……
Melewati jalan gunung yang dijaga banyak pasukan penjaga, tembok bata merah mulai menampakkan siluetnya di antara Hutan Yuki.
Dari pos-pos penjagaan sepanjang jalan, jelas bahwa Nomor Tujuh Puluh Enam sendirian mustahil diizinkan memasuki daerah terlarang seperti ini - akhirnya penyihir perempuan tingkat tinggi mendapatkan perlakuan yang setara, setidaknya skala pasukan penjaga orang biasa seperti ini pantas untuk gelar yang naik status.
Meski agak tidak mengerti mengapa sosok jenius ini membangun tempat tinggalnya di antara pegunungan Gunung Beipo.
Selain itu, terhadap penjelasan Wendy, dia masih mempertahankan sikap setengah percaya. Bagaimanapun, penyihir perempuan tingkat tinggi yang baru saja dewasa dan mengalami Kebangkitan dua kali berturut-turut terdengar terlalu tak terbayangkan. Meski jumlah Kebangkitan tidak mewakili kekuatan kemampuan, tekad baja, kecerdasan, dan pemahaman Prinsip yang dibutuhkan untuk dua kali Kebangkitan memang luar biasa tinggi. Hanya sedikit orang seperti ini di seluruh Persatuan, tak disangka dia justru menemukannya di negeri orang biasa.
Saat semakin mendekati tembok pertahanan, Nomor Tujuh Puluh Enam mendeteksi sesuatu yang tidak beres.
Benarkah ini rumah penyihir? Melihat dari atas puncak tembok, yang terlihat hanya beberapa tutup terbuat dari kanvas. Jangankan kastil atau menara batu, rumah berlantai satu pun tak terlihat.
"Kita sampai," Wendy mengetuk pintu tembok halaman, "Halaman belakang Gunung Beipo adalah tempat penelitian berbagai peralatan mekanis Kota Tanpa Musim Dingin. Selain waktu belajar, Anna biasanya bekerja di sini. Untuk menjamin keamanannya, Yang Mulia Kaisar memblokir seluruh jalan gunung dan melarang orang tak berkepentingan masuk."
Rupanya hanya sebuah institut penelitian... Nomor Tujuh Puluh Enam mengerutkan kening dalam hati. Lagipula pengawal di jalan itu bukan milik Anna, melainkan dikirim Raja? Disebut bertahan, mungkin juga ada maksud pengawasan.
“Sister Wendy,” seorang gadis kecil yang ceria membukakan pintu, “Aku sudah lama menunggu kalian!”
“Manisnya, di mana kakakmu?”
“Sedang melakukan tes mesin bubut bersama Sister Anna.”
“Ini adalah……” Amy mulai bertanya.
“Adik Lucia, Bell White,” Wendy memperkenalkan, “Dia saat ini adalah calon petugas Aliansi, belum mengalami Kebangkitan sebagai penyihir perempuan.”
“Halo,” gadis kecil itu memberi hormat dengan sopan, “Silakan masuk.”
“Lucia White juga sering berkunjung ke sini. Bersama Anna, mereka menangani penelitian terkait material logam.” Wendy memimpin semua orang masuk ke halaman, “Ngomong-ngomong, kemampuannya juga mengalami evolusi saat dewasa, dengan peningkatan energi sihir hanya di bawah Anna. Dia salah satu sedikit penyihir di Aliansi yang bisa menggunakan Jimat Makna Ilahi!”
Nomor Tujuh Puluh Enam hampir tersandung ambang pintu mendengar kalimat itu.
Tunggu, apa yang baru saja dia katakan—
Jimat Makna Ilahi?
Untungnya segera ada yang bertanya, “Jimat apa?”
“Jimat Makna Ilahi，” Wendy tersenyum mengulang, “senjata yang membutuhkan energi sihir sangat besar untuk digunakan. Kebanyakan orang sulit menyalakan empat batu ajaib di atasnya, jadi Yang Mulia Roland menggantungnya di dinding aula kastil untuk menguji energi sihir semua orang. Kalian bisa mencobanya langsung jika bergabung dengan Aliansi Penyihir Perempuan nanti. Saat ini hanya empat anggota aliansi yang bisa menyalakan batu terakhir jimat ini. Kami semua bertanya-tanya siapa yang akan menjadi orang kelima.”
Digantung di aula? Hanya empat orang?
Nomor Tujuh Puluh Enam merasa seperti mendengar dongeng—belum lagi pertanyaan darimana mereka mendapatkan Jimat Makna Ilahi, sekedar mendengar nama itu saja sudah cukup mengejutkan. Di era Takira, itu adalah senjata eksklusif Tiga Kursi Persatuan! Selain Orang Luar Biasa yang latihan setiap keit setara dengan melampaui batas biasa, tak mungkin ada yang bisa menyediakan energi petir keemasan yang dibutuhkan.
