Tiga hari kemudian, tepatnya hari kedua setelah masuk musim dingin, Balo membawa kabar tentang keberhasilan penandatanganan kontrak Serikat Dagang.
Hasil akhir negosiasi adalah: penjualan di pedalaman Greycastle ditangani Margaret, Pulau Sunset dan Kota Air Dangkal memasok pulau mereka sendiri plus Musim Dingin Abadi dan Hati Serigala, sementara Teluk Bulan Sabit mendapatkan pulau-pulau lain di Fjord ditambah kerajaan Fajar.
Yang mengejutkan Roland, dalam kontrak tersebut juga terdapat sebuah persamaan aritmatika yang intinya mengatur beberapa syarat pembagian utama sebagai variabel tidak diketahui, dimana dengan mengisi angka sesuai situasi aktual, bisa diperoleh porsi keuntungan tahun tersebut.
"Ini tulisan siapa?" tanyanya penasaran.
“Muridku,” Balo mengelus kumis sambil tersenyum, “saat melakukan konsolidasi, dia menemukan bahwa daripada membuat lampiran rumit, lebih tepat menggunakan rumus ini untuk mengekspresikan data. Tiga pihak pun mengakui keakuratannya.”
“Saya ingat pendidikan dasar tidak mengajarkan hal-hal seperti ini.”
“Bukannya Yang Mulia telah membuka kelas menengah? Saya membeli satu set buku matematika untuk setiap murid dan menyuruh mereka menghadiri kuliah Yang Mulia Book Scroll setiap ada waktu.” Dia menghela napas, “Saya sudah tua, kecepatan belajar tidak bisa menyaingi anak-anak muda ini. Kalau masih sepuluh tahun lebih muda, tulisan-tulisan Yang Mulia Kaisar ini pasti akan saya bawa setiap hari untuk dipelajari.”
Pujian ini membuat Roland merasa sangat nyaman. Apalagi Manajer Besar ini bisa menyadari manfaat pengetahuan matematika dalam administrasi keuangan dan pemerintahan, menunjukkan visi yang cukup baik.
“Bagaimana dengan Edith? Bagaimana performanya dalam negosiasi kali ini?”
“Pas-pasan,” Balo batuk dua kali, “Meski dia membuat para pedagang terpesona, tapi dalam klausul perdagangan konkret masih jelas terlihat kurang pengalaman. Dugaan saya dia jarang berinteraksi dengan pedagang laut. Perdagangan di wilayah utara memang tidak semaju di ibu kota kerajaan lama, di sana menteri keuangan hampir setiap hari menerima kunjungan pedagang Fjord. Dulu waktu saya--”
“Sudah jelas,” Roland segera memotong sebelum mode kenangan aktif, “Kalau begitu, ajari saja dia lebih banyak.”
Ekspresi wajah Manajer tua tiba-tiba kaku, “Eh, sebenarnya... Yang Mulia, dia juga...”
“Begitu saja,” ujarnya dengan senyum kecut, berdasarkan frekuensi Nightingale mencubit bahunya dari belakang, tingkat kebenaran perkataan ini sangat diragukan. Meski persaingan seperti mengadu domba ini tidak ingin dia tanggapi, asalkan tidak menghancurkan rencana. “Omong-omong, berapa penambahan penduduk Kota Tanpa Musim Dingin tahun ini? Apakah target yang diharapkan tercapai?”
Walaupun masih ada sekitar sebulan sebelum akhir tahun, dengan datangnya musim dingin, rombongan migran akan berangsur kembali ke Kota Tanpa Musim Dingin. Jumlah migrasi pasti akan berkurang drastis. Saat ini jumlahnya sudah bisa menentukan apakah target terpenuhi.
Begitu mendengar ini, Balo langsung berseri-seri, kerutan di dahinya berubah menjadi parit panjang, rasa canggung sebelumnya lenyap. “Yang Mulia Kaisar, Balai Kota sudah menghitung. Penduduk yang bermigrasi dari berbagai daerah melebihi 80.000 jiwa, 50% di antaranya datang secara sukarela! Ditambah penduduk asli Perbatasan dan Distrik Longsong, total penduduk Kota Tanpa Musim Dingin telah mencapai lebih dari 110.000 jiwa!”
“Oh?” Hati Roland berdesir senang, “Yang datang sukarela mencapai separuh?”
“Sebagian besar mereka berasal dari Bagian Tengah kerajaan dan wilayah timur. Pada musim semi dan panas belum terlihat jelas, tapi saat musim gugur, proporsi ini terus meningkat. Jika terus begini, tahun depan para pemberontak pendukung Tifico pasti tidak akan bisa diam.”
