lain yang terlihat. Kemudian dia memperhatikan silinder yang terletak di meja, materialnya tampak seperti besi mentah. Permukaan halus berwarna abu-abu pucat dan potongan rata di ujungnya membuatnya mengira matanya berkabut, "Ini..."
“Itu hasil karya Anna,” kata Nightingale, “dengan kemampuan barunya. Setelah penyihir perempuan bangkit, energi sihir akan terkumpul dalam tubuh mereka. Awalnya tipis seperti kabut, lalu perlahan berubah menjadi pusaran konflik berbentuk gas dengan warna berbeda setelah beberapa tahun. Misalnya, Wendy memiliki energi putih, Yezi hijau... Sedangkan energi sihir Anna sebelumnya sangat besar. Setelah dewasa, terkonsentrasi cukup banyak dan berwarna hijau tua. Tapi sekarang, energi sihir dalam tubuhnya hanya sebesar kepalan tangan, padat seperti benda, sama sekali tidak transparan.” Dia mengambil pena bulu di meja kerja dan membuat sketsa kasar, “Kurang lebih seperti ini.”
Meski keterampilan melukis Nightingale sangat buruk, Roland tetap bisa mengenali bahwa itu adalah bentuk kubus.
Ia menatap Anna, “Apa yang terjadi tadi malam?”
Anna menceritakan pengalamannya. Saat dia selesai berbicara, penyihir perempuan lainnya masih tampak kebingungan, sama sekali tidak mengerti hubungan antara bola kecil, guncangan, koneksi, dan perubahan kemampuan yang dia sebutkan.
Hanya Roland yang merasakan getaran halus di hatinya.
Dalam pemikirannya, energi sihir adalah bentuk energi, sementara penyihir perempuan adalah perangkat yang melepaskannya. Efek yang bisa dihasilkan dari transformasi energi sihir tak terbatas, tetapi hasil akhirnya tergantung pada kendali penyihir perempuan tersebut, atau lebih tepatnya, bergantung pada pemikiran sang penyihir.
Jika tebakannya benar, pemikiran bisa memberikan pengaruh yang sangat mendalam terhadap kemampuan.
Secara sederhana, seseorang yang belum pernah melihat pesawat, sulit membayangkan burung besi raksasa bisa terbang di angkasa; seseorang yang belum mengenal alam semesta, tentu tak tahu betapa luasnya dunia ini. Ketinggian pemikiran dan keluasan pengetahuan membatasi penggunaan energi sihir diri sendiri - setiap langkah pemahaman lebih dalam tentang esensi dunia akan membawa kemajuan sains teknologi yang signifikan. Lalu apakah kemampuan penyihir perempuan juga demikian, semakin dalam memahami dunia, efek energi sihir pun semakin mendekati sumber kekuatan?
"Biarkan aku melihat kemampuan barumu." tanya Roland penasaran.
Anna mengulurkan jarinya, seberkas api hitam tiba-tiba muncul di ujung jarinya. Secara bentuk fisik, tak ada bedanya dengan kobaran api biasa, kecuali bahwa ini tidak memancarkan cahaya.
"Apakah api hitammu bisa diubah bentuknya sesuka hati?"
Anna mengangguk, mengendalikannya melayang ke permukaan meja. Tiba-tiba api hitam yang berbentuk kobaran api alami berubah menjadi sebuah kubus. Sebelum semua orang sempat bereaksi, balok itu menyebar menjadi selembar kain hitam yang hampir menutupi seluruh meja, lalu mengerut ke pusat gravitasi dan perlahan berubah menjadi garis lurus berdiri. Roland tak tahan menyentuhnya, menemukan bahwa garis hitam ini sama sekali tidak bergerak meski setipis helai rambut - ini benar-benar tak terbayangkan. Bahkan baja sekeras apapun, jika ditarik menjadi benang tipis, masih bisa dibengkokkan dengan jari. Ini ditentukan oleh kelenturan benda, sebab benda kaku mutlak tidak ada.
"Bisakah dipertipis lagi?"
"Bisa, tapi kalau begitu Anda tidak boleh menyentuhnya lagi." jawab Anna. "Kalau tidak itu akan melukai Anda."
