Setiap senja tiba, Wade akan berangkat untuk melakukan patroli.
Kebanyakan waktu ia akan berkeliling Kota Tanpa Musim Dingin dengan dua-tiga bawahan. Sesekali ia bertindak sendiri - secara teori jabatannya sekarang sebagai Menteri Kepolisian, pejabat ketiga di Badan Keamanan Kerajaan sudah tidak mengharuskannya melakukan patroli secara langsung. Namun dibandingkan duduk di kantor menyusun strategi, ia lebih menyukai sensasi terjun langsung ke lapangan.
Sudah setahun setengah sejak kedatangannya di kota wilayah barat ini. Dua hal yang paling membekas padanya: Pertama, kota ini berkembang dengan kecepatan luar biasa. Dulunya ia hanya butuh setengah jam untuk mengelilingi kota, kini waktu yang dibutuhkan minimal dua kali lipat, belum termasuk pelabuhan selatan dan sawah di timur.
Kedua, penegakan hukum di Kota Tanpa Musim Dingin bisa dibilang luar biasa. Tindak kriminal yang paling sering terjadi adalah pencurian dan perkelahian - namun kedua hal ini juga yang paling serius. Kejahatan seperti pembunuhan, perampokan, atau penculikan jarang terjadi, mungkin hanya sekali dalam sebulan. Bukan berarti tidak ada sama sekali, terutama setelah gelombang pengungsi membanjiri kota, situasi keamanan sempat memburuk. Namun berkat kerjasama departemen kepolisian dengan Aliansi Penyihir Perempuan, tren kriminal berhasil dibendung dengan cepat.
Janji Sang Kaisar bahwa "setiap kasus harus terselesaikan" bukanlah omong kosong di sini. Dengan kemampuan retrospeksi A Xia dan kemampuan pelacakan Vanilla, setiap pelanggar hukum takkan luput dari hukuman. Karena risiko kejahatan yang sangat tinggi, biaya yang mahal, serta toleransi nol terhadap "Tikus Selokan", peningkatan keamanan benar-benar bisa dirasakan oleh setiap warga.
"Dia bersikeras patroli setiap hari juga ingin merasakan ketenangan ini - melihat ekspresi santai semua orang berjalan di malam hari, serta tatapan penuh kepercayaan saat memberi hormat padanya, Wade selalu merasakan kebanggaan tak terkira di hatinya."
"Ternyata dirinya pun bisa menjadi manusia seperti ini - seorang penegak hukum yang dihormati, bukan penjahat yang dicaci maki."
"Ini adalah pengalaman yang belum pernah ada di tim patroli sebelumnya."
"Padahal keduanya dibangun dengan tujuan awal yang sama persis, taktik dan tugas pun serupa, namun menghasilkan efek yang sangat berbeda."
"Pada akhirnya, mungkin hanya bisa dikatakan bahwa bakat pangeran ada perbedaan."
"Bos, perlu aku ikut?" Saat melewati balai kota, Shaozi yang baru kembali dari patroli luar menyapa.
"Oh? Hari ini tidak perlu menemani nona itu?"
"Ini... Yang Mulia sudah tahu ya," wajah Shaozi langsung memerah, "sebenarnya... tidak perlu setiap malam bersama."
Perkataan ini memicu gelak tawa dari beberapa orang yang mendengarkan diam-diam.
"Kalau begitu kau harus hati-hati, jangan sampai direbut orang."
"D-diam!"
Wade tersenyum geleng-geleng kepala, "Hari ini aku jalan sendiri saja, kau bereskan dulu lalu pulanglah."
"Kalau... baik, terima kasih Bos!"
Memandang siluet tubuh Shaozi yang bersemangat, ia merasa terharu. Dulu saat meninggalkan Kota Golden Spike sendirian, pernah terpikir hidupnya mungkin akan terus seperti itu, mana menyangka bisa mencapai pencapaian seperti sekarang. Mungkin setelah membantu Ayah Kakusim membeli rumah tetangga, seharusnya ia juga mencari pendamping hidup.
"Namun tepat saat Wade baru saja keluar dari Balai Kota, suara alarm mencekam tiba-tiba bergema di udara kota."
"Wu——wu——"
Ekspresi wajahnya berubah drastis.
Suara ini benar-benar berbeda dari lonceng peringatan yang digunakan sebelumnya, mulai dari berat hingga lantang, berulang tanpa henti, serangan berkelanjutan—sekali didengar takkan pernah terlupakan. Ini mewakili level kewaspadaan tertinggi Kota Tanpa Musim Dingin, bahkan selama Bulan Iblis yang panjang tak pernah terdengar sekalipun. Faktanya, dia hanya pernah berlatih simulasi terkait ini, ini pertama kalinya mendengarnya secara nyata.
