Ibu Kota Greycastle, Vila Mewah Taman Kota Dalam.
Hari ini adalah hari pertukaran intelijen yang dijadwalkan. Tasa bersandar di kursi malas ruang tamu, menunggu kedatangan anggota sirkus "Merpati dan Topi Ritual". Setelah musim gugur tiba, penutupan gerbang kota dalam dimajukan ke senja, pertemuan rahasia pun terpaksa diadakan siang hari.
Yang selalu pertama tiba di vila adalah Hill Fox.
Ia mengenakan jas biru sutera bulu angsa berkerah terbuka, celana ketat abu-abu muda dengan sepatu kulit rusa, dan dasi putih di lehernya - persis gaya bangsawan. Setelah memberi hormat, ia menyodorkan buku 《Sejarah Adat Istiadat Kerajaan》 yang sempat dijepit di ketiaknya kepada Tasa. Pria itu menerima buku itu sambil menyapu pandangan penasaran, "Sudah selesai?"
“Ya,” Hill mengangguk, lalu ragu-ragu bertanya, “Mengapa Tuan tidak mengajarku teknik pedang bertarung... atau keterampilan pembunuhan diam-diam?”
“Mengapa?”
“Saat Serangan jahat meledak, Tuan pernah bilang akan melatihku menjadi anggota intelijen yang kompeten,” dia menggaruk-garuk kepalanya, “Tapi sampai sekarang, Tuan hanya menyuruhku membaca buku-buku kuno aneh.”
“Maksudmu 《Sejarah Adat Istiadat》?” Tasa menuangkan anggur untuk dirinya sendiri, lalu melempar dua butir es ke dalam gelas, “Ini bukan buku aneh. Ini mencatat asal-usul bangsawan, tradisi, lambang keluarga, serta produk khas dari berbagai wilayah kerajaan. Sebagai pengumpul intelijen, pertama-tama harus memiliki wawasan luas untuk menilai nilai informasi dari berbagai daerah. Soal teknik pedang dan pembunuhan?” Dia tersenyum, “Aku tidak berencana membuatmu menyamar masuk organisasi atau menyelam ke markas musuh. Itu terlalu berbahaya dan menyita waktu. Daripada begitu, lebih baik menghabiskan naga emas untuk menyuap sumber informasi.”
“Tapi tidak semua orang bisa disuap,” Hill bersikeras.
“Organisasi yang tertutup rapat juga sulit disusupi. Butuh 10-20 tahun latihan untuk bisa menyelam masuk,” Tasa mengocok gelasnya, meneguk anggur dingin, “Anggota intelijen kompeten hanya perlu melakukan dua hal: memilah informasi dan menyembunyikan diri. Buku-buku ini adalah dasar untuk memilah informasi. Untuk yang kedua... Sebagai anggota sirkus, kau seharusnya lebih berpengalaman. Misalnya, kostummu hari ini cukup bagus.”
“……”Tepat saat Hill Fox menunduk merenungkan makna perkataan itu, Badut dan yang lain pun satu per satu tiba di kediaman terpencil ini.
“Yang Mulia, semua sudah berkumpul.”
“Kalau begitu, mari kita mulai,” kata Tasa meletakkan gelas anggur sambil membentangkan buku catatan, “Siapa yang pertama?”
“Izinkan saya bicara dulu, Yang Mulia,” Gunung Batu yang berbadan paling kekar pertama kali angkat bicara, “Perkemahan di pinggiran timur ibu kota kerajaan kembali diisi oleh para pemula.”
Kabar ini membuat alis pengawal sedikit berkedut. Tak disangka, intelijen pertama yang didengar langsung berisi kabar buruk. Sejak Ordo Ksatria Ibu Kota Kerajaan kehilangan sebagian besar pasukan, kamar barak di pinggiran kota ini berubah menjadi markas Pasukan Milisi. Segala tikus, pengungsi, dan penjahat yang direkrut Tifico akan dimasukkan ke Kamp Timur sebelum penyerangan. Sebulan lalu, pasukan militia seribu orang baru saja dikirim ke Wilayah Barat. Kini ternyata ada pasukan baru yang kembali ditambahkan?
“Berapa jumlahnya?”
“Saat ini hanya dua hingga tiga ratus orang, sebagian besar tampaknya berasal dari wilayah utara... Selain itu ada beberapa tikus Blood Sail. Tapi dibandingkan dua gelombang sebelumnya, tikus yang bersedia pergi sudah tidak banyak.”
“Awasi ketat gerak-gerik mereka. Setiap kali perkemahan menambah lebih dari dua ratus orang, laporkan padaku,” perintah Tasa.
“Siap, Yang Mulia.”
Orang-orang ini hanya punya satu kegunaan: menjadi bahan konsumsi setelah menelan pil eliksir. Kini Ratu Redwater telah bergerak ke utara, wilayah selatan sudah tak ada kekuatan penentang. Tifico pasti akan melanjutkan serangan ke wilayah Yang Mulia Roland. Pesan ini harus segera dikirimkan ke Perbatasan Kota.
