"Fjord, Pulau Tertidur."
""Aku tak menyangka, tamu pertama 「Sihir Tertidur」 ternyata adalahmu," Tili tersenyum menyodorkan secangkir sup ikan panas, "Bantuanmu sangat berharga saat mengeksplorasi reruntuhan Kepulauan Bayangan.""
""Anda terlalu sopan," Thunder menerima sup ikan, "Untuk perairan misterius itu, bahkan tanpa komisi pun aku rela kembali berkali-kali. Jujur saja, tanpa penyihir perempuan yang menemani, wilayah timur Kepulauan Bayangan bagi penjelajah benar-benar merupakan zona terlarang yang berbahaya." Ia menyeruput sup ikan, tak bisa menahan hembusan uap panas, "Ah... Kuah ikan ekor hitam, benar-benar lezat sekali.""
Fjord tidak populer dengan teh merah maupun bir gandum. Kebiasaan mereka adalah menyantap agar-agar ikan dingin di puncak musim panas, dan meminum secangkir sup ikan rebus saat cuaca mulai dingin. Rasa yang dihasilkan dari berbagai spesies ikan pun sangat berbeda - adat istiadat ini baru Tili pahami secara bertahap setelah tiba di Pulau Tertidur.
"Jadi kamu tidak sabar untuk mengunjungi 'sihir Tertidur'?"
"Lebih tepatnya, aku tidak sabar memulai ekspedisi berikutnya," Thunder tertawa lebar. "Pemandangan yang kulihat melalui teleskop reruntuhan waktu itu benar-benar membuatku terpana - ada apa di daratan itu? Mengapa pintu batu muncul di tebing? Aku ingin terbang langsung ke sana untuk melihatnya."
"Begitu..." Tili menuangkan sup ikan untuk dirinya sendiri. "Kau tahu rencanaku untuk pergi langsung ke Perbatasan Kota, baik untuk berunding dengan pangeran Persaudaraan maupun menyaksikan Bulan Iblis di Wilayah Barat. Kau... tidak mau ikut bersama kami?"
Ia diam sejenak, lalu menyeringai. "Tidak juga. Dia pasti baik-baik saja di sana. Lebih baik begitu... Ekspedisi selalu berisiko krisis. Aku sudah kehilangan ibunya, tidak ingin kehilangan dia lagi. Nanti, tolong..."
"Tentu," Tili mengangguk. "Bagaimanapun dia juga anggota kita." Senyum kecil mengembang di bibirnya. "Tapi bisnis tetaplah bisnis. Meski telah banyak membantu, tarif menyewa penyihir perempuan tetap mengikuti daftar harga."
“Tentu, bisnis tetaplah bisnis. Ini tradisi Fjord.” Thunder meneguk habis sup ikan lalu tertawa lebar.
……
“Jadi siapa yang dia rekrut?” Setelah Thunder meninggalkan Istana, Abu masuk dari luar aula lalu duduk bersila di samping Tili.
“「Pelayan magis」Moriel, 「Pintu Dimensi」Pola, dan 「Boneka」Shadow.” Tili membentangkan kontrak, “Biaya akhir ditetapkan 4.800 koin Naga Emas. Imbalannya sangat besar, benar kan?”
“Empat ribu...” Abu membuka mulut lebar-lebar, “Dari mana dia dapat uang sebanyak itu?”
“Jangan lupa, Thunder adalah penjelajah paling terkenal di Fjord,” Putri Kelima tersenyum tipis, “Baik penemuan rute pelayaran baru maupun harta karun dari berbagai daerah, semuanya bisa memberinya kekayaan besar. Karena itulah dia mampu merekrut awak kapal berpengalaman dalam jumlah besar berulang kali, menemaniinya menjelajahi daerah misterius dan berbahaya. Tapi dengan adanya para penyihir perempuan, risikonya jauh berkurang. Menggunakan uang untuk menetralisir risiko, sejak dulu hingga kini tetap transaksi yang menguntungkan.”
“Tapi apakah ini benar-benar baik?” Abu ragu-ragu, “Mendirikan guild hadiah memang bisa membawa kekayaan besar untuk Pulau Tertidur, tapi kemampuan para penyihir perempuan juga akan terbuka. Jika sampai di telinga gereja...”
