Saat ilusi itu menghilang, aula kembali terbenam dalam keheningan yang ganjil.
Setelah waktu yang cukup lama, Book Scroll akhirnya menghela napas panjang, "Tak heran kakak keduamu bisa sampai terjatuh ketakutan. Pemandangan seperti itu memang agak... mengerikan."
“Kemampuan menciptakan ilusi massal memang langka, tapi bukan tak ada…” Agatha berkata perlahan, “Saat masih di Persatuan, aku tahu setidaknya ada dua orang dengan kemampuan serupa. Salah satunya bahkan adalah penyihir perempuan tingkat tinggi dari Kota Jatuhan Bintang.”
“Berapa kali sehari kemampuan ini bisa digunakan?” tanya Wendy. “Bisakah mengontrol periode waktu spesifik saat ilusi muncul?” Sesuai kebiasaan Yang Mulia, langkah selanjutnya pasti akan melakukan serangkaian tes menyeluruh untuk memahami karakteristik, konsumsi energi, dan tujuan penggunaan kemampuan ini.
“Secara garis besar…… dua sampai tiga kali,” A Xia menjawab pelan, “Titik waktunya apa? Yang Mulia maksudnya bisa melihat kejadian sampai seberapa lama sebelumnya?” Melihat yang di depannya mengangguk, dia malu-malu mengusap kepalanya, “Saya juga belum pernah mencoba, tapi semakin ke belakang sepertinya semakin sulit...”
Wendy tidak bisa menahan tawa, “Bukannya sulit, itu karena kamu sedang mengonsumsi energi sihir dalam tubuh.”
“Energi sihir?”
“Kamu seharusnya bisa merasakannya, seperti air yang mengalir dalam tubuh, atau kabut yang berputar-putar. Setiap kali menggunakan kemampuan perlu memanfaatkannya,” Book Scroll menjelaskan, “Masih banyak karakteristik energi sihir yang lain, nanti kami akan perlahan-lahan mengajarkanmu.”
“Hmm.” A Xia mengangguk lembut.
Kemudian Wendy menyuruhnya menggunakan seluruh kekuatan untuk mengeluarkan ilusi sekali lagi. Kali ini hasil yang ditunjukkan sekitar satu setengah hari lalu, terlihat cahaya di aula sudah menyala, saudari perempuan Aliansi Penyihir Perempuan sedang duduk di meja panjang menikmati makan malam. Setelah itu, energi sihir A Xia benar-benar habis, gadis itu terengah-engah menjatuhkan lengannya, butiran keringat halus bermunculan di dahinya.
Wendy mencatat hasil dua kali pengujian satu per satu di buku catatan. Mengenai tujuan penggunaan... Dia tidak bisa memikirkan jawabannya untuk sementara waktu. Bagaimanapun, ilusi hanya bisa menampilkan kejadian masa lalu dan tidak bisa memprediksi masa depan. Mungkin hanya bisa menunggu Yang Mulia Roland kembali untuk membuat penilaian. Memikirkan hal ini, hatinya tak bisa menolak rasa frustrasi. Yang Mulia pernah mengungkapkan rencana mengubah Aliansi Penyihir Perempuan menjadi organisasi yang bisa beroperasi mandiri, dengan dirinya sebagai pemimpin. Tapi dia tidak memiliki pengalaman luas seperti Yang Mulia. Terhadap aplikasi nyata kemampuan saudari-saudarinya, sama sekali tidak bisa mempertimbangkan selengkap dia.
Meredakan perasaannya, Wendy sedang bersiap memberikan dorongan saat Book Scroll memberinya isyarat.
Keduanya berpindah ke sisi ruangan. Wendy berbisik bertanya, "Ada apa?"
"Apakah kamu berniat mengatakan pada Asha: kalau tidak mau pulang, tidak apa-apa tinggal di sini?" Book Scroll mengerutkan kening. "Kamu lupa verifikasi yang harus dilakukan sebelum masuk Aliansi Penyihir Perempuan?"
Wendy tentu tahu: penyihir perempuan pendatang harus menjawab sepuluh pertanyaan umum tentang status dan asal-usul di bawah kemampuan deteksi kebohongan Nightingale sebelum dianggap sesama. "Tapi Asha kecil kemungkinan memalsukan... Kartu identitasnya dibuat Soraya. Asal-usulnya juga cocok. Apalagi dia baru saja mengalami Kebangkitan, masih penyihir perempuan non-tipe tempur. Sekalipun gereja, tidak mungkin memprediksi situasi mencurigakan ini."
"Bukan hanya energi sihir yang bisa melukai. Sebuah pisau, satu bungkus racun - semuanya bisa memberikan efek yang sama, bahkan lebih baik."
"Tidak, bagaimana mungkin dia——"
“Tapi kau tidak bisa menyangkal kemungkinan ini,” Book Scroll memotong, “Proses verifikasi tempat tinggal ditangani Balai Kota, tidak memeriksa setiap keluarga. Kebangkitan yang Tak Terduga justru menjadi kesempatan terbaik untuk menyelam ke kastil...” Dia berhenti sejenak, “Aku tahu kemungkinan seperti itu sangat kecil, tapi jangan lupa, Yang Mulia Roland adalah orang yang paling tidak boleh kita gagalkan. Apalagi sekarang di Gedung Penyihir Perempuan juga tinggal Yang Mulia Tili. Jika dia mengalami krisis, saudari perempuan di Pulau Tertidur mungkin akan memutus hubungan secara drastis dengan Perbatasan Kota. Segala yang dilakukan Yang Mulia akan mengalir bagai air. Harga seperti ini tidak pantas kita tanggung.”
