Empat hari kemudian, seluruh pejabat tinggi yang memiliki akses komunikasi di wilayah utara dan Hermes berkumpul di perkemahan di pinggiran Kota Suci.
"Perintah darurat berkumpul" jelas memicu perhatian semua orang, namun tak seorang pun menunjukkan panik. Baik staf maupun perwira garis Barat hanya menebak apakah Yang Mulia Kaisar memiliki target baru. Diskusi serupa berhenti tiba-tiba saat Raja Penakluk memasuki tenda dengan wajah berat.
"Aku mengumpulkan kalian untuk membicarakan hal penting," Roland mengetuk meja, "Kita harus kembali ke Kota Tanpa Musim Dingin."
Perintah singkat ini seketika menimbulkan keributan di antara yang lain.
Saat pertama kali menerima surat rahasia, dia belum bertekad bulat. Bagaimanapun, semua konten surat berasal dari Lorka Fireburn seorang diri. Meski mengejutkan, tak ada bukti lain. Tentang penyebab pertemuan kebetulan dengan iblis, surat itu juga tidak menjelaskan detail. Ditambah gerak-gerik pasukan iblis yang tidak jelas, dan perubahan rencana tempur yang kompleks, membuatnya ragu sesaat.
Namun dalam beberapa hari berikutnya, Roland justru menerima beberapa surat langsung dari Wilayah Barat - Melihat berbagai Kurir Hewan yang berdebu, barulah ia sadar masalah ini luar biasa.
Benar, surat kedua dan ketiga mencatat kabar Lorka terluka diselamatkan, ucap-ucap iblis, serta alarm Kota Tanpa Musim Dingin. Surat keempat dan kelima berisi intelijen penyihir perempuan Pulau Tertidur tiba, serta ketidakharmonisan internal. Setiap peristiwa layak dilaporkan. Menurut urutan pengiriman seharusnya surat belakangan datang duluan, tapi kenyataannya justru terbalik seluruhnya.
Dari sini bisa terlihat bahwa seiring meningkatnya urgensi intelijen, kurir yang bertugas mengirimkan pesan juga semakin tinggi tingkatannya, sehingga surat rahasia yang dikirimkan belakangan justru tiba pertama kali.
Berdasarkan beberapa surat ini, Roland akhirnya memahami garis besar situasi secara keseluruhan. Peta khusus petir yang disebutkan dalam surat rahasia ketiga juga dikonfirmasi dari pihak kedua - Lorka memang pergi ke sekitar reruntuhan Takira, dan berencana melatih keterampilannya di sana dengan mengalahkan Iblis dan makhluk jahat untuk meningkatkan tingkat pertarungannya.
Dengan demikian, keandalan intelijen ini terjamin.
Keteguhan Serigala Betina ini juga membuatnya tak bisa menahan perasaan terharu.
Mungkinkah nada persuasinya saat pertemuan pertama terlalu keras, sehingga merangsangnya?
Untungnya hasil akhirnya bagus, Benih Simbiosis Rimu berhasil menyelamatkan nyawa Lorka, keberadaan Iblis juga diketahui lebih awal - Jika menunggu hingga musim gugur untuk kembali ke Tanpa Musim Dingin, mungkin musuh sudah mengokohkan posisi di wilayah liar.
Hanya dengan prestasi ini, memberinya Penghargaan Kontribusi Luar Biasa pun tidak berlebihan. Mungkin setelah kembali, kita harus memenuhi keinginan pecinta pertarungan ini dengan mempersenjatainya menjadi unit serangan balik berkekuatan tinggi otomatis - peningkatan seperti ini setidaknya lebih cepat daripada melatih keterampilan.
“Asal usul peristiwa adalah demikian,” Roland menyampaikan informasi kunci dari surat rahasia dengan ekspresi khidmat, memandang yang hadir di lokasi, “Mengingat situasi telah berubah, Rencana Serangan Dua Sisi terpaksa dihentikan lebih awal. Mulai hari ini, semua pasukan bersiap untuk bergerak cepat, mundur secara bertahap dari Kota Suci. Sementara saya akan berangkat lebih dahulu, berusaha kembali ke Kota Tanpa Musim Dingin dalam waktu sesingkat mungkin.”
Suasana di lokasi langsung menjadi tegang. Sebagian besar peserta meski pernah mendengar tentang Iblis, dan tahu mereka adalah musuh besar Greycastle bahkan umat manusia, namun belum pernah benar-benar bertarung dengan musuh. Mereka merasa bingung dengan tiba-tibanya perintah ini, sementara belum tahu bagaimana menanggapinya.
Roland juga memahami betapa mengejutkannya kabar ini, sehingga tidak mendesak jawaban. Ia menunggu dengan diam proses pencernaan informasi dan perenungan mereka.
Setelah beberapa saat, perwira staf Sir Silter mengacungkan tangan, “Yang Mulia Kaisar, apakah intelijen ini... bisa diandalkan?”
