Hutan Yuki tiba-tiba hening, hanya terdengar desir angin sesekali menyapu puncak pohon di atas kepala.
Phyllis terdiam lama, “Kukira kau akan berpihak pada Takira,” katanya dengan ketidakrelaan, “Kau jelas bersedia mewakili Penyihir Takira bertarung, juga mau membantu…”
Suaranya segera melemah, benar, aku seharusnya tidak memaksakan terlalu banyak, ini hanyalah sebuah pertandingan. Dibandingkan Perkumpulan Penjelajah Misteri Takira yang pernah mengucilkannya, Kota Tanpa Musim Dingin yang menyelamatkan nyawanya jelas lebih layak dipercaya. Dan dalam pandangan Agatha, apakah mereka bisa dianggap penerus warisan Takira masih dipertanyakan… bagaimanapun setelah berubah menjadi Pasukan Hukuman Dewa, mereka telah kehilangan kemampuan menggunakan energi sihir.
Namun kalimat berikutnya dari lawannya kembali membakar harapannya.
“Aku adalah Penyihir Takira, hal ini takkan berubah.”
Suara Agatha datar dan penuh keterbukaan, seakan sedang menyampaikan penjelasan paling sederhana.
"Lalu mengapa menurutmu kita harus menerima kepemimpinan orang biasa?" Tanya Felice dengan kebingungan yang tulus.
"Takira... atau Kota Jatuh Bintang, Anrietta, serta puluhan kota di dataran subur - semua orang sepakat menerima kepemimpinan Persatuan. Apakah hanya karena Persatuan dibangun oleh para penyihir perempuan?" Agatha menghela napas, "Apakah kau lupa tujuan awal berdirinya Persatuan?"
Tujuan awal... Entah itu Parlemen Meja Bundar di masa awal, atau sistem Tiga Kursi di kemudian hari, Persatuan hanya ingin mewujudkan satu hal. "Mengalahkan Iblis." Bisik Felice pelan.
"Benar. Mengalahkan Iblis tidak ada hubungannya dengan status sebagai manusia biasa. Setelah Perang Makna Ilahi pertama, para penyihir merebut takhta dari orang biasa dan menyatukan dataran subur, hanya karena kinerja mereka terlalu lemah. Kerjasama terbatas pun tak mampu menghadapi serangan Iblis. Kini manusia biasa telah menunjukkan kekuatan mereka. Apa bedanya melayani Persatuan dengan melayani Roland Wimbledon? Hanya dia yang bisa menyatukan seluruh rezim sekaligus menerima penyihir perempuan di era ini."
Kata-kata Agatha menyambar pikirannya bagai kilat——
Felice menyadari dirinya mungkin salah paham, sementara pikiran baru yang muncul membuatnya terkejut.
"Maksudmu... Kota Tanpa Musim Dingin adalah Persatuan yang baru?"
"Adalah bagian dari Persatuan," Agatha mengoreksi, "Tentu, Yang Mulia Kaisar mungkin tidak akan menyukai nama ini. Tapi apapun sebutannya di masa depan, esensinya tetap sama - untuk memenangkan makna ilahi, Takira, Kota Jatuh Bintang, Persaudaraan, Pulau Tertidur... serta kerajaan-kerajaan sekuler akan bersatu, menggelar Pertempuran Darah penentu takdir melawan iblis. Ini bukan masalah kesetiaan pada siapapun, tapi demi kelangsungan hidup. Alasan saya bisa bertahan hidup dari peti es adalah untuk momen mengalahkan iblis ini."
Karena itulah dia menjawab, yang dia setiai adalah keyakinan teguh-nya sendiri.
Felice akhirnya mengerti pikiran lawannya.
Agatha berharap bisa mewakili Takira memenangkan pertandingan, sama seperti 400 tahun lalu ketika semua negara kota di dataran subur melayani Persatuan. Satu-satunya perbedaan hanyalah pemimpin aliansi baru yang sebelumnya Tiga Kursi, kini digantikan seorang manusia biasa.
"Kau memberikan penilaian yang begitu tinggi padanya," hatinya campur aduk, "Jika hanya untuk mengalahkan iblis, kami pun terus berupaya. Begitu menemukan pilihan surgawi, situasi akan terbalik sepenuhnya."