“Berikut intelijen rahasia yang akan Badut bawakan untuk Anda, atau lebih tepatnya, obrolan minum-minum,” Badut berkata dengan nada berlebihan,“Aku tidak bisa memverifikasi kebenaran kabar ini, tapi menurut para pedagang itu terdengar sangat meyakinkan, anggap saja benar. Mereka bilang, armada kapal layar hitam Garcia Wimbledon muncul di Kerajaan Musim Dingin Abadi, dan melancarkan serangan ke gereja. Pengepungan Hati Serigala pun runtuh karena ini. Mereka juga berencana membawa barang-barang langka untuk dijual sebelum musim dingin tiba.”
Ratu Redwater pergi ke Musim Dingin Abadi? Tasa agak terkejut, tapi benar atau tidaknya kabar ini tidak penting. Pilihan dia untuk meninggalkan Greycastle ke utara sudah menunjukkan pengabaian hak atas takhta,“Hanya ini?”
“Baiklah, aku tahu ini agak jauh dari Greycastle,” dia menjulurkan lidah,“ kali aku akan cari kabar yang lebih berguna.”
“Hmm,” Hill batuk dua kali,“Yang Mulia, tugas yang Anda percayakan ada petunjuk baru. Tifico membangun bengkel baru di kota dalam, merekrut banyak tukang lepa. Sendawa yang dibeli baru-baru ini semua dikirim ke sana. Tapi keamanan di sekitar bengkel sangat ketat, orang-orangku tidak bisa mengetahui tujuan penggunaan sendawa itu lebih lanjut.”
“Oh?” Tasa bersemangat,“Mereka benar-benar mengangkut sendawa ke bengkel?”
“Benar,” Hill mengangguk,“Aku bahkan pernah memantau langsung kereta kuda pengangkut barang.”
"Ini memang intelijen yang sangat bernilai. Setelah lama berada di sisi Yang Mulia Roland, dia secara alami tahu bahwa bubuk mesiu tak tertembus adalah barang alchemy yang komponen utamanya mengandung sendawa. Sejak sendawa dari pabrik sendawa sekitar ibu kota kerajaan dibeli besar-besaran, dia telah memperhatikan hal ini dan mengatur Hill Fox untuk menyelidiki tujuan serta penggunaan barang tersebut."
"Sekarang pihak lawan memindahkan sendawa dari asosiasi alkimia ke bengkel, niat mereka sudah sangat jelas - dengan beralih dari uji coba alkimia ke produksi bengkel, berarti mereka telah menguasai formula bubuk mesiu. Prioritas intelijen ini bahkan lebih tinggi daripada penambahan pasukan di perkemahan pinggiran timur."
"Kerja bagus." Tasa memuji.
……
Setelah percakapan rahasia berakhir, yang lain meninggalkan rumah mewah secara bergelombang.
Sebelum pergi, Hill tiba-tiba bertanya, "Yang Mulia, apakah semua yang kita lakukan ini benar-benar bisa menjatuhkan Tifico dari takhta?"
"Tentu saja," jawab pengawal sambil tersenyum, "Bukankah kau lihat surat yang dikirim Yang Mulia Roland melalui tentara yang kalah? Takhtanya sudah goyah."
Saat senja tiba, kembali ke kedai minuman Underground Horn, Tasa bertemu dengan kenalan tak terduga: Sean.
Sama seperti dirinya, dia juga pengawal pribadi Yang Mulia Pangeran Keempat.
Masuk ke kamar tamu lantai dua, mereka berbasa-basi sejenak sebelum Tasa menarik tirai dan bertanya dengan suara rendah, "Bagaimana kau tahu aku di sini?"
"Yang Mulia memberiku lambang ini, menyuruhku mencari Nyonya Margaret. Dia tahu lokasimu." Sean mengeluarkan permata merah transparan dan berkilau lalu menggelengkannya.
"Ada tugas baru dari Beliau?"
“Bukan tugas, melainkan hadiah.” Sean tersenyum sambil berjalan ke jendela, membuka tirai sedikit lalu bersiul. Tiga burung berwarna abu-abu kecokelatan terbang masuk ke dalam ruangan dan hinggap di meja sambil berkicau "guk guk" padanya. Setelah diberi butiran gandum, barulah mereka tenang.
Tasa pertama kali melihat burung yang begitu spiritual. "Ini..."
"Kurir yang dilatih para penyihir perempuan." Sean mengusap leher burung abu-abu itu sambil menjelaskan, "Berbeda dengan merpati pos, mereka bisa bolak-balik antar dua lokasi secara mandiri tanpa perlu dibawa manusia untuk dilepaskan. Cukup ucapkan kata kunci tertentu pada burung ini, mereka akan mengirim pesan ke tangan Yang Mulia. Jika lancar, dalam sehari Anda sudah bisa menerima surat balasan dari Yang Mulia."