Tapi di sini, "hanya" empat penyihir bisa mengaktifkan jimat? Jangan bercanda! Apakah Aliansi Penyihir Perempuan punya lebih banyak Orang Luar Biasa yang melampaui batas biasa dibanding Persatuan?
Dan menurut deskripsi Wendy, baik Anna maupun Lucia bukan Orang Luar Biasa. Bagaimana mungkin mereka bisa naik status menjadi yang melampaui batas biasa?
"Tambahan, tindakan raja orang biasa juga membuatnya merasa tak masuk akal. Jika ada yang bisa mengaktifkan Jimat Makna Ilahi, bukankah dia seharusnya sudah menyaksikan daya perusak luar biasa jimat itu? Lalu mengapa masih menempatkan senjata berharga seperti itu di aula, dipermainkan semua penyihir perempuan? Itu kan jarahan setelah membantai iblis tingkat tinggi, apa orang ini tidak punya sedikit pun kewajaran!"
Nomor Tujuh Puluh Enam sejenak merasa kepalanya mulai berdenyut-denyut.
Sedangkan pernyataan bahwa Lucia juga seorang penyihir perempuan tingkat tinggi, hatinya perlahan mulai membeku.
Hanya dalam satu pagi, sudah menyaksikan tiga orang yang naik status. Saat ini dia hanya ingin bertanya: di kota perbatasan yang dikuasai manusia ini, berapa banyak penyihir perempuan tingkat tinggi yang bersembunyi? Lagipula mereka sama sekali tidak punya kesadaran sebagai penguasa. Misalnya sekarang, Lucia lewat perkenalan Petir sudah akrab dengan para penyihir Hati Serigala. Anna justru lebih tenang, tapi dari ekspresinya sepertinya tidak punya keluhan tentang Penyihir Origin yang jadi Administrator. Percakapan singkatnya dengan Wendy bahkan menunjukkan kedekatan dan kepercayaan.
Saat Nomor Tujuh Puluh Enam hampir tak kuasa melontarkan lagi pertanyaan di hatinya, akhirnya ada yang menyentil poin ini.
"Boleh kutanya, berapa orang di Aliansi Penyihir Perempuan yang sudah berevolusi kemampuan baru?" Pertanyaan Pedang Patah di telinganya bagai melodi surgawi.
Reaksi Wendy membuatnya terkejut, "Hmm... satu, dua, tiga... sembilan, sepuluh, tepat sepuluh orang."
Sepuluh orang...
Nomor Tujuh Puluh Enam bahkan tak punya tenaga untuk terkejut lagi.
Jika intelijen "Uang Hitam" akurat, total penyihir perempuan aktif di perbatasan barat Greycastle hanya sekitar dua puluh orang. Kota Tanpa Musim Dingin hanyalah tempat persinggahan pertamanya, sedangkan Pulau Tertidur di Fjord menjadi tempat berkumpulnya mayoritas penyihir perempuan.
Tapi di sini justru telah melahirkan sepuluh penyihir perempuan tingkat tinggi.
Apakah ini mengejek Persatuan yang terlalu tak berguna?
Menarik napas dalam, Nomor Tujuh Puluh Enam tak lagi mendekat. Saat mereka memamerkan kemampuan, ia mengangkat cincin mendekati matanya.
Cahaya oranye Lucia sekitar dua kali lipat Maisie, sedangkan Anna jauh lebih mencolok - hampir sebesar tubuh manusia, setara dengan tamu tak diundang yang menyelam ke gedung diplomatik malam itu.
Tak diragukan lagi, mereka berdua juga bukan yang terpilih.
Tampaknya pemilik "Tembok Cahaya" di kastil itu adalah orang lain.
Tapi mungkinkah... Masih adakah penyihir perempuan di Kota Tanpa Musim Dingin yang lebih hebat dari Anna, si jenius yang disebut Wendy yang mengalami dua kali Kebangkitan?
Saat Nomor Tujuh Puluh Enam masih bingung, pintu halaman belakang tiba-tiba terbuka. Seorang perempuan berambut biru masuk.
"Hasil uji anti-korosi yang kalian minta sudah keluar," ia meletakkan beberapa botol kaca di depan Anna, "Paduan aluminium terbaik adalah nomor 1872, persis seperti yang diprediksi Yang Mulia Kaisar."
"Terima kasih atas kerja kerasmu, Agatha."
"Kalau begitu aku pergi." Penyihir bernama Agatha mengangguk, hampir tidak melihat orang lain lagi, lalu berbalik dan pergi. Sikapnya masih menyisakan gaya para penguasa era Takira. Saat dia menoleh, Nomor Tujuh Puluh Enam merasa seperti disambar halilintar di langit cerah!
Dia menyadari pernah bertemu dengan orang ini sebelumnya!
