"Matematika Olympiad itu sendiri tidak penting, yang penting adalah pertanda yang diwakilinya——Dalam eksplorasi mimpi awal, dia sudah memastikan bahwa buku-buku yang belum pernah dibacanya isinya kosong, baik di lapak kecil maupun perpustakaan, sebagian besar buku hanya memiliki sampul saja. Dia bahkan menduga, semua sampul ini berasal dari sudut paling pinggir dalam ingatannya, jika benar-benar belum pernah melihatnya, mungkin buku itu sendiri bahkan tidak akan eksis."
"Tapi buku teks Matematika Olympiad di meja Jieluo telah membalikkan kesimpulannya."
"Mengapa sejak awal saya tidak bisa mendeteksi keanehan ini? Apakah ada yang terlewat dalam eksplorasi dua tiga bulan pertama, atau perubahan ini terjadi belakangan?"
"Jika yang kedua, itu menarik untuk direnungkan."
"Jika Matematika Olympiad bisa muncul dari kekosongan dan pulih secara bertahap, bagaimana dengan buku-buku lain, atau segala sesuatu yang belum pernah saya lihat?"
"Memperoleh kekuatan aneh, memusnahkan Makhluk Jatuh, melepaskan kekuatan alam... Apa hubungannya semua ini? Apakah ini penyebab perubahan dunia? Semua pertanyaan ini ingin segera dijawab oleh Roland."
"\"Yang Mulia Kaisar?\""
"Suara Nightingale tiba-tiba memutus alur pikirannya."
"Roland menunduk dan baru menyadari kedua telapak tangannya tanpa sadar sedang mengusap-usap punggung kaki gadis itu——Melalui kaus kaki tipis, dia bisa merasakan kulit halus dan jari kaki rampingnya dengan jelas."
"\"Meski sudah ganti yang baru, di kapal sulit membersihkan diri,\" kata Nightingale agak malu, \"Mungkin masih sedikit kotor... Apa aku harus mandi dulu?\""
Roland seketika merasa sangat canggung, padahal sedang merenungkan masalah yang sangat penting, mengapa secara refleks melakukan gerakan seperti itu?
Lagipula, apa maksud "pergi mandi dulu"? Aku tidak sengaja melakukannya!
Saat kebingungan mencari alasan, pintu kantor tiba-tiba diketuk, meredakan suasana tegang. Setelah Nightingale menghilang dalam kabut, ia membersihkan tenggorokannya sebelum berkata, "Masuklah."
Yang masuk adalah Agatha. Setelah memberi hormat singkat, dia melapor, "Semua sampel dari Gunung Salju Besar telah dipindahkan ke Third Border City. Apakah Yang Mulia ingin melihatnya?"
Roland pura-pura berpikir sejenak, menunggu perasaannya tenang sebelum mengangguk, "Tentu, mari kita pergi sekarang."
"Baik," jawab Agatha. Saat sampai di pintu, dia berbalik, "Apakah Yang Mulia merasa kesehatannya kurang baik?"
"Mengapa bertanya begitu?" tanyanya tertegun.
"Suara Yang Mulia terdengar aneh, pertanda tertular flu," kata Agatha serius, "Meski Bulan Jahat telah lewat, masa pencairan salju justru paling dingin. Penyakit mudah masuk ke dalam tubuh. Karena Yang Mulia bukan penyihir, harus selalu menjaga kesehatan. Meski bukan untuk diri sendiri, setidaknya demi seluruh umat manusia. Sudah mengerti? Sebelum berangkat, biar Lily memeriksa dulu."
……
Untungnya pemeriksaan tak lama. Dengan senyum getir, Roland menenggak sebotol "obat penangkal penyakit" racikan Lily. Kemudian dengan dikawal ketat pengawal dan penyihir, ia memasuki perut bumi Pegunungan Jurang.
Kehadiran para penghuni reruntuhan Takira yang menyambutnya membuatnya sedikit lega.
Selain Pasha dan Elxia, beberapa orang lain yang hadir adalah "tamu tetap mimpi" yang sangat familiar——Filipina 「Nomor Tujuh Puluh Enam」, Falti 「Sarang Cacing Iblis」, Tong En 「Tirai Tanpa Cahaya」, serta Ling 「Roh Bayangan」. Meskipun selain Filipina, yang lain tampil dalam rupa pasukan hukuman dewa pria, namun sebagai mantan penikmat dunia mimpi, sorot mata mereka jauh lebih tenang.
