“Belum tentu,” Agatha menggelengkan kepala, “Berdasarkan pengalaman Perang Makna Ilahi kedua, jika mereka benar-benar ingin mengintai situasi permukiman manusia, tindakannya seharusnya tidak akan sembarangan seperti ini.”
“Apa maksudnya?” Sang Pangeran buru-buru bertanya.
"Untuk membawa pesan kembali, pengintaian seperti ini biasanya terdiri dari dua hingga tiga tim, sebagian besar dilengkapi tunggangan makhluk jahat, dan tidak akan berjauhan – setidaknya dalam jangkauan perlindungan sang Iblis pelempar tombak." Dia berbicara perlahan, "Untuk menghancurkan tim-tim ini, Persatuan sering mengerahkan penyihir terbang untuk memotong jalur belakang, sementara di front utama mengerahkan Ahli Seni Bela Diri Suci dua kali lipat jumlahnya untuk penangkapan. Menjelang akhir perang, skala tim pengintaian semakin membesar, bahkan muncul Iblis ketakutan dan Iblis terbang. Tidak masuk akal di masa kini mereka hanya mengirim dua Iblis biasa tanpa perlindungan untuk mengintai, dan penampilan mereka juga... terlihat sangat lusuh."
"Mungkinkah para Iblis menganggap Perbatasan Kota tidak perlu dikunjungi dengan usaha besar, cukup mengirim dua orang sembarangan?" Abu menyela.
"Ini tidak konsisten," Agatha berpikir sejenak sebelum akhirnya menyangkal, "Di era Persatuan, sekecil apapun kota selama berada di perbatasan, pasti ada penyihir yang berjaga. Iblis tidak mungkin memahami perubahan dunia manusia selama 400 tahun ini, jadi pengintaian seharusnya masih mengikuti strategi yang diimplementasikan saat Perang Makna Ilahi kedua."
"Maksudmu... mereka bukan sengaja mengintai kota kecil ini, tapi kebetulan bertemu?" Roland tak bisa menahan perasaan lega di hatinya.
“Sangat mungkin,” dia mengerutkan alis, seolah sedang merenungkan sesuatu, “Iblis mungkin tidak tahu ada permukiman manusia di sini, hanya memeriksa situasi sekitar perkemahan mereka. Musuh utama yang mungkin mereka hadapi adalah makhluk jahat, jadi mereka tidak membawa Batu Ajaib Mako yang tidak bisa digunakan berulang - yaitu tombak lempar, melainkan memilih Batu Kilat yang lebih praktis untuk serangan.”
“Tunggu…” Roland terdiam, “Kau bilang perkemahan Iblis?”
“Tentu, masa mereka bisa datang ribuan li ke sini tanpa alasan,” kata Agatha penuh keyakinan, “Hanya setelah membangun pos di Dataran Subur, Iblis bisa menggunakan itu sebagai papan titian menuju wilayah liar… Oh, lupa sekarang harusnya disebut Empat Kerajaan.”
Sial, ini baru masalah serius! Musuh membangun basis di depan pintu kita, bagaimana masa depan kita? Pangeran membelalak, “Seperti perkemahan di belakang Gunung Salju?”
“Mirip. Di masa perang, sebuah pos terdepan punya beberapa menara penyimpan kabut merah plus 100-200 Iblis penjaga,” Agatha mengangguk, “Tapi mengingap Bulan Merah belum turun, kecil kemungkinan mereka membangun benteng menara baru di Dataran Subur. Transportasi kabut merah juga sulit, jadi skalanya mungkin tidak besar.”
“Apa rencanamu?” Tili memandang Roland dengan kekhawatiran.
“Pertama temukan perkemahannya - jika benar ada,” dia berhenti sebentar, “Lalu... hancurkan.”
“Pilihan tegas,” Abu mengangkat sudut mulutnya, “Ini baru keputusan yang layak dibuat seorang pangeran. Tenang, kami juga akan membantumu.”
Jika penilaian Agatha tidak salah, sebelum Perang Makna Ilahi ketiga resmi dimulai, iblis tidak bisa memperluas tentakelnya ke seluruh Dataran Subur. Jadi setelah pos di dekat Wilayah Barat dihancurkan, setidaknya akan ada beberapa tahun kedamaian - bahkan jika mereka ingin mengirim pasukan balas dendam pun tidak bisa.
Tentu ini tidak tanpa risiko, pihak lawan setidaknya akan tahu bahwa di timur Hutan Persembunyian, ada sekelompok manusia yang bermarkas dan memiliki kemampuan untuk menyerang iblis secara aktif.
