Setelah makan malam, Roland langsung bergegas ke taman belakang - meski sangat ingin bercengkrama dengan Anna lebih dulu, namun kabut merah Iblis terbatas, uji coba harus segera dimulai.
Anggota Aliansi Penyihir Perempuan hampir seluruhnya hadir, bahkan mereka yang tidak ikut uji pun tak ingin melewatkan kesempatan mengamati musuh dari jarak dekat.
Iblis liar yang telah dipotong keempat anggota tubuhnya dikendalikan oleh He Feng, terbaring tenang di pusat rumah papan. Roland baru pertama kali melihat makhluk dimensi lain yang sama sekali berbeda dengan manusia. Posturnya raksasa, lebih tinggi dari Kapak Besi seukuran kepala, lengan yang membeku sebesar paha orang dewasa dengan otot-otot bersudut tajam dipenuhi urat yang menunjukkan kekuatan luar biasa.
Kulit kasarnya berwarna biru-hitam. Mengingat darah iblis berwarna biru, gradasi warna ini terbilang wajar. Roland menyentuh tubuhnya dan merasakan kehangatan jelas, membuktikan kecepatan metabolisme dasar mereka yang tinggi. Dalam arti tertentu, spesies dengan metabolisme cepat justru adaptasinya terhadap lingkungan lebih rendah.
Karena alat pernapasan iblis liar menyatu dengan helm, wajahnya masih belum terlihat. Namun secara keseluruhan, jelas ini adalah hewan bertulang belakang tingkat tinggi. Dibandingkan Iblis Ketakutan Hati dan Pangeran Neraka yang lebih ekstrem, iblis liar masih memiliki kemiripan dengan manusia.
Menurut penjelasan Agatha, iblis kelas rendah ini memiliki kecerdasan sangat rendah sehingga tak bisa disamakan dengan manusia. Dari segi kelicikan dan strategi, iblis tingkat tinggi-lah yang lebih mirip manusia.
“Dari lima Iblis, Pembasmi Iblis meleleh oleh Jimat Makna Ilahi, satu Iblis liar dipotong menjadi serpihan oleh Anna, sementara tiga tabung kabut merah yang tersisa sudah menggunakan dua tabung di perjalanan.” Agatha menggosok dahinya, terlihat kelelahan, suaranya juga lebih lembut dari biasanya, “Kabut ini paling lama bertahan sampai besok sore, jadi jika ingin membuat jimat, uji coba tidak boleh melebihi tengah hari besok - Aku butuh setengah hari untuk menempa dasar jimat, mungkin akan gagal beberapa kali selama prosesnya.”
“Kabut merah menyebabkan luka mematikan pada penyihir perempuan, bagaimana caramu mengganti tabung gas?”
“Menyuruh orang biasa membantu menyambung pipanya,” dia menunjuk ke wadah tulang di samping, “Tabung penyimpanan yang sudah habis ini juga kubawa kembali, mungkin berguna di kemudian hari.”
Roland mengangguk, lalu menatap He Feng, “Bisakah kau mengendalikan penggunaan energi sihirnya?”
“Jika makhluk itu bisa melakukannya,” Yang kedua menjawab dengan serius, “Aku tidak perlu mengendalikan setiap gerakan target, tapi lebih mirip memberikan perintah yang memaksa lawan menuruti perintahku. Perintah ini melampaui batasan bahasa dan pola pikir, bahkan makhluk jahat pun akan patuh - Tentu saja, tidak boleh terlalu rumit.”
“Bagus,” dia memberi instruksi pada Na Nava, “Sambungkan dulu keempat anggota tubuhnya, aku ingin melihat kekuatan lemparan tombak Iblis liar dan intervalnya.”
“Tunggu, di dalam kastil?” Lily mengerutkan kening.
“Bulan Teka-teki, Kolibri, dan lainnya segera bersembunyi di belakang Wendy. Namun, Bulan Teka-teki dan A Xia yang belum mengalami penghancuran Persaudaraan tidak bereaksi seintens itu. Ekspresi wajah mereka lebih dipenuhi rasa penasaran ketimbang ketakutan.
"Tidak akan ada masalah, kan?" You Yu bergumam.
"Tenang, kami yang akan mengawasi," kata Ifey dengan tenang.
Saat makan malam, Roland telah memahami secara garis besar proses Operasi Titik Leleh. Kehadiran Iblis tingkat tinggi yang sama sekali di luar perkiraan membuat tim panik dan sempat terjebak dalam bahaya. Namun, kerja sama para penyihir perempuan akhirnya berhasil mengalahkan musuh kuat. Ifey memainkan peran sangat penting, terutama setelah Jimat Makna Ilahi gagal. Tekadnya untuk membeli waktu pelarian bagi semua orang membuat perubahan drastis dalam pandangan penyihir lain. Sikapnya terhadap penyihir non-tempur pun mulai melunak - perubahan halus ini mungkin tak disadari oleh Ifey sendiri.
