……
Kadang saat malas berlatih, dia akan masuk ke labirin bawah tanah terdalam untuk melihat inti energi sihir yang menjadi harapan terakhir para penyintas Takira.
「Inikah instrumen kutukan langit yang telah diperbaiki sepenuhnya? Kau yakin ini berguna?」
「Inti terbesar terlihat seperti spindle sederhana, volumenya mendekati menara uji coba penyihir perempuan tingkat tinggi. Puluhan penyangga putih mengurung energi sihir bagai tulang rusuk yang membungkus organ dalam. Keajaibannya jelas terlihat - tanpa tali penggantung atau penopang apapun, objek ini bisa melayang di tengah hampa aula besar labirin. Di bawah pantulan cahaya redup inti, perut bumi akhirnya tak hanya dihiasi warna merah menyala yang monoton.」
「Tentu! Sudah 385 tahun aku mengelilinginya!」Sebongkah tumor menyembul dari langit-langit gua, menggunakan tentakelnya untuk mendarat di sampingnya. 「Semakin dalam dipelajari, semakin yakin ini karya dewa. Bandingkan dengan barang rongsokan Perkumpulan Penjelajah Misteri - Jimat Batu Ajaib Mako? Ck... Mereka bahkan belum menyentuh kulit ari energi sihir. Andai kita menemukan reruntuhan ini 400 tahun lebih awal, mungkin Perang Makna Ilahi kedua takkan terjadi!」
Setiap kali menyebut inti energi sihir, Selene langsung bergejolak. Dengan menepuk kulit kasar makhluk itu, ia bertanya, 「Sudah kau verifikasi inti-inti lain?」
「Tentu! Pasha bahkan menggunakan instrumen ilusi untuk menampilkan mukjizat di kerajaan manusia ribuan li jauhnya - Ah, mungkin saat itu kau masih tertidur panjang, jadi tak menyaksikan momen itu.」
「Ribuan li?」Ia terkejut.
「Benar, jauh melampaui jangkauan kemampuan apa pun, segel tak terbatas sama sekali tidak ada artinya di hadapannya,」 Saelin menggebrak tentakelnya,「Inilah kekuatan inti sihir, ia memungkinkan penyihir perempuan memiliki kemampuan yang melampaui batas diri mereka. Orang biasa yang dilanda mukjizat hingga bersujud di tempat itu adalah bukti terbaik—itulah arah yang harus kita tuju, bukan Pasukan Hukuman Dewa yang terkutuk itu! Hidup Yang Mulia Nataya!」
「Tapi tanpa rencana Pasukan Hukuman Dewa, kita juga tidak bisa bertahan,」 dia mengingatkan.
「Eh... Baiklah, Hidup Yang Mulia Akalis juga,」 gerutu Saelin dengan ketidakrelaan.
「Tapi menurut Pasha, untuk mengaktifkan instrumen kutukan langit masih membutuhkan seorang terpilih, benar?」
「Benar, terpilih! Inti sihir ini terlalu besar dan rumit, tanpa terpilih, ia selamanya akan menjadi benda mati, bukan dewa baru!」 Saelin mengaitkan tangannya dengan tentakel,「Jadi harapan kita ada padamu, temukanlah dia.」
「Jika dia benar-benar ada.」
Membahas masalah ini, suara Si Tumor tiba-tiba menjadi berat,「Ya... Jika dia benar-benar ada. Mengapa aku tidak bisa menjadi terpilih?」
……
「Kabarnya Kota Jatuh Bintang kalah! Mereka dikalahkan oleh manusia biasa!」
Setelah kabar itu tiba, magma di perut bumi mendidih. Baik para Penidur Panjang maupun Penjaga, semuanya menggebrak seluruh tentakel mereka dengan gejolak semangat—ini juga satu-satunya cara mereka mengekspresikan hati.
Tapi tidak semua orang merasa bersemangat karenanya.
「Bagaimana mungkin ini?」Contohnya cara menari El Xia menunjukkan kekagetan dan kemarahan,「Bagaimana mungkin gerombolan itu kalah dari orang biasa?」
「Apakah sumber informasinya bisa diandalkan?」Seseorang bertanya.
「Aku akan meminta Serikat Dagang Fajar untuk menyelidiki,」Pasha membuat isyarat diam dengan tentakelnya,「Kalian tenang, jangan sampai lubang ini ambruk!」
Anehnya, meski mereka semua terlihat sama persis - bentuk tumor raksasa dengan tentakel di seluruh kulitnya - tapi dia bisa mudah membedakan siapa siapa.
