“Yang Mulia, saya sama sekali tidak membocorkan informasi tentang Yang Mulia dan Yang Mulia Thunder kepada siapa pun...” Ia buru-buru membela diri.
“Aku tahu,” Roland melambaikan tangan, memandang Gamor dengan penuh ketertarikan, “Dari mana kau mendengar kabar ini?”
Meskipun dia tidak menganggap hal ini sebagai rahasia, kapal baja saat ini baru menyelesaikan struktur cangkang bawah, masih membutuhkan waktu berbulan-bulan sebelum diluncurkan dan dirombak. Seluruh proses konstruksi dilakukan di dermaga perbaikan tertutup di perairan dangkal, dengan pekerja terpilih yang semuanya penduduk lokal paling ahli. Hampir mustahil orang luar mengetahui informasi ini.
Jika ada penduduk lokal yang diam-diam berhubungan dengan Fjord, hal itu patut menjadi perhatian.
“Yang Mulia Thunder sedang merekrut tim ekspedisi baru dengan skala melebihi ekspedisi mana pun sebelumnya. Ini telah menjadi sorotan utama di Fjord. Kebetulan Teluk Bulan Sabit memiliki banyak kapten ulung, masuk ke dalam timnya bukanlah hal aneh.” Gamor tersenyum, “Kabar tentang kapal besi ajaib ini juga berasal dari Thunder – bagaimanapun, untuk menghilangkan keraguan orang tentang menjelajah wilayah barat Kepulauan Bayangan, dia harus menunjukkan beberapa taktik keras.”
“Berapa banyak orang yang mengetahui hal ini?”
“Tidak banyak, Yang Mulia Kaisar. Prestise Yang Mulia Thunder jauh melebihi kami para pedagang. Jika bukan karena kapten kapal itu pernah menerima kebaikan besar dari Kamar Dagang Teluk Bulan Sabit, dia takkan mengungkapkan setengah kata pun kepada kami.”
“Begitu rupanya,” Roland mengangguk. “Tapi tingkat kesulitan pembuatan kapal jenis ini sangat tinggi. Dalam waktu singkat mustahil membangun kapal kedua. Karena itu permintaanmu tak bisa kupenuhi.”
“Kami bisa memahaminya, Yang Mulia Kaisar,” Marlans angkat bicara. “Kami hanya berharap setelah transaksi dengan Yang Mulia Thunder selesai, kapal baja kedua bisa dijual kepada kami. Untuk ini Kamar Dagang Teluk Bulan Sabit bersedia membayar 10% uang muka, dan melunasi sisa 40% segera setelah pembangunan dimulai.”
Bahkan tanpa menanyakan harga, mereka langsung membicarakan uang muka. Roland kembali merasakan semangat petualangan orang Fjord - atau lebih tepatnya kepekaan mereka terhadap kapal yang jauh melampaui penguasa Empat Kerajaan. Setidaknya belum pernah ia melihat bangsawan besar yang mau mengeluarkan uang besar untuk benda yang belum pernah dilihat.
“Kota Tanpa Musim Dingin juga membutuhkan kapal laut baja, dan bukan hanya satu. Saat dermaga perbaikan punya waktu luang, mungkin baru bisa diproses 2-3 tahun kemudian,” jawabnya santai. “Tak pernahkah kalian pertimbangkan untuk mengirim pengrajin ikut dalam pembangunan, membuat perjanjian baru 10 atau 5 tahun? Dengan begitu kemajuan pembangunan bisa dipercepat, dan kalian akhirnya bisa memperoleh teknologinya.”
“Yang Mulia sedang bercanda,” Gamor berkata dengan canggung, “Kami sama sekali tidak berniat menginginkannya. Jika kapal besi benar-benar seperti yang dikatakan Yang Mulia Thunder, Anda pasti bisa menjadikannya mitra paling populer di kepulauan Fjord. Bagaimana mungkin kami berani meminta teknologi semacam ini dari Yang Mulia.”
“Saya tidak sedang bercanda.” Roland meneguk minumannya, lalu mengangkat bahu dengan santai.
“……” Kali ini giliran kedua orang itu yang tertegun.
Setelah beberapa saat, Gamor bertanya dengan tak percaya, “Maksud Yang Mulia... Yang Mulia bersedia membocorkan teknologinya ke Kamar Dagang Teluk Bulan Sabit?”
“Asalkan kalian bisa menyediakan cukup pengrajin - tidak hanya pandai besi dan tukang kayu, magang pun boleh,” jawab Roland tanpa ragu-ragu, “Dua ribu orang - jika kurang bisa ditambah dengan rakyat biasa yang bisa baca tulis, diserahkan dalam 5 tahun, bagaimana? Dengan begitu kapal kalian bisa mulai dibangun tahun depan. Tentu saja, biaya pembuatan kapal tetap menjadi tanggungan kalian.”
