Permukaan laut yang luas telah kembali ke biru laut seperti biasanya. Qiao Mei Ren membelah ombak maju di bawah kilauan cahaya air, lambung kapal naik-turun mengikuti irama ombak dengan bunyi berderit ritmis.
“Bentangkan layar penuh! Anak muda, bergeraklah!” Si Mata Satu Jack mengaum keras, “Hari ini kita akan mencapai beting!”
Awak kapal di tiang layar berseru sambil menarik-narik tali rami sebesar tiga jari, perlahan membentangkan layar. Di laut dengan iklim yang berganti-ganti, operasi membuka-menutup layar seperti ini terjadi beberapa kali sehari. Lian menatap orang-orang yang merayap di atas kepala seperti kawanan monyet.
“Sungguh merepotkan,” Kapten tua mendekati para penyihir perempuan, “Andai saja aku punya kapal roda dayung seperti di Teluk Bulan Sabit yang tak perlu layar. Namanya apa ya?”
“Kapal roda dayung,” Lian mengangkat alis, “Ciptaan Yang Mulia Roland.”
“Kenapa tidak meminta Yang Mulia Roland untuk membangunkanmu satu kapal juga?” Mitang menggoda burung laut di bahunya sambil berkata, “Orang lain tidak bisa bicara di hadapannya, tapi kamu berbeda.”
“Bocah kecil, kenapa kau bicara seolah aku sangat dekat dengannya?”
“Kan kamu dekat dengan Nyonya Tili,” dia menjulurkan lidah, “Yang Mulia Roland sangat baik pada Nyonya Tili.”
Jack menghisap pipa rokoknya dalam-dalam dengan wajah kesakitan, “…Lupakan saja. Menurut para pedagang, satu kapal roda dayung harganya lebih dari seribu naga emas. Sekalipun aku jual kalian semua, tetap tak akan cukup.”
“Belum tentu,” He Feng berseloroh, “Di 「Sihir Tertidur」, biaya hadiah untuk Lian dihitung ratusan naga emas. Pedagang bernama Dulaite·Jinxu itu bahkan pernah menawar ribuan naga emas untuk menyewanya dalam jangka panjang. Hanya Lian saja sudah segitu, apalagi kami berempat.”
“He Feng!” Lian memukulnya dengan kesal, “Kau tahu maksudnya! Aku tak mau dengar namanya lagi!”
“Bercanda,” He Feng merangkulnya erat sambil tertawa lembut, “Mana mungkin aku tega menjualmu. Nyonya Tili sudah bernegosiasi khusus dengan Kamar Dagang Teluk Bulan Sabit. Takkan ada yang berani mengutarakan hal seperti itu lagi.”
“Hubungan kalian memang mesra,” Jack menghembuskan lingkaran asap, “Tapi… Kedua orang itu jarang berbicara dengan kalian ya?”
"Menyebut dua penyihir perempuan lainnya, trio itu terdiam singkat. Setelah satu keit, He Feng baru berbicara, 'Mereka awalnya adalah penyihir dari Kerajaan Hati Serigala.'"
Kapten tua bertanya bingung, "Bukankah semua sama-sama penyihir?"
"Dibandingkan Nyonya Tili, mereka lebih mendukung Hetty Morgan."
"Morgan..." dia menggaruk dagu sambil berpikir, "Apakah dia keluarga kerajaan Hati Serigala?"
"Hanya cabang samping," He Feng melambaikan tangan, "Sebenarnya tidak masalah, kami hanya belum lama berinteraksi sehingga belum bisa membuka hati sepenuhnya."
Tua misterius mungkin menyadari sesuatu, tidak melanjutkan pertanyaan.
Lian tidak terlalu paham urusan bangsawan kerajaan. Yang dia tahu, penyihir di Pulau Tertidur tidak seperti di Perbatasan Kota yang akrab seperti saudari - kebanyakan berasal dari Greycastle, sebagian dari Fajar dan Hati Serigala. Karena Tili adalah organisator migrasi sekaligus status paling tinggi, semua menganggapnya sebagai pemimpin, termasuk penyihir asing. Namun setelah jaringan gereja di kepulauan Fjord dihapus, situasi mulai berubah.
Perubahan ini sangat terasa oleh Lian yang baru kembali ke Pulau Tertidur saat Xie Yue. Hanya beberapa bulan, penyihir Hati Serigala sudah mulai tinggal bersama dan jarang berbicara saat makan. Menurut Moriel, mereka dulunya anggota Bloodtooth Society yang mirip Persaudaraan Greycastle, dengan pemimpinnya Hetty Morgan.
