“Lily, Lily, kamu sudah dengar?” Bulan Teka-teki berlari tergesa-gesa masuk ke kamar tidur, mendekatkan wajahnya ke Lily, “Area Akademi kecelakaan!”
“Minggir, kau menghalangi cahayaku.” Dia mendorong wajah lawannya sambil terus menyesuaikan jarak fokus mikroskop, dalam hati menghela napas. Perkiraan tes duplikasi hari ini pasti gagal lagi.
“Di lokasi tidak hanya ada suara ledakan, tapi juga kobaran api besar. Menurutmu siapa pelakunya? Gereja atau Iblis?”
“Gereja sudah dikalahkan Yang Mulia Roland. Iblis masih ribuan li jauhnya dari kita!” Lily mengangkat kepala dengan kesal sambil meliriknya, “Perkiraan si Dasar bodoh yang mencuri limbah dari laboratorium kimia lalu membawanya ke ruang kelas.”
Kejadian serupa pernah terjadi sebelumnya, seperti dua pekan lalu saat seorang peneliti membawa kain nitro tidak layak pakai ke rumahnya untuk bahan bakar tungku. Akibatnya secara tidak sengaja dinyalakan anak, hampir menghanguskan rumah mereka. Setelah itu Yang Mulia benar-benar murka, suara hardikannya terhadap pihak terkait bahkan terdengar hingga ke kastil.
Sejak itu, peraturan laboratorium kimia bertambah berlipat ganda. Lily pernah melihat peraturan baru di Book Scroll - dari selembar perkamen kulit kambing tipis berubah menjadi buku setebal jari telunjuk.
“Tapi kali ini ada ledakan juga, bagaimana bisa kamu tidak peduli sama kejadian di Kota Tanpa Musim Dingin? Tempat ini juga rumah kami!” Bulan Teka-teki berkata dengan penuh keyakinan.
Jangan sok! Kamu cuma terlalu penasaran dan ingin cepat tahu jawabannya saja!
Lily kesal bukan main, "Justru karena itu, harusnya diserahkan ke orang yang lebih profesional. Lagipula yang kulakukan sekarang juga untuk perkembangan Kota Tanpa Musim Dingin!" Dia berhenti sejenak, "Sebaliknya kamu, terus ikut campur dalam eksperimenku dan seharian cuma menganggur!"
"Oh?" Bulan Teka-teki menyunggingkan senyum sinis, "Terus apa hasil yang sudah kau capai?"
"Eh--" Lily tiba-tiba merasa napasnya tersekat.
"Nggak ada, kan? Sudah setahun lebih kau menatap mikroskop, tapi tidak membantu Yang Mulia Kaisar sama sekali. Sementara kekuatan elektromagnetikku sudah memberikan cahaya di malam hari, membuat orang bisa tetap bekerja." Bulan Teka-teki mendongakkan hidungnya, "Tapi aku tetap tidak meremehkanmu, teman lama. Menyelidiki kebenaran masalah ini juga bentuk bantuan untuk Yang Mulia Kaisar."
"Tolonglah meremehkanku, ya." Lily membenci.
Entah mengapa ia tetap kesulitan mengubah induk menjadi spesies serangga mikro tertentu. Padahal ia sudah bisa mengontrol bentuk induk dan sedekat mungkin dengan target asimilasi, tapi tetap belum bisa menembus rintangan ini.
Gadis kecil itu samar-samar merasa ada sesuatu yang kurang antara kedua hal ini, namun sulit menemukan petunjuk spesifik. Alhasil, setelah evolusi kemampuannya, selain menyembuhkan beberapa kasus Wabah Dingin, sisa waktunya dihabiskan untuk bergelut dengan mikroskop. Dia tidak bisa seperti Anna dan Soroya yang meningkatkan tingkat produksi Kota Tanpa Musim Dingin, maupun seperti Evelyn yang membawa kebahagiaan bagi kami semua. Masalah ini terus mengganjal di hatinya.
Lily memang sangat menikmati aktivitas mengobservasi dunia rumit yang tak kasat mata ini, tapi... Dia juga tak ingin mengerahkan bahan makanan Yang Mulia Kaisar secara sia-sia, meski takkan pernah diakuinya secara terbuka.
Kini bahkan Bulan Teka-teki yang bodoh sekalipun telah melampauinya. Perasaan tak nyaman ini benar-benar menimbulkan sakit di hati.
"Janganlah, aku salah... Temani aku saja," melihat upaya paksaannya tak berhasil, Bulan Teka-teki segera kembali ke sikap merengek. Dia merangkul lengan Lily dan berteriak, "Jalan-jalan sebentar juga tidak ada ruginya! Terus-terusan mengurung diri di kamar hanya akan membuatmu sakit!"