「Sihir Tertidur」 adalah perkumpulan baru yang dibentuk Tili. Di sini, penjelajah kepulauan Fjord dapat menyewa penyihir perempuan dengan kemampuan sesuai untuk membantu menyelesaikan ekspedisi mereka. Tentu saja, selain proyek utama, mereka juga menyediakan banyak layanan publik seperti memperbaiki barang rusak, membuat karya seni indah, membangun rumah cepat, merawat bunga hingga membasmi serangga – selama tidak menggunakan kemampuan penyihir untuk kejahatan, semua akan ditangani oleh「Sihir Tertidur」.
Tentu, segala premis dasarnya adalah mengungkapkan kemampuan mereka kepada publik.
Tili menarik tangan abu, "Bukankah sudah kukatakan sebelumnya? Yang kupeduli bukanlah naga emas itu, melainkan harapan melalui perkumpulan hadiah, membuat lebih banyak orang mengenal Pulau Tertidur dan menjalin hubungan erat dengan kami. Saya sangat setuju dengan ucapan Thunder, rasa takut berasal dari ketidaktahuan, begitu pula dengan penyihir. Ketakutan penduduk Fjord dan kerajaan terhadap kami hanyalah berasal dari fitnah gereja dan ketidaktahuan mereka sendiri."
"Aku tidak bisa memaksa mereka untuk aktif mendekati dan memahami penyihir, jadi hanya bisa giat mempromosikan diri. Memberitahu mereka bahwa ini bukanlah kekuatan iblis, kemampuan penyihir juga tidak bisa disebut misterius – mereka bangkit dari orang biasa, pada esensinya tetap bagian dari spesies manusia. Ketika saling pengertian bertambah, rasa takut ini pun akan lenyap." Dia berhenti sejenak, lalu melanjutkan, "Sedangkan gereja, mereka tak pernah peduli kemampuan apa yang kita miliki. Penangkapan penyihir selalu menjadi tanggung jawab Tentara Pengadilan, kadang juga mengerahkan Pasukan Hukuman Dewa. Semua kemampuan tak berarti banyak di hadapan Batu Hukuman Dewa."
“Semoga yang kau katakan benar,” Abu berkata pelan, “Aku hanya bisa berperang, tak bisa membantumu dalam hal ini.”
“Kau sudah banyak membantuku,” Tili tersenyum, “Untuk mengembangkan Pulau Tertidur, yang terpenting adalah menjalin hubungan dengan Kepulauan Fjord. Saling memahami adalah sebuah proses. Yang kulakukan ini hanyalah untuk mempercepat proses tersebut. Selain itu, Asosiasi Pemburu Hadiah juga punya peran khusus,” dia menjulurkan lidah dengan senyum licik, “Yaitu menemukan kegunaan baru untuk kemampuan yang terlihat tak berguna, sehingga penyihir non-tipe tempur tak perlu frustrasi dengan kemampuan mereka yang kurang bermanfaat.”
Abu tertawa melihat ekspresinya, “Alasanmu selalu berlapis-lapis, sulit untuk tidak menerimanya.”
“Karena yang kukatakan selalu benar,” Tili menyeringai, “Ganti topik saja. Maisie belum kembali ke Pulau Tertidur sampai sekarang, apakah ada masalah di sana?”
“Mungkin ada hal yang menahannya,” Abu berpikir sejenak, “Atau...”
“Apa?”
“Dia tak mau kembali,” dia mengangkat bahu, “Dibanding Fjord, kondisi hidup di sana jauh lebih baik. Sudah kukatakan jangan mengirim penyihir ke sana. Bagaimana jika Lian dan Mitang juga tak mau kembali?”
“Kalau begitu kita yang ke sana,” kata Tili.
“Oh, aku akan bersiap... Apa?” Abu tertegun sejenak baru bereaksi, “Kita... kita yang pergi?”
“Putri Kelima menyeringai,”Bukankah sudah berjanji kita akan membantunya melawan makhluk jahat sambil menjemput penyihir perempuan lain? Tanpa Lian, imigran Teluk Bulan Sabit tahun depan tidak akan punya rumah untuk ditinggali.”
“Tapi saat ini masih lebih dari sebulan sebelum musim dingin, tidak perlu buru-buru ke sana sekarang kan?”
“Perjalanan akan memakan banyak waktu. Jika Perbatasan Kota benar-benar menghadapi masalah, semakin cepat kita tiba semakin bisa membantu penyihir Persaudaraan. Dan…” Dia mengedipkan mata, “Aku ingin melihat langsung seperti apa rupa Kakakmu yang menjijikkan itu sekarang.”
