Efek latihan tembakan meriam melebihi ekspektasi Roland.
Benarlah kata pepatah 'kekuatan besar menciptakan keajaiban'. Ledakan terakhir yang menggunakan tujuh puluh persen stok bubuk mesiu hitam yang diledakkan sekaligus di perut bumi, menghasilkan suara menggemparkan tak kalah dari bom pinggir jalan di masa depan. Saat memasangnya secara terpisah, tiba-tiba terpikir olehnya untuk mencampur serbuk aluminium ke dalam mesiu. Hasilnya, cahaya bola api menjadi lebih terang benderang, bahkan saat menyembul dari tanah mirip fajar merekah.
Ledakan kali ini juga secara garis besar menandai peralihan persenjataan Angkatan Darat Pertama dari bubuk mesiu hitam ke penggunaan bubuk mesiu kimia. Adapun jarak Matahari level tiga, dia paling hanya bisa membayangkannya di kepala. Meskipun kandungan elemen uranium di kerak bumi relatif tinggi, bahkan melebihi perak dan emas, mengumpulkan elemen tunggal uranium dengan menguraikan granit sedikit demi sedikit oleh Lucia tidak sulit dilakukan. Namun radioaktivitas mematikan tetap menjadi masalah rumit, dan pelat timah pun tidak bisa menjamin keamanan sempurna.
Yang terpenting, dia tidak tahu apakah Na Nava bisa menyembuhkan penyakit radiasi, yaitu mutasi matriks biologis akibat ionisasi partikel.
Karena itu, selama belum berada di ambang hidup dan mati, Roland sementara tidak berencana membuka misi epik "Radiasi Gemilang" yang risikonya setara dengan mencuri kobaran api dewa.
Bagaimanapun juga, benda itu benar-benar terlalu berbahaya.
Setelah memfinalisasi pertemuan dengan penyihir Takkila, dia mengundang Tili masuk ke kantor.
Saatnya membahas perjanjian taruhan.
Menuangkan secangkir Minuman Kekacauan untuknya, Roland membersihkan tenggorokannya lalu berkata, "Mengenai kompetisi perburuan sebelumnya..."
"Meskipun Agatha memang anggota Aliansi Penyihir Perempuan, yang menang bukanlah tim Kota Tanpa Musim Dingin," Tili sepertinya sudah menebak niat Roland, matanya berkerut seperti bulan sabit, "Kakak, perjanjian ini harus dianggap seri. Jika kau memasukkan Nona Yezi ke dalam tim Kota Tanpa Musim Dingin, aku tidak akan mengakuinya."
"Tentu, taruhan ini memang seri, tapi aku tetap ingin kau tinggal," Roland mengakui dengan jujur.
Ucapan yang begitu blak-blakan membuat Tili sedikit tertegun, "Hmm..."
"Jadi ini win-win solution, bagaimana?" Ini pertama kalinya dia melihat Putri Kelima menunjukkan ekspresi bingung seperti ini, harus diakui ada pesona tersendiri yang membuatnya terlihat menggemaskan, "Aku akan menyisihkan tiga puluh persen pendapatan dari Minuman Kekacauan untuk membentuk dana penghargaan bagi mereka yang berkontribusi untuk Kota Tanpa Musim Dingin - baik penyihir perempuan maupun orang biasa, semua masuk dalam kriteria. Dan kamu bisa menetap di sini, tinggal di Gedung Penyihir Perempuan atau bersama para migran dari Pulau Tertidur."
Begitu masuk ke urusan serius, Tili cepat pulih dari keterkejutannya. Dia pura-pura batuk ringan sambil bersikap biasa, "Hanya tiga puluh persen? Seingatku janji awalnya lima puluh persen."
"Setelah kuhitung, bahkan tiga puluh persen saja akan menghasilkan angka yang mengejutkan. Sebagai bonus, itu sudah cukup untuk dinikmati seumur hidup," jelas Roland. "Sisanya akan digunakan untuk pembangunan Kota Tanpa Musim Dingin, termasuk perumahan penyihir, fasilitas penting, dan penggajian. Intinya, semua akan dialokasikan ke sektor yang paling membutuhkan. Jika kamu memerlukan, bisa langsung mengambilnya."
"Bahkan jika semua naga emas hasil jerih payah ini habis?"
"Tentu. Menimbunnya di gudang hanya buang-buang tempat," jawabnya santai. Di masa depan, ketika mata uang logam mulia tak lagi mampu mengimbangi ledakan produktivitas, sistem mata uang kredit akan muncul. Saat itu, uang bagi pemerintah hanyalah sekumpulan angka yang bisa dicetak langsung. Menimbun uang tak ada artinya baginya.
Tili mengerutkan bibirnya, "Kedengarannya seperti pertukaran yang adil."
“Karena itu disebut kemenangan ganda,” Roland bertanya perlahan, “Bagaimana menurutmu?”
Dia menghela napas, “Kalau Kakak sudah bicara sampai segini, aku terpaksa menyetujui.” Meski terlihat seperti jawaban pasrah, senyuman di sudut matanya yang tak tersamarkan menunjukkan perasaannya.