Setiap kali menghadapi situasi seperti ini, Lily menjadi sulit untuk menolak permintaan tersebut dengan cepat dan bersih.
Dengan kesal dia melepaskan pelukan lengan Bulan Teka-teki, memandang yang terakhir sambil menghela napas panjang, "Aku mengerti. Tapi jangan sampai merepotkan Yang Mulia dan Sister Nightingale!"
"Aku janji!"
Mengapa dulu dia tidak mendeteksi bahwa Bulan Teka-teki bisa menjadi begitu manja setelah akrab?
Andai tahu akan seperti ini, sejak awal seharusnya dia bertahan untuk mencari Yezi atau Book Scroll sebagai teman sekamar.
“Kalau begitu……sekarang kita pergi jalan kaki?”
“Kamu tunggu di sini sebentar, ada beberapa saudari perempuan yang juga ingin menyelidiki konteks, aku akan panggil mereka semua.” Bulan Teka-teki berkata sambil berlari keluar dengan tergesa-gesa. Seperempat jam kemudian, dia kembali ke kamar bersama beberapa penyihir perempuan, “Semua sudah berkumpul, kita Berangkat!”
Lily menatap lima orang di belakangnya dengan tertegun tak berkutik, “Kamu mau membawa sebanyak ini orang?”
“Kami juga ingin membantu Yang Mulia Kaisar!” Yang mengacungkan tangan dan membalas adalah Amy yang sama-sama mudah akrab, bahkan dia terlihat lebih ceria daripada Bulan Teka-teki.
“Jika Yang Mulia Roland mengizinkan……” Yang mengucapkan kalimat ini adalah Maggie yang terlihat agak takut.
“Sebenarnya, aku……” Vanilla tidak perlu dilihat lagi, pastilah dipaksa oleh Bulan Teka-teki.
“Penjelasan Bulan Teka-teki terdengar menarik, aku akan ikut kalian untuk melihat.” Astaga, bahkan Evelyn juga datang… Apakah dia tidak ada tugas membuat anggur hari ini?
“Cukup lakukan seperti saat mencuri ujian dulu saja, kan? Jika ada yang menatap tajam di lokasi, aku tidak akan digunakan kemampuannya.” Yang terakhir adalah A Xia, dia terlihat cukup tegang, tapi lebih bersemangat dibanding sebelumnya.
Sial, mereka semua sudah terhipnotis oleh Bulan Teka-teki, dia mencari kalian hanya untuk berjaga-jaga jika nanti dimarahi Yang Mulia, bisa ada lebih banyak orang yang berbagi tanggung jawab!
Namun melihat A Xia lolos, Lily merasa lebih lega di hati. Baik Nightingale maupun Departemen Hukum, ketidakhadiran A Xia dalam operasi ini membuktikan kejadian di Akademi bukanlah masalah besar. Kemungkinan besar sesuai tebakannya, beberapa saksi mata saat kejadian dan konsekuensinya tidak terlalu parah.
Sudahlah, anggap saja menemani mereka jalan-jalan santai.
……
Maggie memanggil Bahtera Energi Sihir yang membawa kelompok ini melintas ke area Akademi—Melalui panel langit-langit bahtera, Lily bisa melihat jelas pemandangan di tanah. Sensasi ini sangat unik, seolah-olah menyelam di perut bumi namun berenang di tengah lautan. Saat mengangkat kepala, terlihat permukaan laut dengan ombak hijau yang bergelombang.
Sekitar Akademi telah dipasang garis waspada. Polisi berseragam hitam pekat berjaga di setiap persimpangan, melarang penduduk mendekat. Tapi segel simbolis ini tak berarti bagi Bahtera. Mereka langsung menembus jalanan dan tembok, memasuki Akademi.
Awalnya tempat ini adalah kediaman megah bangsawan benteng, kemudian diperluas oleh Yang Mulia Kaisar menjadi Sekolah Dasar Kota Tanpa Musim Dingin. Sebagian besar bangunan masih struktur kayu, bukan bata merah dan semen seperti kompleks perumahan. Api kini telah terpadam. Dari dinding luar yang menghitam, titik api diperkirakan di lantai dua gedung pengajaran utama. Sebagian permukaan tembok telah mengelupas, di tanah berserakan remah-remah kaca, mungkin akibat ledakan tadi.
"Yang lain menunggu di perut bumi sejenak, memastikan tidak ada lagi yang masuk atau keluar dari Akademi, seluruh gedung sudah kosong melompong, baru meminta Maggie mengendali bahtera untuk muncul ke permukaan tanah di samping gedung pengajaran."