“......” Wendy diam. Dia tahu kekhawatiran Book Scroll bukan tanpa alasan, juga bukan ditujukan pada Asha secara pribadi. Tapi di hati masih sulit menerima. Asha sebagai penyihir perempuan pertama yang Bangun di kota kecil setelah Roland menjadi pangeran, justru harus diwaspadai sebagai musuh potensial. Kontras seperti ini sungguh menyedihkan. Lama kemudian dia berkata, “Aku mengerti. Aku akan mengantarnya kembali.”
“Aku akan menemani mengantarnya,” Book Scroll menghela napas.
……
Setelah meninggalkan kastil, gadis itu tiba-tiba terlihat lebih ceria, mulai menarik tangan Wendy dan bertanya lebih banyak tentang penyihir perempuan dan pangeran.
“Ada apa?” tanya Wendy setelah memuaskan rasa ingin tahunya, “Kau terlihat senang bisa tidak tinggal di kastil?”
"Hmm..." Asya tercekat, lalu menunduk malu, "Kabarnya, Yang Mulia sang pangeran, maksudku Yang Mulia Pangeran, adalah orang yang menyeramkan. Setiap hari dia menyibukkan perempuan-perempuan di sekitarnya berkali-kali."
"Puuut," Wendy hampir tersedak air liur, "Dari mana kau dengar itu?"
"Bukankah dia Pangeran Keempat Greycastle? Di Kota Elang sudah banyak terdengar kabar, bahkan ada lagu rakyat yang menyebut Pangeran Kedua licik dan rendah, Pangeran Keempat rakus dan cabul. Hanya Putri Ketiga Pelabuhan Biru yang benar-benar raja yang sejati." Asya berbisik pelan.
"Begitu rupanya..." Book Scroll berkata penuh minat, "Ini mungkin cara promosi Garcia, cukup unik juga."
"Apakah... dia bukan orang seperti itu?"
"T-tentu saja tidak!" kata Wendy dengan muka memerah, "Nanti kau akan tahu, dialah pangeran yang paling layak dipercaya para penyihir perempuan!"
Tiba di kompleks perumahan tempat keluarga Asya tinggal, trio itu naik ke rumah petak dua lantai dan mengetuk pintu ruangannya.
Yang membuka pintu adalah ibu kandung Asya.
"Ibu, aku kembali." seru Asya gembira.
"Kenapa kau..." Ia tertegun, menatap dua orang di belakang putrinya dengan ekspresi cemas, "Apakah dia berbuat salah? Kalian meninggalkannya?"
"Yang Mulia saat ini belum kembali, jadi-"
"Dia bisa tinggal di kastil, menunggu Yang Mulia kembali," sang ibu berkata gusah, "Asya anak yang penurut, meski agak kekanak-kanakan, tapi mau melakukan apa saja."
“Wanita bangsawan ini, Aliansi Penyihir Perempuan bukan seperti yang Anda bayangkan——” Wendy merasakan kobaran api tiba-tiba menyala di hatinya. Ucapannya terpotong ketika Book Scroll menghentikannya.
Yang kedua mengeluarkan naga emas dari pinggangnya dan mengayun-ayunkannya di depan wanita itu, "Putrimu memang seorang penyihir perempuan. Setelah Yang Mulia Pangeran kembali, kita bisa menandatangani kontrak. Ini uang untuk bulan pertama, simpan baik-baik."
"Ya ya," perhatian wanita itu langsung beralih ke koin keemasan, "Terima kasih Yang Mulia!"
"Ingat, saat ini Anda sedang mewakili Yang Mulia merawatnya, mengerti?"
"Ya Yang Mulia, saya akan merawat Asha dengan baik."
……
Meninggalkan kompleks perumahan, Wendy tak lagi bisa menahan kekesalan di dasar hati, "Mengapa kau menyerahkan uang kepada spesies manusia seperti itu? Sekalipun dibayar di muka, itu seharusnya hak Asha."
"Bisakah Asha menjaga naga emas itu?" Jawaban Book Scroll membuat Wendy tertegun. "Jika tidak bisa menjaga, lambat laun akan jatuh ke tangan keluarga. Jika bisa menjaga malah lebih buruk, mungkin mereka semua akan menganggapnya sebagai orang luar. Sebaliknya dengan langsung memberikannya ke ibunya, Asha tidak hanya terbebas dari beban, mungkin juga bisa meningkatkan posisinya di rumah. Masih banyak hari ke depan, jika naga emas ini bisa menukar lingkungan hidup yang lebih nyaman, bukanlah transaksi yang merugi."
"......" Setelah berpikir, dia akhirnya berkata, "Kau benar. Aku yang terlalu sederhana memikirkannya."
Kekecewaan yang bertubi-tubi membuat Wendy merasa sangat muram. Ia berpikir dengan sedih, mungkin dirinya sama sekali bukan kandidat yang tepat untuk memimpin Aliansi Penyihir Perempuan.
"Tapi tak ada yang lebih peduli pada mereka daripada dirimu," kata Book Scroll seolah-olah membaca pikirannya, sambil tersenyum. "Setelah mengalami Persaudaraan pimpinan Hakala, baru aku menyadari... seorang pemimpin yang benar-benar peduli pada penyihir perempuan - terlepas dari kemampuan mereka - dan bersedia memikirkan kepentingan banyak saudari, adalah sosok yang paling layak dipercaya. Dan itulah kelebihanmu yang tak tergantikan."
