Kekacauan besar yang diantisipasi tidak kunjung turun ke Kota Golden Spike. Situasi berkembang sepenuhnya di luar imajinasi Bell.
Sebagai sekretaris beberapa walikota sebelumnya, dia paham betul arti mengatasi pertahanan kota - merampok, membunuh, kekacauan, pengungsian... Entah yang masuk ke kota itu ksatria, gerombolan pengacau, atau bajak laut, tidak ada perbedaan esensial. Begitu pula saat Yang Mulia Kaisar Tifico menumpas pemberontakan, maupun ketika Duke baru naik tahta.
Persediaan makanan dan kekayaan di dalam kota adalah imbalan terbaik bagi perebut kekuasaan. Merampasnya sebanyak mungkin dianggap sebagai hal yang wajar, seperti halnya kaum bangsawan yang sejak lahir dianggap lebih mulia daripada rakyat biasa.
Catatan dalam buku-buku sejarah juga telah berkali-kali membuktikan kebenaran hal ini.
Namun situasi kali ini sangat berbeda - Pasukan Roland tidak hanya tidak menyerang warga kota, malah melakukan pekerjaan bantuan dan penenangan. Tumpukan gandum yang disita dari kastil duke dimasak menjadi bubur gandum dan dibagikan kepada para korban kelaparan! Di pusat alun-alun, banyak informasi perekrutan kerja ditempelkan, di mana peserta tidak hanya mendapat makanan tetapi juga upah tertentu! Apakah prajurit Roland tidak keberatan harta yang seharusnya menjadi hak mereka ini dibagikan gratis kepada orang-orang tak dikenal? Apakah Pangeran Keempat menyerbu Kota Golden Spike dari ribuan li jauhnya hanya untuk menghamburkan isi kas emasnya?
Dalam pemantauan menyeluruh berbagai literatur, Bell juga belum pernah menemukan preseden sejarah yang begitu absurd.
Namun semua ini hanya membuatnya terkejut, sementara satu hal lain membuat sang Sekretaris merasakan ketakutan mendalam.
Itu adalah kobaran api di kastil beberapa hari lalu.
Penjelasan tentang tikus yang membakar kastil dalam propaganda penuh dengan celah. Setelah melayani tiga duke selama lebih dari dua puluh tahun di kastil, ia tak pernah menemukan pintu masuk terowongan rahasia.
Jalan pelarian yang menyangkut hidup dan mati ini pasti dirancang dengan penyamaran dan keamanan ekstra. Bahkan dari dalam saja sulit menemukan jejaknya, apalagi menyerang dari luar. Jika organisasi kriminal bawah tanah itu memiliki kemampuan seperti itu, tak mungkin mereka terjatuh menjadi tikus Selokan.
Kobaran api itu adalah ulah pasukan Roland.
Setelah menyadari hal ini, Bell merasakan jantungnya tiba-tiba digenggam erat oleh sesuatu.
Untuk pertama kalinya bangsawan tidak lagi lebih mulia dari rakyat biasa, nyawa mereka sama berharganya dengan orang-orang yang pernah dikorbankan di tembok kota, sama sekali tanpa jaminan keamanan.
Mungkin bahkan lebih berbahaya.
Keluarga besar yang belum dihabisi Roland juga jelas memikirkan hal ini. Reaksi mereka sangat langsung: meninggalkan Kota Golden Spike... bahkan meninggalkan Greycastle.
Lalu apa selanjutnya?
Akankah malapetaka seperti ini menimpa dirinya?
Belakangan ini rambut Sang Sekretaris semakin rontok, area botak di atas kepalanya kian meluas.
Kegelisahan ini sama sekali bukan khayalan kosong. Selama lebih dari sepuluh tahun terakhir, dia dijuluki bangsawan tanpa gelar, atau rakyat biasa yang paling mendekati bangsawan - telah melayani banyak pangeran, berpengalaman luas, membaca lebih banyak buku daripada kebanyakan keturunan keluarga terpandang. Karena itulah, baik saat Garcia menjarah maupun saat pergantian kekuasaan di wilayah timur, dia selalu selamat. Bahkan ketika warga kota disaring bagai rumput yang dipotongi berkali-kali, Yiran masih punya energi untuk mengobservasi dan merekam pemandangan itu.
Namun kini, Bell bahkan sulit tidur di malam hari.
Meski pasukan kuat itu hingga kini belum menyentuh non-bangsawan sekalipun - termasuk orang biasa yang pernah bekerja untuk keluarga besar, dia tak berani memastikan mereka akan tetap demikian di masa depan.
「Dia tidak bisa memohon pada keluarga-keluarga itu untuk membawanya pergi, karena pada dasarnya dirinya masih keturunan rakyat biasa. Dia juga tidak mau pasrah menunggu kematian, di dalam hati selalu berpikir harus melakukan sesuatu.」
Di depan cahaya lilin yang berkedip-kedip, sang Sekretaris mengalihkan pandangannya ke Buku Sejarah Tahunan Kota Golden Spike yang masih dalam proses penulisan.
Memikirkan apa yang telah ditulisnya, Bell tiba-tiba merinding di dalam hati.
Benar, hampir saja lupa ini...
Lalu dengan cepat ia membalik ke halaman-halaman terakhir, merobeknya selembar, dan menyulut kertas-kertas sobekan itu satu persatu hingga berubah menjadi abu.
Tidak, mungkin ini masih belum cukup.
