Di pagi hari, semua orang mengemas perlengkapan berkemah dan berangkat kembali.
Roland menyadari satu detail: meski tidur di alam liar, para penyihir tetap terlihat sempurna. Sementara dirinya? Tanpa cermin pun tahu—rambutnya kusut, wajah pucat karena kurang tidur, kulit lengket oleh keringat setengah kering. Pasti terlihat tidak bersemangat di mata orang. Baru setelah membasuh muka dengan air minum dari kantong kulit, rasa tidak nyaman itu sedikit berkurang.
Roland mulai merindukan sistem air ledeng dan kamar mandi luas di kastil.
Setengah jam kemudian, Balon Pengintai tiba di lokasi tujuan sesuai petunjuk Lightning—di samping gunung salju. Berhenti melayang di atas permukaan laut yang luas, rombongan sudah bisa melihat pemandangan di balik gunung.
Seperti yang dikatakan Petir, bagian belakang gunung salju diselubungi kabut merah. Tekanan udara sangat rendah, semakin dekat ke tanah warnanya semakin pekat. Agar bisa melihat lebih jauh, Roland memerintahkan balon udara untuk terus melesat naik. Daratan di ujung pandangan pun perlahan terlihat membentang.
"Ada yang terdeteksi?" Ia menatap Hill.
Yang terakhir menggelengkan kepala, "Tidak bisa. Jaraknya terlalu jauh, sudah melebihi jangkauan Mata Kebenaran."
"Kita akan mendekat setelah Soraya selesai melukis pemandangan di sini," kata Roland.
Sambil menunggu Soraya menyelesaikan foto, ia juga mengamati garis pantai dengan teleskop. Di tepi pantai hanya ada tebing curam dan hamparan batu, tidak ada bangunan buatan seperti dermaga atau galangan kapal. Tampaknya bahkan jika ada Iblis, mereka tidak berpikir untuk membuat kapal dan menyerang Greycastle dari laut. Hasil pengamatan ini membuatnya sedikit lega.
Saat balon udara perlahan mendekati daratan, Hill akhirnya mulai melaporkan situasi yang dilihatnya - sekitar sepuluh li dari pesisir, ia menemukan bangunan dari tumpukan batu hitam pekat berbentuk segitiga, mirip menara runcing.
"Persis seperti fatamorgana yang kita lihat di wilayah liar!" Wendy berteriak tak bisa menahan diri, "Benar saja, ini memang wilayah kekuasaan Iblis!"
“Tetapi ketinggiannya jelas tidak sesuai,” Soraya mengerutkan kening, “Menara runcing dalam fatamorgana semuanya mencapai 100 zhang, sama sekali tidak mungkin tertutup kabut merah. Seharusnya mereka lebih tinggi dari pegunungan yang naik-turun.”
“Mungkin yang kalian lihat adalah kota Iblis, sedangkan ini hanya desa Iblis?” Anna berspekulasi.
Jadi Iblis memiliki sistem kota yang lengkap dan unik, termasuk kelompok evolusi tingkat tinggi yang gemar ekspansi dan pembunuhan? Roland berpikir, Kumohon, jangan sampai seperti ini, “Apa isi menara-menara runcing itu?”
“Hmm... Sebagian besar menara kosong, beberapa terlihat penuh cairan... Tunggu,” Hill tertegun, lalu berkata dengan tak percaya, “Cepat pergi, Iblis menemukan kita!”
“Menemukan?” Roland mengangkat teleskop dan menyapu pandangannya, tetap saja merah gelap, tidak bisa melihat apa-apa.
“Mereka bergerak,” Hill berteriak gugup, “Rupanya sebelumnya mereka terkubur di tanah, hanya menyembulkan pipa di punggung. Di sana... Ada Iblis terbang!”
“Wendy, mundur dengan kecepatan penuh!” Roland memerintahkan.
Angin kencang segera bertiup, pergerakan tiba-tiba balon udara membuat keranjang gantung miring, tali yang tegang mengeluarkan suara berderit.
Namun peringatan Hill membuat hati semua orang dingin.
“Dua Iblis sedang mengejar kita, tunggangan mereka bisa terbang!”
“Sial, kelompok ini ternyata memiliki tunggangan terbang?” Roland membelalakkan matanya, ini sama sekali tidak masuk akal. Untuk bisa menggendong pria kekar, seberapa besar ukuran tunggangan itu?
Tapi tak lama kemudian, dia menangkap dua titik hitam dalam pandangannya. Melalui teleskop, terlihat tunggangan di selangkangan mereka bertaring tajam, tanpa bulu, sama sekali tidak mirip burung. Jika tidak salah lihat... ini adalah dua makhluk jahat campuran!
“Turunkan ketinggian, segera mendarat.” Roland mengeluarkan kata-kata dari sela giginya.