Namun jika membiarkan perkemahan terus berkembang, hanya akan membawa masalah lebih besar. Setelah tim pengintai pertama menghilang, mereka kemungkinan akan mengirim lebih banyak pasukan. Pembukaan identitas Perbatasan Kota hanyalah masalah waktu. Semakin besar pos yang dibangun, jumlah iblis akan semakin banyak. Nanti setelah Xie Yue berakhir, harus menghadapi musuh yang terus mengganggu akan menjadi tidak sebanding - Bagaimana Angkatan Darat Pertama bisa menyelesaikan Serangan Musim Semi yang direncanakan jika terus terikat di kota kecil dan tak bisa bergerak?
Roland kembali ke kantor dan segera memanggil Petir dan Maisie untuk menjelaskan situasi.
“Ingat, kali ini sama sekali dilarang bertarung dengan iblis tanpa perintah. Segera kembali setelah menemukan perkemahan. Mereka mungkin memiliki Binatang Terbang, jadi prioritas utama adalah menjaga keamanan diri.”
“Siap!”
“Guk!”
"Dia berhenti sejenak, lalu menambahkan, \"Jika kalian bisa menemukan target dengan lancar, makanan penutup selama seminggu ke depan adalah roti es krim.\""
"Leher Maisie menegang kencang, \"Serahkan pada kami, Guk!\""
……
"Tiga hari kemudian, Roland mendapatkan imbalan dari petir. Di wilayah liar sekitar 130 kilometer dari Perbatasan Kota, ditemukan lokasi yang diduga sebagai perkemahan Iblis."
"Setelah menandai posisi kasar di peta, dia menyadari lokasi ini tepat berada di rute pergerakan Persaudaraan - kurang dari sepuluh kilometer dari tempat Persaudaraan bertemu Iblis."
"\"Mengapa dianggap dugaan?\" tanyanya pada petir, \"Apa kau melihat menara batu hitam?\""
"Gadis kecil itu menggelengkan kepala dengan ekspresi aneh, \"Aku hanya melihat... reruntuhan.\""
"\"Apa?\""
"\"Pecahan batu hitam pekat, pagar yang hancur, dan... lubang raksasa,\" dia menggosok dahinya, \"Persis seperti pemandangan yang terlihat di reruntuhan tempat Kakak Agatha ditemukan. Aku tidak melanjutkan pelacakan, hanya berputar dua kali di sekitar reruntuhan perkemahan lalu kembali.\""
"Lubang lagi? Roland tertegun. Apakah di lubang ini juga ada belatung raksasa? Jika sebelumnya belatung menyerap menara batu reruntuhan, lalu kali ini... apakah dia juga membawa pergi seluruh perkemahan Iblis?"
"Apakah ada intelijen penting yang terlewat di antara dua peristiwa ini?"
"Dia menggelengkan kepala, menekan sementara keanehan yang muncul di pikirannya, \"Selain itu, ada temuan lain?\""
“Tidak ada……Seluruh perkemahan dalam keadaan kosong, seekor Iblis pun tak terlihat.”
“Juga tidak menemukan Batu Ajaib Mako yang berkilauan Guk!” Maisie menambahkan.
“Aku paham,” Roland merenung sejenak lalu segera mengatur rencana, ia menatap gadis kecil berambut putih perak, “Kau segera bawa Nightingale dan Soraya ke lokasi ini, gambar semua pemandangan di sana, lalu ganti dengan Nightingale dan Sylvie, periksa apakah ada yang terlewatkan.”
“Mengapa tidak langsung menyuruh Soraya dan Sylvie yang pergi?” Petir bertanya.
“Jika bertemu Binatang Terbang Iblis, Maisie tidak bisa melepaskan diri dari mereka.” Roland menjelaskan singkat, “Dalam situasi ini, Nightingale bisa menggunakan kabut untuk melindungi penyihir perempuan lolos dari pengejaran, kalian cukup berakselerasi di udara untuk pergi.”
……
“Foto” Soraya segera diserahkan ke hadapan Roland.
Seperti yang diungkapkan Petir, di pusat pagar yang roboh terdapat lubang berdiameter sekitar lima hingga enam meter, salju dan tanah di sekitarnya tercampur seperti diaduk sesuatu. Pecahan batu hitam berserakan, sebagian besar terinjak ke dalam tanah – jelas hanya makhluk raksasa yang bisa menyebabkan kehancuran seperti ini.
Temuan Sylvie justru membuatnya semakin cemas – lorong bawah tanah mengarah ke pegunungan sepanjang garis gunung salju, persis sama dengan arah lubang yang muncul di reruntuhan Hutan Persembunyian.
Semuanya menunjuk ke posisi yang sama.
