Setelah perjalanan mimpi dua hari berakhir, atap batu abu-abu kastil kembali terlihat di depan mata Roland.
Ia mengulurkan tangan, berulang kali mengepal dan membuka telapak. Selain tidak ada aliran panas aneh tadi, setiap gerakannya sama persis dengan sensasi di dunia mimpi. Kalau saja tidak bisa menggunakan gravitasi untuk keluar, ia hampir tak bisa membedakan samar-samar dan realitas.
Mampukah otak benar-benar menyimulasikan sampai level ini?
Keraguan mulai menggelayuti hati Roland.
Terutama "gugus bintang" yang sangat mirip pusaran energi sihir—Ia belum pernah melihat wujud asli energi sihir. Jika kekuatan alami dibentuk berdasarkan prototipe energi sihir, seharusnya dalam mimpi dilakukan proses blur.
Ditambah dengan pria bermuka hangus yang aneh, serta aliran panas yang beresonansi dengan gugus bintang... Tiba-tiba ia meragukan hasil kesimpulan sebelumnya.
Rasanya mustahil otaknya bisa menampung dunia mimpi yang sedemikian kompleks dan besar ini.
Jika mimpi bukan berasal dari bawah sadar, lalu di mana lokasinya sebenarnya?
Setelah merenung dalam kebingungan setengah hari, Roland tetap tidak bisa mendapatkan jawaban yang memuaskan.
Ia menggelengkan kepala dan memutuskan untuk sementara meninggalkan semua ini.
Karena tidak bisa mengerti, lebih baik tidak dipikirkan - urusan yang sebenarnya harus diprioritaskan.
Setelah mengajak Jieluo mengunjungi perpustakaan, ia meminjam banyak data desain yang berguna - meski beberapa hanya dibuka sekilas, semua bisa direkonstruksi.
Salah satu buku bahkan memuat rasio campuran dan properti paduan logam umum, yang jelas akan sangat menghemat waktu pengujian Anna dan Lucia.
Dengan ini, mesin bubut generasi ketiga untuk membuat komponen berpresisi tinggi akhirnya bisa direalisasikan.
Tentu saja, pekerja operator pertama masih harus dibimbingnya langsung.
Roland merasa sangat bersemangat membayangkan rakyat Greycastle terus berdatangan ke Wilayah Barat, sementara penduduk baru yang sudah menetap bertahap lulus tes kelayakan pendidikan dasar massal dan mulai bekerja.
Ini adalah proses percepatan terus-menerus. Kini situasi sudah terbuka - jika tahun depan Greycastle bersatu, Kota Tanpa Musim Dingin mungkin akan menyentuh ambang pintu era industri.
Begitu memasuki era industri, wilayah ini pasti mengalami perubahan drastis.
Menjelang tengah hari, Menteri Pembangunan Karl Van Bert membawa kabar penyelesaian Jalan Raya No.67 - dibandingkan Jalan Kerajaan, pembangunan jalan ini jauh lebih cepat, selain jarak yang lebih pendek, tingkat keahlian pekerja juga menjadi faktor kunci.
Sesuai janji resmi sebelumnya, seluruh pekerja yang dicetak langsung oleh Departemen Pembangunan ini telah menjadi milik Perbatasan.
"Yang Mulia Kaisar, jika Yang Mulia tidak memiliki rencana baru untuk pembangunan jalan, saya berencana mengerahkan mereka semua ke proyek pembangunan perumahan," kata Karl. "Meski akan menambah pengeluaran gaji, kompleks perumahan di Kota Tanpa Musim Dingin memang sangat terbatas."
Roland juga mengetahui situasi ini. Dari total sekitar lima ribu anggota tim konstruksi, separuhnya sibuk membangun kompleks perumahan baru. Tujuannya untuk menampung penduduk dalam jumlah besar yang direkrut Balai Kota dari berbagai daerah. Dalam setahun saja, kota kecil yang awalnya telah meluas lebih dari tiga kali lipat, belum termasuk lahan pertanian baru yang dibuka di selatan Sungai Redwater.
"Pembangunan jalan takkan pernah selesai," ujarnya sambil membentangkan peta Perbatasan dan menunjuk jalan gunung Lereng Utara. "Saya berencana membangun rel kereta api dari tambang langsung ke dermaga, untuk mengangkut batubara yang didatangkan dari barat."
"Bukannya di sini sudah ada jalan..." Karl tiba-tiba terhenti. "Yang Mulia barusan menyebut... rel kereta api?"
"Benar. Rel kereta api, atau lebih tepatnya rel besi," Roland mengangguk. "Mirip dengan sistem transportasi rel di tambang, tapi seluruhnya terbuat dari baja."
"Saya mengerti," pikirnya sejenak. "Tapi ini tidak membutuhkan banyak orang."