“Saya benar-benar tak bisa menebak pikiran Yang Mulia,” Gamor tersenyum getir, “Bukankah ini seharusnya menjadi teknologi rahasia andalan Yang Mulia?”
Roland menggelengkan kepala, “Kapal laut besi yang saya buat untuk Thunder sudah merupakan teknologi tercanggih yang bisa dihadirkan Kota Tanpa Musim Dingin saat ini.”
Ucapan ini bukanlah tipuan yang disengaja, 「Sampai saat ini」 sama sekali tidak berlebihan... Lima atau enam tahun lagi, siapa yang tahu?
“Lalu mengapa Yang Mulia...” Gamor tertegun sejenak, lalu menghela napas pasrah, “Tidak, lebih baik saya tidak bertanya. Teluk Bulan Sabit bersedia menerima transaksi ini.”
"Mengapa? Karena teknologi tidak dapat diwujudkan tanpa dasar. Jangan bicara soal teknologi pembuatan kapal, meski mesin tambang, mesin bubut, dan tungku konverter semuanya dibungkus dan dilemparkan ke Fjord, mereka tetap tidak punya pasukan cukup untuk mempertahankan sistem terintegrasi industri sebesar ini. Setelah mesin uap pertama muncul, manufaktur bukan lagi industri yang bisa ditiru hanya dengan sepasang tangan terampil dan palu besi."
Roland teringat jawaban Direktur Galangan Kapal Laut Hitam saat ditanya syarat membangun Varyag - "Menyelesaikannya membutuhkan Komite Pusat Partai, Komisi Perencanaan Nasional, Komite Industri Militer, dan sembilan Kementerian Industri Pertahanan." Meski kapal baja saat ini belum mencapai persyaratan setinggi itu, ini tetap hasil kerja sama produksi seluruh Kota Tanpa Musim Dingin. Selain bagian mekanik inti yang ditangani Anna dan pengelasan cangkang kapal, komponen lain sudah dikirim bertahap ke pabrik perakitan untuk diproses orang biasa.
Bisa dikatakan, ini adalah tren tak terelakkan dari perkembangan tingkat industri.
Karena itu dibanding menyimpan teknologi, dia lebih membutuhkan pasukan untuk mengubah perkiraan menjadi hasil nyata - populasi Kota Tanpa Musim Dingin sudah melesat naik cepat, tapi masih dirasa kurang. Hanya saja ini tidak perlu dijelaskan ke pedagang. Lima tahun lagi, mereka akan mengerti sendiri.
"Pilihan bijak. Kapal besi tak akan mengecewakanmu," Roland mengangkat cangkir kaca, "Bersulang."
"Kering...apa?"
"Artinya menghabiskan anggur sekaligus sebagai tanda perayaan," jelasnya dengan tenang, "Tata krama baru di ibu kota kerajaan."
“Hm, benarkah? Kalau begitu… Bersulang.” Dua pedagang Teluk Bulan Sabit dengan enggan menuangkan seluruh isi cangkir anggur putih ke dalam mulut mereka.
Tak lama kemudian, Niebelungen dan Attie juga kembali ke ruang penerimaan, menyatakan persetujuan untuk menandatangani kontrak ini.
Dengan demikian, Kota Tanpa Musim Dingin menerima pesanan luar biasa yang belum pernah dialami sebelumnya – uang muka transformasi 4.000 naga emas (sisanya 4.000 akan dibayar setelah transformasi selesai), serta uang muka pembangunan 5.000 naga emas yang akan diterima dalam tahun ini. Belum lagi total harga yang tergantung pada kemajuan pembangunan selanjutnya. Roland sudah bisa membayangkan ekspresi Barov yang tak bisa menutup mulut karena senang. Dengan pendapatan melimpah di Balai Kota, kepercayaan diri untuk memberikan pekerjaan kepada setiap rakyat wilayah semakin besar.
Setelah urusan dagang disepakati, Niebelungen mengubah topik pembicaraan, “Yang Mulia, selain kapal, kami juga mendengar bahwa Yang Mulia akan menjual parfum dalam jumlah besar. Apakah…”
“Nyonya Margaret sudah menandatangani kontrak keagenan parfum dengan saya setengah tahun lalu. Setelah pelabuhan beting dibuka, semua penjualan parfum ke kepulauan Fjord menjadi tanggung jawabnya. Jadi jika kalian ingin membeli parfum, seharusnya bernegosiasi dengannya, bukan dengan saya.”
Melihat ekspresi penuh penyesalan di wajah mereka, Roland melanjutkan, “Tapi Kota Tanpa Musim Dingin sedang mempersiapkan produk baru yang mungkin menarik minat kalian.”
Sambil berkata demikian, ia bertepuk tangan. Pengawal yang berjaga di luar aula segera masuk membawa tiga botol kaca.
Cairan jernih berwarna aneh dalam botol itu langsung memikat tatapan para pedagang.