"Kudengar kau ingin memelihara serangga asal tak jelas di aula besar kami, bahkan berencana menjinakkannya?" Elxia memulai pembicaraan, "Raja orang biasa, harus kuakui kau benar-benar nekat, tak kalah dari para peneliti gila Perkumpulan Penjelajah Misteri. Tapi rasa ingin tahu ini bisa menghancurkanmu——Ingat, itu spesies peninggalan musuh samudra dalam!"
"Justru karena itu aku meminta kalian mengawasinya. Belatung tawanan tidak agresif, tidak bisa menggali gunung atau membuat lubang. Cukup satu ruang rahasia untuk mengendalikan mereka." Roland mengangkat bahu, "Menurut observasi Agatha, serangga ini tidak punya kesadaran diri, hanya makan dan berkembang biak menurut naluri. Kemungkinan monster bermata banyak yang kabur bisa mengontrol mereka kembali tetap ada, tapi jika makhluk itu sampai mendekati Kota Tanpa Musim Dingin, kita pasti sudah hancur sejak lama."
“Bukankah Agatha adalah anggota Perkumpulan Penjelajah Misteri?” Elxia menggerakkan tentakel utamanya dengan sikap tidak peduli. Karena dia dulunya juga merupakan kenaikan pangkat tingkat tinggi sebelum transformasi, rasa hormatnya terhadap Penyihir Es tidak sejelas Filipina.
Sementara Agatha yang tak bersalah namun terkena imbas hanya menyeringai, jelas malas berdebat dengannya.
"Kalau begitu, Selene juga anggota Perkumpulan Penjelajah Misteri. Dia pasti akan mempermasalahkan perkataanmu lagi," kata Pasha sambil menarik Elxia ke belakang, lalu meminta maaf kepada Roland, "Elxia hanya khawatir serangga aneh ini mungkin membahayakan Kota Tanpa Musim Dingin, tidak ada maksud lain."
"Tidak apa-apa," Roland melambaikan tangannya, "Mari kita lihat mereka dulu."
Di hatinya, Roland paham argumen Elxia juga masuk akal. Tapi laporan Agatha dan Petir tentang kandungan inti benar-benar penting. Jika menghancurkan semua serangga hanya karena sedikit risiko, itu seperti menolak makanan karena takut tersedak. Menempatkan mereka di perut bumi pegunungan sendiri sudah merupakan mekanisme pengaman.
"Baik, silakan ikuti saya," Pasha mengangguk.
……
Melewati aula besar yang luas dan lorong sempit, rombongan memasuki area kosong lain - ukurannya sekitar empat lima kali kastil, dengan beberapa Batu Ajaib Mako bercahaya yang tertanam di dinding membentuk siluet samar. Tanah di bawah kaki seperti dibajak, dipenuhi gundukan tanah gembur, sementara suara tetesan air terdengar dari ujung lain.
“Ini adalah ruang inkubasi baru yang dibuka Furan,” kata Pasha, “Hanya ada satu pintu keluar, aliran air bawah tanah berasal dari rembesan tebing batu, keamanannya bisa dijamin. Tapi... Benarkah Yang Mulia berniat membudidayakan jamur dan serangga anomali di sini?”
“Karena jamur raksasa itu kebetulan menjadi mangsa serangga,” jelas Agatha, “Jika mereka bisa tumbuh normal di sini, kita hanya perlu mengeluarkan sedikit tenaga untuk mendapatkan sejumlah besar serangga anomali.”
Jika transplantasi tidak memungkinkan, terpaksa Lily harus membudidayakannya secara manual. Roland berpikir dengan perasaan kecewa, sayangnya jamur dari reruntuhan gunung salju mengandung racun yang tidak bisa dikonsumsi manusia. Kalau tidak, dengan skala jamur bawah tanah yang begitu besar, sepenuhnya bisa menjadi makanan berprotein tinggi pengganti daging.
“Untuk apa Yang Mulia membutuhkan begitu banyak serangga?” tanya Filipina penasaran, “Jika hanya untuk meneliti mereka, memelihara beberapa ekor saja sudah cukup, bukan?”
“Mereka mungkin bisa memberikan kontribusi besar bagi perkembangan Kota Tanpa Musim Dingin,” Roland memberi isyarat ke Agatha, “Jika laporan itu tidak salah tulis.”
Yang disebut terakhir mengangguk, menemukan seekor belatung aneh yang menempel di jamur, menyeretnya ke tanah, lalu memanggil dua tusukan es untuk memakukannya di sendi atas kepala dan pinggang.
Serangga itu bergerak-gerak tak terkendali beberapa saat, lalu segera menjadi kaku.