Mungkin butuh waktu lama baginya untuk benar-benar menyatu dengan kelompok, tapi menurut Roland, setidaknya sudah muncul kesempatan penyatuan antara kedua belah pihak.
Na Nava dengan wajah tak bersemangat berjongkok dan memulai penyembuhan pada iblis.
Jika menggunakan ilmu medis konvensional, mustahil menyelesaikan "operasi" ini. Tanpa bahan antifreeze, pembekuan anggota tubuh hanya bisa mencegah pembusukan, namun tak mampu menghentikan pembekuan air yang merusak struktur jaringan. Namun berkat perbaikan magis yang tak masuk akal, kondisi anggota tubuh yang putus mulai membaik, bahkan bekas luka bakar yang bernoda pun berangsur memudar.
Saat penyambungan tangan dan kaki selesai, kulit hitam legam berangsur memancarkan warna hijau kebiruan, menandakan aliran darah telah mulai berjalan.
Setelah setengah keit, makhluk itu bangkit dari tanah tanpa bersuara, lalu berjalan perlahan keluar dari kandang.
Para penyihir perempuan pun keluar secara berurutan. Berbeda dengan kerumunan saat datang, Wendy dan Book Scroll kini diikuti barisan panjang. Ekspresi Bulan Teka-teki dan yang lain yang ingin melihat namun ketakutan membuat Roland tak bisa menahan tawa.
Yezi telah menyiapkan "lapangan tembak" - dua baris pohon zaitun membentang hingga tembok taman, di ujungnya terdapat pelat baja dan pelindung dada yang digantungkan pada tanaman anggur. Target berjarak sekitar 200 meter dari gubuk kayu, jarak tempur standar untuk Roda Raksasa Senapan.
"Mulailah." Ujar Roland saat melihat Iblis mengambil tombak tulang.
"Baik."
Begitu He Feng selesai bicara, lengan Iblis liar mulai membengkak. Batu Ajaib Mako yang tertancap di lengannya memancarkan cahaya kuning samar, lalu ia membungkuk memberi hormat dan melemparkan tombak tulang ke target dengan sekuat tenaga—
Terlihat bayangan putih melesat, baju zirah di kejauhan mengeluarkan dengungan nyaring!
Lengannya juga mengering dengan cepat, seolah menghabiskan seluruh tenaga.
Entah karena kondisinya yang sangat lemah, waktu pemulihan kali ini jauh lebih lama dari pertempuran biasa. Setelah sekitar setengah jam, lengannya baru pulih secara bertahap.
Tentu saja, kekuatan lemparannya sama sekali tidak berkurang.
Tombak tulang berhasil menembus pelindung dada dan menancap kokoh di tembok. Setelah dicabut, terlihat mata tombak sudah hancur akibat tubrukan. Jika menggunakan tombak pendek besi, kekuatannya mungkin akan lebih besar - tapi dari pakaian Iblis liar terlihat, musuh tampaknya lebih buruk dari manusia dalam menggunakan besi. Bahkan baju zirah Iblis tingkat tinggi pun tidak terbuat dari logam murni.
Setelah dipikir-pikir, mungkin karena proses penempaan logam membutuhkan api bersuhu tinggi, sedangkan kabut merah tidak tahan panas. Jika intelijen Agatha akurat, syarat penggunaan api oleh Iblis pasti sangat ketat. Jika peradaban manusia berasal dari benih-benih api, maka Iblis mungkin adalah makhluk yang secara alami membenci api.
Tes berikutnya adalah lemparan cepat.
Iblis liar terpaksa melemparkan dua tombak tulang dengan interval tercepat sambil mengeluarkan raungan kesakitan - tampaknya bahkan saat tubuhnya dikendalikan, rasa sakit mendalam akibat penggunaan berlebihan Batu Ajaib Mako tetap tak terhindarkan. Setelah lemparan selesai, lengannya lunglai sepenuhnya seperti kulit kayu kering, dan tak pernah pulih kembali.
Kali ini, kedua tombak tulang hancur berkeping-keping saat menubruk pelat baja setebal tiga milimeter.
Dari sini terlihat, taktik serangan paling mengancam Iblis liar setara dengan Roda Raksasa Senapan yang menggunakan peluru bubuk mesiu hitam. Jika diganti dengan senapan bolt-action berisi peluru tanpa asap, penetrasi pelat baja pada jarak ini akan menjadi mudah.
