"Apa itu sesuatu," Yorko menatap tajam objek bercahaya itu, sama sekali tidak peduli dengan silau cahayanya, "Apakah ini juga dijual di pameran?"
“Benda ini memiliki banyak nama, seperti Batu Matahari, Kristal Cahaya... Tapi kami lebih suka menyebutnya Batu Ajaib Mako, karena konon berasal dari sarang iblis,” Nomor Tujuh Puluh Enam berbisik dengan suara rendah, “Sebelumnya 「Uang Hitam」 juga pernah melelang barang seperti ini, harga transaksi umumnya antara dua hingga tiga ribu keping naga emas. Tidak hanya mahal, jumlahnya juga sangat langka, tidak selalu ada di setiap pameran – setidaknya tidak ada Batu Ajaib Mako dalam daftar lelang malam ini.” Dia berhenti sejenak, “Yang Mulia, ini pertama kalinya Anda datang?”
“Hmm... Bisa dibilang begitu.” Dengan perasaan bersalah, dia mengusap hidungnya. Jika satu biji saja bernilai sebanyak itu, berarti batu-batu penerang di atas panggung nilainya melebihi sepuluh ribu naga emas? Ini terlalu mewah!
Sang Penuntun seakan membaca kegelisahannya, mendekat dengan inisiatif seperti kekasih yang berbisik di telinga, “Ini biasa saja, Yang Mulia. Setiap tamu pertama yang menghadiri pameran bawah tanah pasti terpukau oleh Batu Ajaib Mako. Ini juga cara 「Uang Hitam」 menunjukkan kemampuannya.”
“Kau juga salah satu taktik mereka, bukan?” Yorko mungkin jauh kalah berpengalaman dibanding keluarga bangsawan besar, tapi cukup mahir dalam memperlakukan perempuan. Ditambah nada lembut dan perhatian sang Penuntun yang meredakan gejolak emosinya, dia merangkul pinggangnya dan menariknya ke dalam pelukan.
“Baru berarti sesuatu jika diakui oleh Yang Mulia.”
“Aku sudah mengakui. Setelah pameran ini berakhir...”
“Saya tetap akan melayani Yang Mulia.” Dia mengangguk lembut.
Yorko mulai menyukai tempat ini.
Memindahkan pandangan ke podium pamer, dua putaran penawaran telah berlalu, dia bahkan tidak memperhatikan apa yang dijual, sementara kerumunan di sekitarnya juga tidak terlalu antusias, jelas bukan barang bagus.
Ini mirip dengan pameran yang Danis ajak dia datangi, beberapa putaran pertama biasanya hanya hidangan pembuka, bagian pentingnya ada di pertengahan hingga akhir.
Menurut penilaian Otto, posisi penyihir perempuan kali ini seharusnya tidak terlalu belakang, sekitar tujuh hingga delapan ratus naga emas bisa terdeal – lagipula bagi para pedagang ini, sekadar Kecantikan polos sudah tidak menarik minat, mereka butuh sesuatu yang merangsang dan aneh-aneh.
Baru ketika manusia hidup pertama didorong ke depan, sedikit keriuhan muncul dari kerumunan.
Itu seorang perempuan yang terlihat biasa-biasa saja, selain kulitnya yang cukup bagus, hampir tidak ada yang mencolok.
Dan Yorko memperhatikan, berbeda dengan pasar budak yang suka menguliti barang dagangan hingga telanjang bulat, perempuan ini terbungkus rapat dari ujung kepala hingga kaki, bahkan memakai jubah megah yang hanya bisa dibeli Bangsawan, persis seperti gaya berpakaian putri.
"Trik apa lagi ini?" Dia mencubit pinggang Nomor Tujuh Puluh Enam, "Dengan menyamar budak sebagai Bangsawan bisa meningkatkan harga lelang?"
"Bukan menyamar budak sebagai Bangsawan, tapi budak Bangsawan." Penuntun tersenyum sambil mengoreksi.
"Apa bedanya – tunggu," Yorko tiba-tiba membelalakkan matanya, "Kamu bilang apa?"
“Dia sendiri adalah seorang bangsawan,” Nomor Tujuh Puluh Enam membuat isyarat kecil untuk mengecilkan suara, “bukan kerabat jauh maupun cabang samping, melainkan garis keturunan langsung keluarga besar, penerus sah secara prinsip sihir.”
