Perut bumi……peradaban?
Roland tidak bisa menahan diri untuk teringat terowongan-terowongan di Tambang Lereng Utara, serta kelompok lubang yang menembus pegunungan terjepit yang disebutkan Nightingale... Dalam ingatannya, tidak ada aktivitas geologis yang bisa menciptakan bentang alam unik seperti ini. Awalnya dia mengira itu disebabkan oleh makhluk jahat campuran yang bermutasi, namun sekarang tampaknya apakah semuanya adalah jejak yang ditinggalkan peradaban bawah tanah?
「Orang-orang saat itu sama sekali tidak menyadari hal ini, juga tidak ada rencana untuk berkomunikasi - bentuk kedua pihak sangat berbeda jauh, kami bahkan menganggap mereka sebagai jenis iblis baru, sehingga sejarah yang tercatat memiliki penyimpangan besar, hingga akhir Perang Makna Ilahi kedua barulah ada penemuan terobosan.」 Suara Pasha terdengar berat, 「Saat itu, hanya tersisa satu Kota Suci Takira dari tiga, Persatuan telah berada di ambang hidup dan mati.」
“Penemuan terobosan maksudnya apa?”
「Perkumpulan Penjelajah Misteri menguraikan metode menyimpan jiwa dari lukisan lempengan batu peninggalan mereka, dan membuktikan kemungkinan ini pada media Origin yang belum menetas. Sejak itu, Tiga Kursi memulai penelitian transformasi Pasukan Hukuman Dewa.」
“Aku sama sekali tidak tahu tentang ini…” kata Agatha dengan terkejut.
「Transfer jiwa adalah rahasia tertinggi Persatuan, bahkan lebih tinggi dua tingkat dari rencana Pasukan Hukuman Dewa yang menggunakan penyihir perempuan sebagai material uji coba. Saat itu hanya Tiga Kursi dan segelintir petinggi gereja yang mengetahuinya.」 Pasha menjawab, 「Kami baru mengetahui informasi mengejutkan ini setelah Takira jatuh.」
“Jadi sejak awal Nataya mendukung rencana Pasukan Hukuman Dewa?” Roland mengerutkan kening bertanya, “Apa itu media Origin?”
「Karena dia tidak punya pilihan lain. Mengenai yang kedua... itulah penampilan kami sekarang.」 Tentakelnya merunduk, tubuhnya bergerak mendekati tirai cahaya, 「Cangkang buruk rupa yang penuh keanehan ini adalah bukti eksistensi peradaban bawah tanah, sekaligus nisan satu-satunya yang mereka tinggalkan. Ini cerita panjang, Yang Mulia Kaisar, silakan dengarkan penuturanku perlahan.」
Roland mengangguk, menuangkan secangkir Minuman Kekacauan untuk dirinya, lalu bersandar di kursi sambil merasakan kesadaran yang terus mengalir dari sang penyihir.
「Menurut petunjuk pada lempengan batu, peradaban yang hilang meninggalkan sebuah kota di pegunungan terjepit. Perkumpulan Penjelajah Misteri mencari lama tanpa hasil, baru kemudian tersadar – jika mereka terbiasa bergerak di bawah tanah, mungkinkah kota itu juga dibangun di perut bumi?”
「Setelah memperluas pencarian ke bawah, para penyihir perempuan akhirnya menemukan kota megah ini - kota ini terdiri dari empat lapisan, luasnya mendekati separuh Takira. Setiap lapisan memiliki jumlah cabang dan kekosongan yang tak terhitung, kompleks seperti labirin. Tanpa penyihir yang bisa merasakan posisi sebagai pemandu, sekali terjebak di dalamnya akan sulit keluar. Oleh karena itu Perkumpulan Penjelajah Misteri menyebutnya sebagai reruntuhan labirin.」
「Sayangnya sebelum sempat menjelajahi lebih detail, Takira jatuh ke tangan Iblis. Semua orang terpaksa memulai perjalanan pelarian. Setelah membayar harga yang mahal, kami akhirnya tiba di labirin. Sesuai rencana, Persatuan akan membawa media asal yang disimpan di labirin, kemudian menuju Dataran Tinggi Hermes untuk mendirikan Kota Suci baru, membangun kembali tatanan baru di wilayah liar tepi timur benua.」
「Namun kejadian selanjutnya tak ada yang bisa meramalkan.」
Sampai di bagian ini, Pasha diam membisu. Sisik naga di tubuhnya kehilangan kilau. Meski tak melihat ekspresi wajahnya, Roland bisa merasakan pilu di dasar hati penyihir itu.
Setelah waktu yang cukup lama, barulah dia melanjutkan,「Selama jeda, Perkumpulan Penjelajah Misteri menemukan reruntuhan labarin terpelihara dengan sangat baik, bahkan bisa dikatakan sebagai kota yang baru sama sekali. Selain menyimpan media origin, lapisan bawah reruntuhan juga menyembunyikan banyak rahasia tak terbayangkan. Tiga penemuan terpenting adalah inti energi sihir, media pusat, dan rekaman peradaban yang telah punah. Belakangan kami baru menyadari, sejak Perang Makna Ilahi pertama kalinya, semuanya sudah ingin membimbing kita ke sini.」Pasha menarik napas dalam,「Reruntuhan labirin ini dipersiapkan khusus untuk kita.」
“Mengapa？” Tili tidak bisa menahan diri untuk bertanya.