Ini kecerobohan. Tak disangka Iblis punya kemampuan pengejaran udara, sementara di pihak kita hanya Lightning yang bisa bertempur di langit. Tapi melihat wajah pucatnya, jelas pertempuran ini tanpa peluang menang. Begitu tertangkap, meski hanya menggunakan metode tubrukan untuk menyerang balon, nyawa para penyihir perempuan bisa terancam - bahkan jika lapisan bisa menahan tubrukan dan gigitan makhluk jahat, guncangan keras bisa membuat semua orang terlempar dari keranjang gantung dan menghantam permukaan laut seperti batu.
Dari ketinggian ini, jatuh ke air laut sama mematikannya dengan daratan.
Kini Iblis semakin mendekati balon udara. Tanpa teleskop pun, Roland sudah bisa melihat sayap raksasa makhluk jahat campuran dan musuh kekar di punggungnya.
“Hati-hati!” Hill berteriak lagi, “Mereka bersiap melempar tombak!”
Mendengar peringatan ini, tiba-tiba terlintas dalam pikirannya gambaran pertempuran yang dideskripsikan Yezi - musuh menggunakan cara persis seperti ini untuk seketika merenggut nyawa Chitong.
Ia tidak melihat lengan Iblis yang tiba-tiba membengkak, bahkan tidak menyadari tombak yang menyerang. Bersamaan dengan peringatan Hill, Anna telah mengulurkan kedua telapak tangannya, mengendalikan kobaran api hitam yang melebar menjadi lapisan tipis, menghalangi depan keranjang gantung.
Kemudian terdengar dua dentuman keras "Braak! Braak!".
Anna mengeluarkan dengusan kesakitan, mundur dua langkah. Kobaran api hitam pecah berkeping seperti kaca, sementara tombak hanya tersisa batang besi yang terbakar separuhnya, berguling jatuh ke permukaan laut.
Dia berhasil menghalangi serangan ini dengan tirai kobaran api hitam yang padat.
Para penyihir perempuan serentak menghela napas lega, hanya Roland yang gelisah - cara kerja kemampuan seperti ini akan mengonsumsi energi sihir Anna secara besar-besaran. Saat menyaksikannya melebur baja, Roland telah memperhatikan bahwa jika hanya memanaskan atau memotong, energi sihir dalam tubuhnya yang besar hampir tidak pernah kering. Namun begitu diperluas ke tingkat makro, saat mempengaruhi objek sebagai kesatuan padat, konsumsi energi sihir akan berlipat ganda. Misalnya menggunakan kobaran api hitam sebagai tungku, dinding penghalang yang mencegah tumpahan cairan baja akan mempercepat konsumsi energi sihir. Bahkan untuk mengangkat seluruh tungku kobaran api hitam, Anna hanya bisa bertahan beberapa menit.
Jelas bahwa penghalang tadi telah mengerahkan banyak tenaganya. Jika terulang dua kali lagi, mungkin bahkan kemampuan memanaskan pun tak bisa dipertahankan.
Iblis tampaknya juga tergetar oleh pemandangan ini, tidak segera melancarkan serangan lanjutan, melainkan menyambar balon udara dari kedua sisi, seolah menunggu pengumpulan tenaga berikutnya. Roland untuk pertama kalinya menyaksikan dari dekat penampilan mengerikan musuh - persis seperti di foto, mereka mengenakan topeng kepala makhluk jahat, mata tertutupi kepingan kristal merah menyala, dagu terhubung dengan pipa kulit yang melilit leher menuju cangkang di punggung.
Selama waktu ini, para penyihir perempuan mengeluarkan pistol dan membalas, namun dalam kondisi keranjang gantung yang terus bergoyang, hampir mustahil mengenai musuh yang bergerak cepat. Setelah menembakkan dua putaran peluru, tidak satu pun yang mengenai sasaran.
Tepat pada saat itu, lengan iblis kembali membengkak, dan kali ini mereka memilih serangan menjepit dari dua arah.
Anna bahkan tidak sempat mengobservasi musuh di belakangnya, kobaran api hitam yang dipanggilnya hanya bisa menutupi satu sisi. Roland dengan jelas melihat iblis melemparkan lengan kanan ke arahnya, namun tidak bisa melihat pola terbang gagang tombak. Hampir secara refleks, ia mendorong Anna yang membelakanginya, lalu bahunya seolah dihantam palu besi, seluruh tubuhnya terlempar ke belakang dan menubruk dinding keranjang gantung.
Kepedihan yang tak tertahankan nyaris mengoyaknya, diikuti rasa pusing hebat, kesadarannya seolah sedang menjauh perlahan.
Roland mengatupkan gigi dan menoleh, melihat bahunya terdapat lubang besar——lubang ventilasi di keranjang gantung di belakang membuktikan kekuatan serangan ini.
Separuh lengan yang terkoyak oleh serangan tersebut tergeletak di sudut keranjang, darah segar yang terus mengalir segera mengotori pakaian dengan warna merah.
"Tidak!" Teriakan Nightingale yang menyayat hati menjadi suara terakhir yang didengarnya sebelum kehilangan kesadaran.
