Api di perapian berkedip-kedip beberapa kali lalu meredup perlahan. Nightingale menampakkan wujud dan memasukkan beberapa potong kayu bakar ke dalamnya. Tungku seketika berderak, kobaran api kecil tiba-tiba menjadi terang.
Roland menatap bayangan panjang yang terproyeksikan dari cangkir, menghela napas dalam-dalam. Tili telah pergi cukup lama, dia terus merenungkan percakapan mereka berdua, mencari cara untuk mengubah hasil ini. Namun akhirnya tak menemukan jawaban——kepercayaan adalah sesuatu yang sangat unik, selain membutuhkan waktu, metode lain hampir tak ada efeknya.
“Rupanya ada hal yang tak bisa kau lakukan juga,” Nightingale menepuk-nepuk debu di tangannya lalu duduk kembali di posisi lamanya, “Apa sebenarnya yang kau katakan padanya hari itu?”
“Kebohongan bermaksud baik，” Roland bersandar di sandaran kursi，“Wajar jika dia tidak mau percaya.” Dia berhenti sejenak，“Dulu kamu bilang punya adik laki-laki, jika tiba-tiba dia berubah total tapi bersikeras masih menjadi diri yang sama, apakah kamu akan percaya?”
“Maksudmu si polos yang berbalik badan langsung mengkhianatiku?” Nightingale menyeringai，“Menurutku, dia hampir tak beda dengan Mutasi.”
“Baiklah, seharusnya aku tidak menyinggung hal ini.”
“Acuh tak acuh, lagipula aku sudah lepas dari Keluarga Ge Lan,” ujarnya sinis，“Mereka semua cuma orang asing sekarang.”
“Aku dan dulu juga pernah seperti orang asing,” Roland menghela napas，“Atau lebih tepatnya, hubunganku dengan semua orang di istana Raja memang buruk.”
“Jika kamu ingin curhat, ceritakan saja padaku.” Nightingale tersenyum tipis，“Aku selalu penasaran dengan kehidupan di istana. Juga ingin tahu seberapa buruk kepribadianmu dulu sampai reputasi burukmu sampai ke Kota Cahaya Perak.”
“Jujur saja, dulu aku jauh lebih jahat daripada sekarang,” sudut mulut Roland tak sengaja terangkat saat menceritakan beberapa kenangan，“Mungkin sejak aku menjatuhkannya ke pecahan kaca saat itu, dia mulai menjijikiku.”
“Benar-benar... buruk,” dia menjulurkan lidah，“Tapi kurasa, sekarang dia tidak membencimu.”
“Oh?” Roland mengerutkan alis，“Kamu tahu segitunya?”
“Tentu, bukankah dia mengatakan beberapa kalimat——「Secara pribadi, aku juga sangat ingin tinggal di sini, mempelajari pengetahuan-pengetahuan menarik itu」,” Nightingale menirukan, “Kedengarannya seperti kata-kata penghiburan, tetapi faktanya, saat mengucapkan ini dia tidak berbohong. Jika benar-benar menjijikkan seperti dulu, mana mungkin ingin tinggal di sini.”
“Apa kau sedang menghiburku?” Roland tertawa.
“Jika menyatakan fakta bisa dianggap begitu,” dia mengangkat bahu, “Dan menurutku mempertahankan situasi yang terjadi juga cukup baik.”
“Mengapa?”
“Dia setuju untuk memprioritaskan menyediakan penyihir perempuan bagi kota kecil, mendukungmu melawan Iblis, maka apa bedanya dia di sini atau tidak. Jika para penyihir perempuan Pulau Tertidur tiba-tiba semua membanjir masuk, dengan beberapa orang seperti Abu di antara mereka, aku pasti akan sibuk mati,” Nightingale melemparkan sepotong ikan kering ke mulutnya, bergumam, “Tidak semua orang patuh seperti Maisie.”
Roland tak bisa menahan tawa, “Dari penjelasanmu, sepertinya kamu pernah mencari masalah dengan Abu?”
“Hah? Tidak, mana mungkin,” Nightingale melambaikan tangan, “Hanya sesekali menatapnya tajam, untuk berjaga-jaga kalau dia berniat buruk pada anggota Aliansi Penyihir Perempuan.”
“Benarkah?”
Dia memalingkan kepala, bersiul pelan.
“Entah ini ilusi atau bukan,” Roland menatapnya, “Mengapa setelah aku ditolak, selalu merasa kamu sebenarnya cukup senang?”
“Itu pasti ilusi,” Nightingale menegaskan, lalu menoleh ke arah pintu, “Hmm, ada orang yang datang lagi.” Setelah berkata demikian, bentuk tubuhnya menghilang.
“Ini adalah rencana Jin Chan melepaskan cangkang?” Baru saja berpikir demikian, suara ketukan di pintu terdengar dari luar kantor.
Roland sangat terkejut, sekarang sudah hampir tengah malam, masih ada yang datang? Dia mengganti lilin di penyangga lilin, “Masuklah.”
Yang membuka pintu ruangan adalah Agatha.