Roland juga tak bisa menahan senyum. Dari ketidakpercayaan setahun lalu, hingga senyuman riang tanpa beban sekarang, Tili mungkin akhirnya yakin dia bisa memberikan kehidupan nyaman dan stabil untuk para penyihir.
“Ngomong-ngomong,” setelah mengobrol sebentar, dia mengalihkan topik ke rencana merebut perbatasan selatan ekstrem, “Aku berencana memasukkan wilayah orang pasir ke bawah kekuasaan Greycastle musim dingin ini. Adat dan sistem warisan kekuasaan mereka sangat berbeda dengan Empat Kerajaan. Untuk menaklukkannya sepenuhnya, aku butuh bantuanmu.”
Roland kemudian menjelaskan hukum orang pasir dan ritual duel sakral.
“Mengikutsertakan Abu dalam duel? Itu tidak masalah,” Tili merenung sejenak, “Tapi kenapa kau ingin mencaplok gurun? Sejak Greycastle berdiri, tak satu pun leluhur tertarik pada wilayah tandus itu.”
“Permukaannya saja yang terlihat gersang. Kobaran api yang membara puluhan tahun tanpa padam, kristal garam yang memutihkan tanah, semua itu bukti harta karun terkubur.” Roland mengangkat tangan, “Jika tebakanku benar, perbatasan selatan ekstrem akan menjadi kunci perkembangan Kota Tanpa Musim Dingin selanjutnya.”
“Kalau begitu, akan kusampaikan ke Abu.” Tili tidak bertanya lebih lanjut, langsung mengangguk menjawab.
“Kini kepercayaan antara dua orang telah terbangun sedikit demi sedikit, di masa depan yang dapat diprediksi, Aliansi Penyihir Perempuan akan terhubung erat dengan penyihir perempuan Pulau Tertidur.”
“Begitu memikirkan hal ini, Roland merasakan kepuasan yang mendalam.”
……
“Setelah mengantar adik pergi dari kantor, ia segera memanggil Echo kembali.”
“Duel sakral hanya bisa memenangkan hak berbicara baginya, tidak dapat menyelesaikan masalah secara tuntas. Ia tidak membutuhkan kuota klan yang tinggal di Kota Pasir Besi, melainkan banyak orang pasir yang bisa mematuhi perintah. Untuk itu, ia harus menjadi Suku Besar dalam legenda.”
“Roland tidak memiliki waktu untuk memimpin langsung pasukan, karena itu perlu memilih seorang juru bicara.”
“Sebagai Putri Klan Ausha, Echo adalah kunci untuk menaklukkan orang pasir Mojin.”
“‘Tidak tahu apakah Kapak Besi pernah membicarakan rencana kembali ke perbatasan selatan ekstrem,’ katanya langsung pada intinya, ‘Musim dingin ini, Angkatan Darat Pertama akan ditempatkan di Kota Pasir Besi. Aku harap kau bisa mewakiliku pergi ke sana.’”
“‘Tidak... Dia tidak pernah menyebutkannya padaku,’ Echo terlihat terkejut, kemudian menggigit bibirnya dengan ekspresi sedih, ‘Yang Mulia Kaisar, apakah Tuan akan meninggalkanku?’”
“Jawaban sebelumnya masih membuat Roland cukup puas, tampaknya Kapak Besi juga mengerti bahwa urusan pergerakan pasukan adalah rahasia kerajaan, tidak sembarangan diungkapkan kepada anggota kelompok. Namun paruh kedua kalimat itu nyaris membuatnya tersedak air liur. Meski tahu maksud sebenarnya, frasa itu tetap terdengar ambigu. Di saat bersamaan, ia merasakan aura dingin dari belakang, bahunya sudah dicengkeram erat oleh satu tangan Nightingale, "Tentu tidak, ini hanya sementara—ketika aku menjadi kepala suku besar orang pasir, kau bisa kembali ke Kota Tanpa Musim Dingin bersama Kapak Besi. Selain itu, jika kau tidak mau, aku juga tidak akan memaksamu."
Setelah mendengar penjelasannya, Echo baru mulai rileks, "Aku mengerti, tapi Yang Mulia ingin semua orang pasir tunduk, sepertinya duel sakral pun tidak akan cukup."
"Tentu, aku punya metode lain." Roland tersenyum, perlahan mengungkapkan rencananya.
"Ini…" Echo terpaku sejenak, matanya memancarkan ekspresi kompleks, "Seperti ini… benarkah bisa?"
"Tentu, aku adalah Raja Greycastle. Jika aku bilang bisa, berarti bisa." Katanya dengan tegas, suku kata demi suku kata.
"Demi Tiga Dewa, orang pasir takkan pernah melupakan berkah Yang Mulia," tanpa ragu lagi ia berlutut satu kaki, memberikan penghormatan resmi dengan menundukkan kepala, "Echo bersedia menjalankan misi ini untuk Yang Mulia."
"Bagus," Roland bangkit membantu perempuan suku Emas yang telah melalui banyak penderitaan ini berdiri, "Kalau begitu, kuserahkan padamu."
Dengan demikian, persiapan untuk menaklukkan perbatasan selatan ekstrem pun rampung seluruhnya.
