「Gereja seolah muncul tiba-tiba.」
Hingga kembali ke kantor, kata-kata itu masih bergema di hati Roland.
Dia menutup mata, menyisir ingatan Pangeran Keempat dengan teliti, tetap tidak menemukan konten relevan lebih lanjut. Pengetahuannya tentang gereja sama seperti bangsawan biasa - di istana Raja, Pangeran Keempat sama sekali tidak banyak mencurahkan hati untuk mempelajari pengetahuan, mistisisme hampir kosong dari energi. Tapi jika yang dikatakan Tili benar, strategi promosi gereja itu terlalu aneh.
Mengambil legenda agama dari dunia asal sebagai perumpamaan, asal-usul dewa yang berasal dari awal dunia sebenarnya masih dasar. Bahwa dunia diciptakan oleh dewa-lah yang menjadi pola yang dipilih bersama-sama oleh semua. Misalnya penciptaan dalam tujuh hari, karma bereinkarnasi, dll... Satu set legenda lengkap yang menggambarkan gelombang energi dewa adalah standar setiap agama.
Gereja di dunia ini jika dibandingkan, terlihat cukup... kekanak-kanakan.
Namun Roland tidak memiliki petunjuk lebih lanjut untuk melanjutkan penelitian, ia menggelengkan kepala dan memutuskan untuk melemparkan dorongan-dorongan ini ke tengkuk.
Mungkin setelah menjelajahi reruntuhan kuno Hutan Persembunyian, segala jawaban akan ditemukan.
Ia berjalan ke jendela, memandangi lapisan raksasa yang terbentang di taman - di antara tumpukan salju putih, penampilan fisik hijau pucatnya terlihat sangat mencolok.
Saat ini Soraya sedang merekatkan kantung udara yang lebih besar. Balon udara baru ini akan memiliki volume lebih besar dan mampu mengangkut lebih banyak orang. Ini mempertimbangkan jika saat menjelajahi reruntuhan tidak ditemukan cara memperbaiki wanita yang terperangkap, Anna akan memotong seluruh "peti es" menjadi serpihan dan membawanya bersama sebagian kristal transparan kembali ke Perbatasan Kota.
Waktu keberangkatan ditetapkan dua hari lagi.
“Personel sudah diatur. Dari pihak penyihir Pulau Tertidur ada Tili, Sylvie, Shawei, Abu, dan Andrea. Aliansi Penyihir Perempuan akan mengirimkan Anna, Wendy, Nightingale, Na Nava, Petir, dan Maisie. Susunan formasi kali ini bisa dibilang paling kuat sepanjang sejarah, serangan, pertahanan, dan persepsi medan perang semuanya mencapai level tertinggi. Selama tidak menggunakan Batu Hukuman Dewa, iblis akan sulit mendapatkan kesempatan mendekati mereka.”
“Yang Mulia, Alkimiawan Kepala Kemo Steril Yang Mulia ingin bertemu dengan Paduka.” Pengawal memberitahu dari luar pintu.
“Biarkan dia masuk.”
Kemo kali ini tidak datang sendirian, dia juga membawa koleganya Chames. “Yang Mulia, metode produksi skala besar asam nitrat yang Paduka minta sudah ada petunjuk.”
“Benarkah?” Roland tertegun sejenak, kemudian kegembiraan membanjiri hatinya. Ini mungkin kabar baik terbaik yang didengarnya belakangan ini. Dengan semangat dia berdiri dan langsung menuangkan teh untuk kedua ahli kimia itu. “Cepat ceritakan, bagaimana cara memproduksinya?”
“Ini adalah jasa Chames,” katanya sambil mengelus kumisnya. “Biarkan dia yang menjelaskan pada Paduka.”
“Yang Mulia,” Chames yang masih muda terlihat agak kikuk, ia membungkuk memberi hormat sebelum berbicara, “Bengkel alkimia Yang Mulia... maksudku laboratorium kimia, dalam memproduksi asam nitrat selalu menggunakan distilasi kering sendawa untuk mendapatkan asam nitrat encer, lalu memurnikannya dengan asam sulfat pekat. Saya mencoba menggabungkan kedua proses ini, langsung memanaskan sendawa dalam asam sulfat pekat, hasilnya berhasil mendapatkan larutan asam nitrat dengan kemurnian sangat tinggi, bahkan bisa mengamati fenomena berasap yang tercatat dalam 《Kimia Dasar》.”
“Pemanasan bersama? Tapi keduanya berbeda prinsip,” Roland berkata heran, “Suhu distilasi kering jauh lebih tinggi daripada pemanasan biasa, dan gas hasil distilasi kering seharusnya nitrogen oksida yang baru membentuk asam nitrat encer setelah diabsorpsi air. Pemurnian dengan asam sulfat pekat hanya memanfaatkan titik didih tinggi dan sifat higroskopisnya untuk mengurangi kandungan air, tidak melibatkan reaksi kimia.”
“Saya juga tidak sepenuhnya mengerti mengapa, tapi Tuan Strehl kemudian melakukan beberapa eksperimen dan berpendapat penemuan saya ini merupakan kebetulan.”
“Kebetulan?” Roland menatap Alkimiawan Kepala.
