Dalam hati Yorko mengeluarkan keluhan sedih.
Sialan, bukannya dulu sudah janji tidak akan bertemu lagi? Kalau ada masalah hubungi duta besar itu hanya basa-basi, jangan kalian anggap serius!
Setelah saling pandang dengan Otto, dia ragu-ragu sejenak sebelum berkata: “Bawa dia masuk.”
Seandainya sang penyandang dana pameran tidak ada di sini, dia benar-benar ingin mengusir tamu ini dengan alasan duta besar sedang tidak ada di kediaman, silakan datang lain kali.
No.76 segera masuk sambil menggandeng tangannya – tepatnya barang lelang putaran kesepuluh “Black Money”, Amy.
Begitu melihat Yorko, penyihir itu langsung gelisah memegang lengannya, “Yang Mulia, tolong bantu kami! Annie dan yang lain dalam bahaya!”
Bahaya? Ini pasti jenis pertolongan yang paling merepotkan. “Duduklah dulu dan jelaskan jelas-jelas,” katanya sambil menampar bahu gadis itu, “Apa yang sebenarnya terjadi?”
“Tempat persembunyian kami... terdeteksi!” Amy terengah-engah, berkata dengan terputus-putus, "Pasukan patroli... mengepung panti asuhan, dan memblokir area sekitar. Kulihat banyak ksatria... menggeledah jalan demi jalan untuk mencari penyihir. Yang lain masih terjebak di dalam... Tolong selamatkan mereka!"
“Selain kamu dan Annie, ada penyihir lain?”
“Ada Pahlawan dan Pedang Patah. Pahlawan tak bisa berjalan, biasa digendong Annie.”
Satu saja sudah merepotkan, ini ada empat? Dalam hati ia menarik napas lega, "Bagaimana kamu bisa lolos?"
“Persediaan makanan hampir habis. Kebetulan aku pergi membeli makanan, saat kembali... mereka sudah menguasai seluruh area!” Suaranya mulai tersedu.
Yorko terjebak dalam dilema. Gelar Duta Besar Greycastle hanyalah simbol tanpa kekuasaan nyata. Bagaimana mungkin ia menghalangi patroli? Apalagi operasi ini atas perintah Dewa Fajar. Baru saja ia membuat marah sang dewa di aula besar, jika sekarang membela penyihir, hukumannya mungkin lebih berat dari sekadar diusir dari istana.
“Jangan khawatir,” No.76 membelai punggung Amy dengan lembut, “Yang Mulia Yorko pasti bisa membawa mereka kembali dengan selamat.”
Mustahil! Andai dulu mereka menyerahkan diri pada Yang Mulia Roland, tak akan ada masalah begini.
“Bagaimana dengan Tuan Hill?” tanya Otto.
“Tidak tahu, dia tidak pernah melaporkan aksinya padaku, sering menghilang setengah hari,” Yorko mengerutkan kening, “Jika kau ingin mencarinya, mungkin harus menunggu sampai setelah makan malam.”
“Kalau begitu… Aku akan menemui Count Quinn dulu, dia adalah Perdana Menteri Istana Raja, juga bertanggung jawab atas manajemen tim patroli, mungkin bisa memberi mereka kesempatan lolos.”
“Tunggu, apakah dia akan mendengarkanmu?”
“Aku tidak tahu, tapi harus dicoba,” Otto menunjukkan ekspresi rumit, “Masih ingat teman penyihir perempuan yang pernah kubicarakan? Namanya Andrea Quinn, putri kandung Count Quinn sendiri.”
……
Waktu terus berlalu, Yorko hanya bisa berdiri di depan jendela memandang jauh, tidak bisa berbuat apa-apa.
No.76 mengeluarkan kemampuan menghibur yang mengejutkan, Amy yang ketakutan dan terkejut berhasil dibujuknya untuk tidur di bangku panjang. Terlihat jelas bahwa gadis ini sudah kelelahan fisik dan mental akibat lari sepanjang jalan dan kecemasan berlebihan. Meski begitu, bisa tertidur di tempat seperti ini hanya membuktikan bahwa dia… terlalu mudah mempercayai orang lain.
Di kala senja, Hill Fox akhirnya kembali ke kediaman Duta Besar.
“Kau dari mana—” tanya Yorko yang langsung menyadari ada tiga orang mengikuti di belakangnya.
Atau lebih tepatnya, dua setengah orang.
“Salah satu dari mereka posturnya setengah kepala lebih tinggi dari Hill, wajahnya tercoreng darah, mata cerahnya penuh kewaspadaan. Ternyata itu Annie yang menyelam ke 「Uang Hitam」untuk menyelamatkan Amy hari itu. Di punggungnya digendong seorang perempuan berambut ungu, mungkin untuk memudahkan pergerakan, dua tali pengikat membelit dari pinggang hingga bahu perempuan itu, mengikatnya erat dengan Annie.”