「Untuk membalaskan dendam,」suara lain bergema di benak yang lain, lebih dingin dibandingkan Pasha,「Ia ingin kita menghancurkan Iblis, sebagai pembalasan atas pembantaian kelompok mereka.」
「Ini hanya spekulasi Yang Mulia Nataya, tidak ada penyebutan dalam dokumen resmi,」Pasha menggerakkan tentakelnya seperti menggeleng,「Mungkin mereka hanya ingin meneruskan peradaban mereka secara polos. Pokoknya, Perkumpulan Penjelajah Misteri menemukan banyak data penelitian tentang makna ilahi dan energi sihir dari rekaman yang tersisa - agar kita memahami detailnya, sebagian besar kesimpulan diekspresikan melalui lukisan di batu.」
「Catatan tentang inti energi sihir inilah yang menjadi sumber perselisihan antara Ratu Pengejar Matahari dan Ratu Meteor. Konten terpenting dalam lukisan tersebut berbunyi: Energi sihir memiliki kemungkinan tak terbatas, proses mengejar makna ilahi adalah tangga untuk menguasainya.」
Roland tahu bagian kunci telah tiba, "Apa itu inti energi sihir? Apakah ada hubungannya dengan instrumen kutukan langit?"
「Kamu bisa menganggap inti sebagai pusaran energi sihir buatan. Ini tidak terbatas pada diri penyihir perempuan sendiri, bahkan bisa menyesuaikan bentuk kapan saja. Perangkat tak terbayangkan ini benar-benar membalikkan segala norma pemahaman Persatuan.」Pasha menunjuk tirai cahaya dengan sebuah tentakel,「Contohnya instrumen ilusi yang kita gunakan untuk berkomunikasi sekarang, ini adalah inti energi sihir berukuran rak kecil. Jika diperlukan, ia juga bisa berubah menjadi instrumen lain yang digunakan. Sedangkan instrumen kutukan langit, itu adalah inti energi sihir terbesar di reruntuhan.」
Begitu... Dia segera menyadari keunggulan perangkat semacam ini. Dibandingkan kemampuan alami penyihir perempuan yang tak bisa diubah, inti energi sihir bisa disebut sebagai perangkat serba bisa. Dan yang paling penting, efek instannya menjangkau jauh melampaui batasan 5 meter, baik untuk produksi maupun strategi tempur, jauh lebih kuat daripada penyihir perempuan.
「Tapi ini baru penggunaan tingkat dasar energi sihir, seperti Kebangkitan Origin dengan naik status tingkat tinggi. Ramalan lempengan batu menyatakan, ketika peningkatan kemampuan sihir terus digali, pada akhirnya kita akan sama seperti dewa...」Pasha berkata dengan sendu, seolah yang dia ceritakan bukan hal megah, melainkan seperti pejalan yang kehilangan tujuan.
Roland menangkap poin penting dari kalimat ini.
"Tapi kalian tidak punya Waktu."
「Kamu benar, kita tidak tahu apakah akhirnya membutuhkan 100 tahun atau seribu tahun. Saat itu, demi menyentuh inti energi sihir, beberapa anggota Perkumpulan Penjelajah Misteri bahkan dikorbankan. Jelas para penyihir perempuan tidak bisa langsung menyentuh instrumen aneh ini. Kita ingin menyelesaikan masalah tapi tak menemukan cara, eksplorasi sempat terjebak dalam kekakuan. Catatan pada papan lukisan sangat terbatas. Jika ingin melanjutkan penelitian, kita harus menyatu dengan media pusat sesuai petunjuk mereka——hanya ketika cukup banyak orang yang menyatu, kita mungkin bisa memahami aksara mereka, lalu membaca dokumen dan reken yang lebih rumit.」
「Tapi kita kehabisan waktu. Hanya untuk memahami ini saja memakan waktu tiga tahun lebih. Banyak orang biasa yang berangkat lebih dulu mulai mencoba melepaskan diri dari kendali kami. Berapa banyak penyihir perempuan yang perlu menyatu dengan media juga masih variabel tidak diketahui. Sumber daya saat itu hanya cukup fokus pada satu penelitian. Jika terus begini, fondasi rencana besar Persatuan untuk membangun kembali tatanan akan runtuh.」
「Yang paling penting, rencana Pasukan Hukuman Dewa Yang Mulia Akalis bertentangan tak terdamaikan dengan prinsip hidup yang tercatat dalam dokumen. Jika meninggalkan tubuh penyihir perempuan untuk menjadi Prajurit Hukuman Dewa,」 Pasha berhenti sejenak, 「itu sama saja dengan kehilangan makna ilahi selamanya.」