“Benar demikian,” Kaemo mengkonfirmasi, “Kedua metode ini berbeda prinsip tapi menghasilkan efek sama. Saya menganalisis berdasarkan rumus Huaxue, menduga ini mungkin reaksi antara komponen tertentu dalam sendawa dengan asam sulfat yang menghasilkan asam nitrat dan menguap saat dipanaskan. Berdasarkan rumus balik, sepertinya ini semacam... hmm, nitrat.”
Roland tiba-tiba teringat dalam pikirannya, di buku teks kimia memang disebutkan bahwa sebelum sintesis amonia manual ditemukan, orang-orang pernah menggunakan reaksi natrium nitrat atau kalium nitrat dengan asam sulfat pekat untuk memproduksi asam nitrat. Ini juga merupakan metode produksi industri tertua. Karena komposisi utama sendawa adalah dua jenis nitrat, mudah didapatkan dan diekstraksi. Asalkan suhu dikendalikan dengan baik, asam nitrat yang menguap bisa terus dikumpulkan.
Tentu saja, karena metode ini memiliki konsumsi asam sulfat yang besar dan sangat mudah menggerogoti peralatan, kemudian cepat dieliminasi oleh teknologi yang lebih maju.
Namun kedua masalah ini tidak terlalu besar bagi Roland. Di wilayahnya belum ada industri pupuk dan pestisida yang terintegrasi, produksi asam sulfat memang khusus untuk pemurnian asam nitrat. Sedangkan masalah daya gerogoti uap asam nitrat bisa diselesaikan dengan lapisan Soroya.
"Kerja bagus," Roland memukul bahu Chames dengan gembira, "Metode ini ternyata bisa berhasil kamu coba secara kebetulan."
"Yang Mulia tidak tahu, dia sudah menunjukkan keberuntungan yang luar biasa sejak di Bengkel Alkimia Kota Chishui," Kaemo Steril mengangkat alis, "Sebelum mempelajari Huaxue, alkimia sendiri adalah eksplorasi yang membutuhkan faktor beruntung. Bocah ini bisa meraba-raba metode asam ganda di usia awal 20 tahun, menjadi alkimiawan termuda di bengkel, membuat para magang berusia tiga empat puluh tahun iri matanya memerah. Padahal seumur hidup mereka, kemungkinan besar hanya akan tetap menjadi magang."
“Bagaimanapun, ini adalah kabar baik bagi kota kecil,” Roland memuji, “Kalian coba dulu membuat satu batch peralatan produksi, saya akan menyuruh penyihir perempuan bekerja sama dengan kalian. Jika memungkinkan, baru diperluas skala produksinya.”
“Seperti yang Yang Mulia kehendaki.”
“Ngomong-ngomong, saya punya tugas lain untukmu,” lanjutnya sambil menyimpan emosi kegembiraan, berkata dengan nada serius, “Sekarang kita sudah punya sumber asam nitrat yang andal, berikutnya saya perlu kamu mencoba membuat barang yang sangat berbahaya - nitrogliserin.”
“Seberapa berbahayanya?” Kaemo bertanya.
“Bahan bakunya sederhana, yaitu reaksi asam nitrat pekat dengan gliserin, dibantu katalis asam sulfat pekat. Tapi selama proses reaksi harus mengontrol suhu dengan ketat, dan menjaga ventilasi. Karena proses nitrasi menghasilkan banyak panas, kamu bisa menaruh wadahnya dalam air dingin saat uji coba. Ingat, perubahan suhu mendadak, guncangan, tubrukan, gesekan - semuanya bisa membuatnya meledak.” Roland juga tidak tahu apakah pengetahuan amatir ini akurat, tapi komposisinya sudah pasti benar. Meski berisiko, ini harus dicoba. “Saat uji coba gunakan sedikit cairan asam saja, sehingga jika terjadi krisis, Nona Na Nava masih bisa menyelamatkanmu.”
“Ini...” Chames membuka mulut tapi belum sempat menjawab, Kaemo sudah menyetujui, “Saya mengerti. Kekuatannya dibanding bubuk salju bagaimana?”
“Langit dan bumi berbeda jauh.”
“Sepertinya ini akan jadi uji coba yang menarik,” Alkimiawan Kepala tertawa.
Dari sepuluh ahli kimia, sembilan di antaranya adalah pecinta seni ledakan potensial... Roland berpikir, perkataan itu benar adanya.
Nitrogliserin sangat tidak stabil. Bahan peledak aman Nobel menggunakan tanah diatom untuk menstabilkan ester, meski meningkatkan keamanan namun mengurangi kekuatan ledakan. Roland tentu tidak memilih metode klasik ini. Dia berencana menambahkan nitroselulosa atau pati ter-nitrasi ke dalam nitrogliserin. Keduanya berfungsi sebagai stabilisator sekaligus meningkatkan efek ledakan. Yang pertama adalah bahan peledak tanpa asap berkualitas tinggi, sedangkan yang kedua adalah bahan peledak kuat berdaya hancur besar. Dari namanya saja terlihat, asam nitrat dalam jumlah besar adalah kunci evolusi dari bubuk mesiu hitam ke bahan peledak kimiawi.
Dan sekarang, kunci itu telah berada di tangannya.
