Faktanya , beberapa masalah kunci yang sebelumnya dibahas Roland, setelah transportasi langsung menyusul adalah kekuatan pertahanan udara .
Sebagai seseorang yang pernah menyaksikan perang modern , pentingnya keunggulan udara terukir dalam pikirannya bagai keyakinan - karena luasnya langit , pihak yang unggul bisa memilih serang dari arah mana pun dan waktu kapan saja. Sebelum radar ada, serangan seperti ini hampir mustahil dihindari . Tanpa kemampuan pertahanan udara yang andal , membangun basis tembakan meriam di bawah pengawasan Iblis sama dengan mengigau .
Kini dia bisa memastikan, setelah Lorka melarikan diri ke Kota Tanpa Musim Dingin, Iblis telah berkali-kali mendekati perbatasan Wilayah Barat. Jika tidak, mereka tak mungkin menyimpulkan bahwa ini adalah kota dengan mayoritas penduduk biasa, dan mencoba mengulang taktik ancaman seperti pada Perang Makna Ilahi pertama.
Namun baik pos pengawas di Pegunungan Jurang, maupun Penyihir Hukuman Dewa yang melakukan pengintaian di garis depan, sama sekali tidak mendeteksi. Jika Sylvie tidak mengambil alih tugas kewaspadaan, mungkin Angkatan Darat Pertama baru akan bereaksi saat musuh sudah muncul di luar tembok kota.
Ini telah membuktikan dengan jelas bahwa dalam kondisi teknologi saat ini, langit yang luas akan menjadi celah terbesar garis pertahanan Kota Tanpa Musim Dingin.
Bagaimanapun, konsep angkatan udara masih terlalu mustahil dibayangkan untuk era ini.
Sejak mengetahui Iblis memiliki Fearful Beast yang bisa terbang, Roland terus mempertimbangkan pertahanan udara. Sayangnya tak ada yang meramalkan Iblis akan muncul begitu cepat, sehingga rencana Garis Pertahanan Terjepit, jaringan telepon, dan pengembangan senjata baru belum ada yang benar-benar tuntas.
Kinerja Angkatan Darat Pertama yang tidak membuahkan hasil tidak membuatnya terkejut. Sebagai senjata transisi, Roda Raksasa Senapan masih berguna untuk mengisi area buta tembakan meriam dan senapan mesin, serta membersihkan medan perang. Namun kelemahannya semakin jelas - tekanan laras yang terbatas menyebabkan akurasi rendah dan jangkauan pendek. Tanpa petugas isi ulang khusus, sarang peluru berkapasitas lima butir membuat daya tembak per satuan waktu sangat terbatas, tidak ideal untuk strategi tempur pasukan penyebar. Ditambah kehilangan tumpuan stabil saat menembak ke udara dan ketidakmampuan menyesuaikan kesalahan melalui titik jatuhnya peluru, tingkat akurasinya bisa ditebak.
Meningkatkan kondisi ini dalam waktu singkat bukanlah hal mustahil. Cara termudah adalah melakukan modifikasi berdasarkan poin-poin di atas.
Proses eliminasi bertahap Roda Raksasa Senapan dan penggantian dengan senapan bolt-action baru telah masuk dalam rencana. Sebelumnya beberapa komponen masih memerlukan proses dari Anna, sehingga hanya dipasok terbatas untuk tim penembak jitu. Namun dengan digunakannya generasi baru mesin bubut dan pekerja yang semakin familiar dengan metode pembuatan baru, perakitan bisa dilakukan tanpa bergantung pada penyihir perempuan. Begitu tingkat produk yang baik terjamin, peningkatan kapasitas produksi bagian ini bukanlah masalah besar.
Tapi mengandalkan beberapa pucuk senapan untuk pertahanan udara terasa memaksakan. Dibanding Roda Raksasa, senapan bolt-action memang meningkatkan akurasi dan jangkauan, tapi kecepatan tembak justru menurun. Peluru berpendar dengan struktur rumit juga sulit ditanggung oleh lini produksi peluru yang sudah beroperasi maksimal. Bahkan jika teknologi mulai dikembangkan sekarang, mungkin Xie Yue sudah lewat saat produksi massal stabil tercapai.
Oleh karena itu, senapan bolt-action hanya bisa berfungsi sebagai bantuan, Angkatan Darat Pertama masih membutuhkan senjata anti-udara khusus.
Rute sistem kendali tembak mutakhir menurut perkiraan Roland hampir mustahil, sehingga aliran hujan peluru menjadi satu-satunya pilihannya.
Metode paling efektif adalah memodifikasi senapan mesin berat Mark Tipe Satu menjadi senapan mesin anti-pesawat - ini juga praktik umum dalam sejarah, tanpa menambah beban produksi dan logistik, cukup dengan merancang sistem penyangga serbaguna dan bidikan, kemampuan pertahanan ketinggian rendah pun dapat diperoleh.