Mungkin setelah tinggal di sini ratusan tahun, bahkan frekuensi napas dan cara tentakel mereka bergerak pun sudah tertanam di hatinya.
Pasha menundukkan tubuh besarnya dan masuk ke dalam lava,「Hormat untuk Takira.」
Semua tumor yang masih bisa bergerak menunduk, suara-suara bergema,「Hormat untuk Takira.」
Aliran magma yang bergolak pun mereda.
「Begitu informasi ini dipastikan, saranku segera reklamasi warisan dewa,」teriak Ai Lianna,「Kota Jatuh Bintang sudah tidak layak memilikinya.」
「Tapi itu pasti akan menyebabkan konflik langsung dengan Pasukan Hukuman Dewa, dan aku tak yakin mereka sama sekali tak siap siaga——Bahkan jika Kota Jatuh Bintang kalah oleh orang biasa, bukan berarti Hermes sangat lemah,」Elxia menunjukkan keraguan,「Siapa tahu bagaimana manusia biasa menang? Mungkin mereka hanya mengepung dan membunuh pasukan Hukuman Dewa berjumlah ratusan orang, lalu menganggapnya sebagai kemenangan besar.」
「Bukan tak mungkin.」
「Aku juga sependapat.」
Banyak yang bersuara setuju.
「Kelompok manusia biasa lain akan membantu kita memahaminya,」Pasha berkata,「Tapi yang terpenting sekarang adalah mencari Yang Terpilih. Barike Losa telah menyiapkan panggung, tinggal menunggu para aktor naik ke pentas.」
「Jika kita bisa menemukan Yang Terpilih dalam perjalanan ini, Iblis akan hancur menjadi abu, para penyihir perempuan pasti akan mencapai puncak kejayaan!」
……
Dia berjalan ke pintu keluar reruntuhan, lalu berhenti.
Di sana berdiri aula besar dengan setengah langit-langit runtuh tertimbun tanah, di pusat aula terdapat sumur langit yang menembus puluhan meter ke permukaan.
Sinar putih bulan mengalir melalui sumur, membentuk pilar cahaya lembut yang menyinari sepetak tanah selebar telapak tangan di dekat kakinya.
Tepat berhadapan dengan sumur tersebut, ada dua makam.
Nisan-nisan itu sama sekali tak berdebu, kontras tajam dengan tanah sekitar yang lusuh.
Jelas selama ratusan tahun, selalu ada yang merawat tempat ini dan menanam lingkaran bunga putih kecil di sekitar makam.
「Dia membungkukkan tubuh, berlutut satu kaki di depan makam.」
「Inilah tempat peristirahatan terakhir penyihir perempuan terhebat. Apapun perbedaan yang pernah ada semasa hidup, sekeras apapun pertikaian yang terjadi, semuanya demi kelangsungan kelompok penyihir. Bahkan setelah kematian, mereka tetap berpelukan erat, tak terpisahkan.」
「Kedua dari Tiga Kursi Persatuan.」
「Ratu Bintang Jatuh Akalis yang tak pernah terbenam.」
「Ratu Pengejar Matahari Nataya yang bersinar menyilaukan.」
「Semoga dewa menyertai kalian.」
「Setelah bergumamkan doa, dia berdiri dan mengangguk lembut ke langit-langit, 'Aku siap, antarkan aku pergi.'」
「Sebuah tentakel menjulur dari bayangan, melilit pinggangnya dan mengangkatnya menuju sumur langit. Bidang langit seukuran telapak tangan membesar perlahan, tiba-tiba memenuhi seluruh pandangannya.」
「Dia mengedipkan mata, menyesuaikan diri dengan perubahan cahaya sebelum perlahan membukanya. Dunia permukaan yang lama tak terjamah kini terbentang utuh di hadapannya.」
「Hanya sampai di sini aku bisa mengantarmu,」tentakel Pasha berputar-putar di mulut gua, 「Tubuh ini tak boleh terkena sinar matahari.」
「Aku tahu,」dia membungkuk memeluk tentakel perpisahan, 「Tunggu kabar baik dariku.」
「Oh ya, untuk sementara kau tak bisa pakai nama asli. Serikat dagang orang biasa sudah mengatur status barumu dengan sebutan yang sesuai - Nomor Tujuh Puluh Enam.」
「Kedengarannya bagus,」dia tertawa, 「Kalau begitu aku pergi dulu. Hati-hati.」
「Kau juga.」
Maka, untuk mengejar harapan yang tersisa, perjalanan baru pun dimulai.
