Untuk menenangkan hati cemas para bangsawan, Roland khusus menyiapkan pesta mewah.
Di pusat aula terdapat meja panjang berselimut kain putih, para bangsawan duduk berhadapan, di bagian tengah tersaji berbagai hidangan, anggur pilihan, dan rangkaian bunga.
"Setelah dua cangkir anggur merah diminum, suasana menjadi lebih santai. Ditambah para bangsawan besar telah tumbang semua, Bunga Emas-Perak dan Rusa pun berdiri di pihak Roland. Para bangsawan kecil yang tersisa tentu tak mau menentang di saat seperti ini. Percakapan mereka justru menunjukkan niat untuk bergabung secara sukarela. Dalam situasi ini, Roland tahu inilah saatnya memperkenalkan tatanan baru yang telah ia susun."
"Setelah jamuan usai, ia membagikan buku catatan kecil yang telah dipersiapkan sebelumnya ke tangan para bangsawan."
"Itu adalah 'buku promosi' yang dipersiapkannya dengan cermat."
""Yang Mulia... Apa ini?"" Benar saja, seorang bangsawan segera bertanya dengan heran, ""Mengapa lukisan di dalamnya bisa terlihat begitu nyata?"""
""Benar, persis seperti aslinya.""
""Ini tidak seperti dilukis... Tidak ada pewarna yang bisa menghasilkan rupa sehalus ini.""
"Tak heran mereka bangsawan dari kota besar, pikir Roland sambil tersenyum, terlihat mereka memiliki kemampuan apresiasi seni lukis yang baik. ""Ini memang dilukis oleh seniman, tapi yang membedakan adalah seniman ini seorang penyihir perempuan, dengan energi sihir yang ada di mana-mana sebagai 'pewarnanya'."""
"Perkataan ini membuat yang lain kaku. Buku di tangan mereka terasa ingin dilepas tapi juga takut untuk melakukannya."
""Pengaruh gereja lokal sudah musnah. Kalian masih khawatir apa?"" Pangeran mengangkat alisnya, ""Penyihir tak berbeda dengan kita. Aku sudah membuktikannya berkali-kali."""
""Ehem... Ehem,"" Perot hampir tersedak, ""Yang Mulia benar.""
""Memang pantas Pangeran Keempat, haha... ha."" Para bangsawan lain pun tertawa canggung."
"Hm, sepertinya aku baru saja mengucapkan kalimat yang ambigu," Roland berpura-pura santai dan mengalihkan topik - selama setahun lebih menjabat sebagai pangeran, ia menyadari kemampuannya tetap tenang dalam situasi apapun... atau tepatnya, ketebalan harga diri yang meningkat pesat, "Ilustrasi hanya untuk membuat konten lebih hidup, cerita yang tercatat di dalamnya lah yang utama."
Yang lain terus membalik beberapa halaman, gadis kecil dari keluarga Elk, Aurelian, segera mengangkat kepala, "Ini sejarah keluarga seorang bangsawan?"
"Aurelian!" Rean merendahkan suara mengingatkan, "Panggil Yang Mulia!"
"Benar, dulu dia juga seorang bangsawan Wilayah Barat," Roland membuat isyarat 'tidak apa-apa', "Pasti ada yang masih ingat dengannya."
"Yang Mulia... saya mengenalnya," seorang ksatria berkata, "Tigu Payne, dia tetanggaku. Wilayah kami pernah berbatasan langsung."
"Saya juga pernah bertemu," yang lain mengingat-ingat, "Sepertinya masih berstatus Baron. Ayahnya adalah vasal Joe Cole. Sejak Tuan Joe meninggalkan Wilayah Barat, wilayahnya mulai rusak."
“Viscount Tigu saat ini sedang berada di Perbatasan Kota,” Roland tersenyum, “sedangkan buku gambar ini mencatat proses pertemuan saya dengannya… serta kejadian yang terjadi kemudian. Seperti yang kalian lihat, dia adalah seorang bangsawan yang hidup di bawah sistem baru, saat ini sibuk berlatih senjata api. Diperkirakan setelah Xie Yue berakhir, dia akan membawa putri dan pelayannya pergi ke Hutan Persembunyian untuk menikmati kesenangan berburu. Sepengetahuan saya, sejak dia menjual wilayah di timur benteng dan menetap dengan tenang di Perbatasan Kota, tidak hanya gelar bangsawannya naik satu tingkat, kekayaan keluarganya juga telah bertambah beberapa kali lipat.”
Rasa takut berasal dari ketidaktahuan, begitu pula penolakan terhadap perubahan sistem. Karena mereka tidak tahu dampak apa yang akan dibawa oleh perubahan tersebut. Roland menyuruh Soraya menggambarkan kehidupan kota kecil Tigu Payne dalam bentuk komik sebagai contoh promosinya sendiri, tepat untuk mengurangi penolakan dan ketakutan para bangsawan. Dibandingkan biografi tekstual yang membosankan, jelas daya ekspresi komik jauh lebih hidup dan ekspresif.
