"Apa ini?" Nightingale bertanya sambil menatap batu hitam mengkilap di atas meja.
"Batu obsidian," jawab Roland tanpa mengangkat kepala, masih fokus menggambar gambar teknik di tangannya.
“Hitam……batu apa?”
“Tidak, aku cuma ngasal.” Ia menghela napas. Hanya melihat siluet dan warnanya, mana mungkin tahu ini batu jenis apa. Dia bukan ahli geologi, logam murni dihadapkan pun belum tentu bisa dibedakan, apalagi bijih mentah. Sedikit pengetahuan di kepalanya menyatakan bahwa bijih umumnya adalah senyawa kimia kompleks dengan kotoran berbeda warna. Ambil contoh bijih besi: hematit, pirit, siderit secara visual bisa sangat berbeda, khususnya pirit yang kadang berkilau metalik kuning muda sering dikira emas, sampai dijuluki "Emas Orang Bodoh".
Soal tahan panas... senyawa kimia sendiri tidak punya titik leleh pasti, tergantung kotoran dan komposisi. Hanya dengan kehangatan tak bisa dibedakan jenisnya. Lagi pula unsur logam eksis dalam bentuk ionik, tanpa metode pemurnian, membakarnya sampai meleleh pun tidak berguna.
“Yang Mulia juga ada hal yang tidak tahu?” Nightingale terkejut.
“Banyak,” Roland meletakkan pena bulu, menyeduh teh merah untuk dirinya. “Kamu mau?”
“Tidak usah,” gelengnya sambil melambaikan tangan. “Ngomong-ngomong, daging sapi kering tidak seenak irisan ikan panggang. Lebih baik Baginda taruh ikan di laci nanti.”
“……” Roland diam sejenak, memutuskan berpura-pura tidak mendengar kalimat ini. Batu ini juga rencananya akan diserahkan kepada Kepala Alkimiawan Kemo Steril untuk penanganan. Mineral pada dasarnya memiliki radioaktivitas tertentu, menjadikannya dekorasi kantor bukanlah pilihan yang baik.
Setelah kemampuan Soroya mengalami evolusi baru-baru ini, Roland menemukan bahwa benda-benda yang bisa dibuat tiba-tiba bertambah banyak.
Pertama adalah sistem pasokan air langsung, sesuatu yang bisa meningkatkan kebahagiaan warga secara signifikan. Bayangkan, setelah seharian bekerja keras dan berkeringat, pulang ke rumah ingin membersihkan badan lengket namun menemukan tong air kosong, harus mengambil air dari sumur terdekat - perasaan ini pasti sangat buruk. Selain itu, Roland juga jijik dengan proses menciduk air dari tong untuk cuci muka dan tangan. Ia yakin air yang disimpan selama beberapa hari bisa ditumbuhi parasit, apalagi tong air jarang dibersihkan sebulan sekali. Jika diperhatikan, endapan kerak di dasar tong bergerak seperti ulat bulu.
Sistem pasokan air menggunakan menara air sebenarnya tidak memiliki kesulitan teknologi berarti - memanfaatkan mesin uap untuk memompa air dari Sungai Redwater ke menara, lalu mengalirkannya ke rumah-rumah melalui pipa dengan prinsip sifon, membentuk sistem pasokan air otomatis. Alasan Roland belum merealisasikannya terletak pada... material.
Pipa pasokan air menggunakan besi atau tembaga. Jika pipa besi tidak diberi perlakuan anti-karat, dalam beberapa tahun akan mengalami kerusakan. Pipa tembaga memang sempurna untuk pasokan air: tahan korosi, dinding dalam tidak mengerak, tidak beracun, bahkan ion tembaga memiliki efek antibakteri. Tapi menggunakan logam pembuat mata uang untuk pipa air? Produksi Tambang Lereng Utara masih jauh dari kemewahan seperti itu. Bahkan di masa depan, pipa tembaga hanya dipertimbangkan untuk perumahan mewah.
Saat ini Perbatasan Kota tidak hanya tidak bisa mengekspor hasil tambang, tapi bahkan harus mengimpor logam batangan. Oleh karena itu, baik pipa besi maupun tembaga, Roland tidak tegas menggunakannya untuk membangun sistem pasokan air yang tidak menghasilkan keuntungan dan murni untuk kenyamanan.
Tapi sekarang berbeda. Dengan lapisan Soroya, berarti dia bisa menggunakan tangan kosong untuk menangkap serigala—hanya menggunakan energi sihir untuk memproduksi pipa air. Misalnya mengambil pipa besi sebagai cetakan, membungkusnya dengan kertas di luar, lalu meminta Soroya melapisinya. Setelah mengeluarkan cetakan, maka terbentuklah pipa. Meski pipa air seperti ini tidak tahan tekanan, cukup ditempatkan di parit pipa berpenutup.
Selanjutnya adalah sistem pasokan listrik... Ini mungkin tidak bisa segera diterapkan ke seluruh kota dalam waktu singkat. Tapi membuat kastil dipenuhi cahaya selalu menjadi keinginan Roland. Membaca dengan cahaya lilin yang redup sangat menyiksa dan sangat merusak mata. Ditambah musim panas yang akan datang, bagaimana rasanya malam yang pengap harus dipenuhi obor dan lilin?