Sesuai peraturan, saat terompet peringatan tertinggi berbunyi, Kota Tanpa Musim Dingin akan memberlakukan jam malam. Semua gerbang kota harus ditutup total, polisi bertugas mengosongkan jalan, sementara Angkatan Darat Pertama akan bergerak ke garis pertahanan.
"Bos!" Beberapa orang termasuk Shaozi berlari keluar dari kantor.
Wade menoleh ke belakang, melihat seluruh balai kota terhenti seketika. Semua orang tertegun tak berkutik di tempat, seolah kebingungan.
Yang Mulia Kaisar saat ini sedang memimpin pasukan besar merebut kembali Kerajaan Greycastle, karena ini mustahil merupakan latihan!
Apa sebenarnya yang terjadi hingga garnisun mengeluarkan peringatan sekeras ini?
Sial, justru sekarang adalah saat pertahanan Kota Tanpa Musim Dingin paling lemah!
Dia mengeratkan gigi, berteriak kencang, "Apa masih bengong? Semua bergerak! Shaozi, panggil semua yang sedang liburan! Huotou, bawa sisa orang ikut aku ke tembok kota! Lakukan persis seperti saat latihan, mengerti!"
Teriakan menggelegar bagai guruh ini bukan saja membangunkan anggota polisi, tapi juga menyadarkan para pejabat administrasi di aula.
"Ya, saya mengerti!"
Balai Kota langsung sibuk, namun Wade yang sudah tak punya waktu untuk mengurus birokrat itu segera memimpin pasukan polisi keluar dari area kastil.
Melihat penduduk dengan wajah bingung di jalanan, kepalanya langsung pusing tujuh keliling.
Karena sistem alarm tertinggi baru ditetapkan tahun ini, bahkan belum pernah diadakan latihan kesiapan seluruh kota. Mungkin Yang Mulia Roland selaku perancangnya tak menyangka akan menghadapi situasi darurat secepat ini. Tapi karena sudah terjadi, ini jelas menjadi kesalahan pasukan penjaga. Andai dia yang memutuskan, pasti akan membunyikan lonceng peringatan sekaligus, mengosongkan jalanan dari warga yang masih berkeliaran.
Tapi sekarang bukan saatnya mengeluh. Wade bertepuk tangan menarik perhatian warga sekitar, "Dengar baik-baik! Segera pulang ke rumah, jangan berlama-lama di jalan! Ini alarm serangan musuh, ulangi - segera pulang sekarang!"
"Pulang sekarang, jangan menunda!" Huotou dan yang lain ikut berseru.
Beruntung, departemen polisi selama ini cukup dipercaya warga. Ditambah dinas kota yang telah berkali-kali mensosialisasikan prosedur standar menghadapi alarm. Mendengar peringatan itu, orang-orang mulai berduyun menuju kompleks perumahan.
Demikianlah, sambil terus berseru, rombongan ini akhirnya tiba di tembok pertahanan perbatasan.
Di puncak tembok terlihat prajurit-prajurit yang telah siap siaga. Panji-panji berkibar di bawah cahaya senja, artileri di podium tinggi telah membuka penutupnya. Laras panjang meriam mengarah ke padang rumput luas di depan, seolah siap memberikan pukulan mematikan kapan saja. Melihat pemandangan ini, Wade merasa lebih tenang.
Selama Angkatan Darat Pertama ada, berapapun jumlah musuh, mereka akan menjadi garis pertahanan yang tak tergoyahkan.
Ini telah terbukti melalui berbagai pertempuran.
Dengan cepat, polisi mulai mengamankan lokasi dan menjaga ketertiban... Yang membuatnya bingung, meski alarm siaga tertinggi masih bergema di langit kota, mengapa wilayah padang rumput dan hutan Barat terasa sunyi senyap?
Di manakah musuh sebenarnya?
Sementara itu, di ruang rapat kastil pangeran, sekelompok orang lain justru terlibat perdebatan sengit.
"Hanya karena omong kosong penyihir perempuan yang tidak jelas asal-usulnya, kita langsung mengaktifkan alarm tertinggi?" Barov menatap Wendy dengan ragu, "Apa kau tahu berapa banyak kerugian dan masalah yang akan timbul? Belum lagi apakah wanita bernama Lorka ini bisa dipercaya. Jika saya tidak salah dengar, dasarmu hanyalah mimpi delusinya saat kehilangan kesadaran! Menghentikan separuh Kota Tanpa Musim Dingin hanya karena ini? Terlalu berlebihan! Bagaimana saya harus menjelaskan ini kepada Yang Mulia Kaisar jika tugas tidak terlaksana?"