Bell berpikir sejenak, mengeluarkan sebatang pena bulu, mencelupkannya ke tinta hitam lalu menegakkannya di atas kertas.
「Apapun hasilnya, kau harus mencatat dengan jujur, mengerti?」——Suara Duke Wiliyan bergema di telinganya.
Tentu saja, sekarang pun dia akan mencatat dengan jujur.
Ini adalah tanggung jawab seorang Sekretaris.
Tapi sebenarnya tidak ada objektivitas mutlak di dunia ini. Kini dia hidup di kota yang diperintah Roland, sedikit keberpihakan bukanlah hal aneh, atau bisa dikatakan, ini memang bagian dari objektivitas itu sendiri.
Bell menarik napas dalam-dalam, lalu segera menurunkan penanya.
「Utusan yang dikirim oleh Raja Agung Roland Wimbledon tiba di Kota Golden Spike yang setia pada hari ini...」
……
Pinggiran Kota Chishui, Perkemahan Angkatan Darat Pertama.
“Yang Mulia Kaisar, ada surat rahasia dari wilayah timur.”
Nightingale melompat keluar dari kabut, di tangannya masih menggenggam seekor elang keabu-abuan. Yang terakhir mengangkat cakarnya ke arah Roland, menggeram kesal seolah mengeluh surat yang terlalu berat - enam gulungan kertas terikat di cakarnya, hampir memenuhi seluruh ruang di kedua kaki. Baru setelah Nightingale menyodorkan segenggam ikan kering panggang, kurir terbang itu pun tenang.
Hmm, ini sudah tidak bisa disebut surat rahasia lagi.
Roland membuka satu per satu enam lembar kertas yang dipenuhi tulisan rapat, membacanya dengan cepat. Pengirimnya adalah Kapak Besi, isi utamanya laporan rutin pascaperang dan situasi strategis.
Bagian awal persis seperti prediksinya. Pasukan Timur berhasil merebut Kota Golden Spike dengan mudah, mortir menunjukkan kegagahan luar biasa dalam pertempuran. Efisiensi tembakan yang jauh melampaui meriam lapangan seberat dua belas pon membuat musuh tak berdaya bahkan dalam pertempuran pengepungan.
Namun saat membaca bagian akhir, Roland terkaget-kaget, "Hah?"
"Ada masalah di sana?" tanya Nightingale.
"Hmm... sebenarnya bukan masalah, hanya agak aneh," ia menyodorkan lembar kelima, "Lihat bagian ini."
"Membakar penjara bawah tanah bangsawan?" Nightingale langsung menangkap poin penting setelah sekilas membaca, "Ini bukan perintahmu?"
Roland menggelengkan kepala, "Bukan. Aku hanya bilang urusan militer Timur sepenuhnya tanggung jawabnya."
“Lalu… apa yang aneh?” dia bertanya bingung, “Mengingat dia punya wewenang penuh, tindakan apapun yang diambil seharusnya normal, bukan? Apalagi para birokrat itu sendiri bermaksud jahat, selama ini belum juga menyerah pada Anda. Sekarang bukan hanya berhasil dibersihkan sepenuhnya, tapi juga bisa memberantas tikus. Ini bisa disebut membunuh beberapa burung dengan satu batu.”
“Pendapatmu juga benar…” Roland mengusap dagunya, tapi di hatinya tetap merasa metode penanganan ini terlalu berlebihan – Wilayah Timur adalah tempat tinggal permanen Pangeran Kedua. Menaklukkan kota hanyalah langkah pertama, persaingan terselubung dengan bangsawan yang menyerah akan menjadi fokus selanjutnya. Oleh karena itu, dia menyerahkan sebagian besar pejabat pemula hasil didikan Balai Kota ke wilayah timur, dan menunjuk Kapak Besi yang berasal dari suku pasir sebagai komandan pasukan garis timur, tepat untuk menghadapi jaringan hubungan rumit antar bangsawan.
Menurut perkiraannya, setelah Kapak Besi merebut Kota Golden Spike untuk membersihkan musuh, sembilan dari sepuluh kemungkinan akan mengeluarkan teknik interogasi andalannya hingga tingkat ekstrem – bahkan imam tinggi gereja pun tidak tahan dengan hukuman kejam orang Mokin ini, apalagi bangsawan-bangsawan manja itu. Melalui interogasi berdarah dan eksekusi langkah demi langkah, pengaruh lama bangsawan akan dihancurkan, sehingga tatanan baru dapat dibangun.
Sedangkan membakar habis-habisan langsung, tampaknya kurang sesuai dengan gaya Kapak Besi.
Roland berpikir sejenak, lalu memutuskan untuk melemparkan keheranan kecil ini ke tengkuknya. Dia akan menanyakan hal ini nanti setelah dua pasukan bergabung - bagaimanapun juga seperti kata Nightingale, efek kobaran api ini luar biasa memuaskan. Keluarga besar langsung ketakutan, sudah tidak peduli lagi dengan wilayah kekuasaan mereka, dan mulai beramai-ramai melarikan diri ke luar negeri.
Dengan kecepatan ini, Haifeng County dan wilayah-wilayah lain seharusnya sepenuhnya berada di bawah kendali Balai Kota dalam sebulan. Awalnya dikira situasi front timur akan mengalami kebuntuan lama, tapi sekarang justru menunjukkan tren melebihi kemajuan front barat.