“Berdasarkan ujung celananya yang kosong, seharusnya itulah pahlawan yang kehilangan langkah kaki.”
“Yang terakhir posturnya mirip dengan Nomor Tujuh Puluh Enam, rambut sepanjang bahu mendekati warna perak, wajahnya terlihat lesu, tangan menutupi pinggangnya yang goyah, seolah mengalami cedera serius.”
“Kalian semua berhasil kabur……Bagus sekali!” Amy yang terbangun oleh keributan awalnya tertegun, lalu dengan gejolak semangat menerjang ke pelukan Annie, “Apakah ada yang terluka oleh para ksatria itu?”
“Aku baik-baik saja, hanya pedang patah... Energi sihirnya terkuras cukup parah.”
“Aku sangat khawatir...” Akhirnya Amy tak bisa menahan emosi, terisak pelan.
“Ada Kak Annie di sini, jangan takut.” Sang Pahlawan menghibur.
“Bagaimana kau bisa bertemu mereka?” Yorko membuka mulutnya lebar-lebar.
“Ceritanya panjang, mereka harus segera pergi dari sini,” Hill menggenggam tangan sang Duta, membawanya berdua saja ke kamar tidur, “Dengar, sebelum gerbang kota ditutup, malam ini juga kalian harus meninggalkan Lautan Cahaya. Kereta kuda sudah kusiapkan, total lima buah. Dua depan untuk mengangkut gandum dan buah, tiga belakang untuk mengangkut orang——”
“Tunggu dulu,” Yorko memotong, “Kau bilang tadi...「kalian」?”
“Kau dan penyihir perempuan, tidak termasuk aku,” Hill berbicara kata demi kata, “Untuk tidak mengganggu rencana Yang Mulia Kaisar, kita tidak boleh kehilangan informasi fajar.”
“Tapi aku adalah Duta Besar!”
“Justru karena kau Duta Besar, kau harus pergi,” Suara Hill justru semakin tenang di saat-saat seperti ini, “Dengarkan baik-baik, trio penyihir perempuan ini bukan aku yang menyelamatkan.”
“Apa?” Yorko tak bisa menahan keterkejutannya, “Bukan kau?”
“Di sekitar medan latihan perang ksatria selalu ada mata-mataku - kalau tidak bisa menemukan penyihir perempuan sendiri, coba perhatikan cara lawan mencarinya. Jadi begitu mereka bergerak, aku langsung menerima informasi. Tapi saat tiba di lokasi tujuan, kawasan itu sudah terkepung berlapis-lapis, hanya tikus Selokan yang punya cara untuk masuk.”
“Lalu kau menyuap tikus lagi?”
“Sejak tiba di fajar, aku selalu menjaga hubungan dengan tikus lokal. Meski biayanya besar, tapi di saat kritis selalu bisa berguna.” Suara Hill berat, “Tapi saat aku memanfaatkan tikus yang biasa kusogok untuk menemukan jejak mereka, trio itu sudah keluar dari lingkaran pengepungan.”
“Bukannya ini bagus? Aku suruh Danis mengantar mereka pergi, anggap saja tidak pernah terjadi apa-apa...”
“Tapi ini tidak normal,” Hill menggelengkan kepala, “Dewa Fajar jelas-jelas sudah mengetahui persembunyian para penyihir perempuan, pasukan yang dikerahkan juga cukup untuk membalikkan kawasan terkepung sampai terbalik. Bagaimana mungkin mereka bisa kabur? Hanya ada satu penjelasan yang masuk akal—para penyihir itu sengaja dibiarkan pergi, mungkin Ampion berharap dengan cara ini bisa menangkap lebih banyak penyihir yang masih bersembunyi... atau menemukan orang-orang yang mendukung mereka dari belakang.”
Yorko menelan ludah.
“Jika benar begitu, tinggal di lautan cahaya terlalu berbahaya bagimu. Pergi secepat mungkin adalah pilihan paling aman,” lanjut Hill, “Jika bisa membawa kembali empat penyihir perempuan untuk Yang Mulia Kaisar, jasa ini jauh lebih berharga daripada posisi Duta Besar.”
“Kalau kamu...” dia ragu-ragu, “Bagaimana jika kamu tertangkap...”
“Mereka hanya bisa menangkap orang bernama, sedangkan aku adalah sosok tanpa nama yang tersembunyi dalam kegelapan. Di mata mereka, aku tidak pernah ada.” Hill tertawa kecil, “Tak ada yang akan menyadari hilangnya seorang pengawal dari rombongan Duta Besar, dan Yang Mulia Otto juga akan menutupiku. Ingat yang pernah kukatakan? Aku hanya pemain sirkus biasa. Saat kau dan Yang Mulia berkunjung lagi ke Fajar, mungkin kau akan melihat sirkus baru di tengah gemerlap lautan cahaya ini.”
