"Apa ini?" Suara gemerisik terdengar, Cakar Harimau menguap sambil mendekat, "Surat?"
Taring Ular buru-buru mendorong wajahnya menjauh, khawatir air liurnya menetes ke surat pemberitahuan, "Kenapa, kamu tidak tidur lagi?"
"Lapar, mau makan." Cakar Harimau mengusap perutnya.
"Kalau begitu kamu rebus air dulu, sekalian buatkan aku semangkuk bubur gandum."
"Oh," jawabnya, "Kamu belum menjawab pertanyaanku tadi."
Dengan pasrah Taring Ular menjelaskan, "Ini kartu identitas dan surat penerimaan kerja."
“Oh?” Mata Cakar Harimau berbinar, tubuhnya yang baru saja menjauh kembali mendesak mendekat. Ia menyandarkan leher Taring Ular dengan lengan dan mengguncangnya penuh semangat, “Akhirnya Balai Kota mengeluarkan kartu identitasmu? Haha... Ini patut dirayakan! Buat apa makan bubur gandum lagi, ayo kita ke pasar beli ikan kering dan jamur untuk direbus!”
“Aku masih menabung.”
“Aku bisa pinjami dulu,” kata Cakar Harimau dengan sikap acuh, “Kau sudah mengidamkan ini begitu lama, mustahil tak merayakannya dengan makan enak – Lagipula, apa katamu saat aku dapat kartu identitas dulu?”
Sekarang Taring Ular tahu ia tak bisa menolak.
Karena postur tubuhnya yang besar, Cakar Harimau sering menyelesaikan pekerjaan dua orang sekaligus. Setelah mendapat jatah mangsa cukup, semangatnya semakin berkobar. Ia kemudian diperhatikan mandor dan dipilih sebagai tokoh teladan tim demolisi ketiga. Gajinya naik drastis, ditambah hadiah uang yang tepat untuk uang muka pembelian kamar.
Para migran perbatasan akan mendapat dokumen identitas resmi setelah memiliki tempat tinggal stabil. Maka saat Cakar Harimau menerima kunci kamar dan kartu identitas, Taring Ular tak hanya merencanakan pesta meriah, tapi juga memindahkan semua alas tidur dan pakaian ke rumah semennya.
“Aku tahu!” rengeknya, “Sebentar lagi aku pergi beli, puas?!”
“Hah, janji!” Cakar Harimau memanjat kembali ke ranjang dengan wajah puas, mulai mencari pakaian yang pantas dikenakan keluar. “Ngomong-ngomong, pemberitahuan apa lagi itu?”
“Surat penerimaan tim proyek rel kereta api，” Taring Ular menarik napas dalam-dalam，“Aku segera akan bekerja di wilayah liar di luar perbatasan.”
“Apa?” Tangan Cakar Harimau berhenti bergerak，“Kapan kau mengajukan ini? Mengapa tidak memberitahuku sebelumnya?”
“Bagaimana jika kau nekat ikut denganku? Rumah ini jadi tidak ada yang merawat dong?”
“Siapa yang mau ikut? Bukan... Kenapa aku harus pergi ke tempat berbahaya itu?” Cakar Harimau meninggikan suara，“Bukankah kau tahu kejadian baru-baru ini di kota? Ada iblis berkeliaran di sana!”
Beberapa hari terakhir isu serangan iblis di tembok perbatasan memang ramai diperbincangkan. Pertama, alarm berbunyi bertubi-tubi, lalu monster aneh jatuh ke dalam kota, dan perayaan mendadak yang digelar malam itu benar-benar membuat suasana bergemuruh seperti wajan mendidih!
Yang Mulia Roland secara terbuka mengumumkan eksistensi musuh dari ras asing, dan menekankan bahwa wilayah liar itu awalnya bukanlah daerah tak berpenghuni! Tempat itu dulunya adalah permukiman manusia dengan nama indah: Dataran Subur. Hanya karena gangguan bergiliran dari makhluk jahat dan iblis, manusia perlahan mundur ke wilayah Empat Kerajaan yang sekarang.
Sebagian dari para pengungsi itu kemudian membentuk cikal bakal gereja. Mereka menggambarkan musuh sebagai entitas mahakuasa, bahkan menghubungkannya dengan penyihir perempuan. Ini jelas omong kosong yang lahir dari ketakutan. Fakta membuktikan, meski iblis licik dan berwujud mengerikan, mereka bisa dikalahkan. Kemenangan Kota Tanpa Musim Dingin ini adalah buktinya.
Untuk membuka wilayah baru sekaligus melindungi Kota Tanpa Musim Dingin dari serangan, Yang Mulia Kaisar memutuskan mulai hari ini akan bergerak maju ke wilayah liar untuk merebut kembali tanah air manusia! Pernyataan ini memicu sorak-sorai berkepanjangan, ditambah dengan bubur daging dan daging panggang yang dibawa Angkatan Darat Pertama, suasana di alun-alun seketika mencapai puncak.
Dalam lima hari berikutnya, di manapun orang pergi selalu terdengar diskusi tentang hal ini, termasuk di tim konstruksi. Topik paling panas adalah perbandingan mana yang lebih hebat antara Iblis dan makhluk jahat, serta apakah Kota Tanpa Musim Dingin harus melakukan ekspansi ke barat laut. Bersamaan itu, Balai Kota mengumumkan serangkaian informasi rekrutmen, termasuk pembangunan rel kereta api di Hutan Persembunyian.