"Kini dengan generator dan kabel listrik, membuat kastil memasuki era listrik lebih awal tampaknya tidak terlalu mustahil. Soal filamen lampu... Dia samar-samar ingat, sebelum penggunaan tungsten, orang biasa menggunakan serat bambu terkarbonisasi untuk membuat lampu menyilaukan. Bambu bukan barang langka, ada di hutan sebelah selatan Sungai Redwater."
"Tapi yang paling dibutuhkan Perbatasan Kota saat ini adalah fasilitas penempaan besi. Produksi besi langsung berkaitan dengan skala produksi mekanis dan pembuatan senjata, juga merupakan dasar bertahan hidup kota kecil ini."
"Yang Anda gambar ini... sebuah menara?" Nightingale duduk di tepi meja bertanya penasaran.
"Kurang lebih," Roland mengangguk, "Tapi bagian dalamnya kosong, untuk mengisi ulang bahan bakar dan bijih. Fungsinya seperti tungku vertikal, bisa melebur bijih besi menjadi besi mentah."
Inilah tungku tinggi - versi upgrade dari tungku vertikal kuno.
Desain tungku vertikal Losya yang pernah dia lihat di lokasi konstruksi, sejujurnya struktur tungku ini sudah sangat mirip dengan tungku tinggi kecuali kapasitasnya lebih kecil dan suhunya lebih rendah. Jika bukan karena evolusi Soraya yang memberi kemampuan produksi bata tahan api pada kota kecil ini, dia berencana membangun belasan tungku vertikal lagi.
"Tapi dengan adanya bata tahan api, wajar untuk mempertimbangkan tungku tinggi dengan suhu lebih ekstrim dan produksi lebih besar."
Tungku baru yang dirancang memiliki ketinggian hampir delapan meter, empat kali lebih tinggi dari tanur tegak; Badan tungku berbentuk menara dengan diameter dalam maksimum tiga meter. Untuk mencegah keruntuhan, dipasang penyangga rak di bagian dasar. Dinding tungku menipis di atas dan menebal di bawah, dengan ketebalan mencapai setengah meter di bagian perut tungku. Lapisan terdalam menggunakan bata tahan api dengan lapisan Soroya, dilengkapi cincin lubang angin yang menyedot udara ke perut tungku menggunakan mesin uap.
Untuk memaksimalkan motivasi mesin uap, Roland juga merancang set peralatan pengumpan otomatis termasuk rel pendakian dan gerbong khusus dengan pintu gerak di bawahnya. Ketika gerbong ditarik mesin uap ke puncak tungku, kait akan mengait pengait di dasar gerbong untuk membuka lubang pengisian, menuangkan bahan bakar atau bijih ke dalam tungku. Untuk era ini, sistem ini sudah termasuk teknologi tingkat tertinggi.
Berbeda dengan tanur tegak berongga besar dan efisiensi panas rendah, tungku ini begitu mulai berproduksi akan terus beroperasi dalam waktu lama tanpa henti. Bahan bakar dan bijih harus diisi terus menerus, dengan produksi jauh melampaui tanur tegak. Dengan membangun lima atau enam tungku semacam ini, produksi besi mentah kota kecil ini akan mengalami penggandaan.
……
Setelah menyelesaikan semua gambar teknik, Roland menggosok pergelangan tangan yang pegal dan kesemutan, lalu mengeluarkan kotak dari bawah meja dan mendorongnya ke hadapannya.
Nightingale tertegun, "Ini...?"
“Hmm... Sebenarnya sudah lama ingin memberikannya padamu, tapi mengukir pola menghabiskan waktu cukup lama. Lagipula mesin-mesin di pabrik itu belum terlalu ku kuasai,” Roland tersenyum, “Buka dan lihatlah.”
Dia membuka kotak itu, tak bisa menahan decak kagum.
Tampak dua pucuk pistol roda raksasa tersusun silang di dalamnya - berbeda dengan prototipe yang digunakan saat pertandingan dengan Carter, kedua pistol ini berkilau perak dengan permukaan secemerlang cermin yang mampu memantulkan siluet cahaya. Pegangan dan badan senjata dihiasi pola indah, sementara laras senjata tertera nama Nightingale: 「Untuk Veronika」.
Rencana ini telah lama mengendap di kepala Roland. Dibandingkan senapan flintlock yang merepotkan dan sulit dibawa, pistol roda raksasa hasil pengembangan terbaru ini jauh lebih sempurna, baik dari segi keamanan maupun tingkat keberhasilan tembakan. Untuk penyihir perempuan gesit seperti Nightingale, bayangkan saja betapa dahsyatnya senjata api di tangannya - prospek yang sungguh dinanti.
“Terima kasih,” ujarnya sambil tersenyum, mengambil kedua pistol itu dan melompat dari meja dengan pose menembak, “Maukah Anda mengajariku cara menggunakannya?”
“Tentu,” Roland mengangguk. Penampilan sang assassin yang serba putih plus senyum keanehan yang menyilaukan itu membuatnya langsung paham arti "keren yang tak tertandingi”, “Tidak sulit. Selam saja mendekati target, tarik pelatuk sambil berteriak 'Tengah hari tiba'.”