“Para Yang Mulia, lihatlah putri ini!” teriak pria pemimpin dengan lantang, “Avni Tanfoken, putri Earl dari wilayah Pecahan Batu di Kerajaan Hati Serigala—tentu saja, karena ayahnya tewas dalam perang melawan gereja, maka menurut hukum, dia kini adalah Count baru Pecahan Batu! Keluarga Tanfoken dapat ditelusuri hingga 300 tahun lalu, cukup ternama di Hati Serigala. Tapi dibanding sejarah keluarga, saya yakin peristiwa Giok 20 tahun lalu lebih membekas dalam ingatan kita semua. Inilah saatnya membalas budi keluarga Tanfoken! Harga awal 300 koin emas naga, silakan ajukan penawaran!”
“310!” seseorang langsung berteriak.
“350 koin emas naga!”
“Saya tawar 400!”
“Kalian… gila!” Yorko bergumam tak percaya menyaksikan harga yang terus melesat naik, “Memperjualbelikan bangsawan sejati layaknya budak? Di negara mana pun, ini adalah kejahatan berat yang tak termaafkan!”
Di kalangan bangsawan ada peraturan tak tertulis: kelangsungan garis darah mengatasi segalanya. Siapapun yang menghalanginya adalah musuh bersama para bangsawan. Karena itu, membayar tebusan setelah kalah perang telah menjadi konvensi—meski sementara jatuh, selama garis keturunan tetap lestari, selalu ada hari untuk bangkit kembali. Terutama bagi bangsawan kerajaan, tradisi ini tak berubah selama ratusan tahun.
"Dan pameran ini, jelas-jelas melawan seluruh kalangan bangsawan."
"Asal tidak dipublikasikan besar-besaran," ujar Nomor Tujuh Puluh Enam sambil mengangkat tangan, "orang juga tidak akan menyalahkan 'Uang Gelap' atas terputusnya garis keturunan bangsawan, lagipula gereja yang menyebabkan semua ini."
"Apa yang akan terjadi pada para bangsawan ini? Sebelumnya di atas panggung disebutkan tentang imbalan... benar kan?"
Sang penuntun tak bisa menahan tawa pendek, "Saat itu keluarga Tanfoken sengaja menurunkan harga giok, membuat banyak pedagang permata menderita kerugian besar. Imbalan ini tentu akan... agak kejam. Tapi sejak awal, mereka sudah ditakdirkan takkan pernah lagi mendapat kesempatan melihat cahaya matahari, tak berbeda dengan para penyihir."
Beberapa target lelang berikutnya berasal dari bangsawan dua negara Musim Dingin Abadi dan Hati Serigala. Ada pria dan wanita, dengan bangsawan pria yang memiliki rentang usia lebih luas dan lebih populer.
Sepertinya dibandingkan penerus, para pedagang wanita lebih menyukai kepala keluarga berpengalaman yang asli.
Yorko akhirnya memahami makna "tidak pantas terpapar cahaya" yang disebut Otto, juga mengetahui alasan verifikasi yang begitu ketat - mungkin selain kekayaan dan latar belakang keluarga, niat membeli juga faktor penting. Dengan kata lain, mereka yang dijemput 'Uang Gelap' adalah calon pembeli potensial yang berada di kapal yang sama.
Pada lelang kesepuluh, target perjalanan Yorko akhirnya muncul.
“Harus diakui, meski terikat erat, penampilannya tetap jauh melampaui perempuan bangsawan di babak sebelumnya. Rambut cokelatnya yang panjang terurai kusut di bahu, baju goni yang tipis untuk musim ini memperlihatkan beberapa bekas cambukan di tangan dan kakinya - jelas dia mengalami siksaan berat setelah ditangkap. Meski terlihat letih, aura mempesona dan garis wajah yang indah tetap tak tersembunyikan.”
“Penyihir pengungsi dari Hati Serigala, tanpa nama, kemampuannya memanfaatkan kekuatan iblis untuk menyembuhkan diri! Terima kasih atas laporan warga yang peduli, kesempatan langka ini jangan sampai terlewat! Bayangkan, berapa banyak cara memanfaatkan penyihir dengan kemampuan regenerasi tubuh! Jika perawatannya merepotkan, ‘Uang Hitam’ siap melayani Anda! Harga awal lima ratus Koin Emas Naga, silakan ajukan penawaran!” teriak sang pengarah lelang.
“Lima ratus sepuluh!”
“Lima ratus enam puluh!”
“Enam ratus koin emas naga!”
Yorko tidak langsung menawar. Dia tahu hanya dengan menunggu hingga harga mendekati titik stabil, nominal yang dia lontarkan akan memiliki efek penentu akhir.
Namun terjadi kejutan tak terduga. Perkiraan Otto tentang harga deal delapan ratus langsung terlampaui, suara tawaran bergelombang tak henti. Dalam sekejap angka seribu terlampaui, dan tren kenaikan masih terus berlanjut.
Keringat dingin mulai membasahi telapak tangan Yorko.