“Kehangatan juga bisa dikendalikan sesuka hati?”
“Hmm, dan dibandingkan api hijau, aku bisa membuat suhu berbeda di bagian tubuh yang berbeda.”
Roland mulai memahami maksud Nightingale tentang "seperti materi nyata". Dibandingkan api hijau yang hangat seperti air, kemampuannya kini telah terkonsentrasi membentuk wujud. Istilah api tidak lagi tepat - Setelah Anna menerima konsep bahwa segala hal di dunia tersusun dari partikel mikroskopis, pemahamannya tentang prinsip produksi suhu melalui api juga mengalami terobosan ke tahap baru: suhu dihasilkan dari gerakan partikel. Yang pasti, dia bukan sedang mengendalikan partikel, sama seperti sebelumnya dia juga tidak mengendalikan api... Baik api biasa di awal, api hijau setelah dewasa, maupun api hitam - semuanya adalah manifestasi energi sihir.
Meski keduanya mengubah energi sihir menjadi panas, efek yang dihasilkan sangat berbeda.
Benar-benar jenius, Roland tak bisa menahan decak kagum. Selain kata "jenius", tak ada istilah lain yang lebih tepat. Mempelajari pengetahuan baru di malam hari dan langsung bisa memahaminya lalu menerapkannya ke dalam kemampuan - cara berpikir dan kemampuan absorpsi seperti ini hanya dimiliki orang-orang berbakat luar biasa.
Perubahan Anna juga membuatnya semakin tertarik untuk menyelami hakikat sejati dunia ini.
Sayangnya dirinya tak memiliki energi sihir, pikir Roland. Mungkin ini penyesalan terbesar setelah melintasi dunia. Bagaimanapun, di hati kebanyakan orang selalu ada mimpi menjadi Pahlawan super - mendapatkan kekuatan tak terbayangkan secara kebetulan, lalu menapaki jalan hidup yang berbeda. Betapa menyenangkannya hal itu.
“Saya secara garis besar tahu alasan perubahan kemampuan Anna.” Dia menyimpan penyesalan di hatinya, berkata pada para penyihir perempuan.
“Apa?” Yang lain serentak bertanya.
“Belajar.”
“Be...lajar?” Gulungan Buku bergumam, “Maksudmu pelajaran kemarin?”
“Tepat begitu,” Roland menjelaskan tebakannya secara ringkas, “Pengetahuan baru membantu meningkatkan kemampuan kalian, bahkan menciptakan perubahan lompatan.”
“Aku juga...bisa?” Bulan Teka bertanya dengan ragu.
“Tentu saja.” Roland menepuk bahunya. Jika bukan karena jumlah mesin uap yang terbatas, dan ketiadaan karet untuk membuat kabel listrik, tumpukan magnet kuat hasil enchantment-nya mungkin sudah digunakan.
Awalnya Roland membuka kelas hanya untuk mengajar Gulungan Buku agar tidak semakin lupa, sekarang secara tak terduga menemukan bahwa belajar juga memberi efek peningkatan kemampuan, membuat kelas untuk semua penyihir perempuan menjadi prioritas.
Tapi dia paham, tak semua memiliki bakat luar biasa seperti Anna. Nightingale yang bisa tertidur saat kuliah, sama sekali tak dia harapkan. Dari mengingat ke memahami, lalu ke menerapkan - jurang pemisahnya sangat lebar. Berapa banyak yang akhirnya bisa menerapkan pengetahuan yang dipahami ke dalam kemampuan mereka, tetap menjadi misteri.
“Kemarin malam kurang tidur ya,” Roland berkata pada Anna, “Istirahatlah dulu. Dua hari lagi akan saya uji kemampuan barumu.”
“Ya.” Anna mengangguk dengan serius.
“Untuk kalian,” dia menatap para penyihir perempuan lainnya, “mulai hari ini, setiap Senin sampai Jumat setelah makan malam, kumpul di ruang penerimaan untuk belajar membaca, menulis, dan mengenal karakter dasar dari awal. Gulungan Kitab, kau akan menjadi guru pembimbing mereka.”