Saat pertama kali bergabung dengan Pulau Tertidur, Blood Fang Association hanya memiliki sedikit lebih dari 20 penyihir perempuan. Di pulau ini mereka termasuk kelompok minoritas. Seandainya hanya itu mungkin tak masalah, namun dari lebih dari 20 orang tersebut, 18 di antaranya adalah penyihir tempur. Atau mungkin, mereka telah melakukan seleksi ketat sejak awal penerimaan anggota - hanya penyihir perempuan kuat yang bisa masuk. Ini sangat berbeda dengan metode Persaudaraan dan Pulau Tertidur. Karena alasan inilah kemampuan bertempur mereka sangat luar biasa. Saat Tili mengimplementasikan Rencana Pembersihan, para penyihir Hati Serigala ini menangani Gereja Pulau Naga Kembar yang memiliki jumlah penganut terbanyak.
Justru karena ini, Hetty Morgan menganggap Blood Fang Association sebagai inti tak tergantikan Pulau Tertidur - sesuatu yang bahkan bisa dirasakan Lian meski tak diumumkan secara terbuka. Dia tidak menyukai anggapan bahwa posisi penyihir tempur lebih tinggi daripada non-tempur, dan sangat mendukung prinsip "kesetaraan penyihir" Nyonya Tili. Sayangnya, tidak semua orang berpikir sama. Saat Nyonya Tili tidak ada, Hetty beberapa kali berkonflik dengan "kepala pelayan Pulau Tertidur" Camilla Dary. Untungnya yang terakhir ini juga bangsawan ibu kota kerajaan yang tak kalah semangat, dan selalu berhasil meredam situasi dengan elegan.
“Memikirkan hal ini, Lian menghela napas pasrah. Ia tidak khawatir dengan keadaan Nyonya Tili, toh penyihir terkuat di Pulau Tertidur yaitu Abu adalah pendukung setia Nyonya Tili. Sebagai satu-satunya Orang Luar Biasa yang bisa mengenakan Batu Hukuman Dewa dalam pertempuran, selama dia ada, seluruh kelompok Blood Tooth bukanlah tandingan Abu sendirian. Yang dikhawatirkannya adalah perjalanan kali ini – sejujurnya, ia sama sekali tidak ingin tinggal bersama para penyihir dari Hati Serigala.
Selain itu, pemilihan anggota kali ini sangat aneh. Selain dia dan Mitang yang naik Qiao Mei Ren, dari tiga orang sisanya ternyata dua adalah penyihir tempur... Seharusnya Nyonya Tili tahu bahwa Yang Mulia Roland lebih menyukai penyihir perempuan tipe bantuan. Senjata-senjata anehnya sanggup membuat orang biasa pun memiliki kemampuan untuk melawan tentara Pengadilan gereja. Lalu mengapa harus membawa anggota Blood Tooth?
Setelah lama berpikir tanpa mendapat jawaban, Lian memutuskan membuang semua pikiran mengganggu ini.
Mungkin, Nyonya Tili memiliki pertimbangan yang tak bisa ia pahami.
……
Saat mentari mulai condong ke barat, beting yang disinari cahaya keemasan senja mulai terlihat oleh yang lain.
Yang muncul bersamaan adalah balon udara yang melayang di tengah hampa, dan seekor burung raksasa yang mengerikan.
"Astaga... Itu apa!?" para awak kapal di dek berteriak kaget. Burung itu menekuk sayapnya dan menukik ke arah Qiao Mei Ren. Saat jarak semakin dekat, cakar tajam dan mulut selebar baskom di tubuhnya terlihat jelas.
“Ada musuh?” Penyihir Bloodtooth yang mendengar suara bergegas keluar dari palka, juga terkaget-kaget melihat monster mengerikan yang mendekat, “Makhluk apa ini?”
“Apapun itu, tangkap saja!” Yang lain cepat tenang, “Sangkar ku tidak membedakan ukuran target.”
“Tunggu... itu bukan musuh,” Lian segera mencegah, “Dia terbang dari dekat balon udara.”
Lawannya meliriknya, “Balon udara?”
“Alat serba guna Yang Mulia Roland untuk mengantar penyihir,” He Feng menghadang di depan mereka, “Tenang, percayalah pada penilaian Lian.”
Monster mengerikan itu semakin mendekat dengan auman lantang, tapi... Lian merasakan itu bukan ancaman halus.
“Auuu—— Auuu—— Guk——!”
Sesaat sebelum monster itu menubruk layar kapal, siluet raksasa itu tiba-tiba menghilang, digantikan merpati putih yang mendarap di kepala Lian.
“Akhirnya kalian datang,” Maisie menggesekkan dahinya, “Selamat datang kembali guk!”