“Tapi bukankah belum ditemukan? Atau mungkin, menemukan seorang 「pilihan surgawi」 yang tak terduga.” Agatha tertawa ringan, “Tenang, jika benar ada seorang penyihir perempuan seperti itu, Yang Mulia Kaisar pasti tidak akan menghalangi kalian mengakhiri Perang Makna Ilahi. Faktanya, dia justru akan membantu kalian mencari dia sepenuh hati. Inilah alasan saya berharap kalian bisa pindah ke perbatasan barat Greycastle – penyihir perempuan yang bersedia menetap di sini akan semakin banyak, kemungkinan kalian menemukan pilihan surgawi juga lebih besar, bukan?”
Felice merasa terpengaruh oleh perkataannya, meski enggan mengakui, ucapannya memang masuk akal, “Dengan syarat dia benar-benar bisa menghalangi iblis… Apakah kau benar-benar yakin pada orang biasa ini?”
“Jika itu manusia yang menyatukan penyihir perempuan dengan semua orang biasa, saya yakin kita bisa menanti.” Sudut mulut Agatha naik, “Bukankah Yang Mulia Kaisar telah mempersiapkan latihan tembakan meriam untukmu? Setelah melihatnya, mungkin kau akan mengerti dari mana keyakinan saya berasal.”
Latihan tembakan meriam yang dimaksud pasti adalah 「kunci seni」 yang dia sebutkan sebelumnya… Meski tidak terlalu paham hubungan kedua hal ini dengan melawan iblis, tapi jika penyihir perempuan jenius tingkat tinggi sudah berkata demikian, tak ada salahnya untuk sedikit berharap.
Tiba-tiba, rangkaian auman keras menerobos udara hutan, mengguncang cabang-cabang hingga gemetar – “Roarrrrr – Roarrrrr–”
Ekspresi wajah Felice berubah drastis.
Suara ini terlalu familiar baginya, jelas-jelas ringkikan Fearful Beast terbang, “Mengapa ada iblis di sini?”
“Itu Maisie,” Agatha menyeringai, “Kemampuan evolusinya adalah berubah menjadi semua yang bisa terbang, Iblis pun tidak terkecuali.”
Ternyata ini akibat kemampuan? Dia menghela napas lega sejenak, tapi segera alisnya berkerut lagi, “Kalau begini, bukankah dia terlalu mudah menangkap makhluk jahat?”
Makhluk jahat jenis tunggal tingkat rendah tidak memiliki kesadaran, mudah ditaklukkan oleh makhluk yang lebih kuat. Jika berhadapan dengan Fearful Beast terbang, mungkin mereka akan langsung ketakutan sampai tak bisa bergerak, benar-benar bisa ditangkap satu per satu. Belum lagi mengangkut mangsa melalui udara jauh lebih cepat daripada menyeretnya di atas salju. Lalu bagaimana caranya mereka bisa meraih kemenangan?
“Jangan khawatir,” Agatha seolah membaca pikirannya, “Kita bukan tidak punya kesempatan. Kemampuan Maisie memang praktis, tapi baik dia maupun Petir, atau semua penyihir perempuan di sini, belum pernah menjalani latihan pertempuran ketat. Dengan kata lain, mereka tidak bisa memanfaatkan setiap energi sihir secara optimal.”
Sambil berbicara, sosok bayangan hitam melintas di atas kepala, membawa seekor makhluk jahat jenis babi hutan menuju arah tembok kota – Bentuknya luar biasa besar, bahkan Fearful Beast dewasa di antara Iblis mungkin masih lebih kecil satu lingkaran darinya.
“Maksudmu… Maisie tidak akan bertahan sampai matahari terbenam?”
“Aroma Fearful Beast terlalu kuat, akan mengusir mangsa di area pergerakan lebih awal. Dengan demikian, kemungkinan besar dia akan berubah kembali menjadi merpati dan berburu target bersama Petir terlebih dahulu, lalu tiba-tiba berubah menjadi Fearful Beast untuk menangkap makhluk jahat. Proses transformasi sangat menguras energi sihir. Saat energi sihir habis, hanya mengandalkan Petir akan sulit mempertahankan efisiensi penangkapan yang tinggi.” Agatha tersenyum, "Jadi makhluk jahat berikutnya akan kau tangani, aku hanya bertugas membatasi gerakannya."
Cahaya berkilau di mata Phyllis. Bagi mereka, mempelajari cara memaksimalkan setiap potensi tersembunyi merupakan pelatihan wajib dalam pertempuran. Dalam hal ini, kelompok penyihir perempuan tingkat tinggi yang baru naik pangkat itu memang tidak berbeda dengan pemula yang masih hijau.
"Siap, serahkan padaku!"