“Baik segellapis Soraya maupun Kurir Hewan Mitang, keduanya bukanlah sesuatu yang mudah dipalsukan,” tegas Roland, “Meski belum dilakukan verifikasi ulang, namun mengingat sulitnya mendekati Iblis, ini bisa dianggap sebagai situasi mencurigakan khusus.”
“Lalu... bagaimana dengan Fajar?” Duke Malam Abadi mengajukan pertanyaan krusial.
“Manusia harus diselamatkan—Greycastle tidak akan pernah meninggalkan sekutu mana pun.” Roland menatap Andrea yang tampak khawatir, “Selain itu, Dewa Fajar juga harus membayar konsekuensi. Amarah Wimbledom mungkin terlambat, tetapi tidak pernah absen. Namun hal ini tidak ada hubungannya dengan Angkatan Darat Pertama, aku akan mengatur ini setelah rapat.”
Melihat tekadnya yang tak tergoyahkan, semua orang pun diam. Tahap berikutnya adalah ia memberikan perintah spesifik, menyusun skema, sementara yang lain melaksanakan.
Bergerak cepat bukan hal asing bagi Angkatan Darat Pertama. Operasi militer yang bukan bertujuan merampok membuat pasukan ini bisa melakukan serangan atau mundur secara teratur. Bahkan jika Roland pergi terlebih dahulu, tidak perlu terlalu khawatir.
Pengangkutan logistik dan personel di Kota Suci Lama maupun Baru menjadi tanggung jawab bersama Balai Kota tingkat dua wilayah utara yang baru berdiri dan Duke Kant. Isabella juga akan tetap di pos sampai proses transfer selesai. Dengan kehadirannya dan 「Komite Biarawati Baru」 di pos penting, ditambah penjaga pasukan garnisun wilayah utara, sisa-sisa gereja praktis kehilangan kesempatan merebut daerah ini. Dataran Tinggi Hermes kini telah menjadi bagian dari wilayah Greycastle.
Mengenai organisasi baru yang dinamai Roland, dan telah ditanamkan serangkaian koreksi sejarah seperti "Uskup Agung adalah perampas kekuasaan", "Pengkhianat merusak perjanjian", "Penyihir perempuan difitnah", "Iblis adalah musuh sejati" – apakah organisasi ini dapat sepenuhnya menggantikan gereja lama dan menjadi alat untuk mengukuhkan kekuasaannya, bisa diamati perlahan di kemudian hari. Prioritas utamanya sekarang adalah memulihkan tatanan Kota Suci agar tidak berubah menjadi wilayah kematian sebelum Perang Makna Ilahi dimulai.
Instruksi di atas sebagian besar sudah diimplementasikan bahkan sebelum surat rahasia tiba, sekarang hanya perlu dipercepat pelaksanaannya. Satu-satunya hal yang perlu dijelaskan secara detail hanyalah rencana serangan terhadap Fajar.
Setelah rapat berakhir, Roland menahan Andrea sendirian.
"Anggota utama Angkatan Darat Pertama harus kembali mempertahankan Kota Tanpa Musim Dingin, jadi rencana harus sedikit dimodifikasi," ujarnya langsung ke pokok persoalan.
"Yang Mulia tak perlu khawatir. Dengan Yang Mulia Tili dan saudari-saudari dari Pulau Tertidur, Kota Tanpa Musim Dingin pasti akan terlindungi," kata penyihir berambut emas itu meski terlihat cemas, "Lagipula Yang Mulia sudah berusaha maksimal. Jika memang tidak bisa, tak perlu memaksakan diri."
"Kau salah..." Roland menggelengkan kepala, "Justru tanpa campur tangan Angkatan Darat Pertama, masalah ini akan terselesaikan lebih cepat – Apakah kau pikir aku menginginkan kepala Anpein Moa? Kastil dan ksatria-nya bisa menyelamatkannya? Apalagi aku tidak bisa membiarkan Otto Loxi mengorbankan nyawanya secara sia-sia."
"Terselesaikan lebih cepat?" Andrea tertegun, "Mungkinkah Yang Mulia ingin——"
“Justru ini yang sulit,” sudut mulut Roland naik, “Meyakinkan mereka tidak mudah, mengingat musuh seumur hidup ada di depan mata. Mereka sudah tidak sabar ingin kembali bertempur terakhir melawan iblis.” Ia berhenti sejenak, “Lima puluh Penyihir Hukuman Dewa setara dengan lima puluh Orang Luar Biasa. Bahkan di era Persatuan, ini adalah kekuatan yang tak bisa diremehkan. Di dunia ini selain saya, tak ada yang bisa menahan serangan mereka. Saat Batu Hukuman Dewa dan pedoman ksatria menjadi tak berguna, nyawa Ampion sudah mulai dihitung mundur.”