Ini membuat Pangeran tak bisa menahan diri tertegun, “Ada keperluan apa?”
Wanita itu berjalan tanpa sepatah kata ke bangku bundar di depan meja, duduk, “Dengar dari Nyonya Wendy, baik pistol yang bisa menekan Orang Luar Biasa, maupun artileri dengan jangkauan mengejutkan, semuanya berasal dari impuls dalam pikiranmu? Dan prinsip serta metode pembuatan semua ini tercatat dalam buku-buku yang kamu tulis?”
“Apakah yang kamu maksud 《Dasar Teori Ilmu Pengetahuan Alam》 dan 《Kimia Dasar》? Memang ada prinsip terkait di sana, tapi metode pembuatan tidak ditulis karena keterbatasan halaman,” kata Roland, “Lagipula ini hanya bahan ajar teori dasar. Kamu datang khusus untuk menanyakan ini?”
“Hanya anggota Aliansi Penyihir Perempuan yang bisa mempelajari pengetahuan ini, benar?” Dia tidak menjawab, malah melanjutkan pertanyaan.
Roland mengangguk, di hatinya sudah bisa menebak kira-kira apa yang ingin dikatakan lawan bicaranya.
“Kalau begitu saya mengajukan permohonan bergabung dengan Aliansi Penyihir Perempuan.” Agatha nyaris tanpa jeda menyatakan.
“Tapi Aliansi Penyihir Perempuan adalah organisasi milik Perbatasan Kota, kamu yakin ingin melayani kota kecil ini?” Dia penasaran, “Pangerannya bukan makhluk di atas Orang Luar Biasa, hanya orang biasa sederhana.”
“Mampu menciptakan senjata yang cukup untuk melawan Iblis, sudah tak bisa disebut sebagai orang biasa yang 'sederhana', bahkan Perhimpunan Penjelajah Rahasia pun akan menyediakan tempat untukmu,” Agatha berhenti sejenak, “Selama tidak membahayakan penyihir perempuan, tidak bermusuhan dengan penyintas Persatuan, aku tak keberatan bekerja sama dengan... seorang manusia biasa.”
Mungkin saat ini masih sulit baginya untuk mengucapkan 'melayani seorang manusia biasa', tapi kemampuan penerimaan Agatha telah membuat Roland memandangnya dengan mata baru. Mungkin para peneliti selalu cepat menerima hal-hal baru. Ia menahan senyuman di hati, “Aku mengira kau akan mengikuti Tili ke Pulau Tertidur, tempat kota yang dibangun oleh para penyihir perempuan.”
“Hanya tempat perlindungan untuk menghindari kejaran gereja,” dia menggelengkan kepala, “Aku sudah bertanya jelas pada mereka sebelum mengambil keputusan ini. Dan kota-kota yang diperintah penyihir perempuan telah kulihat terlalu banyak sebelum membeku, kini satu per satu terkubur dalam debu. Tak ada artinya tanpa mengalahkan Iblis, aku ingin melihat harapan kemenangan di tempat ini.”
“Kau akan melihatnya,” Roland mengangguk, “Tapi tentang tidak bermusuhan dengan Persatuan... itu tak bisa kujanjikan. Karena mungkin mereka belum musnah, hanya berganti nama dan bersembunyi.”
“Apa?” Agatha tertegun.
“Saya sudah memikirkan baik-baik perkataanmu. Meski gagal melarikan diri dari Takira, Aliansi masih memiliki kekuatan di atas manusia biasa dan sejumlah Pasukan Suci. Di wilayah tak beradab yang penuh suku pribumi ini, mustahil mereka benar-benar terputus informasi kecuali sengaja melakukannya.” Roland bertanya dengan suara berat, “Gereja kemungkinan besar adalah bentuk transformasi Aliansi - bukan orang biasa yang merebut kekuasaan dan Metode Pembuatan Pasukan Hukuman Dewa dari para penyihir perempuan, tapi para penyihir itu sendiri yang mengubah Aliansi menjadi jaringan pemburu penyihir. Dengan cara ini, mereka lebih mudah memproduksi Pasukan Hukuman Dewa dalam jumlah besar.”
“Maksudmu... situasi menyedihkan dimana penyihir perempuan ditekan dan diburu saat ini, semua itu ulah Aliansi?” Dia bertanya dengan penuh ketidakpercayaan.
“Saya tidak bisa memastikan, ini hanya spekulasi,” Roland bangun dan berjalan ke rak buku, mengeluarkan beberapa buku hitam tebal lalu menyerahkannya padanya, “Buku-buku ini berisi kronik yang ditulis gereja sendiri, juga catatan ahli nujum tentang sejarah Empat Kerajaan. Kau bisa mempelajarinya. Bagaimanapun, gereja sekarang adalah musuh kita, dan harus dimusnahkan di masa depan.”
“Jika kau memutuskan untuk berpihak pada para penyihir perempuan dan bersama saya melawan Iblis, Aliansi Penyihir Perempuan menyambut keanggotaanmu.”
