Di pusat aula besar reruntuhan, instrumen ilusi telah sepenuhnya terbuka dengan energi sihir yang mengembang di dalamnya. Inti memancarkan cahaya ungu dingin yang mengerikan.
Selanjutnya tinggal memberi perintah, alat ini akan memproyeksikan tirai cahaya hingga ribuan li jauhnya. Ini benar-benar melampaui batas kemampuan penyihir, merupakan kekuatan yang diberikan langsung oleh dewa.
Pasha menoleh ke belakang. Semua tumor telah jatuh ke tanah. Para penyihir Hukuman Dewa berdiri berbaris dengan ekspresi paling serius. Bangkai makhluk jahat campuran yang mati sengaja ditumpuk di kedua sisi. Darah biru muda memantulkan bintik-bintik fluoresen di bawah cahaya ungu, menciptakan suasana angker dan menakutkan.
Pasti para manusia biasa itu akan terintimidasi oleh pemandangan neraka seperti ini...kan?
Pasha sebenarnya juga tidak ingin begini - mayat makhluk jahat yang membusuk akan meninggalkan sisa-sisa lengket, tidak hanya sulit dibersihkan tapi juga mengeluarkan bau busuk yang menjijikkan. Para penyihir Hukuman Dewa tidak bisa menciumnya, tapi dia bisa merasakannya melalui tentakel. Setelah empat ratus tahun, aula ini sudah seperti rumah mereka sendiri. Siapa yang mau mengotori rumahnya sendiri? Tapi dia harus mempersiapkan skenario terburuk.
Yaitu situasi dimana Firis berada dalam bahaya, dan cincin tidak dihancurkan olehnya.
Jika benar terjadi demikian, maka perlu menciptakan atmosfer paling mengerikan untuk mengancam dan mengintimidasi semua yang berusaha melawannya.
「Perbatasan barat Greycastle telah mendekati pintu masuk dataran subur, setiap tahun pasti akan diserang oleh makhluk jahat yang tersesat. Baik penyihir perempuan maupun orang biasa yang menyerang Felice, seharusnya bisa melihat dari tumpukan mayat spesies campuran di belakang mereka bahwa mereka sama sekali bukan kekuatan yang bisa diremehkan.」
「Hanya dengan membuat lawan benar-benar menyadari kekuatan besar yang dimiliki para penyintas Takira, kita bisa membeli waktu untuk penyelamatan selanjutnya.」
「Aktifkan instrumennya,」 kata Selene, 「Bagaimanapun juga, kita harus mengetahui situasi Felice terlebih dahulu.」
Pasha menganggukkan tentakel utamanya, memberikan perintah ke instrumen.
Pada ketikan itu, semua orang merasakan cahaya di sekitar mereka meredup sejenak. Tirai cahaya ungu raksasa menyelubungi seluruh aula besar. Di ujung lain instrumen ilusi, muncul pemandangan saat batu ajaib Mako berwarna-warni hancur.
Pasha tak bisa menahan diri untuk tidak tertegun.
Bukan penjara bawah tanah yang gelap, bukan pula daerah terpencil di alam liar, melainkan sebuah aula terang benderang.
Di dalam aula yang bersih dan terang itu, di pusat ruangan terdapat meja kayu panjang berkain putih. Di atasnya terhampar bunga dan cangkir teh, tanpa jejak pertarungan sama sekali - seolah sengaja memilih tempat ini untuk menghancurkan batu ajaib.
Felice sedang berdiri di dekat jendela mengobrol dengan penyihir perempuan lain. Saat tirai cahaya muncul, barulah ia menoleh dengan ekspresi terkejut, "Kalian ini... ada apa? Apakah aula diserang makhluk jahat?"
「Eh……」Pasha terdiam sejenak, tiba-tiba ia merasa situasi lawan bicaranya berbeda dari perkiraannya. Felice tidak terlihat seperti sedang diserang atau disiksa, juga tidak dalam bahaya. Malah, wajahnya bersinar dengan kecantikan yang lebih segar dibanding saat perpisahan. Setelah diamati, pakaian Felice bukan lagi baju pelayan yang murahan, melainkan jubah bulu halus nan indah. Dengan pakaian megah itu, wajar saja kondisi fisiknya tampak lebih baik dari sebelumnya.
Reaksi rekan-rekan lain juga tak kalah buruk. Yang lain saling memandang lama, tak satu pun berani menjawab - untung ekspresi wajah tak terlihat setelah berubah menjadi tumor, pasti suasana akan sangat canggung.