“Kalian seharusnya sudah tahu kabar bahwa saya akan segera membangun kota di Wilayah Barat. Faktanya, rencana ini sudah saya persiapkan lama. Saat itu nanti, Perbatasan Kota, Benteng Longsong, dan lahan sempit di antara kedua lokasi akan menyatu menjadi satu kesatuan.” Roland melanjutkan, “Ada yang bertanya, bagaimana mungkin dua kota yang berjauhan bisa menyatu. Pertama, makna kesatuan mengacu pada aspek administratif, artinya kota baru akan menjalankan hukum dan kebijakan yang sama. Inilah alasan saya menarik kembali hak pembagian wilayah dan pembuatan hukum para bangsawan.”
“Yang Mulia, bagaimana dengan wilayah kami…” seseorang bertanya.
“Masih menjadi milik kalian,” Roland memotong, “Aku sudah bilang, menarik kembali kekuasaan ini tidak berarti kalian akan kehilangan apa pun—esensi pembagian wilayah adalah menyerahkan wilayahmu kepada orang lain untuk membentuk bangsawan bawahan, memperkuat kekuatanmu sendiri, bersama-sama menghadapi musuh, atau bekerja sama dalam strategi tempur untuk merebut keuntungan. Di bawah sistem baru, tugas menghadapi musuh eksternal akan dilakukan oleh tentara profesional. Selama kalian mengikuti aturan, keuntungan yang didapat akan jauh melebihi sebelumnya. Bagaimanapun, alih-alih memperebutkan sepotong kecil kue, lebih baik memperbesar kue itu sendiri.”
Melihat yang lain diam, Roland meneguk teh, “Kalian belum pernah ke Perbatasan Kota, jadi wajar jika tidak tahu seberapa besar kue itu bisa dibuat. Nyatanya, pendapatan negara kota kecil pada paruh kedua tahun mencapai 30.000 keping naga emas. Jika bukan karena Bulan Iblis yang datang lebih awal, angka ini mungkin akan bertambah sekitar 10.000 lagi.”
Para bangsawan serentak menarik napas tajam, “Ti... tiga puluh ribu?”
Roland sudah mengetahui situasi keuangan benteng dari Perot selama bertahun-tahun. Pendapatan tahunan Balai Kota saja tidak mencapai jumlah itu, apalagi para bangsawan kecil ini—seratus keping naga emas saja sudah merupakan kekayaan besar bagi mereka.
“Dan kalian sebagai administrator berbagai industri di sini ke depannya, tentu bisa mendapatkan imbalan yang melimpah darinya.” Dia melanjutkan, “Kembali ke urusan membangun kota, selain penyatuan administratif, secara geografis kedua kota akan perlahan mendekat. Contohnya saya tiba di Benteng Longsong dari Perbatasan Kota hanya dalam waktu satu hari. Setelah Jalan Kerajaan selesai dibangun, waktu tempuh daratan dengan berjalan kaki juga akan dipersingkat menjadi dalam satu hari. Jika menggunakan teknik berkuda atau mengayuh sepeda, hanya perlu setengah hari untuk sampai, apalagi dengan alat transportasi yang lebih cepat.”
“Apa itu sepeda?” tanya Ottolia penasaran.
“Sebuah alat serba guna yang dioperasikan tenaga manusia, bisa berlari sangat cepat di tanah datar,” jawab Pangeran sambil tersenyum, “Saya yakin dalam lima tahun... tidak, tiga tahun ke depan, kita sudah bisa sarapan di benteng lalu bekerja di Perbatasan Kota.” Jalan Kerajaan yang dibangun lurus sepanjang rute telah memangkas jarak kedua lokasi menjadi enam puluh kilometer. Dengan menggunakan motor atau mobil, hanya perlu setengah jam.
Namun sebagian besar bangsawan tidak memusatkan perhatian pada hal ini. Ksatria yang menyebut diri tetangga Tigu Payne bertanya dengan waspada, “Yang Mulia, apakah maksud ucapan tadi adalah hendak menyerahkan benteng kepada kami untuk dikelola?”
“Baik ya maupun tidak,” Roland mengangkat bahu, “Seperti yang telah kukatakan sebelumnya, setelah pembangunan kota selesai, kedua lokasi secara administratif adalah satu kesatuan. Benteng akan berubah menjadi salah satu area Kota, di bawah pengawasan Balai Kota pusat. Tapi untuk saat ini, jarak satu hari perjalanan masih terlalu jauh. Jadi aku akan membangun Balai Kota tingkat bawah di Distrik Changge, yang akan memiliki banyak departemen tingkat bawah sesuai model yang berlaku di Perbatasan Kota. Kalian akan bekerja di departemen-departemen ini, bertanggung jawab atas penanganan urusan spesifik di sini.”
“Departemen... tingkat bawah?” Ekspresi wajah para bangsawan terlihat bingung.
“Mengelola suatu wilayah adalah pekerjaan yang sangat kompleks. Meski bisa memberi imbalan besar, melakukan tugas kita dengan baik tidaklah mudah,” kata Roland blak-blakan. “Jadi setelah tatanan di sini pulih, kalian semua harus ikut denganku ke Perbatasan Kota untuk mengalami sendiri bagaimana Balai Kota yang berfungsi penuh dioperasikan. Tentang kursus manajemen ini, kalian masih perlu belajar lebih giat.”