Alasan sebelumnya Roland memilih laras pendinginan udara daripada pendinginan air saat mendesain Mark Tipe Satu adalah untuk mempermudah modifikasi di kemudian hari.
Senapan mesin berat memiliki kecepatan tembak tinggi, jangkauan jauh, daya hancur besar, dengan lintasan peluru yang relatif stabil dalam jarak pendek - cocok untuk melawan Iblis liar yang memiliki jangkauan lempar terbatas. Dua pucuk senapan mesin Mark Tipe Satu yang bisa menembak ke udara mungkin akan mengubah hasil pertempuran jika Iblis menyerang tembok kota.
Setelah menutup rapat, Roland tidak langsung kembali ke kantor, melainkan mengunjungi Akademi Aritmatika terlebih dahulu.
Kompleks baru ini terletak di ujung selatan area kastil, berhadapan dengan laboratorium kimia tetangga. Mayoritas anggotanya berasal dari komunitas astrologi, namun di bawah pengaruh lingkaran cahaya ilmu para bijak, belakangan banyak warga ibu kota yang telah menyelesaikan kursus pendidikan dasar memilih bekerja di akademi ini - jumlah pelamarnya bahkan 10-20% lebih banyak daripada yang mendaftar ke asosiasi alkimia.
Roland menduga ini mungkin karena seringnya ledakan di laboratorium kimia.
Sarjana Ang menyambutnya di aula utama.
Setelah melakukan ritual penghormatan, Sang Kepala Astrolog dengan gejolak semangat mengungkapkan kedalaman dan keindahan matematika.
"Yang Mulia Kaisar, mohon maafkan sikap tak sopanku. Buku 《Geometri Analitik》 yang Baginda berikan sebelumnya benar-benar karya dewa! Tak pernah kubayangkan suatu hari dunia akan terlihat sejelas ini - ini tidak terkait dengan kecerahan mata, melainkan cara berpikir seseorang. Bahkan ketika aku menua dan mataku rabun, tak bisa lagi memandang bintang-bintang, dunia ini tetap jelas. Seperti rambut keriting Baginda saat ini, di mataku hanyalah angka dan simbol murni, juga jubah dan sepatu panjang Baginda..."
Melihat sang astrolog tak kunjung berhenti, Roland terpaksa memotongnya, "Apakah Anda sudah menguasai semua materi dalam buku itu?"
"Saya tidak berani memastikan, tapi sebagian besar seharusnya sudah dipahami," Misan Xing mengerutkan emosinya, "Selama setengah tahun ini, selain tugas penghitungan yang Baginda berikan, kami semua sibuk dengan pekerjaan besar: merekam ulang semua bintang yang pernah diobservasi dalam bentuk persamaan. Untuk ini kami membuat koordinat langit, dan memastikan「Bintang Penghancur Dunia」- yang Baginda sebut Bulan Merah, benar-benar tak bergerak lagi."
Dulu Roland masih memantau Bulan Merah, karena kedatangannya menandai dimulainya Perang Makna Ilahi. Namun kini para iblis sudah muncul, memantau bintang penanda hitung mundur ini menjadi tak berarti.
"Ada tugas penghitungan baru yang perlu kalian kerjakan secepat mungkin," ia langsung menuju inti permasalahan, "Tapi kali ini bukan sekadar aritmatika sederhana, harus ada kerja sama tim dengan Angkatan Darat Pertama untuk menyelesaikan masalah nyata."
"Maksud Baginda seperti menyusun tabel tembak artileri waktu itu?"
“Lebih rumit,” Roland menggelengkan kepala, “Kalian harus membuat alat yang bisa memprediksi gerakan target dengan bantuan pengrajin. Alat ini dikendalikan oleh dua persamaan yang saling mempengaruhi, satu menggambarkan perpindahan arah horizontal, yang lain menggambarkan perpindahan arah vertikal. Saya punya garis besar desainnya, tapi parameter spesifik perlu kalian tentukan setelah pengujian lapangan.”
Ini merupakan prototipe sederhana alat bidik anti-pesawat - dengan memasukkan parameter seperti arah pelayaran target, jarak, dll., dapat memberikan sudut elevasi dan sudut depan yang diperlukan pada laras senjata, sehingga menciptakan hujan peluru di jalur terbang musuh untuk menghalangi serangan udara. Tidak memerlukan perangkat elektronik, strukturnya sepenuhnya mekanis dengan operasi manual, hanya membutuhkan tabel tembak yang telah dihitung sebelumnya dan pengetahuan dasar aljabar geometri.