「Makhluk jahat memang baru saja melancarkan serangan besar-besaran, tapi tenang. Inti energi sihir dan peninggalan dewa semuanya terlindungi, tak satu pun dari kami yang hilang.」Sebagai yang paling berpengalaman, Pasha pertama kali menyesuaikan diri,「Hanya mayat yang terlalu banyak, belum sempat kami bersihkan.」
“Benar…kah?” Felice menunjukkan ekspresi curiga.
「Tentu saja, Hmm…」Pasha mengibaskan tentakelnya ke arah para penyihir hukuman dewa di belakangnya,「Sudah, mari lanjutkan membersihkan bangkai makhluk jahat! Cepat buang semuanya dari labirin sebelum cairan korosif menempel di lantai!」
Ekspresi khidmat para penyihir yang berbaris rapi langsung berubah muram.
“Mayat sebanyak ini, sampai kapan bisa selesai dipindahkan…”
“Bahkan menumpuknya saja sudah menghabiskan waktu seharian penuh.”
“Aku sama sekali tidak ingin menyentuh benda-benda kotor yang lengket ini.”
“Benar, meski tidak terasa, tapi terlihat sangat menjijikkan.”
“Jangan bergumam! Apa kalian mau tidur di tengah-tengah jenazah?”
“Mending kita buang semua ke magma, paling-paling hanya terkena asap kembang api pertempuran.”
“Hanya ‘terkena asap’? Kau ingin mengubah seluruh reruntuhan ini jadi cerobong asap?!”
“Puuut…” Penyihir berambut biru di sebelah Filis tak bisa menahan tawa kecil, “Kurasa mereka sengaja bersikap seperti ancaman halus untuk menakuti target negosiasi karena khawatir terjadi sesuatu padamu.”
Entah mengapa, Pasha merasa suara itu sangat familiar. Setelah mengamati lawan bicaranya, sebuah nama tiba-tiba terlintas di pikirannya.
「Kau… Agatha?」
「Apa?」 Selene terkejut, 「Penyihir perempuan tingkat tinggi termuda yang pernah dimiliki?」
「Tidak mungkin! Bukannya dia ikut lolos bersama Takira?」
「Bahkan jika berhasil melarikan diri dari Kota Suci, sekarang sudah lebih dari 400 tahun berlalu. Bagaimana mungkin penampilannya tetap sama?」
Banyak kesadaran mulai bersuara. Tak hanya para yang naik status yang tinggal di dalam tumor, bahkan para penyihir perempuan hukuman dewa pun mulai mengelilingi.
“Dia memang jenius tingkat tinggi itu,” Filis membuktikan, “Agatha menggunakan peti es berlapis-lapis untuk membekukan dirinya sepenuhnya saat menghadapi kepungan iblis di Menara Penelitian Hutan Persembunyian, sekaligus membunuh semua musuh yang melacaknya. Baru setelah Aliansi Penyihir Perempuan menemukan reruntuhan menara batu, dia diselamatkan.”
Ternyata begitu.
Mendengar ini, Pasha tak bisa menahan gejolak semangatnya. Sebuah pemikiran yang menggairahkan muncul dari dasar hatinya - jika Filis tidak terjebak dalam kesulitan, menunjukkan statusnya dengan cepat kepada penyihir Greycastle, bahkan bertemu dengan seorang yang dipromosikan dari Takira, tujuan menghubungi labirin menjadi jelas! Mungkinkah penyihir perempuan tingkat tinggi ini adalah pilihan surgawi yang ingin mereka temukan?
Saat pertanyaan ini terlontar, Filis menunjukkan ekspresi wajah yang sulit dan ragu-ragu.
Dia pertama-tama melirik ke arah Agatha, lalu berbisik, “Bisakah saya berbicara berdua saja dengan mereka? Tidak akan memakan banyak waktu.”
Agatha mengangguk, “Setelah selesai, saya akan memberitahu Yang Mulia Kaisar.” Setelah berkata demikian, dia berbalik meninggalkan aula.
Filis kemudian menarik napas dalam-dalam dan menatap Pasha kembali, “Saya memang menemukan pilihan surgawi yang ditunjukkan oleh Batu Ajaib Mako, tapi dia agak berbeda dengan kandidat dalam rencana kita.”
Tunggu, dia? Pasha tertegun, belum sempat bertanya lebih lanjut, sudah mendengar pengalaman hampir ganjil dari mulut lawan bicaranya.
Kolaborasi intim antara penyihir perempuan dan orang biasa.
Mengalahkan pasukan besar gereja yang perkasa.
Senjata bubuk mesiu dengan kekuatan tak terbatas.
Serta penemuan paling tak terbayangkan - pilihan surgawi ternyata seorang Raja manusia biasa.