Taring Ular tidak terlalu mempedulikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini. Baginya, setelah mendengar penjelasan Yang Mulia, pengetahuannya tiba-tiba menjadi jelas seperti ada ruang kosong di kepalanya. Dulu dia tidak pernah memikirkan asal-usulnya atau tujuan hidupnya. Sekarang dia baru mengerti bahwa mereka semua adalah migran dari "wilayah liar" itu. Selain Empat Kerajaan, dunia ini masih sangat luas - Dataran Subur saja sudah menyamakan beberapa Greycastle, namun itu pun masih belum mencapai batas.
Satu hal lain yang menarik perhatiannya adalah perlakuan istimewa dalam perintah rekrutmen tersebut.
“Ide kamu adalah yang terbanyak di antara kita, jadi menurutku seharusnya kamu berpikir lebih jelas daripada kami.” Cakar Harimau berbalik menggenggam lengannya, “Iblis sama sekali tidak semudah yang dibayangkan semua orang. Jika mereka benar-benar rapuh, Bagaimana mungkin bisa mengusir manusia dari tempat tinggal sebelumnya? Menurut penjelasan Yang Mulia Kaisar, itu mencapai ratusan kota dengan jutaan penduduk!”
“Aku tentu tahu, karena itulah alasan aku mengajukan permohonan keanggotaan.” Taring Ular tak bergeming, “Tiga puluh lima koin serigala perak per bulan, gaji dibayar di muka selama setengah tahun, dan kualifikasi pembelian kamar ganda—jika melewatkan kesempatan ini, tidak tahu kapan akan ada lagi.”
“Kamar ganda lagi…” Cakar Harimau menyentak sudut mulutnya, “Kamu benar-benar sangat peduli dengan hal itu ya.”
“Omong kosong,” Taring Ular mengepal tinju, “Tidak hanya menyediakan air panas secara terpisah, tapi juga memiliki dapur dan toilet yang terpisah, barulah itu disebut kediaman sejati!”
Meski gajinya sedikit lebih rendah dari lawannya, tabungannya sekarang sudah mencapai satu koin naga emas. Alasan belum membeli rumah sampai sekarang justru karena mengincar kamar ganda di area perumahan kota dalam—sejak melihat seperti apa rumah mandornya, dorongan ini telah berakar dalam pikirannya. Hanya saja uang muka untuk yang terakhir lebih tinggi, membutuhkan pembayaran tiga koin naga emas sekaligus.
Dan yang paling penting, Taring Ular tidak mengungkapkan bahwa tidak seperti kamar tunggal yang harus ditiduri berdua, kamar ganda memungkinkan 「orang lain」 untuk tidur dengan nyaman juga.
Melihat Cakar Harimau masih ingin berkata-kata, dia menggelengkan kepala memotong pembicaraan lawannya, "Aku tahu ini agak sembarangan, tapi pernahkah ada waktu tidak sembarangan saat menjadi tikus? Satu-satunya perbedaan hanyalah, dulu meski sembarangan, sembilan dari sepuluh kemungkinan tetap tidak mendapat apa-apa; setidaknya sekarang, imbalan sudah bisa dipastikan. Kalian mungkin menganggap otakku bagus, tapi di Kota Tanpa Musim Dingin ini tak ada gunanya. Jika hanya ingin aman, kenapa dulu kita harus datang ke wilayah asing ini?"
"Lagipula berdebat pasti tak akan menang melawanmu," Cakar Harimau mengangkat tangan menunjukkan sikap menyerah, "Yang penting kamu sudah mempertimbangkan matang-matang."
"Tenang saja, aku belum sampai level hanya memikirkan keuntungan tanpa merenungkan harga," Taring Ular membentangkan tangannya, "Tim proyek ini tidak hanya dilindungi Angkatan Darat Pertama, katanya sebagian penyihir perempuan juga ikut mendampingi. Bahkan jika bertemu iblis, kita tak perlu mengangkat bambu dan sekop menyerbu. Secara keseluruhan, relatif aman."
"Semoga seperti yang kau katakan," gerutu Cakar Harimau, "Aku cuci muka dulu, perut sudah keroncongan. Karena kamu mengajukan pekerjaan dengan gaji lebih tinggi dariku, kali ini makan siang tak boleh terlalu irit."
Taring Ular menunjukkan ekspresi penghinaan.
Saat lawannya pergi membersihkan diri, dia membuka kertas ketiga - lalu tertegun sejenak.
Yang ternyata adalah dokumen kontrak pengalihan.
Isi utamanya adalah, apa pun yang terjadi, Balai Kota tidak akan menyerap gaji dan hadiah lain yang seharusnya dibagikan. Jika mengalami nasib buruk dalam proyek luar negeri, penanda tangan dapat memilih satu orang sebagai penerima alih kepemilikan harta. Saat kontrak mulai berlaku, pihak tersebut akan menerima pemberitahuan dari Balai Kota.
Ia menutup mata, siluet cahaya beberapa orang bermunculan di pikirannya... Joe, Aoi, Cakar Harimau... Terakhir, gambarnya berhenti pada seorang gadis kecil berkulit putih.
Taring Ular mengambil karbon arang, perlahan menulis nama itu di bagian kosong kontrak.
Polos.