Mungkin ini efek dari penyebaran kabar kekalahan gereja di wilayah timur oleh Tasa. Tapi Roland masih berharap para bangsawan bisa bertahan lebih lama, sehingga dia punya alasan untuk menghapus mereka sekaligus, memberikan kerajaan baru yang stabil dan teratur bagi rakyat wilayah timur.
“Persiapan menghadapi musim dingin sudah selesai, kan?”
“Dua bulan yang lalu Balai Kota sudah menyelesaikan persiapan,” jawab Barov dengan keyakinan penuh, “Departemen Pembangunan meminta Nona Lian membangun serangkaian gua tanah baru di antara Pegunungan Jurang dan Sungai Redwater untuk menggantikan gubuk-gubuk yang berangin. Kami telah menimbun arang dalam jumlah besar, menjamin setiap orang bisa mendapatkan satu keranjang penuh.”
Setelah pembinaan berulang dari Roland, kini Balai Kota akhirnya terbiasa menjadikan "tidak ada yang mati kedinginan atau kelaparan di musim dingin" sebagai tujuan administratif yang ditembuskan ke dalam setiap kebijakan dan tindakan.
Ia mengangguk puas, “Bagus, sampaikan pesanku kepada Book Scroll, jangan lupakan pendidikan meski di musim dingin.”
“Siap, Yang Mulia Kaisar.”
“Selain itu, aku berencana melancarkan perang skala kecil di perbatasan selatan ekstrem tanpa mengganggu operasional normal Kota Tanpa Musim Dingin. Tunggu sampai Kapak Besi menyusun strategi tempur konkret, baru kamu kerja sama dengannya untuk mengatur logistik.” Melihat Barov yang ingin protes tapi ragu, Roland mendekat dan menepuk bahunya, “Tenang, aku tahu batasnya.”
……
Setelah Manajer pergi, Nightingale menampakkan wujud dan bertanya bingung, “Apa ini baik? Saat membicarakan Edith, ekspresi wajahnya jelas tidak sesuai situasi nyata. Bahkan tanpa menggunakan kemampuan, bisa terlihat.”
“Jika saya menegurnya karena hal ini, mungkin dia tidak berani lagi mengintimidasi Edith secara frontal,” Roland mengangkat tangan, “Untuk menjaga keseimbangan Balai Kota, harus ada yang membatasi Mutiara Utara. Saat ini, hanya Barov yang bisa melakukannya.”
“Tapi mengapa harus membatasinya? Jika dia punya kemampuan cukup untuk mengelola Balai Kota, bukankah itu justru menguntungkanmu?”
“Karena...” Roland membuka mulut, tapi tiba-tiba menyadari tak tahu harus berkata apa.
Benar juga, mengapa harus membatasi Edith?
Khawatir dia memonopoli kekuasaan?
Kemungkinan itu sangat kecil. Selama dirinya masih Raja, satu kata saja bisa mencopotnya. Apalagi Balai Kota dilarang ikut campur urusan militer, sekalipun mengontrol semua departemen administratif tetap tidak bisa mengancam takhta.
Faktanya, setelah staf Balai Kota direkrut melalui pengumuman resmi dan digaji oleh kas negara, dampak pergantian Administrator sudah diminimalkan.
Takut dia memanipulasi kebijakan dan menipu atasan?
Setidaknya tidak mungkin di Kota Tanpa Musim Dingin. Efek kebijakan apapun akan sampai ke telinga Roland, dan ukuran kota yang kecil membuat penyebaran informasi hampir real-time.
Sebelum datang ke dunia ini, yang paling dibencinya adalah jalan keseimbangan ini. Terutama di lingkungan kerja ketika atasan menganggapnya sebagai seni Tao penguasa, dia sama sekali tidak menyukainya. Tak disangka setelah menjadi penguasa, secara refleks dia juga memikirkan hal ini... Jika Nightingale tidak mengingatkan, mungkin dia belum sadar sedang berubah menjadi tipe orang yang selalu dijijikinya.
"Kekuasaan memang perlu dikendalikan, tapi bukan dengan mempermainkan kektaan oleh individu atau kelompok lain. Seharusnya dibatasi melalui kebijakan, mekanisme, dan hukum. Selama tidak melanggar kerangka ini, biarkan bawahan mengeluarkan kemampuan mereka sepenuhnya—itulah yang benar."
Roland menarik napas panjang, menjilat bibirnya yang kering. Saat hendak mengucapkan terima kasih pada Nightingale, ia menyadari tatapan sang penyihir telah tertancap sepenuhnya ke luar jendela.
"Lihat, Yuki turun," bisiknya.
Roland menoleh dan melihat titik-titik putih bagai elf anggun berjatuhan perlahan dari langit kelabu.
Bulan Iblis telah tiba.