Jika hanya membangun jalan sempit yang dikeraskan, memang tak butuh banyak pasukan. Roland tersenyum tanpa menjelaskan lebih lanjut. Faktanya, ia tahu Menteri Pembangunan sama sekali tidak paham. Yang ada di benaknya bukanlah metode transportasi primitif di tambang yang mengandalkan tali rami, mesin uap, atau tarikan kuda, juga bukan sekadar untuk mengangkut bahan bakar.
Yang dia inginkan adalah kereta api.
Sebuah alat transportasi yang telah mengubah wajah pengangkutan darat sejak penemuannya.
Sedangkan jalur kereta api jarak pendek ini merupakan sebuah percobaan.
Prinsip kereta api uap tidak rumit, namun sistem perkeretaapian adalah raksasa yang kompleks. Roland tidak tahu berapa tahun uji coba dan penyempurnaan yang diperlukan dari penemuan hingga penerapan praktis kereta api beserta peralatan pendukungnya, tapi pastilah proses yang panjang.
Untungnya semua ini bisa ditemukan di dunia mimpi.
Sebagai simbol industri, dia pernah sangat terobsesi dengan raksasa-raksasa ini.
Betapapun berat beban yang digendongnya, mereka selalu menyemburkan kabut putih, melaju mantap melewati hutan dan pegunungan. Batang penghubung hitam legam menggerakkan roda-roda berputar, mengeluarkan dentang berirama yang mempersingkat jarak darat yang luas menjadi jangkauan yang bisa diterima. Bagaimanapun perubahan cara penggeraknya di kemudian hari, esensinya tetap sama.
Tentu fasilitas fisik saja tidak cukup. Kereta api membutuhkan banyak pekerja rel kereta api dengan tugas masing-masing untuk mengoperasikannya - jauh lebih rumit dibanding sekadar mengendalikan mesin uap atau mesin bubut.
Menurut rencana Roland, jalur kereta api yang menghubungkan Gunung Beipo dengan dermaga ini sekaligus merupakan uji coba teknologi dan basis pelatihan untuk mencetak generasi pertama pekerja rel kereta api.
"Mulailah dengan dua ratus orang untuk membangun jalan rel dasarnya," putus Roland. "Rutenya mengarah ke Hutan Persembunyian, sampai ke luar tembok pertahanan kedua."
Karl menunjukkan kekhawatiran, "Tapi Yang Mulia... dengan begitu rel kereta api Paduka akan terbuka untuk serangan makhluk jahat."
“Mereka tidak tertarik pada baja, dan aku juga tidak berencana menyelesaikannya sebelum Xie Yue tiba,” ujarnya dengan sikap acuh tak acuh. “Untuk tahun depan, kita tidak akan lagi bersembunyi di balik tembok tanah pendek ini. Tidakkah kau merasa Perbatasan semakin sesak?”
“Maksud Yang Mulia...”
“Ekspansi ke wilayah liar, sumber daya di sana tidak kalah banyak dibanding di dalam wilayah Greycastle,” Roland menunjuk ke daerah luas di barat laut Pegunungan Jurang. “Untuk melawan Iblis, tembok tanah tipis pun tidak akan cukup.”
Jika Perang Makna Ilahi pecah dan Iblis menempatkan obelisk ketiga di Takira, pos terdepan mereka mungkin akan mendekati kaki Pegunungan Jurang. Hanya mempertahankan celah di Wilayah Barat hampir pasti mengarah pada kekalahan. Dulu Persaudaraan bisa masuk ke wilayah liar melalui jalan setapak di pegunungan, mereka pun bisa menyusup ke jantung Greycastle dengan cara yang sama.
Bahkan tanpa melalui jalan gunung, sekawanan Fearful Beast terbang yang mengitari puncak dan datang setiap hari ke belakang garis sudah cukup merepotkan.
Hanya dengan mengubah Pegunungan Jurang menjadi tembok pertahanan, keselamatan wilayah kerajaan bisa terlindungi.
Dengan memasang meriam benteng di setiap puncak gunung, area dalam jangkauan tembak akan menjadi kota-kota baru Roland.
Daerah ini tidak memiliki sungai yang terhubung dengan pedalaman. Satu-satunya cara mengangkut sumber daya ke wilayah liar dengan cepat adalah melalui rel kereta api.
“Perencanaan garis pertahanan masa depan adalah proyek besar, tapi aku yakin kau bisa melakukannya.”
Menggabungkan Pegunungan Jurang ke dalam wilayah kerajaan terdengar membuat setiap tukang batu penuh harapan. Jika kota seperti ini dapat dibangun, pasti akan meninggalkan nama dalam sejarah.
"Ya, Yang Mulia Kaisar." Menteri Pembangunan berkata dengan ekspresi wajah yang bersemangat.
